Anda di halaman 1dari 16

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT MEI

DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS

Low Back Pain pada Karyawan Travel Consultant di Perusahaan


Bisnis Tour and Travel B Makassar

OLEH:

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:

Nama : Annisa Rizky Ermanda Had


Stambuk : C111 12 905
Universitas : Universitas Hasanuddin Makassar
Judul : Low Back Pain pada Karyawan Travel Consultant di
Perusahaan Bisnis Tour and Travel B Makassar

Telah menyelesaikan tugas laporan hasil survey dan artikel dengan judul
tersebut di atas dalam rangka kepaniteraan klinik pada Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin Makassar.

Makassar, 31 Mei 2017

Pembimbing,

dr. Sultan Buraena, MS, Sp.OK

DAFTAR ISI
ii
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

ARTIKEL PENELITIAN ................................................................................ 1

STATUS OKUPASI ........................................................................................ 14

JOURNAL EVIDENCE BASED .................................................................. 24

LAPORAN WALK THROUGH SURVEY ........................................................ 32

iii
Low Back Pain pada Karyawan Travel Consultant di Perusahaan Bisnis Tour and Travel B Makassar

ARTIKEL PENELITIAN

Low Back Pain pada Karyawan Travel Consultant di Perusahaan Bisnis


Tour and Travel B Makassar
Annisa Rizky Ermanda Had
Sub-departemen Kedokteran Okupasi, Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin

Abstrak Metode : Penelitian ini menggunakan


Latar belakang : Low back pain (LBP) metode penelitian deskriptif dengan
adalah nyeri punggung bawah, nyeri pendekatan cross sectional melalui
yang dirasakan di punggung bagian proses walk through survey. Data yang
bawah, bukan merupakan penyakit digunakan berupa kebiasaan responden
ataupun diagnosis untuk suatu penyakit dan data faktor-faktor pencetus LBP,
namun merupakan istilah untuk sindrom seperti faktor fisik dan status kesehatan
nyeri yang dirasakan di area anatomi pekerja yang memungkinkan terjadinya
yang terkena dengan berbagai variasi LBP. Data pengukuran adanya
lama terjadinya nyeri. Sekitar 80 persen kecenderungan nyeri atau pegal-pegal
dari populasi pernah menderita nyeri pada daerah pinggang dan punggung
punggung bawah paling tidak sekali dengan menggunakan check list.
dalam hidupnya. Terdapat beberapa Sampel dalam penelitian ini adalah
faktor risiko penting yang terkait dengan pasien dengan gejala nyeri atau pegal-
kejadian LBP yaitu faktor individu, pegal pada punggung bawah atau bagian
faktor pekerjaan dan faktor lingkungan. pinggang yang berlangsung saat
Faktor individu yaitu terdiri dari usia, melakukan pekerjaan. Distribusi sampel
jenis kelamin, indeks massa tubuh, masa penelitian berdasarkan jenis pekerjaan
kerja, kebiasaan merokok, riwayat yang dilakukan didapatkan hasil 1
pendidikan, tingkat pendapatan, aktivitas karyawan dari 5 karyawan bagian travel
fisik dan riwayat trauma. Faktor consultant mengalami keluhan pegal-
pekerjaan yaitu beban kerja, posisi kerja, pegal pada punggung belakang bagian
gerakan repetisi dan durasi. Faktor bawah.
lingkungan yaitu getaran dan kebisingan.
Hasil : Prevalensi nyeri musculoskeletal,
Pekerjaan mengangkat menjadi
yaitu LBP, yaitu sebesar 50 % yang
penyebab terlazim dari LBP, yang
didapatkan dideskripsikan sebagai
menyebabkan sekitar 80% kasus
sebuah epidemik. Sekitar 20 persen (1
| Artikel Penelitian
Low Back Pain pada Karyawan Travel Consultant di Perusahaan Bisnis Tour and Travel B
Makassar

pasien) dari populasi pernah menderita Latar Belakang :


