Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
Randomized Controlled Trial (RCT). RCT merupakam studi penelitian
eksperimental yang mampu untuk mengevaluasi intervensi yang digunakan
benar-benar layak atau tidak, RCT menggunakan prosedur random yang
bertujuan untuk mengalokasikan berbagai faktor penelitian kepada subjek
penelitian (Murti, 2017).
Metode penelitian ini termasuk single blind, karena responden yang
bersedia menjadi subjek penelitian tidak mengetahui kedalam kelompok mana
subjek dialokasikan. Rancangan dalam penelitian ini membandingkan two
group pretest and post test design, dengan cara memberikan pretest atau
pengamatan awal terlebih dahulu sebelum diberi intervensi. Setelah diberikan
intervensi kemudian dilakukan posttest atau pengamatan akhir (Hidayat,
2014). Desain penelitian dari RCT adalah sebagai berikut :

PR1 R(KE) X PO1

PR2 R(KK) Y PO2

Bagan 3.1 Desain Penelitian

Keterangan :
PR1 : Pretest sebelum dilakukan terapi akupunktur
PR2 : Pretest sebelum dilakukan wet cupping
R : Randomisasi
K : Kelompok Eksperimen

32
33

KK : Kelompok Kontrol
X : Subjek penelitian menerima perlakuan akupunktur
Y : Subjek penelitian menerima perlakuan wet cupping
PO1 : Posttest setelah dilakukan terapi akupunktur
PO2 : Posttest setelah dilakukan wet cupping

B. Popoulasi, Sampel dan Teknik Sampling


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek atau subjek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik dari sebuah wilayah yang ditetapkan oleh
peneliti (Murti, 2017 dan Sugiyono, 2017). Berdasarkan data yang didapat
dari studi pendahuluan di Dusun Tegal Mulyo, Mojosongo, Surakarta
populasi penderita diabetes mellitus tipe II berjumlah 45 orang belum
termasuk kriteria inklusi dan eksklusi.
2. Sampel dan Teknik Sampling
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilki
oleh suatu populasi, sedangkan sampling merupakan metode atau teknik
dalam pengambilan sampling yang dapat mewakili suatu populasi
(Sugiyono, 2017). Populasi di Dusun Tegal Mulyo, Mojosongo, Surakarta
sebanyak (N) 45 orang, dengan mempertimbangkan signifikasi sebesar 5%
terdapat 40 orang belum termasuk ke dalam kriteria inklusi dan eksklusi.
Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik Simple
Random Sampling ( SRS ).

Kelompok
Eksperimen
Inklusi
Populasi SRS
Ekslusi
Kelompok
Kontrol

Bagan 3.2 Teknik Sampling


34

Kriteria inklusi dan eksklusi yang ditetapkan oleh peneliti adalah sebagai
berikut:
a. Kriteria Inklusi
1) Bersedia menjadi subjek penelitian.
2) Subjek yang mengalami diabetes melitus tipe II dengan kadar gula
darah puasa > 126 mg/dl dan HbA1C > 6,5 %.
3) Subjek yang berusia 40 -70 tahun.
4) Subjek berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.
5) Subjek sedang tidak hamil.
6) Bersedia untuk terapi akupunktur seven star needle sebanyak 15
kali terapi (seminggu tiga kali terapi).
7) Bersedia untuk terapi wet cupping sebanyak 15 kali terapi
(seminggu tiga kali terapi).
8) Subjek yang mempunyai hasil pemeriksaan laboratorium HbA1C.
9) Subjek tidak memiliki komplikasi diabetes melitus.
10) Subjek sedang atau tidak menggunakan obat penurun kadar gula
darah.
b. Kriteria Eksklusi
1) Subjek yang mengundurkan diri.
2) Subjek yang mengalami tanda-tanda peradangan, alergi dan
inflamasi pada kulit.
3) Subjek tidak melakukan terapi akupunktur seven star needle dan
wet cupping sebanyak 15 kali terapi
4) Subjek yang menggunakan injeksi insulin.
5) Subjek memiliki komplikasi diabetes melitus.
6) Subjek tidak melakukan pemeriksaan HbA1C.

C. Waktu dan Tempat Penelitian


1. Lokasi
Penelitian ini dilakukan di Dusun Tegal Mulyo, Mojosongo, Surakarta.
35

2. Waktu
Penelitian ini berlangsung pada bulan Oktober 2020 sampai dengan bulan
April 2021. Tindakan akupunktur dan wet cupping dilakukan tiga kali
dalam satu minggu selama 15 kali terapi.

