PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekitar 80% dari populasi kehidupan seseorang akan mengalami nyeri
punggung bawah atau Low Back Pain (LBP). Menurut Jones B sebanyak 80%
populasi orang dewasa dalam rentang hidupnya akan mengalami nyeri
punggung bawah. Salah satu nyeri yang paling sering terjadi di dunia adalah
nyeri punggung bawah (NPB), yang dirasakan di daerah lumbal atau
lumbosakral, dapat berupa nyeri lokal, radikular atau keduanya (Harkian,
2014). Low Back Pain (LBP)) merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal
akibat dari ergonomi yang salah. Gejala utama Low Back Pain (LBP) adalah
rasa nyeri di daerah tulang belakang bagian punggung. Secara umum nyeri ini
disebabkan karena peregangan otot dan bertambahnya usia yang akan
menyebabkan intensitas olahraga dan gerak semakin berkurang. Hal ini akan
menyebabkan otot-otot punggung dan perut akan menjadi lemah (Umami et al.,
2013).
Faktor risiko yang dapat mempengaruhi timbulnya Low Back Pain (LBP)
antara lain umur, jenis kelamin, indeks massa tubuh (IMT), massa kerja, dan
kebiasaan merokok (Umami et al., 2013). Penyebab Low Back Pain (LBP)
yang paling sering adalah duduk terlalu lama, sikap duduk yang salah, postur
tubuh yang tidak ideal, aktivitas yang berlebihan, serta trauma.
Duduk merupakan salah satu sikap tubuh menopang batang badan bagian
atas oleh pinggul dan sebagian paha yang terbatas pergerakannya untuk
mengubah posisinya lagi. Selama ini duduk telah menjadi topik yang kompleks
oleh para peneliti Low Back Pain (LBP). Lamanya duduk dan sikap duduk
merupakan subtopik yang erat kaitannya dengan Low Back Pain (LBP)
(Harkian ddk, 2014)
1
2
Menurut Lis dkk, 2007, tidak ada bukti nyata dari penelitian-penelitian
yang telah ada bahwa duduk lama dapat berdiri sendiri sebagai faktor resiko
yang signifikan untuk Low Back Pain (LBP), kecuali jika dikombinasikan
dengan sikap duduk yang salah dan getaran pada tubuh maka mungkin akan
meningkatkan resiko berkembangnya Low Back Pain (LBP). Namun oleh
Samara, 2004 dikatakan bahwa duduk lama merupakan penyebab tersering
timbulnya Low Back Pain (LBP) dengan angka kejadian pada orang dewasa
39,7 – 60 %. Low Back Pain (LBP) disebut berkaitan dengan duduk selama
lebih dari 4 jam. Sejumlah penelitian lain juga menunjukkan keterkaitan antara
lama duduk Low Back Pain (LBP). Penelitian Wetz, 2001 menyatakan bahwa
prevalensi sesaat Nyeri punggung bawah sebesar 12,6 % pada orang yang
sering bekerja duduk selama lebih dari 4 jam, 1,2 % kadang-kadang duduk, dan
25,9 % jarang duduk dengan waktu kurang dari 2 jam. Orang yang bekerja
dengan posisi duduk selama setengah hari waktu kerja atau lebih memiliki
risiko relatif 1,6 untuk terjadinya nyeri punggung bawah.
Penelitian yang dilakukan oleh Samara dkk, 2004 menyatakan bahwa
duduk selama 1,5 sampai 5 jam mempunyai risiko 2,35 kali lebih besar untuk
terjadinya Low Back Pain (LBP). Penelitian dengan metode potong-lintang
yang juga dilakukan oleh Samara dkk, 2004 pada 246 subyek di pabrik “X”
Cikarang, diketahui bahwa sikap duduk membungkuk menambah risiko
terjadinya Low Back Pain (LBP) 2,58 kali lebih besar.
Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan pada pegawai di
STIKes Muhammadiyah Palembang didapatkan 5 responden yang
diwawancarai 3 diantaranya mengalami nyeri di daerah sekitar pinggang atau
punggung bawah, 2 responden mengatakan nyeri sudah dirasakan selama ±1
tahun tetapi tidak terlalu sering dengan posisi duduk terlalu membungkuk
kedepan serta posisi tubuh terkadang miring kiri atau kanan.