nyeri punggung bawah paling tidak Low Back Pain (LBP)
sekali dalam hidupnya. Pada penelitian merupakan keluhan yang sering
kali ini didapatkan bahwa terdapat dijumpai dalam masyarakat. Hampir
hubungan prevalensi LBP yang terjadi setiap orang pernah merasakan LBP
pada karyawan travel consultant di dalam hidupnya. LBP termasuk salah
Bisnis Tour and Travel B dengan faktor satu gangguan muskulo-skeletal yang
egonomis dan faktor fisik yang terdapat sering terjadi dan menyebabkan
pada pasien. penurunan produktivitas kerja dan
Kesimpulan : LBP disebabkan oleh disabilitas.1
faktor ergonomis di lingkungan kerja LBP didefinisikan sebagai suatu
yang berhubungan dengan posisi yang kondisi tidak spesifik yang mengacu
sama dari pekerja selama sembilan jam pada keluhan nyeri akut atau kronik dan
setiap hari tetap pada posisi duduk tanpa ketidaknyamanan pada atau di dekat
diselingi dengan perubahan posisi dalam daerah lumbosakral, yang dapat
waktu 10 menit. Dibuktikan dari disebabkan oleh inflamasi, proses
penelitian yang menyatakan bahwa degeneratif, keganasan, kelainan
posisi duduk yang lama dan keliru ginekologi, trauma, dan gangguan
merupakan penyebab adanya masalah metabolik.1
masalah punggung. Hal ini dapat terjadi Lingkungan kerja merupakan
karena tekanan pada bagian tulang tempat yang potensial memengaruhi
belakang akan meningkat pada saat kesehatan pekerja. Faktor-faktor yang
duduk dibandingkan dengan saat berdiri dapat memengaruhi kesehatan pekerja
ataupun berbaring. Pekerjaan atau antara lain faktor fisik, faktor kimia, dan
gerakan yang menggunakan tenaga besar faktor biologis 2,3
akan memberikan beban mekanik yang Nyeri punggungdapat terjadi
besar terhadap otot, tendon, ligamen dan pada berbagai situasi kerja, tetapi
sendi. Beban yang berat akan risikonya lebih besar apabila duduk lama
menyebabkan iritasi, inflamasi, dalam posisi statis karena akan
kelelahan otot, kerusakan otot, tendon menyebabkan kontraksi otot yang terus
dan jaringan lainnya menerusyang lama akan menyebabkan
Kata Kunci : Penyakit akibat kerja, penumpukan asam laktat dan
Low Back Pain, posisi duduk. menyebabkan nyeri.1

| Artikel Penelitian
Low Back Pain pada Karyawan Travel Consultant di Perusahaan Bisnis Tour and Travel B
Makassar

Pekerjaan yang berisiko METODE


menimbulkan LBP antara lain pekerjaan Penelitian ini menggunakan
yang memiliki jam kerja panjang dan metode penelitian deskriptif dengan
mengharuskan karyawannya untuk pendekatan cross sectional melalui
duduk dalam waktu yang lama pada proses walk through survey. Data yang
posisi duduk tertentu, seperti operator digunakan berupa kebiasaan responden,
komputer, penjahit, karyawan bank, dan dan data faktor-faktor pencetus LBP,
pengemudi. Oleh karena itu, diperlukan seperti faktor ergonomic dan faktor fisik,
pelayanan kedokteran okupasi yangbaik. Data faktor ergonomic yang digunakan
Pelayanan kesehatan primer kedokteran berupa posisi kerja responden, postur
okupasi adalah pelayanan kesehatan kerja, perulangan (repetiting) dan durasi
yang diberikan kepada pekerja, baik pekerja berada dalam posisi yang sama.
sebagai individu maupun komunitas Sampel dalam penelitian ini
pekerja pada tingkat primer.1,4 adalah pasien dengan keluhan pegal-
Sebuah Penelitian oleh Sari, Ni pegal atau nyeri pada bagian punggung
Putu dkk, dari jumlah 30 subjek dan pinggang yang berlangsung saat
peneitian, lama duduk 7-8 jam paling melakukan pekerjaan. Distribusi sampel
banyak menimbulkan LBP yaitu pada 21 penelitian berdasarkan jenis pekerjaan
subjek penelitian (70%). Uji alternatif yang dilakukan didapatkan hasil 1
Fisher exact memperlihatkan adanya pekerja dari 5 karyawan travel
korelasi kuat (P=0,014) antara lama consultant yang mengalami keluhan
duduk dan kejadian LBP pada operator LBP. Akan tetapi, penelitian pada studi
komputer perusahaan travel. Posisi cross sectional terdapat beberapa
duduk tegak (P=0,028) dan posisi lutut kelemahan yaitu kurangnya jumlah
sejajar pinggul (P=0,003) juga kasus yang didapatkan, berat-ringannya
berkorelasi dengan LBP. Kesimpulannya kasus yang sulit ditentukan karena
adalah terdapat hubungan bermakna keterbatasan sarana pemeriksaan dan
antara lama duduk dengan LBP pada kurangnya waktu yang didapatkan untuk
operator komputer perusahan traverel di melanjutkan survey. Selain itu,
Manado.1 penelitian dengan studi ini tidak
menggambarkan perjalanan penyakit,
insiden, maupun prognosis penyakit.4,5

| Artikel Penelitian
Low Back Pain pada Karyawan Travel Consultant di Perusahaan Bisnis Tour and Travel B
Makassar

