Anda di halaman 1dari 7

Fitri Wijayanti, Oktafany, M.

Ricky Ramadhian, Fitria Saftarina, dan Eka Cania|Kejadian Low Back Pain (LBP)
pada Penjahit Konveksi di Kelurahan Way Halim Kota Bandar Lampung

Kejadian Low Back Pain (LBP) pada Penjahit Konveksi di Kelurahan


Way Halim Kota Bandar Lampung
Fitri Wijayanti1, Oktafany2, M. Ricky Ramadhian3, Fitria Saftarina4, Eka Cania5
1 Mahasiswa,, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2 Bagian Ilmu Pendidikan Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
3 Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
4 Bagian Ilmu Kedokteran Okupasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
5 Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Low Back Pain (LBP) a da lah salah satu gangguan muskuloskeletal akibat dari ergonomi ya ng salah. 90% k a s us LB P b u ka n
di s ebabkan oleh kelainan organik, melainkan o l eh k es a la ha n p os is i tu buh d a la m b ekerja . B ebera pa f a ktor ya n g
berhubungan dengan kejadian LBP meliputi karakteristik i ndividu misalnya usia, jenis kelamin, Indeks Ma ssa Tubu h ( IMT) ,
ti nggi badan, kebiasaan olahraga, lama kerja dan posisi kerja. penelitian i ni bertujuan untuk mengetahui hub ung a n p os i s i
duduk dan lama duduk terhadap kejadian LBP pada penjahit konveksi. Populasi penelitian i ni a da la h s el uruh p enja hi t
konveksi A da n B di Kelurahan Wa y Halim Bandar La mpung pada ta hun 2016 dengan jumlah 43 p e kerja ya ng te rma s uk
da l am kriteria insklusi. Metode penelitian i ni merupakan penelitian analitik deskriptif dengan pendekatan cross s e cti onal
ya ng di lakukan pada penjahit konveksi di kelurahan Way Halim, Kota Bandar La mpung, dengan cara melakukan obs erva s i ,
wa wa ncara, pengisian kuesioner dan pemeriksaan fisik tes laseque. Teknik pengambilan s ampel menggunakan metode total
sampling. Da ta dianalisis menggunakan uji chi square α=5%. D a ri p enel i ti a n i ni d i da p a tka n h a s il re s pon den ya ng
mengeluhkan LBP a kibat posisi duduk membungkuk sebanyak 20 res ponden (46,5%) dan lama duduk s tatis ≥4 jam sebanyak
20 res ponden (46,5%). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan ya ng b erma k na a n ta ra
l a ma duduk dan posisi duduk responden terhadap kejadian LBP pa da penjahit konve ks i d i Kel u ra h a n W a y H a l i m Ko ta
Ba ndar Lampung.

Kata kunci: La ma Duduk, LBP, Posisi Duduk.

The Incidence of Low Back Pain at Tailor Convection in Housing


Way Halim Bandar Lampung
Abstract
Low Ba ck Pa in (LBP) is one of the musculoskeletal disorders resulting from wrong ergonomics. 90% o f LB P ca s es a re n ot
ca us ed by organic a bnormalities, excluded by errors in body position at work. Several factors related to LB P e ve nts w ere
published, for example individual characteristics, gender, body mass index (BMI), height, exercise habits, length of work and
work position. The aim of this study was to study the relations hi p b etw een s i tti ng a nd l ong s i tti ng p os i ti o n to th e
occurrence of LBP i n convection tailors. The population of this study were all A a nd B co nve cti on ta i l ors i n W a y H a l i m
Ba ndar Lampung Village in 2016 wi th 43 workers included i n the i ncl us i on cri teri a . Th e m ethod o f th i s re s ea rch i s
des criptive a nalytic research using cross sectional conducted at ta ilor convection i n Way Halim villa ge, B a n da r La m pu ng
ci ty, by conducti ng observations, i nterviews, filling out questionnaires a nd physical exami nations l aseque test. The sampling
technique uses the total sampling method. Data were analyzed using the chi sq uare α=5%. From this study, th e re s ul ts o f
res pondents who complained about LBP due to a bent sitting position were 20 responden ts ( 46.5% ) a nd a l on g s i tti n g
s ta tistic ≥4 hours as many as 20 res pondents (46.5%). Based on these results i t ca n b e co ncl uded tha t t h e re i s a l ong
rel a tionship between and respondent's seat to the occurrence of LBP i n convection ta ilors in Way H a l im Vi l l ag e, B a nda r
La mpung Ci ty.

