Anda di halaman 1dari 30

PENDAHULUAN

Dunia modern:
Insiden cedera kepala pemakaian
kendaraan bermotor 60 %
Dapat juga disebabkan :
Perkelahian

Olah raga

Trauma lahir

Jatuh dari ketinggian


EPIDEMIOLOGI
Amerika (dikutip oleh Bailey 1986) :
480.000 kasus / tahun 200 kasus /
100.000 penduduk
75 % - 85 % : komosio

Umur 15 24 tahun

Pria >> wanita

Karena kecelakaan lalu lintas


DEFINISI
Cedera kepala merupakan cabang ilmu
Neurotraumatologi yang mempelajari/
meneliti pengaruh cedera kepala terhadap
sel otak baik struktural maupun fungsional
dan akibatnya,baik fase akut maupun
kronis.
Cedera dapat terjadi kerusakan primer
dan sekunder.
KLASIFIKASI
PATOLOGI :
Komosio (gegar otak): Suatu keadaan
dimana penderita Postrauma mengalami
pingsan < 10 menit, Amnesia retrograde
(+) dan tanpa defisit neurologi.
Kontusio (memar otak): Suatu keadaan
dimana penderita Postrauma mengalami
pingsan > 10 menit disertai ptechi di otak
dan disertai dengan defisit neurologi.
APT (CAIRN,S/BECKER DP) :
1. CK Ringan : APT < 1 jam
2. CK Sedang : APT < 1 hari
3. CK Berat : APT 1 7 hari
4. CK Sangat berat : APT > 7 hari
KLASIFIKASI
MINDERHOUD
Cedera kepala ringan : coma 5 menit ,
sadar penuh 1 jam
Cedera kepala sedang : coma > 1 jam ,
sadar penuh < 6 jam
Cedera kepala berat : coma > 6 jam

RIMEL
Cedera kepala ringan : GCS 13 - 15
Cedera kepala sedang : GCS 9 - 12
Cedera kepala berat : GCS 38
Berdasarkan lokasi lesi (Markam S,1999;
Soertidewi,2002):
1. Lesi difus
2. Lesi kerusakan vaskular otak
3. Lesi fokal:
a. Kontusio dan laserasi serebri
b. Hematoma (perdarahan intrakranial):
Hematoma epidural, subdural, subaraknoid,
intraserebral, intraserebellar.
KLASIFIKASI

Menurut Chesnut R,1995 ; Burdette,2007


: System Inflamatory Response Sindrom
(SIRS):
a. Suhu < 36o C atau > 38o C
b. Denyut jantung > 90 kali/menit
c. Frekwensi pernapasan > 20 kali/menit
d. Leukosit <4.000/mm3 >12.000/mm3
Dalam Principles of Surgery (Shapiro dan
Angood,2005) menyebutkan bahwa
prognosis mortalitas penderita CK
dengan :
a. Skor SIRS 2 adalah 5%
b. Skor SIRS 3 adalah 10%
c. Skor SIRS 4 adalah 15-20%
EPIDEMIOLOGI
Masih banyak masalah karena :
Beraneka ragam sumber statistik

kasus fatal tak capai ke RS

Cedera ringan tidak di konsulkan dokter

Yang ke RS belum dipusatkan


EPIDEMIOLOGI
Amerika (dikutip oleh Bailey 1986) :
480.000 kasus / tahun 200 kasus /
100.000 penduduk
75 % - 85 % : komosio

Umur 15 24 tahun

Prog. >>

Karena kecelakaan lalu lintas


EPIDEMIOLOGI
Indonesia (RSCM 1992, oleh Misbach J)
:
2315 orang 1275 kasus cedera kepala

550 kasus ringan : 43 %


415 kasus sedang : 33 %
310 kasus berat : 24 %
EPIDEMIOLOGI

Makassar (1994) :
RSU LB : 828 orang
RSU Wahidin : 734 orang
RS Stella Maris : 218 orang
RS Faisal : 97 orang
Di 4 RS Makassar (Mei Oktober 2007).
Dari 72 sampel CK tertutup, pria 59 orang
(81,9%) dan wanita 13 orang (18,1%).
Yang meninggal Pria 27,1% dan wanita
15,4%.
Umur dominan < 25 tahun.
MEKANISME

COUP
COUNTRE COUP
ROTASI
GEJALA KLINIS
Sangat Bervariasi
Tergantung luas & letak lesi
perubahan kesadaran : tanda dini perub. perkembangan
proses patologik.
Tidak ada ggn kesadaran, tidak mengesampingkan
berkembangnya suatu lesi yang bermakna.
Pd anak 4465 (11,5 %) tdk ada ggn kesadaran : sering
hematom subdural (Hendrik,dkk)
Kel. intrakranial yang bermakna (hematom subdural) dpt
tanpa gangguan kesadaran (Maitra -1981)
Baik tidaknya kesadaran tergantung utuh / tidaknya ARAS
(Magoun)
APT ~ gejala post concussion syndrome
Perburukan : 24 48 jam
PATOFISIOLOGI

