Anda di halaman 1dari 74

EFEKTIVITAS TERAPI AKUPUNKTUR PADA TITIK LI 4 HEGU, EX-HN

3 YINTANG DAN GV 20 BAIHUI KOMBINASI MASKER BUAH


SEMANGKA TERHADAP PENURUNAN SKALA KERIPUT PADA AREA
WAJAH WANITA DEWASA DI DESA GONDANGALAS KLATEN

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Oleh:
ANDRE YURISTIAN
NIM P27240018054

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA JURUSAN AKUPUNKTUR
PRODI SARJANA TERAPAN AKUPUNKTUR DAN
PENGOBATAN HERBAL
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

EFEKTIVITAS TERAPI AKUPUNKTUR PADA TITIK LI 4 HEGU, EX-HN


3 YINTANG DAN GV 20 BAIHUI KOMBINASI MASKER BUAH
SEMANGKA TERHADAP PENURUNAN SKALA KERIPUT PADA AREA
WAJAH WANITA DEWASA DI DESA GONDANGALAS KLATEN

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Oleh:

ANDRE YURISTIAN
NIM P27240018054

Proposal Penelitian ini telah Disetujui Oleh Dosen Pembimbing:


Pada tanggal:

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

Sumanto, S.Kep., M.Kes Wahyu Eka Hastuti, SST.Akp


NIP. 196108091988031002 NIP. 199008092015031001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Akupunktur
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta

Dr. Hanung Prasetya, S.Kp., M.Si


NIP 197104041994031002

HALAMAN PENGESAHAN
Proposal Penelitian ini diajukan oleh:
Nama : Andre Yuristian
NIM : P27240018054
Program Studi : Sarjana Terapan Akupunktur dan Pengobatan Herbal
Judul Penelitian : Efektivitas Terapi Akupunktur pada titik LI4 Hegu, EX-HN3
Yintang dan GV 20 Baihui kombinasi Masker Buah
Semangka terhadap penurunan skala keriput pada area wajah
wanita dewasa di Desa Gondangalas, Klaten

Telah diajukan dihadapan Dewan Penguji Proposal penelitian Program Studi


Sarjana Terapan Akupunktur dan Pengobatan Herbal Jurusan Akupunktur Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta dan telah disahkan.
Ditetapkan di : Surakarta
Tanggal :

DEWAN PENGUJI
Penguji I : Joko Tri Haryanto, S.Kep., Ns., M.kes ( )
NIP 197405251998031004
Penguji II : Sumanto, S.Kep., M.Kes ( )
NIP 196108091988031002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Akupunktur
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta

Dr. Hanung Prasetya, S.Kp., M.Si


NIP 197104041994031002

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME


Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Andre Yuristian
NIM : P27240018054
Program Studi : Sarjana Terapan Akupunktur dan Pengobatan Herbal
Judul Penelitian : Efektivitas Terapi Akupunktur pada titik LI4 Hegu, EX-HN3
Yintang dan GV 20 Baihui kombinasi Masker Buah
Semangka terhadap penurunan skala keriput pada area wajah
wanita dewasa di Desa Gondangala, Klaten

Menyatakan bahwa proposal penelitian ini saya susun tanpa ada tindakan
plagiarisme sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Program Studi Sarjana Terapan
Akupunktur dan Pengobatan Herbal Jurusan Akupunktur Politeknik Kesehatan
Kementerian Surakarta. Jika kemudian hari dapat dibuktikan saya melakukan
plagiarisme, saya akan bertanggungjawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang
dijauhkan institusi pendidikan kepada saya.

Solo, 28 januari 2022


Yang Membuat Pernyataan

Andre Yuristian
NIM P27240018054
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian
ini dengan sebaik mungkin. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalah islam,
sehingga dapat menjadi bekal hidup di dunia dan di akhirat.
Penyusunan proposal penelitian berjudul “Efektivitas Terapi Akupunktur pada
titik LI4 Hegu, EX-HN3 Yintang dan GV 20 Baihui kombinasi Masker Buah
Semangka terhadap penurunan skala keriput pada area wajah wanita dewasa di Desa
Gondangala, Klaten” merupakan tugas yang tidak ringan. Penulis sadar banyak
hambatan dan rintangan yang dilalui oleh penulis dalam penyusunan proposal
penelitian ini. Pada akhirnya proposal penelitian ini dapat terselesaikan dengan
bantuan beberapa pihak, oleh karena itu penulis sampaikan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah memberikan bentuannya, utamanya kepada yang
terhormat:
1. Satino, SKM., M.Sc.N selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Surakarta.
2. Dr. Hanung Prestya, S.Kp., M.Si. selaku Ketua Jurusan Akupunktur Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta.
3. Dr. Maria Dewi Christyawati, S.Kp., Ns., M.Kes selaku Ketua Prodi Sarjana
Terapan Akupunktur dan Pengobatan Herbal Jurusan Akupunktur Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta
4. Sumanto, S.Kep., M.Kes selaku pembimbing I yang telah membimbing dan
memberikan masukan yang membangun demi sempurnanya proposal penelitian
5. Wahyu Eka Hastuti, SST.Akp selaku pembimbing II yang telah membimbing
dan memberikan masukan yang membangun demi sempurnanya proposal
penelitian ini.
6. Keluarga dan sahabat- sahabat yang telah memberikan dukungan dan bantuan
demi selesainya proposal penelitian ini.

5
7. Teman-teman program studi Sarjana Terapan Akupunktur dan Pengobatan
Herbal yang telah memberikan semangat.
Penulis tidak dapat memberikan apapun terkecuali iringan do’a yang tulus
dan ikhlas semoga amal baik mereka diterima dan mendapat balasan yang lebih
baik. Tidak lupa saran dan kritik sangat penulis harapkan dari pembaca demi
kesempurnaan proposal penelitian ini.
Penulis berharap semoga proposal penelitian ini bermanfaat bagi penulis dan
pembaca pada umumnya. Aamiin.
Solo, 28 Januari 2022
Peneliti

6
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................iii

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME..........................................iv

KATA PENGANTAR............................................................................................v

DAFTAR ISI........................................................................................................vii

DAFTAR TABEL.................................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xi

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah ………………………………………………..………...4

C. Tujuan...........................................................................................................4

D. Manfaat Penelitian........................................................................................4

E. Keaslian Penelitian........................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori..............................................................................................1

B. Kerangka Teori...........................................................................................35

C. Kerangka Konsep........................................................................................36

D. Hipotesis......................................................................................................36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian.........................................................................................37

7
B. Populasi, Sampel dan Kriteria Inklusi dan Eksklusi...................................38

C. Lokasi dan Waktu penelitian.......................................................................40

D. Variabel Penelitian......................................................................................41

E. Definisi Operasional Variabel.....................................................................41

F. Instrumen Penelitian...................................................................................43

G. Prosedur Pegumpulan Data.........................................................................44

H. Analisis Data...............................................................................................46

I. Etika Penelitian...........................................................................................47

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

8
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

Tabel 3.2 Defnisi Operasional

9
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi kulit manusia (Tortora)

Gambar 2.2 The Modified Fitzpatrick Wrinkle Scale ( Shoshani. et al., 2010)

Gambar 2.3 Titik GV 20 Baihui (WHO, 2008)

Gambar 2.4 Titik EX HN 3 Yintang (WHO, 2008)………………….............. 29

Gambar 2.5 Titik LI 4 Hegu (WHO, 2008)

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian (Notoadmojo, 2010)

Gambar 3.2 The Modified Fitzpatrick Wrinkle Scale ( Shoshani. et al., 2010)

10
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Bagan 2.2 Kerangka Konsep

11
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Studi Pendahuluan

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Tindakan (Informed Concent)

Lampiran 3 : Lembar Pengkajian Subjek Penelitian

Lampiran 4 : Lembar Konsultasi Bimbingan (Pembimbing I)

Lampiran 5 : Lembar Konsultasi Bimbingan (Pembimbing II)

12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Seiring bertambah nya usia tubuh kita mengalami penurunan susunan


dan fungsinya akibat proses degenerasi sel-sel tubuh, misalnya penuaan pada
kulit. Pada proses penuaan kulit di tandai dengan menurunnya produksi
kelenjar keringat dan kelenjar lemak, yang diikuti dengan menurunnya
kelembabpan serta kekenyalan kulit karena daya elastisitas kulit dan
kemampuan kulit dalam menahan air sudah berkurang, serta proses
pigmentasi kulit yang terjadi lebih cepat dari biasanya (Tjandrawinata,
2011). Kulit merupakan lapisan terluar dari tubuh manusia yang berfungsi
sebagai pelindung tubuh dari paparan polusi lingkungan. Kulit wajah yang
sering terpapar oleh sinar ultraviolet (UV) dapat menimbulkan masalah kulit
seperti keriput, penuaan, jerawat, dan pori kulit yang membesar, sehingga
merupakan hal yang penting untuk merawat kulit (Grace et al., 2015). Pada
usia lanjut kulit akan mengalami penipisan dermis sebanyak 20% akibat
paparan sinar ultraviolet. Kadar kolagen pada dermis perarea akan berkurang
sebanyak 1% setiap tahunnya sepanjang masa hidup manusia sehingga
kemungkinan setiap manusia untuk mengalami keriput semakin besar jika
tidak di tangani sedini mungkin. (Yaar et al, 2007).

Keriput merupakan proses menurunnya fungsi dan kapasitas kulit


secara progresif. Terdapat dua faktor yang berperan pada terjadinya penuaan
kulit, yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik antara lain genetik,
metabolisme sel, dan hormonal. Sedangkan faktor ekstrinsik antara lain
radiasi ultraviolet, inframerah, dan karsinogen lingkungan seperti polusi
udara (Yusharyahya et al, 2020).