Berdasarkan latar belakang di atas, diketahui bahwa posisi duduk memiliki
hubungan dengan kejadian Low Back Pain (LBP). Penelitian tentang hubungan
sikap duduk dengan Low Back Pain (LBP) di Indonesia masih sedikit sehingga
4
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian yang didapat berdasarkan latar belakang
di atas adalah apakah terdapat hubungan posisi duduk dengan kejadian Low
Back Pain (LBP) pada pegawai di STIKes Muhammadiyah Palembang?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan umum penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan posisi
duduk dengan kejadian Low Back Pain (LBP) pada pegawai di stikes
muhammadiyah Palembang
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui posisi duduk pegawai di STIKes Muhammadiyah
Palembang
b. Untuk mengetahui kejadian Low Back Pain (LBP) pada pegawai di
STIKes Muhammadiyah Palembang
c. Untuk mengetahui hubungan posisi duduk dengan kejadian Low Back
Pain (LBP) pada pegawai di STIKes Muhammadiyah Palembang
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini bisa digunakan untuk menambah informasi
mengenai hubungan posisi duduk dengan kejadian Low Back Pain (LBP)
pada pegawai di STIKes Muhammadiyah Palembang.
5
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
peneliti tentang kajian hubungan posisi duduk dengan kejadian Low Back
Pain (LBP) pada pegawai di STIKes Muhammadiyah Palembang .
b. Bagi Responden dapat mengetahui akibat dari aktivitas yang dilakukan
dalam jangka waktu lama misalnya duduk lama dengan posisi yang salah
dapat menyebabkan nyeri punggung bawah.
c. Bagi Institusi Pendidikan Menjadi bahan masukan dan bacaan dalam
proses pembelajaran. Sebagai sumber untuk menambah wawasan bagi
mahasiswa kesehatan.
E. Ruang Lingkup
Penelitian ini termasuk dalam area keperawatan dasar yang dilaksanakan
untuk mengetahui “hubungan posisi duduk dengan kejadian Low Back Pain
(LBP) pada pegawai di STIKes Muhammadiyah Palembang”. Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif dengan melakukan pendekatan cross
sectional. Penelitian ini menggunkan desain survey korelational yaitu dengan
menguraikan dan menjelaskan keadaan variable penelitian untuk mengambil
kesimpulan, variabel dalam penelitian ini adalah posisi duduk sebagai variabel
independen dan kejadian Low Back Pain (LBP) sebagai variabel dependen.
Penelitian ini telah dilakukan pada senin 13 Mei 2019. Teknik pengumpulan
sampel yang digunakan adalah total sampling.
F. Keaslian Penelitian
Table 1.1
Keaslian Penelitian
No Judul/Penulis/Ta Metodelogi Hasil Persamaan Perbedaan
hun
1. Hubungan antara Jenis penelitian Hasil dari Persamaan Perbedaan
Karakteristik yang digunakan penelitian ini dalam desain penelitian
Responden dan yaitu penelitian menunjukkan penelitian, terletak pada
Sikap Kerja Duduk kuantitatif bahwa paling metode variable
dengan Keluhan dengan banyak mengalami pengambilan independen
6
variabel
independen dan
dependen dengan
menggunakan uji
statistik chi-
square.
3. Hubungan Antara Penelitian ini Hasil Persamaan Perbedaan
Lama Dan Sikap menggunakan penelitiandidapatk terdapat pada terdapat pada
Duduk Terhadap desain studi an nilai dseain variable
Kejadian Nyeri cross-sectional significancy penelitian,meto independen,
Punggung Bawah analitik (Asymp. Sig (2- de pengambilan dan tempat
Di Poliklinik Saraf observasional. sided)) data penelitian
Rsud Dokter Lama dan sikap menunjukkan
Soedarso duduk akan angka 0,000
Pontianak. / Yusuf diukur melalui (p<0,05) maka
Harkian, Dyan kuisioner yang dapat dinyatakan
Roshinta Laksmi telah divalidasi bahwa terdapat
Dewi, Iit sebelumnya. hubungan antara
Fitrianingrum / Dilakukan uji lama duduk
2014 hipotesis dengan dengan kejadian
Chi-Square untuk NPB pada pasien
analisis bivariat Poliklinik Saraf
dan uji Koefisien RSUD Dokter
Kontingensi C Soedarso
untuk melihat Pontianak
korelasi.