Bahan yang digunakan pada menerima keluhan-keluhan baru yang


survei ini adalah checklist yang di buat. releven.7
Checklist ini dibuat berdasarkan Bahaya apa dan dalam situasi
informasi yang diperlukan dari tujuan yang bagaimana bahaya dapat timbul,
survei dilakukan. Pada survei ini, merupakan sebagai hasil dari
informasi yang diperlukan adalah ada penyelenggaraan kegiatan Walk Through
tidaknya faktor hazard, alat kerja apa Survey. Mengenal bahaya, sumber
yang digunakan, alat pelindung diri yang bahaya dan lamanya paparan bahaya
digunakan, ketersediaan obat P3K di terhadap pekerja.7 Pihak okupasi
tempat kerja, keluhan atau penyakit yang kesehatan dapat kemudian
dialami pekerja dan upaya pengetahuan merekomendasikan monitoring survey
mengenai K3 kepada petugas untuk memperoleh kadar kuantitas
kebersihan. eksposur atau kesehatan okupasi
Peralatan yang diperlukan untuk mengenai risk assessment.2,7
melakukan walk through survey antara lain: Walk Through Survey ini
Alat tulis menulis: Berfungsi sebagai bertujuan untuk memahami proses
media untuk pencatatan selama produksi, denah tempat kerja dan
survey dilakukan. lingkungannya secara umum. Selain itu,
Kamera digital: Berfungsi sebagai mendengarkan pandangan pekerja dan
alat untuk memotret kegiatan dan pengawas tentang K3, memahami
lingkungan. pekerjaan dan tugas-tugas pekerja,
Check List : Berfungsi sebagai alat mengantisipasi dan mengenal potensi
untuk mendapatkan data primer bahaya yang ada dan mungkin akan
mengenai survey yang dilakukan. timbul di tempat kerja atau pada petugas
Cara survey yang dilakukan dan menginventaris upaya-upaya K3
adalah dengan menggunakan Walk yang telah dilakukan mencakup
Through Survey. Teknik Walk Through kebijakan K3, upaya pengendalian,
Survey juga dikenali sebagai pemenuhan peraturan perundangan dan
Occupational Health Hazards. Untuk sebagainya.2,3,7
melakukan survei ini, dapat dimulai Survey dilakukan di Perusahaan
dengan mengetahui tentang manajemen Bisnis Tour and Travel B dengan jadwal
perencanaan yang benar, berdiskusi survey selama 5 hari, yaitu :
tentang tujuan melakukan survey, dan

| Artikel Penelitian
Low Back Pain pada Karyawan Travel Consultant di Perusahaan Bisnis Tour and Travel B
Makassar