Beberapa peneliti melakukan Sebuah penelitian di Australia dan


mendapatkan data sekitar 1539 orang berusia 20-55 tahun memiliki kerutan
sedang sampai berat, pada pria sekitar 72% dan pada wanita usia dibawah 30
tahun sekitar 47% (Manriques, et al 2008). Sebuah survei lain yang

1
2

dilakukan oleh agensi penelitian independen Taylor Nelson Sofres terhadap


1.800 wanita usia 20 - 39 tahun di Asia (India, Indonesia, Korea, Filipina,
Thailand) melaporkan, 1 dari 3 wanita di Asia hanya menggunakan perawatan
untuk whitening, walaupun mereka juga sudah mengalami tanda-tanda
penuaan dini. Di Indonesia hasil survei menunjukan sebanyak 57% wanita usia
25 tahun menyadari adanya tanda penuaan dini (Alviska A.R, 2017 )

Salah satu upaya preventif atau memperlambat efek penuaan kulit


sehingga kulit terlihat lebih segar, lebih cantik, dan awet muda yaitu dengan
melakukan terapi anti-aging. Anti-aging akan lebih baik jika dilakukan sedini
mungkin, yaitu saat seluruh fungsi sel-sel tubuh masih sehat dan berfungsi
dengan baik. Akhir-akhir ini banyak produk krim mengandung bahan anti-
aging, namun kebenaran dari produk-produk tersebut untuk mencegah penuaan
dini sering menjadi bahan untuk di diskusikan dan diteliti. Menurut hasil
penelitian para pakar, krim anti-aging dirancang secara khusus untuk
mencegah penuaan dini (Fauzi dan Nurmalina, 2012).
Salah satu contoh anti-aging adalah masker wajah, masker wajah
merupakan suatu sediaan kosmetika berbentuk cairan atau pasta yang
digunakan pada daerah kulit wajah. Tujuan menggunkan masker wajah yaitu
agar kulit wajah terasa lebih kencang dan bersih. Berdasarkan bahan masker
wajah dapat dibedakan dalam beberapa kelompok yaitu masker berbasis
lemak, masker berbasis rubber (getah karet), masker berbasis vinil, masker
berbasis hidrokoloid dan masker berbasis dari hasil bumi (Harry RG et al,
2010). Selain itu terapi akupunktur juga dapat digunakan untuk menangani
kasus keriput. Penelitian di Korea yang dilakukan oleh (Cho et al., 2015).
Menunjukkan bahwa terapi akupunktur dapat mengurangi lipatan pada
nasolabial serta keriput di area sekitar mata. Setelah dilakukan penelitian
tersebut hasilnya terapi akupunktur efektif untuk memperbaiki kondisi pada
kulit wajah.
3

Buah semangka (Citrullus lanatus) merupakan buah yang banyak


digemari oleh masyarakat karena rasanya yang manis dan baik bagi kesehatan.
Buah semangka (Citrullus lanatus) biasanya hanya dikonsumsi pada bagian
daging yang berwarna merah mencolok sedangkan pada bagian putih sangat
kurang diminati masyarakat untuk dikonsumsi dan hanya dibuang menjadi
limbah yang kurang dimanfaatkan (Mariani et al, 2018).
Ira sinaga (2019) melakukan studi penelitian menghasilkan bahwa sari
buah semangka dapat digunakan sebagai bahan aktif tambahan pada sediaan
masker sheet semakin tinggi konsentrasi penambahan sari buah semangka, pH
yang dihasilkan semakin asam dan memperoleh pH sediaan yang memenuhi
kriteria masker sheet yang baik, hasil uji iritasi sediaan masker sheet semuanya
dalam kategori negatif (-) yang artinya semua sediaan tidak menimbulkan
iritasi, dan sediaan tidak mengalami perubahan bentuk, warna, maupun aroma.
Antioksidan yang terdapat pada buah semangka merupakan senyawa
yang dapat menghambat reaksi oksidasi, dengan mengikat radikal bebas dan
molekul yang sangat reaktif sehingga kerusakan sel akan dihambat.
Antioksidan terdapat dalam beberapa bentuk, di antaranya vitamin, mineral,
dan senyawa-senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada tumbuhan yang
memiliki aktivitas antioksidan. Buah semangka adalah buah yang rendah
kalori kaya akan air dan merupakan sumber vitamin C dan flavonoid
mempunyai efek antioksidan dengan memutus radikal bebas yang sangat
reaktif yang cenderung membentuk radikal baru. Dan semangka mempunyai
fungsi sebagai pelembab, penyejuk kulit dan antioksidan(Zoe DD et al, 2006).
Berdasarkan hasil dari studi pendahuluan yang sudah dilakukan oleh
peneliti pada tanggal 20 Desember 2021 yang dibantu oleh bidan desa di Desa
gondangalas, klaten dan ditemukan 40 responden yang mengalami keriputan
pada area wajah . Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang efektivitas titik LI4 Hegu, EX-HN3 Yintang dan GV 20 Baihui
4

terhadap penurunan skala keriput pada area wajah wanita dewasa di Desa
dompyongan, kecematan jogonalan, kabuaten klaten.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut di dapatkan rumusan masalah nya yaitu apakah
terapi Akupunktur pada titik LI4 Hegu, EX-HN3 Yintang dan GV 20 Baihui
kombinasi masker buah semangka efektif terhadap penurunan skala keriput
pada area wajah wanita dewasa di Desa gondangalas, klaten?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui efektivitas Terapi Akupunktur pada titik LI 4 Hegu,
EX-HN 3 Yintang dan GV 20 Baihui kombinasi masker buah semangka
efektif terhadap penurunan skala keriput pada area wajah wanita dewasa di
Desa gondangalas, klaten
2. Tujuan Khusus
a. Mendiskripsikan karakteristik subjek penelitian mulai dari umur dan
skala keriput pada area wajah pada wanita dewasa di desa
gondangalas, klaten sebelum dilakukan tindakan terapi akupunktur
dan masker buah semangka pada awajah wajah.
b. Mendiskripsikan skala keriput sebelum dilakukan Terapi Akupunktur
pada titik LI4 Hegu, EX-HN3 Yintang dan GV 20 Baihui kombinasi
masker buah semangka efektif terhadap penurunan skala keriput pada
area wajah wanita dewasa di desa gondangalas, klaten.
c. Mendiskripsikan skala keriput setelah dilakukan Terapi Akupunktur
pada titik LI4 Hegu, EX-HN3 Yintang dan GV 20 Baihui kombinasi
masker buah semangka efektif terhadap penurunan skala keriput pada
area wajah wanita dewasa di desa gondangalas, klaten.

D. Manfaat Penelitian
1. Untuk Peneliti
5

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan


keterampilan dalam penerapan terapi Akupunktur pada titik LI4 Hegu,
EX-HN3 Yintang dan GV 20 Baihui kombinasi masker buah semangka
terhadap penurunan skala keriput area wajah pada wanita dewasa.
2. Untuk Profesi Akupunktur
Penelitian ini diharapkan berguna dalam pengembangan ilmu akupunktur
khususnya dalam penurunan skala keriput area wajah dengan penusukan
pada titik LI4 Hegu, EX-HN3 Yintang dan GV 20 Baihui kombinasi
masker buah semangka.
3. Untuk Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk bahan pembelajaran
terapi Akupunktur pada titik LI4 Hegu, EX-HN3 Yintang dan GV 20
Baihui kombinasi masker buah semangka dalam penurunan skala keriput
area wajah.
4. Untuk Masyarakat
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan pengetahuan
kepada masyarakat tentang penurunan skala keriput pada area wajah
dengan terapi akupunktur dan masker buah semangka

E. Keaslian Penelitian

1. Penelitian yang telah dilakukan oleh Cho, J. et al (2015) yang berjudul “Effect
of Jae-Seng Acupuncture Treatment on the improvment of Nasolabial Fold
and Eye Wrinkles”. Tujuan penelitian ini untuk menentukan keefektifan Jae-
Seng Akupunktur dalam pengobatan lipatan nasolabial (NSL) dan kerutan
mata (EWS). Penelitian ini menggunakan metode MTS (Sistem Terapi
Microneedle). Penelitian dilakukan di korea dengan jumlah responden
sebanyak 107 pasien berusia 20-70 tahun. Teknik perlakuan menggunakan
6

terapi akupunktur dilakukan selama 6 bulan dengan hasil yang akan


ditunjukkan melalui analisa dari DermaVision. Hasil dari penelitian
Akupunktur Jae-Seng yaitu teknik akupunktur korea dengan menusukkan
jarum akupunktur dengan kedalaman 1,0 sampai 3,0 mm pada kedalaman kulit
dermis untuk meningkatkan sirkulasi darah dan merangsang kolagen dan
elastin yang memberikan perubahan yang signifikan (p < 0,001).
2. Penelitian yang telah dilakukan oleh Satriani, D (2016). yang berjudul “Efek
Akupunktur Terhadap Tingkat Keriput Di Wajah”. Tujuan penelitian ini untuk
membuktikan pengaruh terapi pada titik akupunktur Hegu (LI 4), Zusanli (ST
36), Qu Chi (LI 11) dan Ashi point menggunakan AES-04 (Acupuncture
Electro Stimulator) dengan elektrode magnetik berkekuatan 80mT dengan
frekuensi 10,7 kHz terhadap tingkat keriput di wajah pada ibu rumah tangga
berusia 45tahun-50 tahun (premenopause). Metode penelitian yang digunakan
adalah penelitian eksperimental dengan rancangan one group pretest-posttest
design. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi pada titik akupunktur Hegu
(LI 4), Zusanli (ST 36), Qu Chi (LI 11) dan Ashi point menggunakan AES-04
(Acupuncture Electro Stimulator) dengan elektrode magnetik berkekuatan
80mT dengan frekuensi 10,7 kHz yang dilakukan sebanyak sepuluh kali terapi
memberikan penurunan yang sangat signifikan (p = 0,00).
3. Penelitian yang telah dilakukan oleh Nadia Prima (2017) yang berjudul
”Pengaruh penggunaan Masker Kulit Putih Buah Semangka untuk mengatasi
kulit wajah kering”. Tujuan penelitian ini untuk mengananlisis pengaruh
penggunaan Masker Kulit Putih Buah Semangka untuk mengatasi kulit wajah
kering berdasarkan indicator kelembaban dan kecerahan kulit wajah. Metode
penelitian ini dengan metode quasi eksperimen menggunakan 9 orang sampel
untuk tiga kelompok perlakuan, 3 orang pada kelompok kontrol (X1), 3
kelompok eksperimen 1 (X2), dan 3 kelompok eksperimen 2 (X3). Hasil
penelitian membuktikan masker Kulit Putih Buah Semangka sebagai Masker
7