Keywords: LBP, Prol onged Sitting, Sitting Position.

Korespondensi: Fi tri Wi jayanti, a lamat Wisma Putri Lumbok Seminung 1 Jl n. Abdul Muis 14b Bandar La mpung
HP: 0895605981366, ema il: fi triwijayanti_23@yahoo.com.

Pendahuluan menyebabkan intensitas olahraga dan gerak


Low back pain merupakan salah satu semakin berkurang. Hal ini akan menyebabkan
gangguan muskuloskeletal akibat dari otot-otot punggung dan perut akan menjadi
ergonomi yang salah. Gejala utama low back lemah).1 Berdasarkan diagnosis yang telah
pain adalah rasa nyeri di daerah tulang dilakukan oleh tenaga kesehatan, prevalensi
belakang bagian punggung. Secara umum penyakit muskuloskeletal di Indonesia sebesar
nyeri ini disebabkan karena peregangan otot 11,9% dan berdasarkan gejala prevalensi
dan bertambahnya usia yang akan penyakit muskuloskeletal di Indonesia

Medula|Volume 8|Nomor 2|Februari 2019|82


Fitri Wijayanti, Oktafany, M. Ricky Ramadhian, Fitria Saftarina, dan Eka Cania|Kejadian Low Back Pain (LBP)
pada Penjahit Konveksi di Kelurahan Way Halim Kota Bandar Lampung
mencapai 24,7%. Sedangkan, prevalensi Berdasarkan hasil survei peneliti
penyakit muskuloskeletal di Lampung bersama pengelola konveksi di lokasi konveksi
mencapai 18,9%.2 setempat, penjahit yang mengeluhkan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan , kejadian LBP sebanyak 34,8% yaitu 15 dari 43
Beberapa faktor risiko penting terkait dengan orang, itu merupakan peningkatan persentase
kejadian NPB yaitu faktor individu (usia, je nis pada kejadian muskuloskeletal di Lampung
kelamin, IMT, masa kerja, kebiasaan merokok, sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui
riwayat pendidikan, kesegaran jasmani, hubungan posisi duduk dan lama duduk
riwayat terkait penyakit rangka dan riwayat terhadap kejadian LBP pada penjahit konveksi
trauma).3,4 Faktor lain berhubungan dengan di Kelurahan Way Halim Bandar Lampung.
pekerjaan (beban kerja, posisi kerja, repetisi
dan durasi) dan lingkungan fisik (getaran dan Metode
kebisingan).5 Penelitian ini merupakan penelitian
Faktor risiko yang dapat mempengaruhi kuantitatif dengan desain studi cross sectional,
timbulnya low back pain antara lain umur, karena pada penelitian ini variabel
jenis kelamin, indeks massa tubuh (IMT), masa independen dan variabel dependen diukur
kerja, dan kebiasaan olahraga.1 Posisi dan pada waktu yang sama.8 Penelitian ini
lama duduk dalam bekerja sering diabaikan, dilakukan di lokasi penjahit konveksi A dan
padahal kondisi ini penting karena konveksi B di Kelurahan Way Halim Bandar
mengandung prinsip ergonomik. Pada Lampung pada bulan Desember 2016.
lingkungan tempat kerja, duduk merupakan Populasi penelitian ini adalah seluruh penjahit
satu dari empat aktivitas yang umum konveksi A dan B di Kelurahan Way Halim
dilakukan. Dua komponen terkait saat duduk Bandar Lampung pada tahun 2016 dengan
yaitu, posisi dan lama duduk. Duduk bekerja jumlah 43 pekerja dengan teknik pengambilan
mendatangkan gangguan saat bekerja yang total sampling.
dikenal dengan repetitive strain injury (RSI); Adapun cara pengambilan data pada
salah satu RSI yang sering terjadi saat duduk penelitian ini adalah dengan menyebarkan
ialah LPB.6 kuesioner kepada responden, melakukan
Sebagai contoh pekerjaan yang dapat pemeriksaan fisik diagnostik berupa tes
menyebabkan gangguan muskuloskeletal lassegue dan pencatatan hasil pengukuran
adalah menjahit. Di Indonesia, menjahit pada formulir lembar penelitian dan
merupakan pekerjaan yang telah ditekuni pengamatan posisi responden pada saat
baik individu maupun usaha konveksi. Dal am bekerja. Kemudian hasil diolah dengan
melakukan pekerjaan, pekerja beresiko menggunakan program pengolah data dan
mendapat kecelakaan ataupun penyakit dianalisis dengan analisis univariat untuk
akibat kerja. Hal ini dapat terjadi karena menentukan distribusi dan frekuensi vari abel
pekerja sering mengalami posisi duduk dan bebas dan variabel terikat serta analisis
lama duduk yang tidak sesuai sehingga terjadi bivariat dengan uji statistik Chi-square dengan
keadaan postur yang kaku dan beban otot batas kemaknaan p<α (α=0,05). Data yang
yang statis. Aktivitas yang terlalu telah dianalisis disajikan dalam bentuk tabel
menggunakan gerak ke depan maupun distribusi dan narasi untuk membahas hasil
membungkuk, mengangkat beban berat penelitian.
secara tidak tepat, maupun bekerja dengan
posisi duduk dalam jangka waktu yang lama Hasil
kemungkinan merupakan faktor yang dapat Berdasarkan hasil penelitian data
menyebabkan nyeri pada bagian anggota sebaran responden selengkapnya disajikan
badan, punggung, lengan, bagian persendian, dalam Tabel 1.
dan jaringan otot lainnya.7