D. Variabel
Variabel adalah segala sesuatu dari subjek atau objek yang memiliki
variasi tertentu atau faktor-faktor yang ditentukan oleh peneliti untuk
dipelajari dan disimpulkan (Machfoedz, 2017). Variabel yang dikaji dalam
penelitian ini adalah :
1. Variabel Terikat ( Dependen )
Merupakan variabel yang dipengaruhi oleh adanya variabel bebas,
oleh karena itu sering disbeut juga sebagai variabel kriteria, output,
konsekuen (Notoadmojo, 2014). Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah perubahan kadar gula darah puasa dan HbA1C pada penderita
diabetes melitus tipe II.
2. Variabel Bebas (Independent)
Merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Notoadmojo, 2014).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perbandingan pengaruh terapi
akupunktur seven star needle pada paravertebral torakal 7-10 bilateral
dengan wet cupping pada titik Yishu M-BW-12.

E. Definsi Operasional
Tabel 3.1 Tabel Definisi Operasional
Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
Terapi akupunktur Salah satu terapi Terapi - Tepat Nominal
denganseven star akupunktur kulit dilakukan - Tidak tepat
needle dengan secara tepat
menggunakan pada area
36

jarum seven star paravertebral


needle pada torakal 7-10
paravertebral bilateral.
torakal 7-10
bilateral
Terapi Wet Merupakan Terapi wet - Tepat Nominal
Cupping teknik cupping - Tidak tepat
pengeluaran dilakukan
darah secara tepat
menggunakan pada titik
cupping dan Yishu.
lancet pada titik
Yishu M-BW-12
Perubahan kadar Disebut diabetes Hasil Hasil Glukosa Interval
gula darah puasa melitus tipe II, pemeriksaan Darah Puasa
dan HbA1C pada jika kadar gula lab HbA1C Diabetes :
penderita diabetes darah puasa dan > 126 mg/dl
melitus tipe II (ICD >126 mg/dl dan glukometer Pre-Diabetes :
10 : E11) HbA1C > 6,5 % 100-125 mg/dl
Normal :
70-99 mg/dl
Hasil HbA1C
Diabetes :
> 6,5 %
Pre-Diabetes :
5,7 – 6,4 %
Normal :
< 5,7 %
37

F. Instrumen Penelitian
1. Lembar Observasi
Lembar observasi terdiri dari identitas subjek penelitian, hari dan tanggal,
sesi terapi, hasil pemeriksaan kadar gula darah sebelum dan sesudah 15
kali terapi.
2. Lembar persetujuan menjadi subjek penelitian ( informed consent ).
3. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Jarum akupunktur seven star needle
b. Cupping Kit Sammora Buhang Premium
c. Tisu
d. Alkohol 70 %
e. Povidone iodine
f. Kassa dan kapas steril
g. Lancet dan jarum lancet
h. Kom
i. Bengkok
j. Hand sanitizer
k. Handscoon steril
l. Glukometer
4. Standar Operational Prosedure ( SOP )
a. Tahap Pra Interaksi
1) Pelaksanaan terapi dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan
COVID-19.
2) Mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan menanyakan nama
subjek penelitian.
3) Menjelaskan tujuan, tindakan, mengkontrak waktu dan
menjelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan.
4) Melakukan verifikasi data subjek penelitian seperti data responden
yang mempunyai hasil pemeriksaan HbA1C.
5) Melakukan pemeriksaan kadar gula darah puasa sebelum diterapi.
38

6) Mempersiapkan alat, bahan dan tempat.


b. Tahap Interaksi
1) Terapi Akupunktur
a) Pelaksanaan terapi dilakukan dengan mematuhi protokol
kesehatan COVID-19.
b) Melakukan anamnesa subjek penelitian.
c) Mengatur posisi subjek agar mendapatkan posisi yang nyaman
saat dilakukan tindakan terapi.
d) Menggunakan hand sanitizer atau mencuci tangan sebelum
melakukan tindakan.
e) Menggunakan handscoon steril.
f) Melakukan desinfeksi pada area yang akan dilakukan terapi
dengan menggunakan kassa steril dan povidone iodine.
g) Melakukan tindakan terapi dengan jarum seven star needle
pada paravertebral torakal 7-10 bilateral selama 5-10 menit.
h) Melakukan desinfeksi kembali setelah tindakan dengan
menggunakan kassa steril dan povidone iodine.
i) Setelah melakukan terapi akupunktur selama 15 kali terapi,
makaakan kembali dilakukan pemeriksaan kadar gula darah
puasa dan HbA1C.
2) Terapi Wet Cupping
a) Pelaksanaan terapi dilakukan dengan mematuhi protocol
kesehatan COVID-19
b) Melakukan anamnesa subjek penelitian.
c) Mengatur dan memposisikan subjek penelitian senyaman
mungkin.
d) Menggunakan hand sanitizer atau mencuci tangan sebelum
melakukan tindakan.
e) Menggunakan handscoon steril.
f) Melakukan cupping selama 3-5 menit.
39