Perawatan Kulit Wajah Kering dengan frekuensi pemakaian terbaik 1 x 3 hari


menunjukkan hasil yang signifikan pada indicator kelembaban dan kecerahan
kulit wajah.
Perbedaan penelitian ini dengan ketiga penelitian di atas adalah terletak pada
variasi titik akupunktur dan masker buah semangka. Oleh karena itu, keaslian
penelitian ini dapat dipertanggung jawab kan dan sesuai asas – asas keilmuan
yang harus dijunjung tinggi yaitu kejujuran, rasional, objektif serta terbuka.
Hal ini merupakan implikasi etis dari proses menemukan kebenaran ilmiah
sehingga dengan demikian penelitian ini dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya secara ilmiah, keilmuan dan terbuka untuk kritisi yang sifatnya
konstruktif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Kulit Menurut Ilmu Kedokteran konvesional
a. Pengertian Kulit
Tabor dan Blair (2009) Mengemukakan Kulit merupakan organ
terbesar dan terluas pada tubuh manusia. Rata-rata orang dewasa
memiliki luas kulit sekitar 170-200 cm² dengan berat antara 15-17 kg.
Tranggono dan Latifah (2014) Mengemukakan kulit merupakan
lapisan terluar yang menutupi seluruh tubuh manusia dan melindungi
tubuh dari rangsangan luar. Fungsi lain kulit sebagai pelindung antara
lain pengaturan suhu tubuh, pembentukan pigmen kulit, produksi
kelenjar keringat, indra peraba, serta perlindungan dari infeksi dari
luar tubuh.
Syafuddin (2009) Mengatakan pada kulit tersusun dari berbagai
macam jaringan termasuk pembuluh darah, kelenjar lemak, kelenjar
minyak, saraf, jaringan ikat, otot polos dan juga lemak oleh karena itu
kulit tidak hanya terdapat di luar tubuh saja tetapi terdapat jaringan-
jaringan yang lebih kompleks dalam pembentukan kulit yang harus
dilihat secara mikroskopis
b. Fisiologi kulit
Kulit memiliki beberapa fungsi bilogis, yaitu:
1) Proteksi
Fungsi kulit menjaga tubuh bagian dalam terhindar dari
gangguan fisik seperti paparan sinar ultraviolet, infeksi bakteri dan
jamur serta radiasi. Serabut elastis berada di dermis serta jaringan
lemak subkutan berfungsi untuk mencegah trauma mekanik

8
9

langsung terhadap interior tubuh. Lapisan tanduk dan mantel lemak


kulit menjaga kadar air tubuh dengan cara mencegah masuknya air
dari luar tubuh dan menjaga penguapan air (Syaifuddin., 2011).
2) Termoregulasi
Kulit berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh atau termoregulasi.
Saat badan kita panas tinggi maka secara alamiah keringat akan
dikelurkan melalui kulit. Namun sebaliknya, jika suhu udara di luar
terlalu dingin maka kulit akan melindungi tubuh kita dari suhu yang
dingin. Kulit mengatur temperatur tubuh melalui mekanisme dilatasi
dan konstriksi pembuluh kapiler dan melalui respirasi, yang
keduanya dipengaruhi saraf otonom.pada saat temperatur badan
menurun terjadi vasokonstriksi, sedangkan pada saat temperatur
badan meningkat terjadi vasodilatasi untuk meningkatkan
pembuangan panas (Purwanto & Yunianti., 2015).
3) Persepsi sensoris
Di dermis dan subkutis/hipodermis terdapat banyak ujung-ujung
saraf sensoris. Ujung saraf sensoris itu bertujuan untuk menerima
rangsangan dari luar untuk disalurkan ke otak dan dipersepsikan oleh
otak. Rangsangan ini berupa sensasi panas, dingin dan rasa sakit
(Syaifuddin., 2011).
4) Absorbsi
Kemampuan absorbsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit,
hidrasi, kelembapan, metabolisme, dan jenis vehikulum Beberapa
bahan dapat diabsorbsi kulit masuk ke dalam tubuh melalui dua jalur
yaitu melalui epidermis dan kelenjar sebasea. Material yang mudah
larut dalam lemak lebih mudah diabsorbsi dibanding air dan material
yang mudah larut dalam air (Maedasari et al., 2015).
5) Fungsi Eksresi
10

Fungsi Eksresik ulit berfungsi juga sebagai sistem ekskresi yang


akan mengeluarkan zat-zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh
(Purwanto & Yuniati., 2015). Sekitar 400 ml air menguap melalui
stratum korneum, orang yang jarang bergerak kehilangan tambahan
200 ml perhari, serta orang yang aktif bergerak akan lebih banyak
kehilangan keringat nya tergantung dari aktifitas orang tersebut
(Tortora G et al., 2016).
6) Reservoir Darah
Dermis menyediakan tempat jejaringan luas pembuluh darah
yang membawa 8-10% aliran darah total pada orang dewasa yang
sedang beristirahat, Karena itu, kulit bekerja sebagai reservoir darah
(Tortora G et al., 2016).
7) Fungsi Pembentukan Pigmen
Sekitar 8% sel epidermis merupakan melanosit yang
berkembang dari ektoderm embrio yang sedang berkembang dan
menghasilkan pigmen melanin. Melanin adalah pigment kuning-
merah atau cokelat- hitam yang memberi warna kulit dan menyerap
sinar ultraviolet (UV) yang merusak. Dengan cara ini, granul
melindungi DNA nukleus dari kerusakan oleh sinar matahari.
Meskipun granul melaninnya efektif melindungi keratinosit,
melanosit sendiri terutama rentan terhadap kerusakan oleh sinar UV
(Tortora G et al., 2016).
11

c. Anatomi lapisan kulit

Gambar 2.1 Anatomi Kulit Manusia (Tortora, 2016)

Kulit terdiri atas tiga lapisan jaringan yang mempunyai fungsi dan
karakteristik berbeda. Ketiga lapisan tersebut yaitu: lapisan epidermis,
lapisan dermis, dan lapisan subkutan.
terbagi menjadi 3 lapisan yaitu:
1) Epidermis
Lapisan epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit yang
memiliki ketebalan 0,4-1,5 mm. Lapisan epidermis akan
beregenerasi sedangkan lapisan dibawahnya selalu bermitosis, dan
lapisan bagian luar akan berganti dengan yang baru (Rihatmadja,
2015). Penyusun utama dari lapisan epidermis adalah keratinosit,
melanosit, sel Langerhans dan sel Merkel. Lapisan epidermis selalu
beregenerasi, hal tersebut disebabkan karena karena lapisan yang
berada dibawahnya selalu bermitosis (Rihatmadja., 2015).
12

Kulit epidermis terdiri atas lima lapisan yaitu:


1) Stratum germinativum. Lapisan ini merupakan lapisan epidermis
paling bawah. Lapisan ini akan tumbuh ke permukaan kulit, lapisan
ini terdapat melanosit yang akan membentuk melanin (Hartanto.,
2014).
2) Stratum spinosum merupakan lapisan paling tebal pada epidermis.
Lapisan ini terdiri atas beberapa lapis sel yang memiliki bentuk
poligonal yang besarnya ada bermacam-macam karena mitosis dan
semakin dekat dengan permukaan sehingga bentuknya semakin
pipih. Lapisan ini banyak mengandung glikogen (Hartanto., 2014).
3) Stratum granulosum terdiri dari 2-3 lapis sel polygonal yang agak
gepeng inti di tengah, dan sitoplasma berisi butiran granula
keratohialin atau gabungan keratin dengan hialin. Lapisan ini
menghalangi masuk nya benda asing, kuman, dan bahan kimi ke
dalam tubuh (Syaifuddin., 2011).
4) Stratum lusidum Lapisan ini tidak memiliki inti maupun organel
sel-sel. Lapisan lusidum ini dibentuk oleh 2-3 lapisan sel gepeng
yang tembus dari cahaya, dan eosinofil lapisan ini hanya memiliki
sedikit desmosom (Tranggono & Latifah., 2007).
5) Stratum korneum lapisan ini akan mencegah kehilangan air pada
kulit dan mencegah terjadinya penguapan air yang berlebihan.
Fungsi utama dari lapisan ini adalah Sebagai perlindungan utama
dari kulit (Kalangi., 2013)
2) Lapisan Dermis
Dermis merupakan jaringan ikat yang berada dibawah lapisan
epidermis, dan merupakan bagian paling besar dari kulit.
Berdasarkan struktur jaringannya, dermis dibagi menjadi 2 regio
yaitu region papilaris dan regio retikularis. Regio papilaris tersusun
13

atas serat kolagen halus, serat elastin dan regio retikulin yang
berperan dalam proses peremajaan kulit (Rihatmadja., 2015).
lapisan dermis dibagi menjadi dua bagian yaitu:
a) Stratum papilaris tersusun lebih longgar dan ditandai dengan
jumlah papila dermis yang bervariasi antara 50–250/mm2.
Jumlahnya terbanyak dan lebih dalam pada daerah di mana tekanan
paling besar, seperti pada telapak kaki. Sebagian besar papila
mengandung pembuluh-pembuluh kapiler yang memberi nutrisi
pada epitel di atasnya (Djuanda., 2007).
b) Stratum retikularis lapisan ini lebih tebal dan dalam. Serat-serat
kolagen kasar dan sejumlah kecil serat elastin membentuk jalinan
yang padat ireguler. Pada bagian yang lebih dalam, jalinan lebih
terbuka, rongga-rongga di antaranya terisi jaringan lemak, kelenjar
keringat dan sebasea, serta folikel rambut. Pada kulit wajah dan
leher, serat otot skelet menyusupi jaringan ikat pada dermis. Otot-
otot ini berperan untuk ekspresi wajah (Harien., 2010).
3) Lapisan Subkutis/Hipodermis
Lapisan hipodermis merupakan lapisan di bawah lapisan dermis
yang tersusun dari jaringan lemak. Jaringan lemak tersebut berfungsi
untuk mempertahankan suhu tubuh, cadangan energi dan sebagai
bantalan yang meredam trauma melalui permukaan kulit
(Rihatmaja., 2015). Sedangkan pada kelopak mata, penis dan
skrotum lapisan hipodermis tidak mengandung jaringan lemak,
Lapisan hipodermis memiliki ketebalan yang berbeda, pada daerah
perut ketebalannya mencapai 3 cm (Syaifuddin., 2017). Jaringan
hipodermis terdiri dari saraf, pembuluh darah dan limfe. Fungsi
jaringan hipodermis adalah bantalan untuk trauma dan penyimpanan
energi (Djuanda., 2007).
14