Medula|Volume 8|Nomor 2|Februari 2019|83


Fitri Wijayanti, Oktafany, M. Ricky Ramadhian, Fitria Saftarina, dan Eka Cania|Kejadian Low Back Pain (LBP)
pada Penjahit Konveksi di Kelurahan Way Halim Kota Bandar Lampung
Tabel 1. Karakteristik Responden
Responden Frekuensi Presentase (%)
Usia (Tahun)
<30 18 41,9%
≥30 25 58,1%
Tota l 43 100,0%
Jenis Kelamin
La ki -Laki 37 86,0%
Perempuan 6 14,0%
Tota l 43 100,0%
IMT
<25 38 88,4%
≥25 5 11,6%
Tota l 43 100%
Masa Kerja
≤5 ta hun 16 37,2%
>5 ta hun 27 62,8%
Tota l 43 100%

Berdasarkan Tabel 1. dapat diketahui dengan IMT <25 (88,4%) dan masa kerja >5
bahwa jumlah responden yang berusia ≥30 tahun (62,8%). sisanya IMT ≥25 (11,6%) dan
tahun lebih dominan dibandingkan usia <30 massa kerja ≤5 tahun (37,2%).
tahun. mayoritas jenis kelamin laki-laki

Tabel 2. Analisis Univariat


Variabel Frekuensi Presentase (%)
Lama Duduk
≥4 jam 36 83,7%
<4 jam 7 16,3%
Total 43 100%
Posisi Duduk
Membungkuk 29 67,4%
Tegak 14 32,6%
Total 43 100,0%

Berdasarkan Tabel 2. dapat diketahui lebih banyak dibandingkan dengan responden


bahwa lama duduk responden ≥4 jam (83,7%) yang mengalami posisi duduk tegak (32,6%).
lebih banyak dibandingkan yang mengalami Pada analisis bivariat didapatkan
lama duduk <4 jam (16,3%). Responden hubungan antara variabel bebas yaitu posisi
dengan posisi duduk membungkuk (67,4%) duduk dan lama duduk terhadap kejadian LBP
sebagai berikut.