4. Association Dengan Kelompok Persamaan Perbedaan
between sitting and menggunakan pekerjaan yang terdapat pada terdapat pada
occupationalLBP / MEDLINE menunjukkan metode desain
Angela Maria Lis, (Perpustakaan hubungan terkuat pengambilan penelitian,
Katia M. Black, Kedokteran antara duduk dan data dengan tempat
Hayley Korn, Nasional AS), melaporkan LBP menggunakan penelitian,
Margareta Nordin / HEALTHSTAR, adalah pilot lembar dan tahun
2007 dan CINAHL helikopter (OR = kuisioner. penelitian
sebagai basis data 9,0, 90% CI 4,9-
utama, kuesioner 16,4),
digunakan untuk dibandingkan
mengumpulkan dengan kelompok
data kontrol petugas
yang tidak
terbang. Operator
crane juga
menghadirkan OR
tinggi; mereka
memiliki 3,29 kali
(95% CI 1,52-
7,12) risiko
melaporkan LBP
daripada pekerja
8
A. Tinjauan Teori
1. Konsep Low Back Pain ( LBP)
a. Definisi Low Back Pain ( LBP)
Low Back Pain (LBP) atau nyeri punggung bawah adalah salah
satu gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh
yang kurang baik (Idyan, 2007). Dan merupakan kondisi yang tidak
mengenakkan atau nyeri kronis minimal keluhan 3 bulan disertai adanya
keterbatasan aktivitas yang diakibatkan nyeri apabila melakukan
pergerakan atau mobiliisasi (Noor, 2016). Low Back Pain (LBP) terjadi
di daerah punggung bagian bawah dan dapat menjalar ke kaki terutama
bagian belakang dan samping luar (Jahidin, 2016).
Salah satu gangguan muskuloskeletal akibat dari ergonomi yang
salah ialah Low Back Pain (LBP). Gejala utamanya adalah rasa nyeri di
daerah tulang belakang bagian punggung. Secara umum nyeri ini
disebabkan karena peregangan otot dan bertambahnya usia yang akan
menyebabkan intensitas olahraga dan gerak semakin berkurang. Hal ini
akan menyebabkan otot-otot punggung dan perut akan menjadi lemah
(Umami et al., 2013).
9
10
d) Kebiasaan Merokok
Hubungan antara kebiasaan merokok dengan keluhan otot
pinggang adalah karena nikotin pada rokok dapat menyebabkan
12
Adapun factor lain dari Low Back Pain ( LBP) atau Nyeri pinggang
bawah yaitu Faktor gerakan tubuh yang dapat merupakan beban dinamis
maupun statis bagi punggung seperti berputar, membungkuk, posisi
statis.
Semua faktor pekerjaan berisiko untuk terkena nyeri punggung
bawah,apabila pekerjaan tersebut ada posisi tubuh membungkuk,
berputar,duduk/berdiri yang lama, mengangkat, menarik atau mendorong
beban (Depkes RI,2008).
2. Posisi Duduk
a. Definisi Posisi Duduk
Duduk merupakan salah satu sikap tubuh menopang batang badan
bagian atas oleh pinggul dan sebagian paha yang terbatas pergerakannya
(Lis dkk, 2007). Menurut Wijayanti 2013, Posisi duduk adalah posisi
dimana kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama
bekerja.
Secara umum definisi ergonomi merupakan masalah-masalah
hubungan antara manusia, pekerja dengan tugas-tugasnya serta desain
dari objek yang digunakannya. Setiap aktivitas atau pekerjaan yang
dilakukan, apabila tidak dilakukan secara ergonomis akan mengakibatkan
ketidaknyamanan, biaya tinggi, kecelakaan dan penyakit akibat kerja
meningkat, performansi menurun yang berakibat kepada penurunan
efisiensi dan daya kerja (Tarwaka, 2004)
Posisi duduk yang paling mengikuti prinsip ergonomik saat bekerja
ialah posisi duduk rileks (relax position). posisi duduk rileks dengan
sudut sekitar 90-1200 dianggap memenuhi kriteria duduk yang baik
secara ergonomik (Pirade, 2012).
14
Gambar 1 : Posisi duduk yang benar (seperti pada gambar kedua) dapat
membantu mencegah nyeri punggung (sumber: Khumaerah, 2011).
Kursi kerja yang tidak sesuai juga menyebabkan posisi kerja yang
tidak ergonomis. Posisi kerja yang demikian dapat menimbulkan
pembebanan otot secara statis yang jika terus berlanjut akan menyebabkan
penekanan pada bantalan saraf tulang belakang yang mengakibatkan salah
15
satunya yaitu Hernia Nucleus Pulposus (HNP), yaitu saraf tulang belakang
terjepit sehingga menyebabkan nyeri punggung hebat. Selain itu, pada
tengkuk dapat terjadi Sindroma Miofasial akibat sikap kerja menjahit.
Secara keseluruhan keadaan tersebut dapat mempengaruhi produktivitas
kerja penjahit (Nurmianto dan Ningdyah 2009). Suatu kursi yang tidak
memungkinkan pemakainya untuk menopang kakinya pada permukaan
dengan baik, maka ketidakstabilan tubuh akan meningkat dan tenaga otot
tambahan akan diperlukan untuk menjaga keseimbangan. Makin besar
tingkat tenaga atau kontrol otot yang diperlukan, makin besar pula kelelahan
fisik dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan (Aji, 2007).