2. Keriput Menurut Ilmu Kedokteran konvesional


a. Definisi Keriput
Carolina (2015) mengatakan keriput adalah salah satu contoh
perubahan pada kulit seseorang yang terjadi akibat bertambahnya usia.
Biasanya terjadinya keriput disertai juga dengan tanda-tanda penuaan
yang lain seperti bercak hitam, kulit kusam dan kering.
Anson et al (2016) mengemukakan keriput pada kulit wajah
timbul karena otot-otot wajah mengalami konstraksi setiap harinya
sehingga permukaan kulit yang mengalami lekukan.
Atmaja & Susilowati (2012) mengemukakan seiring
bertambahnya usia pembentukan kolagen akan semakin melemah dan
secara tidak langsung kulit akan mengalami penurunan elastisitas
berkaitan dengan hilangnya serat elastin dan kolagen, Kolagen dan
elastin merupakan komponen utama lapisan dermis. Hilangnya serat
tersebut berdampak buruk terhadap kelembaban dan ketegangan kulit
sehingga menimbulkan kerut atau keriput.
b. Etiologi Keriput
Marcelina (2015) mengatakan penuaan pada kulit dapat terjadi
karena adanya dua fenomena, yaitu penuaan intrinsik dan penuaan
ekstrinsik. Faktor penuaan intrinsik seperti keturunan, kesehatan, daya
tahan, kejiwaan faktor genetik, serta faktor lainnya, seperti Reactive
Oxygen Species (ROS) yang berasal dari metabolisme aerob dalam
tubuh, meningkatnya sitokin proinflamasi, adanya teoritelomer yang
berhubungan dengan berkurangnya kapasitas perbaikan molekul
deoxyribonucleicacid (DNA), Adapun faktor ekstrinsik yang utama
adalah paparan cahaya matahari. Penuaan yang diakibatkan oleh
paparan cahaya matahari ini dikenal dengan istilah photoaging.
15

(Marcelina et al., 2015). Dan juga di bawah ini ada beberapa faktor
penyebab keriput.
Faktor-faktor penyebab keriput yaitu:
1) Usia
Seiring bertambahnya usia seseorang, elastisitas kulit akan
mengalami penurunan. Lemak yang terdapat pada lapisan kulit juga
mengalami pengurangan sehingga kulit mengalami pengenduran.
Usia 30an merupakan awal terbentuknya kerutan pada sekitar mata.
Sebagian lain kerutan timbul pada usia 50-an atau 60-an Usia
Terjadinya proses penuaan pada kulit tidak akan sama pada setiap
orang. Pada orang tertentu, proses penuaan kulit terjadi sesuai usia,
tetapi pada sebagian orang lain penuaan kulit bisa saja terjadi lebih
awal atau disebut dengan penuaan dini (premature aging) yang bisa
disebabkan oleh banyak hal (Baran, 1998).
2) Hormonal
Irianto (2014) menyatakan sistem endokrin berfungsi mengatur
memproduksi hormon. Estrogen adalah hormon yang dapat
mempengaruhi penebalan kulit, pembentukan kerutan pada kulit,
mengatur kelembaban kulit,mempengaruhi sirkulasi peredaran
darah, mempertahankan kulit agar elastis atau tetap lentur, dan
memelihara kolagen dalam kulit agar tetap terpelihara sehingga kulit
tetap kencang
Growth Hormone disebut sebagai mediator pada pertumbuhan
somatik, dilepaskan pada saat tidur, beraktivitas dan keadaan
hipoglikemia (Subrata., 2009). Growth Hormone merupakan hormon
petumbuhan yang disekresikan kelenjar pituitary bagian anterior.
Pada anak-anak hormon ini diperlukan untuk pertumbuhan somatic.
Pada orang dewasa hormon ini berfungsi mempertahankan ukuran
16

orang dewasa normal dan juga berperan dalam pengaturan sekresi


protein dan pembuangan nutrient (Price & Wilson., 2006). Kadar
hormon pertumbuhan dalam darah sangat tinggi pada awal masa
kehidupan, sesuai dengan periode pertumbuhan somatik yang cepat,
kadarnya mulai menurun setelah mencapai ukuran tubuh orang
dewasa dan kematangan fisik dan sistem reproduksi. Penurunan ini
terus berlanjut selama dewasa dan saat tua, akibatnya tingkat Growth
Hormone pada orang tua jauh lebih rendah dari pada orang dewasa
muda (Roberta. et al., 2008).
3) Sinar matahari
Penuaan pada kulit yang di pengaruhi oleh sinar UV disebut
juga sebagai photoaging dengan efek utama yaitu kerusakan DNA,
inflamasi atau peradangan, imunosupresi, serta penurunan sintesis
dan peningkatan degradasi matriks ekstraseluler kulit. Matriks
ekstraseluler merupakan komponen penyusun terbanyak dari massa
kulit, sehingga penurunan sintesis dan peningkatan degradasi
terhadapnya akan menyebabkan perubahan yang paling tampak pada
penuaan kulit berupa kerutan (wrinkle), hilangnya elastisitas, dan
kekenduran (sagging) (Ahmad & Damayanti., 2018). Jika paparan
sinar matahari terjadi secara terus menerun maka akan terjadi
perubahan tekstur kulit, perubahan warna kulit bahkan terjadi kanker
kulit (Tortora & Derrickson., 2014).
4) Penyakit sistemik
Berbagai penyakit sistemik menyebabkan proses menua
berlangsung lebih cepat, misalnya kencing manis, defisiensi gizi, dan
penyakit autoimun yang menyebabkan terganggunya sistem biologik
selular. (Wasitaatmadja., 2013).
5) Stress
17

Stress yang berkepanjangan akan merusak sel sel kulit dan


mengganggu metabolisme tubuh. Ketika metabolisme terganggu
maka regenerasi tidak akan terjadi sehingga muncul tanda penuaan
dini (Yunianti & Purwanto., 2015).
6) Radikal bebas
Ardhie (2011) Menyebutkan radikal bebas adalah suatu molekul
yang mempunyai satu atau lebih elektron yang luar yang tidak
berpasangan sehingga cenderung tidak stabil. Untuk mencapai
kestabilan maka molekul yang reaktif tersebut mencari pasangan
elektronnya dengan cara mengambil dari sel-sel tubuh manusia
sehingga disebut Reactive Oxygen Species (ROS). ROS dapat
mempengaruhi produksi kolagen dengan mengaktifkan Matrix
Metallo proteinase (MMP). MMP berfungsi untuk mendegradasi
matriks ekstraseluler dan menurunkan sintesis kolagen. Hal tersebut
yang menyebabkan terjadinya keriput (Masaki, 2010).
7) Merokok
Nikotin yang terkandung dalam rokok dapat menyebabkan sel-
sel kulit menjadi kering dan kehilangan elastisitasnya yang kemudian
akan menyebabkan mudah timbul keriput. Merokok juga dapat
mengganggu sirkulasi darah pada kulit sehingga kulit nampak lebih
pucat dan sel-sel kulit banyak yang mati dengan demikian kulit akan
nampak lebih tua (Fauziah et al., 2016).
8) Kurang Tidur
Seseorang yang kurang tidur atau sering begadang kulitnya
akan terlihat lebih tua dari usianya (Fauziah., 2016). Kurang tidur
terlebih pada malam hari dapat menyebabkan regenerasi kulit
terganggu, karena kulit juga butuh waktu untuk istirahat pada saat
18

malam hari. Ketika regenerasi kulit terganngu maka kulit akan


nampak kering dan sangat mudah muncul keriput (Setiawati, 2017).
9) Sakit berkepanjangan
Sakit yang berkepanjangan dapat sangat memberikan pengaruh
terhadap kondisi fisik seseorang sehingga mengakibatkan
terhambatnya proses metabolisme tubuh yang pada akhirnya kulit
kurang ternutrisi dan secara tidak langsung timbulnya keriput.
(Mulyawan & Suriana., 2013).
c. Patofisiologi Keriput
Proses penuaan kulit terjadi karena adanya faktor intrinsik dan ekstrinsik.
a) Faktor intrinsik
Faktor intrinsik menyebabkan keratinosit, fibroblas, dan
melanosit menurun seiring bertambahnya usia (Zahruddin., 2018).
Proses yang terjadi pada penuaan kulit intrinsik merupakan
kombinasi dari tiga proses, antara lain penurunan kemampuan
proliferasi dari sel-sel kulit, penurunan sintesis matriks ekstraseluler
kulit, serta peningkatan aktivitas enzim yang mendegradasi kolagen
di lapisan dermis (Ahmad et al., 2018). Produksi fibroblast dan
melanosit yang mengalami penurunan jumlah populasi seiring
dengan pertambahan usia. Penurunan populasi sel fibroblas
menyebabkan penurunan biosintesis kolagen pada lapisan dermis.
Proliferasi sel fibroblas kulit yang melambat juga akan
mempengaruhi produksi kolagen di lapisan dermis sehingga
menyebabkan penuaan kulit dan memunculkan kerutan.
b) Faktor ekstrinsik
Faktor ekstrinsik yang mempengaruhi penuaan kulit antara
lain, ekspresi wajah yang berulang, pengaruh suhu panas, posisi tidur,
gaya gravitasi, gaya hidup misal merokok, polusi, serta paparan sinar
19

matahari terutama sinar UV (photoagin) (Dhunurain R et al., 2012).