Tabel 3. Analisis Bivariat


Kejadian LBP
Variabel Ya Tidak Total p
N % n % n %
Posisi Duduk
Membungkuk 20 46,5 6 14,0 26 60 0,006
Tegak 6 14,0 11 25,6 17 39,5
Total 26 60,5 17 39,5 43 10
Lama Duduk
≥4 jam 20 46,5 8 18,6 28 65,1 0,045
<4 jam 6 14,0 9 20,9 15 34,9
Total 26 60,5 17 39,5 43 100

Berdasarkan Tabel 3 didapatkan hasil membungkuk mengalami kejadian LBP


bahwa responden dengan posisi duduk sebanyak 20 responden (46,5%), sedangkan

Medula|Volume 8|Nomor 2|Februari 2019|84


Fitri Wijayanti, Oktafany, M. Ricky Ramadhian, Fitria Saftarina, dan Eka Cania|Kejadian Low Back Pain (LBP)
pada Penjahit Konveksi di Kelurahan Way Halim Kota Bandar Lampung
responden dengan posisi duduk tegak dengan hasil penelitian pada posisi kerja
mengalami kejadian LBP sebanyak 6 menunjukkan pekerja pengolahan bandeng
responden (14,0%), sehingga dapat presto Kelurahan Bandengan Kecamatan
disimpulkan bahwa responden dengan posisi Kendal bekerja dengan posisi duduk kerja
duduk membungkuk mengalami kejadian LBP yang tidak ergonomi (75,9%) yang terdiri dari
lebih banyak dibandingkan responden dengan posisi kaki menekuk (100%), leher condong ke
posisi duduk tegak. Hasil analisis bivariat depan >200 (96,6%) dan punggung
dengan menggunakan uji chi- square membungkuk condong ke depan >200
menunjukkan nilai p 0.006 yang berarti (94,8%), maka pekerja berisiko mengalami
menerima H1 dan menolak H0, sehingga keluhan LBP. 10 Hasil penelitian ini juga sejalan
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan dengan penelitian yang dilakukan pada
bermakna antara posisi duduk dengan pekerja pengrajin perak di Desa Celuk,
kejadian LBP. Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianya
Berdasarkan Tabel 3. didapatkan hasil ditemukan bahwa posisi duduk membungkuk
bahwa responden dengan lama duduk ≥4 jam berisiko 2,58 kali lebih tinggi mengalami NPB
mengalami kejadian LBP sebanyak 20 dibandingkan dengan mereka yang bekerja
responden (46,5%), sedangkan responden tidak dengan posisi duduk membungkuk. 11
dengan lama duduk <4 jam mengalami Penelitian menyatakan bahwa Faktor
kejadian LBP sebanyak 6 responden (14,0%), risiko ergonomi yang ditemukan terkait
sehingga dapat disimpulkan bahwa responden dengan LBP adalah total jam per minggu kerja,
dengan lama duduk ≥4 jam mengalami duduk postur saat mengemudi dan cukup
kejadian LBP lebih banyak dibandingkan ruang kerja.12 Terjadi nyeri lebih sering pada