orang lainnya yang bekerja sebagai


No. Tanggal Kegiatan
desainer tidak mengalami keluhan LBP.
- Penerimaan di Dari rencana waktu yang telah
1. 29 Mei bagian K3 RS Ibnu ditetapkan, terkumpul data yang
2017 Sina
didapatkan dari check list yang dibuat.
- Pengarahan
Kegiatan Dari hasil check list diperoleh 1 pekerja
- Penentuan judul dan perepuan yang berusia 29 tahun dan
lokasi survey
telah bekerja sebagai travel consultant
- Penyusunan
Proposal survey selama 1 tahun. Pasien awalnya
mengeluh nyeri dan pegal pegal pada
2. 30 Mei - Walk Through
punggung bagian bawah. Hasil
2017 Survey
anamnesis didapatkan bahwa keluhan ini
- Penyusunan laporan dialami dalam jangka waktu 1 minggu
3. 31 Mei
hasil Walk Through yang lalu. Pasien mengatakan nyeri
2017
Survey
timbul bila pasien kelelahan atau duduk
4. 1 Juni - Penyusunan status lama. Pasien biasanya menggunakan
2017 okupasi balsem pelega otot dan berhenti sejenak
- Pembuatan artikel
status okupasi dari pekerjaannya atau istirahat untuk
mengurangi rasa nyeri. Pasien belum
- Presentasi walk memeriksakan diri ke dokter. Hasil
2 Juni
5. through survey dan
2017 anamnesis didapatkan pasien tidak
status okupasi
pernah demam, tidak pernah mengalami
HASIL kecelakaan. Riwayat mengangkat beban
Pada penelitian ini diambil berat tidak ada. Riwayat merokok dan
sampel dari karyawan travel consultant mengonsumsi alkohol tidak ada.
di bisnis tour and travel B, dari Keluhan penyakit lain tidak ada.
perhitungan sampel didapatkan sampel Prevalensi LBP yang didapatkan
sebanyak 1 dari 5 karyawan (total dari responden sebesar 20%. Faktor
jumlah karyawan yang diwawancarai). yang dominan berpengaruh dalam LBP
Jumlah responden keseluruhan berupa faktor ergonomis yaitu postur
yang berjumlah 5 orang yang mana dari dan posisi pada saat bekerja. Pasien
keseluruhan responden tersebut terdapat bekerja selama 9 jam dalam sehari
1 orang yang bertugas sebagai desainer selama 6 hari. Dan fasilitas yang
(responden yang mengalami LBP), dan 4

| Artikel Penelitian
Low Back Pain pada Karyawan Travel Consultant di Perusahaan Bisnis Tour and Travel B
Makassar

digunakan pada kasus ini adalah pasien dalam melakukan pekerjaannya dengan
melakukan pekerjaannya sebagai travel menggunakan alat bantu teknologi
consultant menggunakan komputer canggih berupa komputer. Dari hasil
sebagai alatnya. anamnesis dan peninjauan langsung
Dari 5 orang responden yang dengan menggunakan survey untuk
diwawancarai yaitu sebanyak 1 mendapatkan gangguan muskuloskeletal
responden (20%) yang mengalami LBP dengan survey BRIEFTM (Baseline Risk
sedangkan responden yang tidak Identification of Ergonomic Factors).
mengalami keluhan low back pain (nyeri Hasil menunjukkan bahwa terdapat
punggung bawah) yaitu sebanyak 4 faktor ergonomik yang dapat
responden (80%). Berdasarkan menyebabkan pasien mendapatkan
penelitian yang telah dilakukan pada gangguan musculoskeletal. Hasil dengan
satu pekerja tersebut, titik keluhan nyeri risiko tinggi adalah pada tangan kanan-
dan pegal-pegal yang dirasakan oleh kiri, siku kanan-kiri, bahu kanan-kiri,
pekerja adalah pada bagian punggung leher, tungkai kanan-kiri, dan punggung.
belakang. Berdasarkan hasil penelitian, dari
Berdasarkan hasil penelitian 1 responden (20%) yang mengalami low
yang berdasar pada Hazard yaitu faktor back pain didapatkan bahwa
ergonomis yang ditinjau dari segi posisi, pencahayaan pada tempatnya bekerja
dari 1 orang yang mengalami low back cukup memadai dan 4 orang lain
pain terdapat 4 orang responden (4 responden yang bekerja di tempat yang
karyawan travel consultant) yang sama berpendapat bahwa pencahayaan
memiliki posisi yang berubah dalam pada tempatnya bekerja cukup memadai.
kurun waktu 10 menit (80%). Sumber cahaya berasal dari lampu.
Berdasarkan hasil penelitian, dari Berdasarkan hasil penelitian, dari
1 responden yang mengalami low back 1 responden yang mengalami low back
pain didapatkan bahwa pasien ini selalu pain mengatakan bahwa radiasi dari
bekerja dengan posisi duduk yang komputer pada tempatnya bekerja tidak
dilakukan lebih dari 10 menit dengan mengganggu dan 4 orang lain responden
posisi tidak ergonomik. yang bekerja di tempat yang sama
Berdasarkan hasil penelitian, dari berpendapat bahwa tidak mengganggu.
1 responden yang mengalami low back Sumber radiasi berasal dari komputer.
pain didapatkan bahwa pasien tersebut

| Artikel Penelitian
Low Back Pain pada Karyawan Travel Consultant di Perusahaan Bisnis Tour and Travel B
Makassar

Selain dari faktor-faktor sehari-hari) dengan kemampuan untuk


Ergonomis dan faktor fisik yang melakukan aktivitas tersebut. LBP non-
didapatkan pada tempat kerja juga spesifik ditandai dengan tidak adanya
dicoba untuk menghubungankan perubahan struktur yang abnormal, tidak
insidens LBP ini . ada pengurangan discus intervertebralis,
Dan dari seluruh responden kompresi saraf, trauma tulang dan sendi,
ditemukan bahwa dari responden yang skoliosis atau lordosis yang dapat
mengalami keluhan LBP semuanya tidak menyebabkan nyeri punggung.2,5
memiliki kebiasaan merokok.