Paparan sinar matahari menghasilkan Spesies Oksigen Reaktif (ROS)
yang dapat menyebabkan penuaan. Fibroblas pada kulit
menghasilkan prokolagen di bawah pengaruh transformasi growth
factor-β (TGF-β) dan activator protein-1 (AP-1). TGF-β merupakan
sitokinin yang mengatur produksi kolagen, sedangkan AP-1
mengatur pemecahan kolagen dengan cara peningkatan enzim
matriks metalloproteinase (MMP) yang disekresikan oleh keratinosit.
Enzim MMP berperan pada patogenesis photoaging, yang berfungsi
pada degradasi kolagen. Paparan sinar matahari akan menginduksi
enzim MMP, sehingga akan terjadi peningkatan degradasi protein
matriks, seperti kolagen. Oleh karena itu, pada proses penuaan terjadi
peningkatan degradasi kolagen serta penurunan pembentukan
kolagen, yang menimbulkan menifestasi klinis berupa scar atau
kerutan (Jadoon et al., 2015).
d. Tanda dan Gejala
Hestianingsih (2011) Mengatakan tanda-tanda keriput yang
paling banyak terlihat seperti garis-garis halus, kerutan, kulit kusam,
kulit kering, kulit bernoda, pori-pori kulit besar, kasar dan warna kulit
tidak merata. Penuaan Instrinsik ditandai oleh timbul kerutan halus,
xerosis, kulit kusam, kulit menipis, warna kulit menjadi lebih
transparan, kadang dapat timbul teleangiektasis, ekimosis,
seboroik/keratosis, lentigo, milia, kulit yang kendor, kulit kering, kulit
yang rapuh, dan dapat timbul beberapa lesi premalignan atau malignan.
Sedangkan, penuaan ekstrinsik yang disebabkan oleh radiasi sinar
Ultraviolet ditandai dengan kulit menjadi kasar, kering, warna kulit
tidak merata karena hipopigmentasi maupun hiperpigmentasi. Kerutan
dalam atau terjadi atrofi yang parah, timbul lesi kulit, kulit menjadi
20

tidak elastis dan kaku, kulit menajdi mudah memar yang disebabkan
oleh rapuhnya dinding pembuluh darah (Helfrich et al., 2008).
e. Penatalaksanaan Keriput
1) Botox
Toksin botulinum merupakan toksin yang dihasilkan oleh
Clostridium botulinum, yang dapat digunakan untuk menghilangkan
kerut pada kulit. Toksin botulinum bekerja dengan menghambat
kerja asetilkolin sehingga terjadi paralisis atau tidak aktifnya otot
(Indramaya et al., 2009).
2) Penggunaan produk Anti Aging
Anti aging memiliki kandungan CLA dan AHA Retinol. CLA
berfungsi menstimulasi aktivitas kulit yang sehat untuk
pembentukan sel-sel kulit baru dan mempertahankan kadar kolagen
yang sehat. CLA mengandung kolagen untuk untuk memperbaiki
elastisitas kulit sehingga kulit menjadi kencang, sedangkan AHA
memberikan efek dan bereaksi bagian luar lapisan kulit,
memperlemah ikatan yang menahan sel-sel kulit mati. Sel-sel kulit
mati terangkat dari lapisan kulit, sehingga kulit menjadi halus.
(Atmaja et al., 2012).
3) Filler dermal dan Chemical Peel
filler dermal merupakan suntikan kolagen buatan kedalam
kulit. Kolagen buatan ini seperti asam hialuronat, kalsium
hidroksilapati atau asam polilaktat. Senyawa tersebut berfungsi
menarik kulit agar lebih kencang sedangkan Chemical Peel
merupakan teknik pengencangan kulit dengan cara memasukkan
asam ringan seperti asam glikolat. ini dapat memperbaiki tekstur
kulit menjadi halus dan mengurangi noda pada kulit. (Tortora &
Derrickson., 2014).
21

4) Mikrodermabrasi
Mikrodermabrasi adalah suatu prosedur peremajaan kulit
superfisial dengan mekanisme abrasi yaitu membuang lapisan kulit
paling luar dari epidermis, dikenal juga sebagai eksfoliatif.
mikrodermabrasi bekerja dengan menyemprotkan kristal-kristal
mikro kepermukaan kulit sehingga merangsang pertumbuhan kulit
baru dan regulasi kolagen (Ellora., 2018). Peremajaan kulit
menggunakan mikrodermabrasi didasarkan pada prinsip
penyembuhan luka. Cara melukai dan menghilangkan lapisan kulit
paling luar akan menstimulasi regenerasi sel-sel baru yang sehat dari
epidermis dan dermis. Perubahan ini termasuk kepadatan stratum
korneum dan menghaluskan epidermis, meningkatkan ketebalan
dermis dengan memproduksi serat elastin dan kolagen baru oleh
fibroblas, serta meningkatkan hidrasi kulit dengan memperbaiki
fungsi sawar epidermis (Pandaleke et al., 2015).
5) Thread Lift
Thread Lift atau tanam benang ini memiliki fungsi yaitu
membuat kulit terlihat lebih berisi, fungsi tightening yaitu,
mengencangkan kulit yang mengendur, fungsi suspending-lifting
yaitu, mengangkat kulit yang turun atau drop, fungsi remodelling
collagen yaitu, merangsang pembentukan kolagen dengan cara
memasukan benang ke dalam kulit dan fungsi accupunture yaitu,
memasukkan benang ke titik-titik akupunktur ke dalam wajah
(Khairunnisa., 2016).
6) Laser (Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation)
Laser mengemisikan radiasi monokromatik dan paralel, baik
secara kontinu atau pulsed. Laser dapat berpenetrasi secara
superfisial pada epidermis, atau dalam pada dermis. Teknik ini
22

disebut sebagai teknik “full field” atau konvensional. Terapi


superfisial digunakan untuk mengurangi garis kerutan halus dan lesi
berpigmen pada epidermis, sedangkan terapi yang dalam digunakan
pada kerutan kasar (Tandyono., 2018).
7) Cream Pelembab
Cream pelembab akan membuat kulit menjadi lembab dan
menghindarkan kulit dari dehidrasi. Kulit yang mengalami dehidrasi
akan cepat berkerut dan tampak kusam, pelembab juga dapat
membuat kulit menjadi tampak lembut, segar, dan cerah (Muliyawan
& Suryani., 2013).
8) Radio Frequency
Teknologi RF (Radiofrequency Fraksional) saat ini
digunakan untuk pengencangan kulit melalui pemanasan volumetrik
dermis. Perlakukan RF (Radiofrequency Fraksional) dalam berbagai
kondisi klinis dengan memodulasi energi di tingkat sel. Pengobatan
RF (Radiofrequency Fraksional) aman, mudah ditoleransi dan efektif
dalam mengurangi keriput dengan perbaikan tekstur kulit secara
keseluruhan (Draelos., 2010)
9) Akupunktur estetika
Akupunktur wajah merupakan perawatan wajah yang dapat
membantu kulit tampak lebih kencang dan sehat. Beberapa
penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa akupunktur dapat
meregenerasi sel, melancarkan sirkulasi darah dan merangsang
sekresi kolagen dan elastin (Cho Jin Hyong, et al., 2015).
10) Platelet Rich Plasma
Platelet Rich Plasma (PRP) atau plasma kaya trombosit
merupakan metode perawatan kecantikan yang menyuntikan
plasma yang kaya akan trombosit ke dalam lapisan kulit.
23

Trombosit yang disuntikkan ke bagian tubuh yang mengalami


kerusakan akan mengaktivasi pelepasan faktor pertumbuhan.
Faktor pertumbuhan ini akan memicu pemulihan dan pembentukan
jaringan baru. (Elghblawi E, 2018)
f. Skala Pengukuran Keriput
Salah satu metode sederhana yang di gunakan untuk menilai
keparahan pada sebuah kerutan yang masih banyak di gunakan
dalam bidang kesehatan adalah The Modified Fitzpatrick Wrinkle
Scale. Sistem penilaian keparahan keriput sederhana ini bekerja
dengan cara membandingkan foto sebelum dan sesudah perlakuan.
Meski cara penilain nya lebih ke subyektif (Shosani et al., 2008).

Gambar 2.2 The Modified Fitzpatrick Wrinkle Scale ( Shoshani. et


al., 2010)
The Modified Fitzpatrick Wrinkle Scale adalah pengembangan alat ukur
keriput.
Dibagi menjadi 7 kelas untuk pengukuran kerutan.
1) Kelas 0 : tidak ada kerut, tidak ada kerut yang terlihat
2) Kelas 0,5 : sangat dangkal, kerut belum terlihat
24