Mekanisme terjadinya CKS dan CKB akibat


adanya beban guncangan/benturan yang
melebihi batas toleransi jaringan otak
sehingga jaringan otak tertinggal
dibandingkan gerakan yang dialami tulang
tengkorak dan duramater
(Wahjoepramono EJ,2005).
PATOFISIOLOGI
Meregangkan axon lysis pada synap
sitotoksik transmiter
Perobekan mielin dan neurilemma
pembuluh darah petechia oedema
lokal axon yang kecil lebih mudah rusak
MIKROSKOPIS
Axonal retraction bulb>> di korpus kallosum
& kwadran dorso lateral dari batang otak
Akson deg. formatio retikularis kolikulus
inferior
Substantia parasagital & subcortical
hemisfer otak
PATOFISIOLOGI

Kerusakan otak pada saat kejadian trauma


disebut primer injury dan akibat lanjut dari
trauma otak primer disebut secondary
injury.
Kerusakan otak akibat kekuatan mekanik
dapat bersifat difus dan menyebabkan
kerusakan otak disebut Difus Axonal
Injury (DAI).
Kerusakan sekunder biasanya tidak
mendadak tetapi bertahap dan
berlangsung selama beberapa
hari/minggu, kerusakan dapat berupa
Hiposia Iskemik, Edema otak, Tekanan
Intrakranial meninggi, Hidrocephalus atau
infeksi (Limoa RA,2005).
Menurut lokasi jejas dapat terjadi fraktur
tulang tengkorak, hematoma epidural dan
coup contussion. Sedangkan jejas di
tempat lain terjadi akibat distorsi otak dan
gelombang hantaman (Shock wave)
(Olson DA,2006).
PERUBAHAN FISIOLOGIS
Perubahan aktivitas listrik
- Foltz depresi uniform dalam amplitudo di
formatio retikularis
- Rone electronystagmogram
Peningkatan aliran / 24 jam
Pembentukan peroksidase lipid pasca trauma
Perubahan metabolisme glukosa
Peningkatan insulin peningkatan asam laktat
{Robertson, dkk ( 1991)}
Oedema serebri
Raimondi : - tahap dini < 9 jam
- tahap kedua 10 18 jam
- tahap ketiga 19 27 jam
Kelainan : neuropsikologi
KOMPLIKASI
Post Concussion Syndrome : adalah suatu kumpulan gejala
berupa sakit kepala, pusing, irritable, insomnia, fatiqe, sulit
konsentrasi
Menurut konsorsium Indonesia tahun 2005 : kumpulan gejala
tersebut berlangsung lebih dari 2 minggu setelah kejadian
cedera kepala.
Sosial
APT (Cairns) 1 jam : 1 1,5 bulan
1 24 jam : 1,5 2 bulan
1 7 hari : 2 4 bulan
> 7 hari : 4 6 bulan
Setelah terjadi trauma kapitis maka harus selalu
diingat :
1. Commotio Serebri

2. Kontusio Serebri

3. Haematom subdural

4. Haematom intraserebral

5. Hematom Epidural

adalah suatu hematom yang terjadi diantara


duramater dan tulang tengkorak diakibatkan
karena robeknya arteri meningea media atau
salah satu cabangnya.
Gejalanya :
a. Lucid Interval yaitu;
- Coma sadar coma meninggal
- Tensi makin meningkat
- Nadi makin lambat
- Sindrom Weber midriasis disisi ipsi lateral +
hemiplegia di sisi kontra lateral
- Funduskopi udem di papil biasanya setelah 6 jam
- Foto rotgen tanpa garis fraktur yang menyilang arteri
meningea media
- CT Scan kepala tampak Hematom biconvex
6. Haematom subdural : disebabkan karena robeknya Bridging
Vein. Terbagi :
- Akut ( < 3 hari )
- Sub akut ( 3 8 hari )
- Chronik ( 9 14 hari )
Gejalanya :
a. Sakit kepala semakinlama semakin memberat
b. Gangguan psikik
c. Gangguan Kesadaran : makin lama makin menurun atau
dapat juga (up and down)
d. Hematoma pada CT Scan tampak seperti bulan sabit.
Risiko H. subdural ~ fr. tengkorak 45 %
H. epidural ~ fr. tengkorak 90 % (Janet)
H. intraserebral ~ fr. tengkorak 80% (Galbraith)

Anda mungkin juga menyukai