Posisi duduk mempengaruhi risiko Nyeri Punggung Bawah karena
Posisi duduk statis yang kurang ergonomis seperti duduk dalam posisi
membungkuk dapat memicu kerja otot yang kuat dan lama tanpa cukup
pemulihan dan aliran darah ke otot terhambat (Aprilia & Tantri, 2016).
Oleh karena itu agar tidak terjadi Nyeri punggung bawah yang makin
parah, maka perlu diperhatikan lama dan sikap duduk yang benar.
Penggunaan penyangga lumbal ketika duduk pada kursi bersandar sangat
membantu mengurangi risiko Nyeri punggung bawah. Untuk mengurangi
resiko nyeri punggung bawah sebaiknya istirahat sejenak dari duduk dengan
berdiri dan relaks. Selain itu aktivitas olahraga untuk mengurangi dan
mencegah Nyeri punggung bawah lebih parah perlu dilakukan (Samara,
2004).
C. Kerangka Teori
Bagan 2.1
Kerangka Teori
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah uraian konsep satu dengan konsep yang lainnya,
atau antara variable satu dengan variable yang lain dari masalah yang akan
diteliti. (Notoatmojo, 2012)
Kerangka konsep dibawah ini dapat dijelaskan bahwa peneliti akan
mengetahui ada tidaknya hubungan posisi duduk dengan kejadian low back
pain pada dosen di Stikes Muhammadiyah Palembang.
Bagan 3.2
Kerangka Konsep
B. Definisi Operasional
21
22
hi 7
standar
posisi
duduk
(Khumaera
h, 2011)
1. Low Nyeri yang Pengisian Kuesione 1. Ya, jika Nominal
back dirasakan kuesioner, r mengala
pain atau oleh wawancar mi nyeri
nyeri seseorang a pada
punggun dengan gejala lumbal
g bawah berupa nyeri 2. Tidak,
khas pada jika tidak
daerah mngalam
lumbal i nyeri
pada
lumbal
(Harkian,
2014 dan
Mahadewa
dkk, 2009)
C. Hipotesis
Ha : Ada hubungan posisi duduk dengan kejadian Low back pain pada
pegawai di STIKes Muhammadiyah Palembang
Ho : Tidak ada hubungan posisi duduk dengan kejadian Low back pain pada
pegawai di STIKes Muhammadiyah Palembang
BAB IV
METODELOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross
sectional. Yaitu suatu metode pengambilan data baik variabel bebas maupun
variabel terikat secara bersamaan. Pada penelitian ini,variabel independen dan
variabel dependen diukur pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2007).
Variabel independen pada penelitian ini yaitu posisi duduk dan variabel
dependennya yaitu Low Back Pain (LBP).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara posisi duduk
dengan kejadian low back pain pada pegawai di STIKes Muhammadiyah
Palembang.
23
24
a. Editing (Memeriksa)
Adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh
para pengumpul data. Peneliti sudah memeriksa kuesioner yang telah
diisi apakah jawaban yang ada sudah lengkap dan jelas.
b. Coding (Memberi Tanda Kode)
Adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dan para respon den
ke dalam bentuk angka/ bilangan. Biasanya klasifikasi di lakukan dengan
cara memberi tanda/ kode berbentuk angka pada masing-masing
jawaban. Dalam penelitian ini, peneliti sudah mengklasifikasikan dan
member tanda atau kode berbentuk angka seperti Jenis kelamin (1=Laki-
laki, 2=Perempuan), Standar Posisi duduk (0=Tidak ergonomic,
1=Ergonomik), Low Back Pain (LBP) (0=Tidak, 1=Ya).
c. Skoring (Pemrosesan Data)
Setelah semua kuesioner terisi penuh dan benar, serta sudah melewati
pengkodean, maka Iangkah selanjutnya adalah memproses data agar data
yang sudah di-entry dapat dianailisis. Pemrosesan data dilakukan dengan
cara meng-entry data dan kuesioner ke paket program komputer. Dalam
penelitian ini skor dengan jawaban: Ya mendapat nilai 1, dan jawaban
Tidak mendapat nilai 0. Skor nilai terendah adalah 0 dan skor nilai
tertinggi adalah 1.
d. Cleaning (Pembersihan Data)
Pembersihan data, lihat variabel apakah data sudah benar atau belum.
Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan kembali
data yang sudah di-enty apakah ada kesalahan atau tidak. Dalam
penelitian ini, peneliti telah memriksa kembali apakah terdapat data yang
missing kemudian dilakukan pembersihan data sehingga tidak terdapat
data yang missing.
e. Mengeluarkan informasi
27
G. Etik Penelitian
Peneliti sebagai yang memerlukan informasi, menempatkan diri lebih
rendah dari pihak yang memberikan informasi atau responden. Maka sebelum
dilakukan pengambilan data atau pembagian kuesioner kepada responden
terlebih dahulu untuk di minta persetujuan (informed consent). Dalam
pengambilan data atau pembagian kuesioner tidak untuk mebatasi hak-hak
responden (Notoatmodjo,2010).