3) Kelas 1 : kerut halus, terlihat kerutan dengan sedikit lekukan


4) Kelas 1,5 : terlihat keriput dan lekukan yang jelas, kedalaman <1
mm*
5) Kelas 2 : kerut moderat, keriput yang terlihat jelas, kedalaman 1-2
mm*
6) Kelas 2,5 : prominent (sangat jelas terlihat), kedalaman > 2 m dan <
3 mm*
7) Kelas 3 : deep, keriput dalam dalam dan jelas alur garis keriputnya,
kedalaman > 3 mm
g. Saran dan Anjuran
1) Menggunakan tabir surya ketika keluar rumah
2) Perbanyak minum air putih
3) Perbanyak makan-makanan yang mengandung antioksidan dan
anti inflamasi
4) Hindari merokok
5) Melakukan yoga
3. Keriput menurut Ilmu Akupunktur klasik
a. Definisi Keriput
Keriput menurut Traditional Chinese Medicine merupakan
penurunan elastisitas kulit yang berhubungan dengan essence darah,
kandungan air, dan lemak yang ada di lapisan kulit. Sehingga
menyebabkan timbulnya kerutan atau garis-garis halus. Sebagian besar
keriput timbul didaerah wajah terutama di daerah dahi, sudut mata, di
antara alis dan garis senyum (Mei-Feng, 2007).
Keriput merupakan timbulnya kerutan pada kulit oleh karena
berkurangnya kolagen, tidak lancarnya aliran darah dan cairan ke kulit.
Sehingga aliran darah dan cairan ke kulit terganggu, maka kulit akan
kekurangan nutrisi, sehingga akan timbul kerutan (Cho et al., 2005).
25

b. Etiologi Keriput
Keriput berkaitan dengan defisiensi esens darah, malnutrisi kulit
oleh beberapa faktor yaitu diet yang tidak seimbang, defisiensi limpa
dan lambung, kelelahan dan proses penuaan. Hal ini mempengaruhi
fungsi limpa dan lambung dalam transportasi dan transformasi nutrisi
sehingga energi dan darah yang diedarkan ke seluruh tubuh dan
menutrisi kulit tidak maksimal. Sehingga kulit malnutrisi dan secara
perlahan timbul keriput (Mei feng., 2007).
c. Patofisiologi Keriput
Huang et al (2011), mengatakan keriput wajah dipengaruhi oleh:
1) Insufisiensi Jin Ye (Cairan Tubuh)
Fungsi dari cairan tubuh yaitu melembabkan kulit. kehilangan
cairan tubuh dapat menyebabkan kulit menjadi kering dan
mempercepat terjadinya keriput.
2) Defisiensi Jantung dan Limpa
Jantung menguasai darah dan pembuluh darah yang
bermanifestasi di wajah. Limpa menguasai transportasi dan
transformasi. Pada defisiensi qi jantung akan menyebabkan
ketidakmampuan mengangkut nutrisi dan essence dari makanan.
Gangguan fungsi limpa dalam transportasi menyebabkan gagalnya
nutrisi dan essence ditransformasikan menjadi qi dan darah.
Sehingga wajah tidak ternutrisi dengan baik dan timbul keriput.
3) Depresi Hati dan Stasis Darah
Hati menguasai aliran qi, mengatur emosi, meningkatkan
pencernaan dan penyerapan. Obstruksi qi hati menyebabkan suasana
hati tidak menyenangkan dan mudah tersinggung yang menyebabkan
kontraksi otot-otot wajah sehingga timbul keriput. Obstruksi qi
disebabkan oleh gagalnya aliran qi, sehingga menghalangi aliran
26

darah menuju tubuh bagian atas. Akibatnya kekurangan nutrisi pada


otot wajah yang menimbulkan keriput.
4) Diet yang Tidak Tepat
Lima rasa makanan memiliki persamaan dengan organ zhang.
Diet yang tidak tepat mengacu pada pola makan yang tidak teratur
dan lebih menyukai satu dari lima rasa dalam waktu yang lama
menyebabkan organ zhang ekses yang kemudian merusak organ
zhang karena adanya perubahan patologis sehingga timbulah keriput
dan kekurangan makanan menyebabkan defisiensi qi dan darah,
sehingga otot wajah tidak ternutrisi secara maksimal dan terjadi
keriput pada kulit.
d. Diferensiasi Sindrom dan Perencanaan akupunktur
Huang et al (2011) menyebutkan diferensiasi sindrom keriput yaitu:
1) Defisiensi Jin Ye (Cairan Tubuh)
Manifestasi yang terlihat seperti kerutan disertai kulit kering,
mulut dan bibir kering, konstipasi, lidah merah dengan selaput putih
tipis, nadi benang dan bergelombang. Prinsip terapi yang digunakan
yaitu melancarkan sistem transportasi limpa agar nutrisi ke kulit
terpenuhi. Titik diferensial yang digunakan yaitu Zusanli (ST 36),
Sanyinjiao (SP 6), Hegu (LI 4).
2) Stagnasi Darah di Hati
Manifestasi yang terlihat di daerah area wajah, dahi, dan sekitar
mulut, disertai dengan distensi, serta rasa penuh di dada dan
hipokondrium, rasa tertekan di payudara, amenorrhea,
dysmenorrhea, darah haid gelap, lidah ungu disertai bercak sianotik,
dengan selaput tipis, nadi bergelombang dan tegang. Prinsip terapi
yaitu menghilangkan stagnasi darah di hati. Titik diferensial yang
27

digunakan yaitu Taichong (LV 3), Xuehai (SP 10), Sanyinjiao (SP
6).
3) Defisiensi Ginjal
Manifestasi yang terlihat di seluruh tubuh, terutama area mata,
mulut dan leher, disertai dengan nyeri pada area pinggang dan
kelemahan pada ekstremitas bawah, lidah merah dengan selaput
tipis, nadi dalam dan benang. Prinsip terapi yakni tonifikasi ginjal.
Titik diferensial yang digunakan yaitu Shenshu (BL 23) dan
Guanyuan (CV 4).
4) Defisiensi Jantung dan limpa
Manifestasi biasanya muncul di area wajah terutama dahi, mata,
sekitar bibir, hidung serta di atas dan bawah kelopak mata.
Kompleksi wajah pucat, palpitasi, insomnia, tidur terganggu mimpi,
anoreksia, distensi abdomen setelah makan, loose stool, lidah pucat
dengan selaput putih, nadi lemah dan benang. Prinsip terapi yaitu
menguatkan jantung dan limpa. Titik diferensial yang digunakan
yaitu Gongsun (SP 4), Sanyinjiao (SP 6), Xinshu (BL 15), Pishu (BL
20), Weishu (BL 21).
e. Penatalaksanaan Terapi Akupunktur
Titik akupunktur yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. GV 20 Baihui
28

Gambar 2.3 Titik GV 20 Baihui (WHO, 2008)

Lokasinya pada tujuh cun dari batas rambut posterior atau 5 cun
dari batas rambut anterior. Atau 1,5 cun kranial Houding (GV 19).
Titik pertemuan antara garis sagitalis medialis dengan garis yang
menghubungkan kedua ujung kranial daun telinga. Penusukan
miring ke belakang 0,3-0,5 cun. Indikasi: sakit kepala, vertigo,
tinnitus, opstruksi hidung, aphasia karena apopleksia, koma,
gangguan jiwa, prolaps rectum dan uterus (Saputra., 2017)
2. EX HN 3 Yintang
29

Gambar 2.4 Titik EX HN 3 Yintang (WHO, 2008)

Lokasinya berada pada pangkal hidung, pertengahan antara


kedua alis mata. Penusukannya 0,3-0,5 cun mendatar. Indikasi:
gangguan kepala dan hidung, vertigo, insomnia, rhinorea (Saputra.,
2017).
3. LI 4 Hegu

Gambar 2.5 Titik LI 4 Hegu (WHO, 2008)


30

LI 4 (Hegu) terletak pada os metakarpalis I dan II pertengahan


tepi radial os metakarpalis II. Penusukan jarum dengan cara tegak
lurus antara 0.5 sampai 1 cun. Indikasi gangguan daerah wajah (muka
bengkak), mulut dan tenggorokan: demam, sakit kepala, mata merah,
epistaksis, sakit gigi. Gangguan abdomen, sakit perut, konstipasi,
ginecological, amenorea dan partus lama, migraine, conjunctivitis
akut, trismus, diare (Saputra., 2017).
Herbal
f. Diet
Kastner, J (2004) menyebutkan diet berdasarkan sindrom yaitu
1) Defisiensi Jin Ye (Cairan Tubuh)
Manifestasi yang terlihat seperti bibir kering, hidung,
lidah, selaput lidah, mulut serta batuk kering dan konstipasi.
Untuk diet yang dianjurkan yaitu dengan mengkonsumsi
buah pir, apel, jeruk, anggur, tomat. Minuman susu kedelai,
susu. Biji-bijian kacang pinus, gandum, kacang tanah. tahu,
santan.
2) Stagnasi darah di hati
Manifestasi yang terlihat hipokondrium dan rasa penuh
di dada, mudah marah, depresi, frustrasi, nafsu makan
berkurang, mual, muntah, sakit perut, diare.
Untuk diet yang di anjurkan yaitu dengan
mengkonsumsi buah plum. Sayuran lobak, daun bawang,
seledri, rumput laut coklat. Makanan laut udang karang.
3) Defisiensi Ginjal
Manifestasi yang terlihat mudah lelah, lesu, depresi,
perasaan murung, ketakutan, rasa sakit didaerah lumbal,
31

inkontinensia, enuresis (mengompol), penurunan libido,


frigiditas, ejakulasi dini.
Untuk diet yang di anjurkan yaitu dengan
mengkonsumsi seperti makanan laut udang, tuna, ikan asap,
salmon, kerang. Daging domba, bebek, babi, rusa. Sayuran kol,
sayuran akar, kubis, bawang. Buah ceri, anggur. Minuman kopi,
teh rempah, yogi teh. Biji-bijian gandum, beras, kacang merah,
kacang hijau, kedelai hitam. Rempah-rempah jahe, bawang
putih, lada hitam dan kayu manis.
4) Defisiensi Jantung dan limpa
Manifestasi yang terlihat kelelahan kronis, kurang nafsu
makan, kelemahan anggota tubuh, diare, ekstremitas tubuh
dingin, wajah pucat, dispnea, nyeri di daerah jantung, palpitasi,
sesak napas, berkeringat spontan, insomnia, mimpi buruk,
distensi abdomen, loose stool.
Untuk diet yang di anjurkan yaitu dengan
mengkonsumsi daging sapi, domba, ikan tuna, kerang. Buah
apel, buah kurma, buah ceri, kismis. Sayuran kol, labu, wortel,
ubi, bawang bombai. Minuman jus anggur merah, kopi, coklat.
Biji bijian beras, kacang tanah, wijen, gandum, jagung.
G. Mekanisme Kerja Akupunktur
Mekanisme akupunktur bekerja melalui 4 domain antara
lain reaksi inflamasi lokal, transduksi interselular meridian,
reflek kutaneosomato viceral, dan transmisi neural ke otak.
Pada efek rangsangan yang ditimbulkan oleh penusukan jarum
akupunktur melalui reaksi inflamasi lokal memberikan trauma
kecil yang mengiritasi sel dan merangsang pelepasan berbagai
bahan-bahan kimiawi bradikinin, subtansi P (golongan
32

neuropeptida takikinin) dan prostaglandin mengaktivasi


potensial membran. Disitulah akan terjadi regenerasi sel baru,
termasuk keelastisitas kulit wajah (Saputra dan Sudirman,
2009).
H. Masker
a) Masker semangka
Masker wajah merupakan salah satu jenis kosmetik
perawatan yang sering digunakan masyarakat. Masker wajah
dikenal dengan sebutan face pack atau face mask. Masker
bekerja mendalam untuk mengangkat sel-sel tanduk yang mati
pada kulit. Menggunakan masker yang terbuat dari buah-buahan
merupakan metode kuno yang aman, alami, dan efektif untuk
merawat kulit. Buah-buahan yang dimanfaatkan sebagai masker
wajah salah satunya adalah buah semangka.
Tanaman buah semangka yang memiliki nama ilmiah
Citrullus vulgaris Schrad merupakan tanaman merambat yang
buahnya sering dikosumsi masyarakat pada bagian dagingnya
yang berwarna merah dan kuning, sedangkan pada bagian
lapisan putih kulit buah semangka kurang diminati oleh
masyarakat. Sementara itu pada bagian lapisan putih kulit
semangka banyak mengandung zat-zat sangat dibutuhkan oleh
kulit, diantaranya enzim, klorofil, mineral, vitamin B2, vitamin
B6, vitamin C, vitamin E, sitrulin dan lychopene yang daya
kerjanya lebih baik dibandingkan antioksidan untuk
mengencangkan kulit wajah dan mencegah timbulnya keriput
pada wajah (Anjani & Dwiyanti., 2013).
b) fungsi masker semangka
33