g) Melakukan desinfeksi pada daerah tubuh yang akan dilakukan


penusukan dengan menggunakan kassa steril dan povidone
iodine.
h) Melakukan penusukan pada area cupping titik Yishu M-BW-12
kurang lebih 5 kali sedalam 0,3 - 0,5 cm ( dengan tipis dan
tidak terlalu dalam ).
i) Melakukan wet cupping dan membiarkan darah yang keluar di
dalam cup selama 3-5 menit.
j) Membersihkan dan membuang darah yang ada di dalam cup
dengan kassa steril atau tisu.
k) Melakukan desinfeksi kembali setelah tindakan dengan
menggunakan kassa steril dan povidone iodine.
l) Mencuci tangan setelah melakukan terapi cupping.
m) Setelah melakukan terapi wet cupping selama 15 kali terapi,
makaakan kembali dilakukan pemeriksaan kadar gula darah
puasa dan HbA1C.
c. Tahap Terminasi
a) Pelaksanaan terapi dilakukan dengan mematuhi protokol
kesehatan COVID-19
b) Melakukan evaluasi
c) Membuat kontrak waktu selanjutnya
d) Menyimpulkan hasil kegiatan
e) Pamitan dan salam

G. Prosedur Pengumpulan Data


1. Tahap Persiapan
a. Penentuan masalah
b. Mempelajari literatur
c. Melakukan studi pendahuluan
d. Menentukan sampel
e. Menyusun proposal penelitian
40

f. Pengujian proposal
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
a. Melakukan identifikasi pada subjek penelitian yang sesuai dengan
kriteri inklusi dan eksklusi
b. Penjelasan terkait proses terapi akupunktur dan wet cupping kepada
subjek
c. Mengajukan lembar informed consent atau lembar persetujuan
d. Melakukan kontrak waktu kepada subjek penelitian
e. Setelah melakukan terapi akupunktur dan wet cupping selama 15 kali
terapi, makaakan kembali dilakukan pemeriksaan kadar gula darah
puasa dan HbA1C.

H. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian. Data yang ditampilkan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi bertujuan untuk mendapatkan gambaran
suatu kondisi yang objektif tentang perubahan kadar gula darah sebelum
dan sesudah diberikan perlakuan (Notoatmodjo, 2014).
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat merupakan analisis data yang dilakukan terhadap dua
variabel yang berhubungan atau berkorelasi untuk melihat atau
membuktikan pengaruh antar dua variabel tersebut (Notoatmodjo, 2014).
Analisis bivariat dalam penelitian perbandingan efek terapi akupunktur
seven star needle pada paravertebral 7-10 bilateral dengan wet cupping
pada titik Yishu M-BW-12 terhadap perubahan kadar gula darah puasa dan
HbA1C penderita diabetes mellitus tipe II dengan menggunakan uji T-Test
apabila data berdistribusi normal, sedangkan menggunakan uji Wilcoxon
atau Mann Whitney apabila data berdistribusi tidak normal. Sebelum
dilakukan analisis bivariat, dilakukan uji normalitas data. Salah satu cara
uji normalitas data adalah menggunakan uji Shapiro-Wilk untuk sampel <
41

50. Apabila nilai signifikasi < 0,05 maka data tidak terdistribusi normal
dan jika nilai signifikasi > 0,05 maka data terdistribusi normal.

I. Etika Penelitian
1. Dalam penelitian ini, data pasien hanya digunakan untuk kepentingan
penelitian diabetes melitus tipe II saja.
2. Peneliti akan menjaga kerahasian data subjek penelitian, maka lembar
pengumpulan data penelitian tidak dicantumkan nama tapi diberikan
nomer kode.
3. Sebelum dilakukan tindakan terapi, subjek penelitian menandatangani
informed consent.
4. Terapi dilakukan tanpa menggangu jam kerja / aktivitas subjek penelitian.
5. Peneliti memastikan bahwa tindakan penelitian memperhatikan aspek
safety dan meminimalkan resiko atau efek samping yang tidak diinginkan.
6. Terapi yang dilakukan bertujuan untuk melihat perubahan kadar gula
darah penderita diabetes mellitus tipe II.
7. Pelaksanaan terapi dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan
COVID-19.

Anda mungkin juga menyukai