28
30
31
Tabel 5.1
Status Akreditasi Program Studi STIKes Muhammadiyah Palembang
Program Akreditasi No SK BAN- Tanggal Tanggal
Studi PT/LAMPT Kes Berlaku Berakhir
Profesi Ners B 0041/LAM- 21-09-2015 20-09-2020
PTKes/Akr/Pro/IX/20
15
S1 B 027 0013/LAM- 21-09-2015 20-09-2020
Keperawatan PTKes/Akr/Sar/IX/20
15
Laboratorium Terakreditasi - - -
Medis
DIII B 273/SK/BAN- 09-08-2014 08-08-2019
Fisioterapi PT/Akred/Dpl-
III/VIII/2014
DIII Kesling B 273/SKBAN- 09-08-2014 08-08-2019
PT/Akred/Dpl-
33
III/VIII/2014
DIII B 490/SK/BAN- 29-12-2014 28-12-2019
Keperawatan PT/Akred/Dpl-
III/XII/2014
DIII B 072/SK/BAN- 28-02-2015 28-02-2020
Kebidanan PT/Akred/Dpl-
III/II/2015
S1 Gizi Terakreditasi - - -
a. Laboratorium Maternitas
b. Laboratorium Keperawatan Anak
c. Laboratorium Keperawatan Dasar
d. Laboratorium Keluarga dan Komunitas
e. Laboratorium Gawat Darurat
f. Laboratorium Bedah dalam dan Luar
g. Laboratorium Biokimia
h. Laboratorium Fisioterapi
i. Laboratorium Jiwa
j. Laboratorium Kesehatan Lingkungan
k. Lab. Komputer, Internet, dan Hot Spot
l. Workshop Kesehatan Lingkungan.
MISI STIKES
a. Menyelenggarakan pendidikan yang berkemajuan dan berkualitas
melalui pencapaian kompetensi profesional dan islami secara nasional
dan internasional.
b. Menyelenggarakan tata kelola dan manajemen organisasi yang
profesional dan islami dengan mengedepankan akuntabilitas dan
transparansi serta mutu pelayanan.
c. Mengembangkan kontribusi dan kompetensi civitas akademika dalam
penelitian, pengabdian masyarakat dan penerapan nilai-nilai islami.
d. Meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
e. Mengembangkan kemitraan dengan organisasi/institusi dalam lingkup
nasional dan internasional.
TUJUAN
a. Sistem pembelajaran berbasis kompetensi dan nilai-nilai islami dengan
penerapan SPICE (Student Centered Problem Base Learning, Integreted
Approach, Community Based, Erly Clinical Exposure, Systematic)
b. Penggunaan ICT dalam tata kelola dan proses pembelajaran.
c. Peningkatan kemampuan riset, publikasi dan pengabdian masyarakat.
d. Kemitraan dalam penerapan Catur Dharma Perguruan Tinggi
e. Optimalisasi pencitraan STIKes Muhammadiyah.
Brand STIKes MP
a. Brand STIKes Muhammadiyah Palembang merupakan identitas yang
mereprentasikan citra STIKes MP sebagai sebuah perguruan Tinggi
yang berada di lingkungan amal usaha Muhammadiyah.
b. Brand STIKes Muhammadiyah Palembang digambarkan dalam sebuah
simbol bersifat menyeluruh, berupa Nama, simbol dengan penggunaan
kombinasi warna yang merupakan penyampaian citra positif melalui
sebuah tampilan sederhana dalam bentuk simbol. Brand digunakan
35
Tabel 5.2
Unit ruangan stikes muhammadiyah palembang
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Tabel 5.3
Tabel 5.4
Distribusi frekuensi karakteristik berdasarkan jenis kelamin
Karakteristik Jenis Frekuensi Persentasi
Kelamin
Laki-laki 16 50.0
Perempuan 16 50.0
Total 32 100.0
2. Analisis Univariat
Tabel 5.5
Distribusi responden berdasarkan observasi posisi duduk
Tabel 5.6
Distribusi responden berdasarkan kejadian Low Back Pain (LBP)
Kejadian Low Back Pain Frekuensi Persentasi
(LBP)
Ya 20 62.5
Tidak 12 37.5
Total 32 100.0
3. Analisa Bivariat
Untuk mengidentifikasi adanya hubungan posisi duduk dengan
kejadian Low Back Pain (LBP) pada pegawai di STIKes Muhammadiyah
Palembang digunakan uji Chi Square.