Masker pada wajah memiliki banyak manfaat diantaranya


menyegarkan, memperbaiki, serta mengencangkan kulit wajah,
melancarkan peredaran darah, merangsang kembali kegiatan sel-
sel kulit, mengangkat sel kulit mati, melembutkan kulit wajah,
serta memberikan asupan nutrisi untuk kulit wajah. Saat
menggunakan masker hindari penggunaan disekitar mata, lubang
hidung dan mulut. Untuk kulit sensitif penggunaan masker harus
tipis-tipis. Untuk membersihkan masker yang sudah kering,
gunakan kapas yang telah dicelupkan ke air hangat. Sebaiknya
kapas yang digunakan kapas sekali pakai. Bagi yang mempunyai
riwayat alergi, kulit yang sangat sensitif, mengalami kerusakan
pembuluh darah kapiler, sebaiknya hindari penggunaan masker
terlebih dahulu (Novita., 2009).
Fungsi utama antioksidan yang ada pada buah semangka
adalah sebagai upaya untuk memperkecil terjadinya proses
oksidasi dari lemak dan minyak, memperkecil proses kerusakan
dalam makanan. kekhawatiran akan kemungkinan efek samping
yang belum diketahui dari antioksidan sintetik menyebabkan
antioksidan alami menjadi alternatif yang sangat dibutuhkan
(Sartika., 2012). Serta antioksidan dapat berfungsi sebagai
penangkap radikal bebas, pembentuk kompleks dengan logam-
logam pro oksidan dan berfungsi sebagai senyawa pereduksi
(Yulia., 2007).
Sehingga dapat disimpulkan fungsi dari masker Semangka antara
lain:
a. Menutrisi, menghaluskan, dan mencerahkan kulit
b. Merelaksasi kulit
c. Melembabkan kulit
34

d. Meningkatkan elastisitas kulit


Sementara itu, manfaat dari semangka yaitu:
a. Kulit wajah menjadi lebih lembut dan halus
b. Kulit wajah menjadi lebih cerah
c. Kelembapan kulit terjaga
Cara penggunaan masker Semangka yaitu:
a. Cuci bersih wajah, kemudian keringkan dengan handuk bersih
b. Oleskan masker semangka pada area yang dikehendaki (Sudut
mata klien)
c. Diamkan hingga mengering
d. Cuci bersih dengan air hangat, lalu bilas kembali dengan air
dingin
35

B. Kerangka Teori

Etiologi menurut Kedokteran Konvensional Etiologi menurut Traditional Chinese Medicine


aktor internal (keturunan, kesehatan dan daya tahan, kejiwaan, genetika,ROS) Defisiensi esens darah
Faktor eksternal (radikal bebas, sinar matahari) Malnutrisi kulit
Defisiensi limpa dan lambung.
Kelelahan
Proses penuaan

Keriput kulit wajah

Penatalaksanaan Medis: Penatalaksanaan Non Medis:


Botox 1. Terapi Akupunktur
Penggunaan anti aging 2. Masker Semangka
Filler dermal dan Chemical peel
Mikrodermabrasi
Thread lift
Laser
Cream Pelembab
Radio Frequency
Akupunktur estetik
Platelet rich plasma(PRP)

Perubahan skala keriput

Keterangan :
Diteliti
Tidak diteliti
Bagan 2.1 Kerangka Teori
36

B. Kerangka Konsep

Variabel Bebas (Independen)


Terapi akupunktur pada titik LI Variabel Terikat
4 Hegu, EX-HN 3 Yintang dan (Dependen)
GV 20 Baihui dikombinasi Skala Keriput Area Wajah
dengan Masker Buah Semangka

Bagan 2.2 Kerangka Konsep


C. Hipotesis
1. Ha: Ada pengaruh terapi akupunktur pada titik LI 4 Hegu, EX-HN 3
Yintang dan GV 20 Baihui, dikombinasi dengan Masker Buah Semangka
terhadap penurunan skala keriput area wajah pada wanita dewasa di Desa
Gondangalas, Klaten.
2. Ho: Tidak ada pengaruh terapi akupunktur pada titik LI 4 Hegu, EX-HN 3
Yintang dan GV 20 Baihui dikombinasi dengan Masker Buah Semangka
terhadap penurunan skala keriput area wajah pada wanita dewasa di Desa
Gondangalas, Klaten.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Silaen (2018) mengemukakan desain penelitian adalah desain mengenai
keseluruhan proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan
penelitian. Peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif agar dapat
menghasilkan penemuan-penemuan yang diperoleh dengan menggunakan
prosedur-prosedur statistika atau proses-proeses lain dari kuantifikasi
(pengukuran) atau Penelitian kuantitatif adalah sistematis, terencana, dan
terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain (Siyoto & Sodik
2015).

Desain penelitian pada penelitian ini adalah pre-eksperimental dengan one


grup pre test and post test design. penelitian pre-eksperimental adalah penelitian
dengan variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel
dependen (Sugiono, 2016).

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalahonegroup


pretest and posttest design, penelitian ini menjelaskan hubungan sebab akibat
dengan cara melibatkan satu kelompok subjek (Nursalam, 2013). Desain one
Group Pretest Post-test design merupakan cara pengukuran dengan melakukan
satu kali pengukuran di depan (pre-test) sebelum adanya perlakuan (Experimental
treatment) dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi (post-test). Desain ini sudah
lebih baik dari desain sebelumnya, karena rancangan ini digunakan pada satu
kelompok subjek. Karena kondisi awal diamati maka bisa digunakan untuk
mengevaluasi adanya perubahan sesudah perlakuan dengan membandingkan
dengan hasil pengamatan sesudah perlakuan (post-test) (Husna & Suryana, 2017).

37
38

Desainnya secara skematis dapat dilukiskan sebagai berikut.


Pre Test Treatment Post Test

K1 X K2

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian (Notoadmojo, 2014)

Keterangan:
K1 : Skala keriput sebelum dilakukan terapi akupunktur
X : Terapi akupunktur titik LI 4 Hegu, EX-HN 3 Yintang dan GV 20
Baihui kombinasi Masker Buah Semangka
K2 : Skala keriput setelah dilakukan terapi akupunktur
B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan selanjutnya kemudian akan disimpulkan
(Sugiyono, 2016). Jumlah populasi di Desa Gondangalas, Klaten adalah 819
warga.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. (Sugiono, 2016). Pada Penelitian ini melibatkan sejumlah 40 orang
sampel sesuai kriteri inklusi usia 35-50 tahun yang mengalami keriput area
wajah di Desa Gondangalas, Klaten.
3. Teknik Sampling
Peneliti menggunakan teknik purposive sampling yaitu sebuah teknik
penetapan sampel dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai
dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan/masalah), sehingga sampel tersebut
dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya
39

(Nursalam, 2016). Pemilihan sampel pada penelitian ini didasarkan pada


kriteria inklusi dan eksklusi, adapun kriteria tersebut yaitu:
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian
dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam,
2016).
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:
1) Subjek penelitian bersedia menjadi objek penelitian dan bersedia
menandatangani informed consent.
2) Subjek penelitian mampu berkomunikasi dengan baik.
3) Subjek penelitian adalah wanita yang mengalami keriput area wajah.
4) Subjek penelitian adalah wanita dengan usia 30-50 tahun.
5) Subjek penelitian tidak sedang melakukan perawatan kecantikan.
6) Subjek penelitian bersedia menjalani terapi akupunktur dan masker
semangka sebanyak 12 kali atau minimal 10 kali terapi.
7) Subjek yg tidak sedang menderita penyakit kulit
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan kriteria subjek yang ada
pada populasi tetapi tidak sesuai dengan kriteria inklusi (Nursalam,
2016). Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah:
1) Subjek penelitian berjenis kelamin pria.
2) Subjek penelitian sedang melakukan perawatan kecantikan.
3) Subjek penelitian tidak bersedia mengikuti terapi sebanyak 10-12
kali.
4) Subjek penelitian sedang hamil.
5) Subjek penelitian mengalami penurunan kesehatan secara drastis.
6) Subjek penelitian berusia kurang dari 30 tahun atau lebih dari 50
tahun
40

C. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Desa Gondangalas , Klaten .Waktu penelitian
dilaksanakan pada bulan oktober 2021 sampai dengan penyusunan hasil penelitian
pada bulan Mei 2022.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

Tahun 2021 2022


Kegiata
No Bulan 10 11 11 12 1 2 3 4 5
n
Minggu 1 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan judul
2. Studi Pendahuluan
Penyusunan
3. Proposal
Penelitian
4. Uji proposal
5. Revisi Proposal
Pegumpulan Data
6.
Penelitian
Pengolahan Data
7.
Penelitian
Penyusunan
8.
Laporan Penelitian
Persentasi Hasil
9.
Penelitian
Revisi Hasil
10
Penelitian
41

D. Variabel Penelitian
Variabel merupakan konsep dari berbagai level abstrak yang
didefinisikan sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran dan atau manipulasi
suatu penelitian (Nursalam, 2011). Menurut Setiawan dan Prasetyo (2015),
variabel yang dikaji dalam penelitian ini yaitu:
1. Variabel independent (bebas)
Variabel bebas (independent) ini merupakan variabel yang menjadi
sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (Aziz, 2007). Variabel
independen dalam penelitian ini adalah terapi akupunktur titik LI 4 Hegu,
EX-HN 3 Yintang dan GV 20 baihui kombinasi masker buah semangka.
2. Variabel dependen (terikat)
Variabel terikat (dependent) ini merupakan variabel yang dipengaruhi
atau menjadi akibat karena variabel bebas (Aziz, 2007). Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah penurunan skala keriput area wajah.