responden dengan lama duduk <4 jam. saat posisi duduk membungkuk dan tegak
Hasil analisis bivariat dengan karena pada posisi ini otot-otot erektor spi na
menggunakan uji chi square menunjukkan lebih sering berkontraksi sehingga lebih cepat
nilai P 0,045 yang berarti menerima H1 dan terjadi ketegangan yang berlebihan. Mobilitas
menolak H0, sehingga dapat disimpulkan dan fleksibilitas juga berkurang pada
bahwa terdapat hubungan yang bermakna ligamentum longitudinal anterior dan
antara lama duduk dengan kejadian LBP. posterior. Hal yang sama terjadi pada jaringan
ikat di vertebra, yang bila terjadi gangguan
Pembahasan akan menyebabkan nyeri. Secara struktural,
Pada penelitian ini ditemukan jaringan ikat terdiri dari tiga golongan
hubungan yang bermakna antara faktor komponen; sel, serat, dan substansia dasar.
individu yaitu posisi duduk (p=0,006) dan lama Berbeda dari jaringan lain yang mempunyai
duduk (p=0,045). Posisi kerja ergonomi adalah komponen utama sel, unsur pembentuk
posisi kerja sesuai dengan prinsip ergonomi, utama dari jaringan ikat ialah matriks
pada penelitian ini ergonomi yang dipakai ekstrasel. Matriks ekstrasel terdiri dari
pada posisi duduk. Posisi ergonomi duduk kombinasi berbagai serat protein (kolagen,
yaitu posisi istirahat didukung oleh bokong retikulin, elastin) dan substansia dasar. Se rat-
atau paha dimana badan lebih atau kurang serat ini, terutama serta kolagen, membentuk
tegak.9 tendo, aponeurosis, simpai organ, dan
Hasil analisis bivariat dengan membran pembungkus sistem saraf pusat
menggunakan uji chi square menunjukkan (meningen).13
nilai P 0,006 yang berarti menerima H1 dan Pada umumnya lama kerja seseorang
menolak H0, sehingga dapat disimpulkan telah ditetapkan 6-8 jam dalam seharinya.
bahwa terdapat hubungan yang bermakna Jumlah waktu kerja yang efisien dalam
antara posisi duduk dengan kejadian LBP. Hal seminggu antara 40-48 jam yang terbagi
ini sejalan dengan hasil penelitian yang dalam 5 atau 6 hari kerja dan maksimum
menyebutkan bahwa 77,8% responden waktu kerja tambahan yang masih efisien
dengan posisi duduk tidak ergonomi adalah 30 menit.14 Lama kerja dapat
mengalami LBP.1 Penelitian lain bahwa berpengaruh terhadap cadangan energi
terdapat hubungan posisi kerja terhadap LBP sehingga perlu diimbangi dengan istirahat
pada pekerja pengolahan bandeng presto yang cukup yang akan mengembalikan energi
Kelurahan Bandengan Kecamatan Kenda yang hilang selama bekerja. 10 Penelitian yang