Tabel 5.7
Posisi duduk yang mengalami low back pain (LBP)
A. Pembahasan
Penelitian ini menggunakan desain Cross sectional hanya sebatas mecari
hubungan antara variabel posisi duduk dengan variabel Low Back Pain (LBP),
uji statistic yang digunkan yaitu uji Chi Square, instrument pengumpulan data
dengan menggunakan lembar observasi dan kuesioner. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah total sampling yaitu menggunakan seluruh
anggota populasi yang sesuai dengan kriteria inklusi.
B. Analisa Univariat
1. Posisi Duduk
Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi duduk paling banyak
dilakukan pegawai adalah posisi duduk tidak ergonomic sebanyak 20 orang
(62.5%). Duduk merupakan salah satu sikap tubuh menopang batang badan
bagian atas oleh pinggul dan sebagian paha yang terbatas pergerakannya
(Lis dkk, 2007). Setiap aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan, apabila
tidak dilakukan secara ergonomis akan mengakibatkan ketidaknyamanan,
kecelakaan dan penyakit akibat kerja meningkat. (Tarwaka, 2004)
Posisi duduk yang tidak ergonomic dapat mempengaruhi risiko
Nyeri Punggung Bawah karena dapat memicu kerja otot yang kuat dan
lama tanpa cukup pemulihan sehingga aliran darah ke otot terhambat. Oleh
karena itu agar tidak terjadi Nyeri punggung bawah yang makin parah,
maka perlu diperhatikan lama dan sikap duduk yang benar. Untuk
mengurangi resiko nyeri punggung bawah sebaiknya istirahat sejenak dari
duduk dengan berdiri dan relaks. Selain itu aktivitas olahraga untuk
mengurangi dan mencegah Nyeri punggung bawah lebih parah perlu
dilakukan (Samara, 2004).
39
40
Hal ini sejalan dengan penelitian Asri & Tantri (2016) bahwa
responden dengan posisi duduk baik yang mengeluh nyeri sebanyak 3
orang (25 %), dan yang tidak mengeluh nyeri sebanyak 9 (75 %).
Responden dengan posisi duduk tidak baik yang mengeluh nyeri sebanyak
17 orang (73,9 %), dan yang tidak mengeluh nyeri sebanyak 6 orang (26,1
%). Penelitian Pirade dkk (2012) menyatakan bahwa Terdapat hubungan
yang kuat antara kejadian Nyeri punggung bawah dengan posisi dan lama
duduk. dan juga hasil penelitian Jahidin (2016) diperoleh hasil ada
hubungan antara posisi duduk dengan kejadian nyeri punggung bawah.
Berdasarkan teori dan penelitian terkait, peneliti berpendapat
bahwa posisi duduk dapat mempengaruhi risiko Nyeri Punggung Bawah.
Posisi duduk yang kurang ergonomis dapat menyebabkan kerja otot yang
kuat dan lama sehingga aliran darah ke otot terhambat. Dan sebagian besar
kursi dan posisi duduk responden saat dilakukan penelitian yaitu Rata-rata
kursi yang dipakai mempunyai sandaran punggung. Namun, tidak
dimanfaatkan sehingga responden cenderung duduk dengan posisi
membungkuk. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya keluhan nyeri
punggung bawah.
duduk terlalu lama, sikap duduk yang salah, postur tubuh yang tidak ideal,
aktivitas yang berlebihan, serta trauma (Gatam, 2010).
Dari hasil penelitian Asri & Tantri (2016) didapatkan bahwa Low
Back Pain (LBP) yang paling sering dirasakan oleh pegawai adalah rasa
kaku pada daerah pinggang dan pegal-pegal pada daerah pinggang. Ini
dikarenakan posisi duduk yang tidak ergonomik. Hal ini sejalan dengan
teori yang mengatakan macam-macam keluhan nyeri punggung yaitu Rasa
kaku pada punggung, pegal-pegal, dan nyeri pada bagian pinggang.
(Hafsoh, 2010).
Berdasarkan teori dan penelitian yang ada, peneliti berasumsi bahwa
Low back pain (LBP) atau nyeri punggung bawah adalah gangguan
muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik dan
merupakan akibat dari ergonomi yang salah sehingga dapat menyebabkan
Low back pain (LBP). Dan gejala yang sering timbul yaitu rasa kaku, pegal
dan kram pada daerah punggung.