DISKUSI
Etiologi Low back pain
LBP didefinisikan sebagai suatu
Nyeri punggung dapat
kondisi tidak spesifik yang mengacu
disebabkan oleh berbagai kelainan yang
pada keluhan nyeri akut atau kronik dan
terjadi pada tulang belakang, otot diskus
ketidaknyamanan pada atau di dekat
intervertebralis, sendi, maupun struktur
daerah lumbosakral, yang dapat
lain yang menyokong tulang belakang.
disebabkan oleh inflamasi, proses
Penyebab LBP dapat dibagi menjadi
degeneratif, keganasan, kelainan
diskogenik dan non-diskogenik. LBP
ginekologi, trauma, dan gangguan
diskogenik seperti sindroma radikuler
metabolik.1
biasanya disebabkan oleh suatu hernia
Low back pain (LBP)
nukleus pulposus yang merusak saraf-
diklasifikasikan berdasar mekanik, non-
saraf disekitar radiks. Diskus hernia ini
mekanik, dan psikogenik. LBP mekanik
bisa dalam bentuk suatu protrusio atau
dibagi menjadi LBP spesifik dan non-
prolaps dari nukleus pulposus dan
spesifik. Berdasarkan durasinya dibagi
keduanya dapat menyebabkan kompresi
menjadi akut (onset tiba-tiba, dan
pada radiks. Lokalisasinya paling sering
bertahan sampai kurang dari 6 minggu),
di daerah lumbal atau servikal dan
subakut (6-12 minggu), dan kronik
jarang sekali pada daerah torakal.
(lebih dari 12 minggu). LBP non-
Penyebab low back pain yang non-
spesifik merupakan jenis LBP terbanyak
diskogenik adalah iritasi pada serabut
pada populasi. Pada tipe ini,
sensorik saraf perifer, yang membentuk
ketidakseimbangan terjadi antara
nervus ischiadicus dan bisa disebabkan
functional load (usaha yang dibutuhkan
oleh neoplasma, infeksi, proses toksik
untuk bekerja dan melakukan aktivitas

| Artikel Penelitian
Low Back Pain pada Karyawan Travel Consultant di Perusahaan Bisnis Tour and Travel B
Makassar

atau imunologis, yang mengiritasi Laki-laki dan wanita bekerja


nervus ischiadicus dalam perjalanannya dalam kemampuan fisiknya. Kekuatan
dari pleksus lumbosakralis, daerah fisik tubuh wanita rata-rata 2/3 dari pria.
pelvik, sendi sakro-iliaka, sendi pelvis Poltrast menyebutkan wanita
sampai sepanjang jalannya n.Iskiadikus mempunyai kekuatan 65% dalam
(neuritis nervus iskiadikus). mengangkat di banding rata-rata pria.
Faktor-faktor yang Hal tersebut disebabkan karena wanita
mempengaruhi terjadinya low back pain mengalami siklus biologi seperti haid,
antara lain faktor individu, faktor kehamilan, nifas, menyusui, dan lain-
pekerjaan dan faktor lingkungan. Faktor lain. Sebagai gambaran kekuatan wanita
individu dapat dilihat berdasarkan yang lebih jelas, wanita muda dan laki-
faktor-faktor berikut ini: laki tua kemungkinan dapat mempunyai
1. Umur kekuatan yang hampir sama
Pada umumnya keluhan otot 3. Masa kerja
skeletal mulai dirasakan pada usia kerja LBP merupakan penyakit kronis
25-65 tahun. Keluhan pertama biasanya yang membutuhkan waktu lama untuk
dirasakan pada usia 35 tahun dan tingkat berkembang dan bermanifestasi.
keluhan akan terus meningkat sejalan Semakin lama waktu bekerja atau
dengan bertambahnya umur. Hal ini semakin lama seseorang terpajan faktor
terjadi karena pada umur setengah baya, risiko ini maka semakin besar pula risiko
terjadi degenerasi pada tulang yang untuk mengalami LBP. Penelitian yang
berupa kerusakan jaringan, penggantian dilakukan oleh Between Lutam (2005)
jaringan menjadi jaringan parut, Pekerja yang memiliki masa kerja > 5
pengurangan cairan. Hal tersebut tahun memiliki tingkat resiko 7,26 kali
menyebabkan stabilitas pada tulang dan lebih besar menderita nyeri punggung
otot menjadi berkurang sehingga dibanding dengan yang memilki masa
menyebabkan kekuatan dan ketahanan kerja < 5 tahun.
otot mulai menurun. Semakin tua 4. Kebiasaan merokok
seseorang, semakin tinggi risiko orang Hubungan yang signifikan antara
tersebut mengalami penurunan elastisitas kebiasaan merokok dengan keluhan otot
pada tulang yang menjadi pemicu pinggang, khususnya untuk pekerjaan
timbulnya gejala LBP. yang memerlukan pengerahan otot
2. Jenis kelamin karena nikotin pada rokok dapat