Medula|Volume 8|Nomor 2|Februari 2019|85


Fitri Wijayanti, Oktafany, M. Ricky Ramadhian, Fitria Saftarina, dan Eka Cania|Kejadian Low Back Pain (LBP)
pada Penjahit Konveksi di Kelurahan Way Halim Kota Bandar Lampung
telah dilakukan menyatakan bahwa waktu Penelitian ini sejalan dengan penelitian
duduk berhubungan positif dengan intensitas yang dilakukan pada pekerja industri geplak di
LBP kalangan pekerja kerah biru yang Yogyakarta, bahwa tidak terdapat hubungan
berdasarkan Analisis regresi logistik yang bermakna antara jenis kelamin dengan
multivariat menunjukkan hubungan positif kejadian LBP.21,23 Hal tersebut dikarenakan
yang signifikan antara total waktu duduk (pe r pada pekerja penjahit konveksi lebih dominan
jam) dan intensitas LBP tinggi.15 laki-laki dibandingkan dengan perempuan,
Penelitian ini serupa dengan penelitian sehingga lebih banyak terjadi faktor risiko LBP
yang telah dilakukan yakni lama duduk ≥4 jam pada laki-laki dibandingkan dengan
19,21
didapatkan 58,7% yang mengalami nyeri perempuan.
punggung, sedangkan <4 jam didapatkan 7,1% Pada penelitian ini didapatkan bahwa
yang mengalami nyeri punggung dan responden dengan masa kerja >5 tahun lebih
penelitian lain menyatakan bahwa 84 % banyak dibandingkan responden dengan masa
pekerja bekerja dengan lama kerja ≥4 jam kerja ≤5 tahun. Penelitian ini sesuai dengan
mengalami keluhan LBP Sehingga dapat penelitian sebelumnya yang telah dilakukan
disimpulkan bahwa lama duduk berhubungan bahwa responden dengan masa kerja >5
dan merupakan faktor resiko terhadap LBP. 16 tahun lebih banyak dibandingkan masa kerja
Pada penelitian ini juga ditemukan ≤5 tahun yang mengalami kejadian LBP. 22
faktor risiko yang sesuai dengan teori dan 4 Berdasarkan teori, Terlalu lama duduk
penelitian lainnya yang dapat menimbulkan menyebabkan penambahan beban.
low back pain, yaitu faktor usia (≥30 tahun = Penambahan beban yang bersifat kontinu
58,1%) dan jenis kelamin (laki-laki=86,0%). mengakibatkan gangguan dan bila terlalu lama
Berdasarkan teori, pada umumnya keluhan tidak ditangani dengan benar dapat
otot sekeletal mulai dirasakan pada usia ke rja menyebabkan kerusakan jaringan pada
25-65 tahun. Keluhan pertama biasanya segmen vertebra, terutama segmen vertebra
dirasakan pada usia 35 tahun dan tingkat lumbalis. Duduk lama meningkatkan
keluhan akan terus meningkat sejalan dengan kecenderungan berposisi duduk statis, yang
bertambahnya umur. Hal ini terjadi karena mengakibatkan oksigenasi ke diskus,
pada umur tersebut, kekuatan dan ketahanan ligamentum, otototot, dan jaringan lainnya
otot mulai menurun, sehingga resiko terjadi terganggu, sehingga timbul rasa nyeri atau
keluhan otot meningkat.17 tidak nyaman di area punggung bawah. 6
Prevalensi meningkat terus menerus dan Pada penelitian ini didapatkan bahwa
mencapai puncaknya antara usia 35 hingga 55 responden dengan kelompok tidak obesitas
tahun. Semakin bertambahnya usia seseorang, memiliki risiko lebih tinggi terhadap ke jadian
risiko untuk menderita LBP akan semakin LBP dibandingkan dengan kelompok obesitas.
meningkat karena terjadinya kelainan pada Hal tersebut terjadi karena faktor risiko
diskus intervertebralis pada usia tua. 28 Pada terjadinya LBP tidak hanya mengacu pada
penelitian ini didapatkan bahwa responden permasalahan berat badan saja, melainkan
dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak faktor-faktor lain juga dapat berperan.
dibandingkan responden dengan jenis kelamin Berdasarkan teori, Tulang belakang
perempuan. Penelitian ini sesuai dengan terutama daerah lumbal memegang peranan
penelitian sebelumnya yang dilakukan bahwa penting dalam menahan beban tubuh .mereka
responden dengan jenis kelamin laki-laki lebih yang memiliki proporsi tubuh normal, maka
banyak dibandingkan jenis kelamin beban pada tulang belakangnya juga dalam
perempuan.19 batas yang normal. Beban yang berlebihan di
Berdasarkan teori, secara fisiologis tulang belakang jugaakan meningkatkan
kemampuan otot wanita lebih rendah tekanan di diskus invertebrate menyempit.
daripada pria. Pada wanita keluhan ini seri ng Hal ini akan memperbesar kemungkinan
terjadi misalnya pada saat mengalami siklus terjepitnya serabut saraf yang keluar dari
menstruasi, selain itu proses menopause juga foramen intervertebrata dan pembulu darah
dapat menyebabkan kepadatan tulang kecil yang memperdarahi daerah lumbal. Otot
berkurang akibat penurunan hormon yang dipersarafi diperdarahi oleh pembulu
esterogen sehingga memungkinkan terjadinya darah yang terjepit tersebut akan menurun
nyeri pinggang.20 kemampuannya dalam melakukan kontraksi