C. Analisa Bivariat
1. Hubungan Posisi Duduk dengan kejadian Low Back Pain (LBP)
pada pegawai di STIKes Muhammadiyah Palembang
Berdasarkan hasil penelitian dengan uji chi square didapatkan hasil
bahwa ada hubungan yang significant antara Posisi duduk dengan
kejadian Low Back Pain (LBP). Dari hasil uji analisis diperoleh sebanyak
32 responden dengan posisi duduk ergonomik yang mengalami Low Back
Pain (LBP) sebanyak 4 orang (12.5%), dan yang tidak mengalami Low
Back Pain (LBP) sebanyak 8 (12.5%). Responden dengan posisi duduk
tidak ergonomik yang mengalami Low Back Pain (LBP) sebanyak 16
orang (50.0%), dan yang tidak mengalami Low Back Pain (LBP)
sebanyak 4 orang (12.5%). Didapatkan hubungan Posisi duduk dengan
kejadian Low Back Pain (LBP) dengan nilai p-value sebesar 0,021.
Analisis keeratan hubungan Posisi duduk dengan kejadian Low Back
42
3. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan pada penelitian ini yaitu responden cenderung duduk secara
ergonomis karena sebelumnya responden telah dimintai persetujuan dan diberi
penjelasan bagaimana posisi duduk yang benar sehingga membuat mereka
merubah posisi duduk sesuai dengan yang telah dijelaskan hal ini akan
mempengaruhii hasil observasi yang dilakukan. Factor lain dari Low Back Pain
(LBP) juga tidak diteliti seperti index masa tubuh (IMT), usia, jenis kelamin,
kebiasaan merokok dan massa kerja padahal hal ini penting untuk menentukan
bahwa responden mengalami Low Back Pain (LBP) dan bukan hanya karena
posisi duduk tapi karena ada factor lainnya.
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai “Hubungan
Posisi Duduk Dengan kejadian Low Back Pain (LBP) pada pegawai di STIKes
Muhammadiyah Palembang” diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil posisi duduk responden Tidak
ergonomik sebanyak 20 orang (62.5%) dan ergonomic sebanyak 12 orang
(37.5%).
2. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil kejadian Low Back Pain (LBP)
responden yang mengalami Low Back Pain (LBP) sebanyak 20 orang
(62.5%) dan yang tidak mengalami Low Back Pain (LBP) 12 orang
(37.5%).
3. Hasil penelitian diperoleh bahwa bahwa ada Hubungan Posisi Duduk
Dengan kejadian Low Back Pain (LBP) pada pegawai di STIKes
Muhammadiyah Palembang dengan nilai p-value sebesar 0,021.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka peneliti menyarankan :
1. Untuk Peneliti selanjutnya
Diharapkan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang
dapat menyebabkan kejadian Low Back Pain (LBP) dengan jumlah sampel
yang lebih besar agar penelitian lebih sempurna dengan uji multivariat.
2. Untuk STIKes Muhammadiyah Palembang
Diharapkan dapat memperhatikan dan memberikan kursi pada pegawai
dengan standar kursi yang ergonomic guna mencegah timbulnya kejadian
Low Back Pain (LBP)
45
46
3. Untuk Peneliti
Diharapkan agar menjelaskan lebih detail lagi teori dan masalah-masalah
apa yang dapat terjadi pada pekerja akibat dari posisi duduk dan ergonomic
yang salah guna mencegah kejadian Low Back Pain (LBP) sehingga hasil
penelitian ini dapat dijadikan rekomendasi untuk peneliti selanjutnya,
khususnya untuk posisi duduk dengan kejadian Low Back Pain (LBP)
DAFTAR PUSTAKA
Andini F. Risk Factors Of Low Back Pain In Workers. J Majority. 2015 Jan;4:12-
19. 32.
Anonim, 2007. Hubungan Sikap Kerja Duduk Dengan Keluhan Nyeri Punggung
Bawah Pada Pekerja Rental Komputer Di Pabelan Kartasura 2008. Skripsi
(Universitas Muhammadiyah Surakarta). Dari Eprints.Ums.Ac.Id. Diakses
Tanggal 7 Desember 2015
Aprilia Asri, Tantriani. 2016. Hubungan Lama Dan Posisi Duduk Dengan
Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Penjahit Baju Di Pasar Sentral
Polewali Dan Pasar Wonomulyokab. Polewali Mandar
Armstrong, T.J., Fine, L.J., Goldstein, S.A., Lifshitz, Y.R. and silverstein, B.A.
(2005). Ergonomic consideration of the hand and wristtendinitis, Journalof
Hand Surgery,12A (Pt. 2), 830–7
Bbc News. Sitting Straight ‘Bad For Backs’. [Cited 2006 Nov28].
Bigos, S.J., Spengler, D.M., Martin, N.A., Zeh, J., Fisher, L. Andnachemson, A.