| Artikel Penelitian
Low Back Pain pada Karyawan Travel Consultant di Perusahaan Bisnis Tour and Travel B
Makassar

menyebabkan berkurangnya aliran darah serta jarak lekuk lutut dan telapak kaki.
ke jaringan. Selain itu, merokok dapat Posisi duduk pada otot rangka dan
pula menyebabkan berkurangnya tulang belakang terutama pada pinggang
kandungan mineral pada tulang sehingga harus dapat ditahan oleh sandaran kursi
menyebabkan nyeri akibat terjadinya agar terhindar dari nyeri dan cepat lelah.
keretakan atau kerusakan pada tulang. Pada posisi duduk tekanan
5. Aktivitas/Olahraga tulang belakang akan meningkat
Posisi berdiri yang salah yaitu dibanding berdiri atau berbaring. Jika
berdiri dengan membungkuk atau posisi duduk tidak benar maka tekanan
menekuk ke muka. Posisi tidur yang pada saat posisi tidak duduk 100% dan
salah seperti tidur pada kasur yang tidak tekanan akan meningkat menjadi 140%
menopang spinal. Kasur yang diletakkan bila sikap duduk tegang dan kaku dan
di atas lantai lebih baik dari pada tempat tekanan akan meningkat menjadi 190%
tidur yang bagian tengahnya lentur. apabila saat duduk dilakukan
Posisi mengangkat beban dari posisi membungkuk ke depan.
berdiri langsung membungkuk Sikap kerja berdiri merupakan
mengambil beban merupakan posisi sikap kerja yang posisi tulang belakang
yang salah, seharusnya beban tersebut vertikal dan berat badan tertumpu secara
diambil setelah jongkok terlebih dahulu. seimbang pada dua kaki. Bekerja dengan
Selain sikap tubuh yang salah beberapa posisi berdiri terus menerus
aktivitas berat seperti melakukan menyebabkan penumpukan darah dan
aktivitas dengan posisi berdiri lebih dari berbagai cairan tubuh pada bagian kaki
1 jam dalam sehari melakukan aktivitas dan hal ini akan bertambah bila ukuran
dengan posisi duduk yang menonton sepatu yang digunakan tidak sesuai.
lebih dari 2 jam sehari, naik turun Sikap kerja berdiri dapat menimbulkan
tangga, berjalan jauh dalam sehari dapat keluhan subjektif dan juga kelelahan bila
menimbulkan nyeri pinggang sikap kerja ini tidak dilakukan
6. Faktor Pekerjaan bergantian dengan sikap kerja duduk.
6. 1. Posisi kerja Berdiri dalam watu yang lama
Ukuran tubuh yang penting menyebabkan nyeri punggung bawah.
adalah tinggi duduk, panjang lengan Posisi membungkuk
atas, panjang lengan bawah dan tangan, menyebabkan pekerja mengalami low
jarak lekuk lutut dan garis punggung, back pain bila dilakukan secara berulang

| Artikel Penelitian
Low Back Pain pada Karyawan Travel Consultant di Perusahaan Bisnis Tour and Travel B
Makassar