Medula|Volume 8|Nomor 2|Februari 2019|86


Fitri Wijayanti, Oktafany, M. Ricky Ramadhian, Fitria Saftarina, dan Eka Cania|Kejadian Low Back Pain (LBP)
pada Penjahit Konveksi di Kelurahan Way Halim Kota Bandar Lampung
dan relaksasi. Kelelahan otot lebih cepat Mekanik Kronik Pada Karyawan Bank.
timbul dan terjadilah nyeri.23 Jurnal Biomedik. 2013;5(1):S98-104.
Pada penelitian ini didapatkan 7. Susanti, Zulfadhli, Mahdinursyah. Analisis
responden yang mengalami LBP lebih banyak Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada
dibandingkan dengan responden yang tidak Penjahit di Kecamatan Kuta Malaka
mengalami LBP. Penelitian sebelumnya Kabupaten Aceh Besar. Jurnal kesehatan
dilakukan pada penjahit vermaks levis Ilmiah Nasuwakes. 2014;7(1):104-11.
menunjukkan risiko terjadi LBP yaitu 56,9%, 8. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian
artinya bahwa mereka berada pada risiko Kesehatan. Jakarta: Rineke Cipta; 2007.
terjadinya LBP. Besarnya angka kejadian LBP 9. Nurmianto. E. Ergonomic Konsep Dasar
pada responden dipengaruhi oleh faktor usi a, Dan Aplikasinya Edisi Pertama, Jakarta:
masa kerja, berat beban kerja maupun posisi Candimas Metropole; 1996.
bekerja.24 Berdasarkan teori, 90% kasus LBP 10. Warapsari DL, Sugiyanto Z, Hartini E.
bukan disebabkan oleh kelainan organik, Hubungan Posisi Kerja dan Waktu Kerja
melainkan oleh kesalahan posisi tubuh dal am Terhadap Nyeri Pinggang Bawah (Low
bekerja.25 Back Pain) Pada Pekerja Pengolahan
Bandeng Presto Kelurahan Bandengan
Simpulan Kecamatan Kendal Tahun 2014: Skripsi.
Berdasarkan hasil penelitian dan Semarang: Fakultas Kesehatan
pembahasan dapat disimpulkan sebagai Universitas Dian Nuswantoro; 2014.
berikut: 11. Padmiswari, N. K. S. & Griadhi, I. P. A.
1. Terdapat hubungan antara posisi duduk Hubungan Sikap Duduk dan Lama Duduk
dengan kejadian low back pain (LBP) pada Terhadap Keluhan Nyeri Punggung Bawah
penjahit konveksi di Kelurahan Way Pada Pengrajin Perak di Desa Celuk,
Halim Bandar Lampung. Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar.
2. Terdapat hubungan antara lama duduk E-Jurnal Medika. Gianyar. 2017;6(2):1-10.
dengan kejadian low back pain (LBP) pada 12. Fadhli MZK, Humairah NHR1, Khairul
penjahit konveksi di Kelurahan Way NMI1, Kaswandi MA, Junaidah Z.
Halim Bandar Lampung. Ergonomic Risk Factors and Prevalence of
Among Bus Drivers. Austin Publishing
Daftar Pustaka Group: Austin Journal of Musculoskeletal
1. Umami AR, Hartatnti RI, Dewi A. Disorders; 2016.
Hubungan Antara Karakteristik 13. Sarkar PA, Shigli AL. Ergonomics in
Responden dan Sikap Kerja Duduk general dental practice. People’s Journal
dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah of Scientific Research. 2012;5(1):56-9.
Pada Pekerja Batik Tulis. e-Jurnal Pustaka 14. Nurmianto E. Ergonomi Konsep Dasar dan
Kesehatan. Semarang. 2014;2(1):72-8. Aplikasinya. Surabaya: Guna Widya; 1998.
2. Balitbang Kemenkes RI. Riset Kesehatan 15. Gupta N, Christiansen CS, Hallman DM,
Dasar. RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Korshoj M, Carneiro IG, Holtermann A. Is
Kemenkes RI; 2013. Objectively Measured Sitting Time
3. Lionel, K. A. Risk Factors For Chronic Low Associated with Low Back Pain? A Cross-
Bck Pain . Journal Community Medicine Sectional Investigation in the Nomad
and Health Education. 2014;4(2):1-4. study [Research Article]. Plos One; 2015.
4. Alhalabi, M. S., Alhaleeb, H. & Madani , S. 16. Pusparini AD. Faktor-Faktor yang
Risk factors associated with chronic low Berhubungan dengan Kejadian Low Back
back pain in Syria. Avicenna Journal of Pain Pada Buruh Tani Persemaian
Medicine. 2015;5(4):110-6. Permanen Modern Balai Pengelolaan
5. Almoallim, H., Alwafi, S. & Albazli, K. A Daerah Sungai Way Seputih Way
Simple Approach of Low Back Pain. Sekampung: Skripsi. Bandar lampung:
International Journal of Clinical Medicine. Fakultas Kedokteran Universitas
2014;5:1087-98. Lampung; 2016.
6. Pirade A, Angliadi E, Sengkey L.S. 17. Tarwaka. Manajemen dan Implementasi
Hubungan Posisi Dan Lama Duduk K3 di Tempat Kerja Ergonomi Industri.
Dengan Nyeri Punggung Bawah (NPB) Surakarta: Harapan Press; 2014.