(2006). Back Injuries In Industry: A Retrospective Study, Spine,11, 252–6
Clark, R.G. (2008). The Limiting Hand Skin Temperature For Unaffected
Manualperformance In The Cold, Journal Of Applied Psychology,45, 193–4
Feuerstein, M. (2005) Workstyle: Definition, Empirical Support And Implication
Forprevention, Evaluation And Rehabilitation Of Occupational Upper
Extremity Disorders,In Moon, S. And Sauter, S. (Eds) Beyond
Biomechanics: Psychosocialinfluences Oncumulative Trauma Disorders In
Office Workers, Pp. 177–206,London: Taylor & Francis.
Freitas KP, deBarros SS, Angelo R, Uchoa E. Occupational low back pain and
the sitting position: effects of labor kinesiotherapy. [Original article]. Rev
dor Sao Paulo. 2011;12:308-13
Gatam. 2006. Hubungan Sikap Kerja Duduk Dengan Keluhan Nyeri Punggung
Bawah Pada Pekerja Rental Komputer Di Pabelan Kartasura 2008.Skripsi
47
48
Lis, A.M., Black, K. M., Korn, H., Nordin, M. 2007. Association Between Sitting
And Occupational Lbp. Eur Spinejournal. Volume 16:P283-298.
Lukman, Nurna Ningsih. 2012. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan
Gangguan Sistem Muskuloskeletal, Jakarta: Salemba Medika
Magora, A. (2006). Investigation Of The Relationship Between Low Back Pain
Andoccupation: Iii Physical Requirements: Sitting, Standing And Weight
Lifting, Industrialmedicine And Surgery.
National Center Of Health Statistics (Nchs). 2010. Summary Health Statistics For
U.S. Adults: National Health Interview Survey2009, Volume 10: Number
249: P30-35.
Nielson, R. (1986). Clothing And Thermal Environments: Field Studies On
Industrial Workin Cool Conditions, Applied Ergonomics,17 (1), 47–57.
Niosh. (2006). Work Practices Guide For Manual Lifting. Cincinnati, Oh.:
Usdepartment Of Health And Human Services. (Technical Report No. 81–
122).
Noor Zairin. 2016. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal, Jakarta: Salemba
Medika.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Parjoto,S. 2007. Pentingnya Memahami Sikap Tubuh Dalam Kehidupan. IFI
Graha Jati Asih. Majalah Fisioterapi Indonesia. 7(11)
Pirade Aron, Engeline Angliadi, Lidwina S. Sengkey 2012. Hubungan Posisi Dan
Lama Duduk Dengan Nyeri Punggung Bawah (Npb) Mekanik Kronik Pada
Karyawan Bank
Purnamasari H, Gunarso U, Rujito L.Overweight sebagai faktor resiko low back
pain pada pasien poli saraf RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
Mandala of health. 2010;4:26-31.
Ratini M. 2015. Understanding The Symptoms of Back Pain [Online
Article][diunduh 27 Mei 2016]. Tersedia dari http.//www.webMD.com
50
Samara, D. 2004. Lama Dan Sikap Duduk Sebagai Faktor Risiko Terjadinya
Nyeri Punggung Bawah. Jurnal Kedokteran Trisakti. Volume 23: Nomor 2.
Sarkar Pa, Shigli Al. Ergonomics In General Dental Practice. People’s Journal
Of Scientific Research. 2012;5(1):56-9.
Tarwaka, Solichul HA.Bakri, Lilik Sudiajeng. 2004. Ergonomi untuk
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas Ed 1, Cet 1, Surakarta:
UNIBA PRESS
Umami Amalia Riza, Ragil Ismi Hartanti, Anita Dewi P.S. 2013. Hubungan
Antara Karakteristik Responden Dan Sikap Kerjaduduk Dengan Keluhan
Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain) Pada Pekerja Batik Tulis(The
Relationship Among Respondent Characteristic Andawkward Posture With
Low Back Pain In Batik Workers.
Wetz. 2005. Sitting And Low Back Pain. Dapat Diakses Dari Url:
Http//Drwetz.Com/Scientific/Sitting.Htm. Diakses Agustus 2014.
World Health Organization. 2013. Low Back Pain. Priority Medicines for Europe
and The World. 81: 671-6.
Widiasih, Ghina. 2015. Hubungan Posisi Belajar Dan Lama Duduk Dengan
Kejadian Nyeri Punggung Bawah Mahasiswi Pspd Fkik Uin Jakarta.
Skripsi. Jakarta. Diakses Tanggal 2 Februari 2016
Wijayanti Tiyas, Mg Catur Yuantari, Supriyono Asfawi. 2013. Hubungan Antara
Posisi Kerja Duduk Dengan Keluhan Subyektif Nyeri Pinggang Pada
Penjahit Garment Di Pt. Apac Inti Corpora Kabupaten Semarang Tahun
2013. Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
51
LAMPIRAN