dalam periode yang cukup lama. Faktor kerja tambahan yang masih efisien
risiko nyeri punggung bawah adalah 30 menit. Sedangkan diantara
menunjukan bahwa sikap kerja waktu kerja harus disediakan waktu
membungkuk memperbesar risiko nyeri istirahat yang jumlahnya antara 15-30%
punggung bawah sebesar 2,68 kali dari seluruh waktu kerja. Apabila jam
dibandingkan dengan pekerja dengan kerja melebihi dari ketentuan tersebut
sikap badan tegak. akan ditemukan hal-hal seperti
6.2. Repetisi penurunan kecepatan kerja, gangguan
Repetisi adalah pengulangan kesehatan, angka absensi karena sakit
gerakan kerja dengan pola yang sama. meningkat, yang dapat mengakibatkan
Frekuensi gerakan yang terlampau rendahnya tingkat produktivitas kerja.
sering akan mendorong fatigue dan Durasi terjadinya postur yang tidak
ketegangan otot tendon. Ketegangan otot benar yang berisiko bila postur tersebut
tendon dapat dipulihkan apabila ada jeda dipertahankan lebih dari 10 menit.
waktu istirahat yang digunakan untuk 6.4 Beban Kerja
peregangan otot. Dampak gerakan Beban kerja merupakan beban
berulang akan meningkat bila gerakan aktivitas fisik, mental, sosial yang
tersebut dilakukan dengan postur yang diterima oleh seseorang yang harus
tidak benar dengan beban yang berat diselesaikan dalam waktu tertentu,
dalam waktu yang lama. Frekuensi sesuai dengan kemampuan fisik, maupun
terjadinya sikap tubuh terkait dengan keterbatasan pekerja yang menerima
berapa kali gerakan repetitif dalam beban tersebut. Beban kerja adalah
melakukan pekerjaan. Keluhan otot sejumlah kegiatan yang harus
terjadi karena otot menerima tekanan diselesaikan oleh seseorang ataupun
akibat beban sekelompok orang, selama periode
terus menerus tanpa memperoleh waktu tertentu dalam keadaan normal.
kesempatan untuk relaksasi. Pekerjaan atau gerakan yang
6.3. Durasi kerja menggunakan tenaga besar akan
Lamanya seseorang bekerja memberikan beban mekanik yang besar
sehari secara baik pada umumnya 6-8 terhadap otot, tendon, ligamen dan
jam. Dalam seminggu biasanya sendi. Beban yang berat akan
seseorang dapat bekerja dengan baik menyebabkan iritasi, inflamasi,
selama 40-50 jam. Maksimum waktu kelelahan otot, kerusakan otot, tendon

| Artikel Penelitian
Low Back Pain pada Karyawan Travel Consultant di Perusahaan Bisnis Tour and Travel B
Makassar

dan jaringan lainnya7. Penelitian pengapuran yang berat.Baik terapi


Nurwahyuni melaporkan bahwa konservatif maupun operatif ini
persentase tertinggi responden yang memiliki kesamaan tujuan yaitu
mengalami keluhan LBP adalah pekerja rehabilitasi.3
dengan berat beban > 25 kg.
KETERBATASAN PENELITIAN
Terapi Low Back Pain Penelitian ini tentunya tidak
Secara kausal, penyebab nyeri akan terlepas dari keterbatasan, adapun
diatasi sesuai kasus penyebabnya. keterbatasan dari penelitian ini adalah
Misalnya untuk penderita yang checklist yang dibuat hanya menentukan
kekurangan vitamin saraf akan diberikan hubungan penyakit akibat kerja, tapi
vitamin tambahan. Para perokok dan tidak dapat menentukan insidens, berat
pecandu alkohol yang menderita low ringannya penyakit dan prognosis
back pain(LBP) akan disarankan untuk penyakit. Demikian pula untuk survey
mengurangi konsumsinya. Sedangkan menilai faktor psikososial akibat kerja,
pengobatansimptomatik dilakukan diagnosisnya hanya bersifat subjektif,
dengan menggunakan obat untuk tidak dapat diketahui kapan stressor
menghilangkan gejala-gejalaseperti muncul. Keterbatasan lainnya
nyeri, pegal, atau kesemutan. Pada kasus adalah tidak dilakukan pemeriksaan
low back pain (LBP) karena tegang otot yang menyeluruh terhadap seluruh
dapat digunakan muscle relaxan. Untuk responden, karena keterbatasan sarana
pengobatan simptomatislainnya kadang- pemeriksaan, dan keterbatasaan waktu
kadang memerlukan campuran antara penelitian. Untuk menganalisis faktor
obat-obat analgesik,antiinflamasi, terjadinya kasus penyakit atau keluhan
NSAID, obat penenang, dan lain-lain.3 lainperlu diketahui riwayat penyakit
Apabila dengan pengobatan biasa terdahulu dan riwayat pekerjaan di
tidak berhasil, mungkin tempat lain yang mungkin berhubungan
diperlukantindakan fisioterapi dengan dengan keluhan yang dirasakan
alat-alat khusus maupun dengan traksi sekarang.
(penarikantulangbelakang).Tindakan Selain itu checklist yang hanya
operasi mungkin diperlukan apabila terfokus pada faktor penyebab penyakit
pengobatandengan fisioterapi ini tidak akibat kerja, tidak memenuhi semua
berhasil misalnya pada kasus poin-poin yang diperlukan untuk