Medula|Volume 8|Nomor 2|Februari 2019|87


Fitri Wijayanti, Oktafany, M. Ricky Ramadhian, Fitria Saftarina, dan Eka Cania|Kejadian Low Back Pain (LBP)
pada Penjahit Konveksi di Kelurahan Way Halim Kota Bandar Lampung
18. World Health Organization. Low Back Krakatau Steel di Cilegon Banten. Karya
Pain. Priority Medicines for Europe and Ilmiah. Surakarta: Universitas
The World; 2013. 81:671-6. Muhammadiyah Surakarta; 2012.
19. Ahmad A, Budiman F. Hubungan Posisi 23. Munir S. Analisis Nyeri Punggung Bawah
Duduk Dengan Nyeri Punggung Bawah Pada Pekerja Bagian Final Packing dan
Pada Penjahit Vermak Levis di Pasar T Part Supply di PT. X Tahun 2012: Tesis.
Tanah Pasir Kelurahan Penjaringan Jakarta; Universitas Indonesia; 2012.
Jakarta Utara Tahun 2014. Forum Ilmiah. 24. Silviyani V, Susanto T, Asmaningrum N.
2014;11(3):412-20. Hubungan Posisi Bekerja Petani Lansia
20. Andini F. Risk Factors of Low Back Pai n i n dengan Resiko Terjadinya Nyeri Punggung
Workers. J.Majority. Universitas Bawah di Wilayah Kerja Puskesmas
Lampung. 2015;4(1):12-9. Sumberjambe Kabupaten Jember. Artike l
21. Hutomo WY. Hubungan Posisi Kerja Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa.
Duduk dan Membungkuk dengan Jember: Universitas Jember; 2013.
Kejadian Nyeri Punggung Bawah pada 25. Putranto TH, Djajakusli R, Wahyuni A.
Pekerja di Industri Geplak Bantul Hubungan Postur Tubuh Menjahit
Yogyakarta: skripsi. Surakarta: Universitas Dengan Keluhan Low Back Pain Pada
Sebelas Maret; 2012. Penjahit di Pasar Sentral Kota Makassar:
22. Ayuningtyas S. Hubungan Antara Masa Skripsi. Makassar: Universitas
Kerja Dengan Risiko Terjadinya Nyeri Hasanuddin; 2014.
Punggung Bawah Pada Karyawan PT.

Medula|Volume 8|Nomor 2|Februari 2019|88

Anda mungkin juga menyukai