| Artikel Penelitian
Low Back Pain pada Karyawan Travel Consultant di Perusahaan Bisnis Tour and Travel B
Makassar

mendiagnosis penyakit dari keluhan bekerja dengan waktu yang


yang dirasakan. Perlu penelitian yang berkepanjangan.
lebih mendalam dan pemeriksaan yang Terapi low back pain (LBP)
lebih lengkap untuk dapat menilai secara memiliki dua tahapan yaitu terapi
keseluruhan penyebab dari keluhan yang konservatif dan terapi operatif. Terapi
dirasakan oleh pekerja. low back pain (LBP) tidak cukup dengan
obat atau fisioterapi. Penderita harus
KESIMPULAN
menjalani pemeriksaan untuk
Low back pain (LBP) merupakan
mengetahui sumber masalahnya.
rasa nyeri yang dirasakan pada
Penyembuhan bisa melalui pembedahan
punggung bawah yang sumbernya
atau latihan mengubah kebiasaan yang
adalah tulang belakang daerah spinal
menyebabkan nyeri.
(punggung bawah), otot, saraf, atau
struktur lainnya di sekitar daerah DAFTAR PUSTAKA :

tersebut. Faktor-faktor yang 1. Sari, Ni Putu, Mogi Theresia, Engeline


Angliadi. Hubungan Lama Duduk
mempengaruhi terjadinya low back pain
dengan Kejadian Low Back Pain pada
antara lain faktor individu, faktor
Operator Komputer Perusahaan Travel
pekerjaan dan faktor lingkungan.
di Manado. 2015. Jurnal e-Clinic (eCl),
Low back pain berhubungan
Volume 3, Nomor 2.
dengan pekerjaan karyawan dimana 2. Rahayu dkk. 2015. Faktor-Faktor Yang
posisi saat bekerja lebih banyak Berhubungan Dengan Keluhan
dilakukan dengan posisi duduk dengan LowBack Pain (Nyeri Punggung
posisi yang dipertahankan lebih dari 10 Bawah) Pada Supir Angkot . Medan
menit dan tidak ergonomik. Posisi ini 3. Lizier DT, Perez M, et. Al. 2012.
dilakukan dalam jangka waktu lama, Exercises for Treatment of Nonspecific

dengan waktu bekerja 9 jam dan waktu Low Back Pain. Revista Brasileira de
Anestesiologia Vol. 62 No. 6 : Brazil.
istirahat hanya 60 menit dan tidak
4. Fauzia, Andini. 2014. Risk Factors Of
adanya sistem shift dalam bekerja.
Low Back Pain In Workers . Lampung.
Selain menurunkan kualitas
Faculty Of Medicine, Universitas
hidup, pasien dengan low back pain
Lampung
cenderung memiliki produktivitas yang 5. Gutierrez, Mario. 2005. Understanding
tidak optimal, bahkan biasanya terlihat Low Back Pain: Breakthroughs and
penurunan kualitas dan hasil kerja serta New Advances in the Diagnosis and
Treatment of Low Back Pain.

| Artikel Penelitian
Low Back Pain pada Karyawan Travel Consultant di Perusahaan Bisnis Tour and Travel B
Makassar

iUniverse: New England Journal of


Medicine.
6. Lionel, J Community Med Health Educ
2014, 4:2. Risk Factors Forchronic
Low Back Pain. http://dx.doi.org/
10.4172/ 2161-0711.1000271 .
7. Abaraogu UO,, Ezemaa CI. 2016.
Work-related back discomfort
andassociated factors among
automotive maintenance mechanics in
Eastern Nigeria: A cross sectional
study. Work 53 (2016) 813
823DOI:10.3233/WOR 162247IOS
Press

| Artikel Penelitian

Anda mungkin juga menyukai