A. Definisi Operasional

Tabel 3.2 Definisi Operasional

Definisi Skala
Variabel Alat Ukur Pengukuran
Operasional Data

Skala Keriput di area TMFWS ● Kelas 0 : tidak Ordinal


keriput area wajah diukur (The ada kerut.
wajah menggunakan Modified
alat ukur berupa Fitzpatrick ● Kelas 0,5 :
TMFW (The Wrinkle kerutan sangat
Modified Scale)
dangkal.
Fitzpatrick
Wrinkle Scale) ● Kelas 1 : kerut
halus.
42

● Kelas 1,5 : kerut


dengan
kedalaman <1
mm.
● Kelas 2 : kerut
moderat,
dengan
kedalaman 1-2
mm.
● Kelas 2,5 :
prominent
(sangat jelas
terlihat),
kedalaman > 2
m dan < 3 mm.
● Kelas 3 : deep,
keriput dengan,
kedalaman > 3
mm

Terapi Terapi Checklist Penusukan Nominal


Akupunktur akupunktur lembar SOP dilakukan secara
titik LI 4 dilakukan tindakan tepat dan terasa
Hegu, EX- dengan terapi sensasi
HN 3 penusukan pada akupunktur penjaruman.
Yintang dan titik LI 4 Hegu,
GV 20 EX-HN 3
Baihui Yintang dan
GV 20 Baihui
Maker Pengaplikasian Ketepatan Tepat Nominal
43

wajah buah masker buah tindakan


semangka semangka pada pemberian
Tidak tepat
keriput area masker
wajah wanita
dewasa

E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah pedoman tertulis tentang wawancara, atau
pengamatan, atau daftra pertanyaan, yang dipersiapkan untuk mendapatkan
informasi dari responden (Gulo W, 2002). Instrumen penelitian yang
digunakan pada penelitian ini adalah TMFWS (The Modified Fitzpatrick
Wrinkle Scale).
The Modified Fitzpatrick Wrinkle Scale adalah pengembangan alat ukur
keriput dengan sistem yang berguna secara klinis. Dibagi menjadi 7 kelas
untuk pengukuran kerutan:

Gambar 3.2 The Modified Fitzpatrick Wrinkle Scale ( Shoshani. et


al, 2010).
1. Kelas 0 : tidak ada kerut, tidak ada kerut yang terlihat
2. Kelas 0,5 : sangat dangkal, kerut belum terlihat
44

3. Kelas 1 : kerut halus, terlihat kerutan dengan sedikit lekukan


4. Kelas 1,5 : terlihat keriput dan lekukan yang jelas, kedalaman <1 mm*
5. Kelas 2 : kerut moderat, keriput yang terlihat jelas, kedalaman 1-2 mm
6. Kelas 2,5 : prominent (sangat jelas terlihat), kedalaman > 2 m dan < 3 mm
7. Kelas 3 : deep, keriput dalam dalam dan jelas alur garis keriputnya,
kedalaman > 3 mm*
F. Alat dan Bahan
1. Jarum akupunktur ukuran 0,5-1 cun
2. Kapas steril
3. Alkohol 70%
4. Handscoon
5. Kom
6. Bengkok
7. Tempat jarum bekas
8. Masker Semangka (Citrullus lanatus)
9. Milk cleanser
10. Kuas masker
11. Mangkuk kecil
12. Spons pembersih masker
13. Tisu
14. Camera Poco X3 Pro
15. Waktu yang dibutuhkan ± 15-20 menit hingga masker mengering.
16. Air mawar
17. Handuk kecil ( untuk kepala)
18. Handuk kecil ( untuk penutup dada)
G. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
a. Pengajuan judul
45

b. Menentukan permasalahan
c. Pengajuan surat studi pendahuluan.
d. Melakukan studi pendahuluan.
e. Mempelajari literature
f. Menyusun proposal penelitian
2. Tahap pelaksanaan
a. Tahap Pra Interaksi
1) Melakukan salam dan memperkenalkan diri
2) Menjelaskan tujuan tindakan serta langkah-langkah yang akan
dilakukan.
3) Melakukan kontrak waktu pada subjek penelitian.
4) Melakukan verifikasi data subjek penelitian.
5) Menyiapkan alat dan bahan menyiapkan tempat.
b. Tahap Interaksi
1) Menggatur posisi Subjek penelitian senyaman mungkin.
2) Melakukan pres-test berupa pengukuran skala keriput dengan The
Modified Fitzpatrick Wrinkle Scale sebelum terapi.
3) Melakukan pengambilan gambar sebelum terapi dengan ketentuan
intensitas cahaya, jarak foto dan tempat yang sama menggunakan
kamera hp Poco X3 pro.
4) Mencuci tangan menggunakan handwash dan air mengalir.
5) Tahap yang pertama pemakaian masker buah semangka
6) Membersihkan seluruh wajah menggunakan milk cleanser.
7) Pengaplikasian masker semangka.
8) Setelah lima belas menit masker dibersihkan diikuti dengan
pemberian cairan penyegar untuk membersihkan sisa masker
secara menyeluruh.
9) Tahap selanjutnya melakukan terapi Akupunktur.
46

10) Menggunakan sarung tangan latex dan masker medis.


11) Melakukan desinfeksi pada area yang akan dilakukan terapi
menggunakan kapas dan alkohol 70%.
12) Melakukan intervensi terapi akupunktur. Terapi dilakukan
sebanyak 10 kali terapi.
13) Setelah lima belas menit jarum dicabut.
14) Melakukan desinfeksi kembali setelah pencabutan menggunakan
kapas dan alkohol 70 %.
15) Melakukan post-test berupa pengukuran skala keriput dengan The
Modified Fitzpatrick Wrinkle Scale di akhir sesi terapi (dilakukan
oleh fasilitator).
16) Melakukan pengambilan gambar setelah terapi dengan ketentuan
intensitas cahaya, jarak foto dan tempat yang sama.
c. Tahap Terminasi
1) Melakukan evaluasi perasaan subjek penelitian.
2) Membuat kontrak waktu selanjutnya.
3) Menyimpulkan hasil kegiatan
4) Melakukan pemberian saran dan anjuran
5) Berpamitan dan salam.
H. Analisis Data
1. Analisa Univariat
Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik dari setiap variabel dan pada umumnya dalam analisa ini hanya
menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari setiap variabel
(Sugiyono, 2015). Tujuan dari analisis univariat adalah menjelaskan
karakteristik masing-masing variabel yang diteliti seperti usia, pekerjaan,
skala keriput sebelum dilakukan tindakan, skala keriput sesudah dilakukan
tindakan, dan penurunan skala keriput area wajah. Data yang ditampilkan
47

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan karakteristik sampel, mean,


median, modus dari skala keriput area wajah.
2. Analisa Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara satu
variabel independen dengan variabel dependen (Notoatmodjo, 2010). Uji
bivariat yang digunakan adalah:
a. Uji normalitas data
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui sampel yang
diambil normal atau tidak. Salah satu uji normalitas data menggunakan
Saphiro Wilk Test untuk sampel yang kurang <50. Metode Shapiro Wilk
menggunakan data dasar yang belum diolah dalam tabel distribusi
frekuensi. Apabila nilai signifikasi <0,05 maka data tidak terdistribusi
normal dan jika nilai signifikansi >0,05 maka data terdistribusi normal
(Donsu, 2016).

b. Uji hipotesis
Jika uji normalitas menunjukan data berdistribusi normal maka
akan di lakukan uji hipotesis menggunakan uji paired t-test pada data
berpasangan. Paired T Test ditujukan untuk menguji efektifitas suatu
perlakuan terhadap suatu besaran variabel yang ingin ditentukan. jika
hasil uji didapatkan p <0,05 menunjukkan bahwa terdapat data tidak
berdistribusi normal, maka mengunakan uji wilcoxon. (Arifin, 2017).

I. Etika Penelitian
Etika penelitian dalam penelitian ini yaitu:
1. Data subjek penelitian hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan
tidak disalahgunakan untuk kepentingan diluar penelitian.
2. Peneliti menjaga kerahasiaan data subjek penelitian. Data penelitian tidak
dicantumkan nama subjek penelitian (anomity) sehingga identitas atau segala
informasi dari subjek penelitian terjaga kerahasiaannya (convidentiality).
48

3. Memberikan penjelasan maksud, tujuan, manfaat serta prosedur penelitian


kepada subjek penelitian.
4. Apabila subjek penelitian bersedia diikut sertakan dalam penelitian maka
sebelum dilakukan tindakan, subjek penelitian menandatangani informed
consent.
5. Selama penelitian berlangsung, peneliti menjamin dan bertanggung jawab
sepenuhnya terhadap tingkat keamanan, keselamatan, dan manfaat untuk
subjek penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Z, Damayanti (2018). Penuaan kulit: Patofisiologi dan manifestasi klinis.


Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin,30(3): 208-215.
Alviska, A.R., (2017). Pengaruh Kualitas Produk, Kuantitas Pelayanan Dan
Kepercayaan Terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi Pada Konsumen
Klinik Erha Di Malang). Jurnal Managemen Bisnis. Vol.7 No.1.
available at: ejournal. umm. ac. id/index. php/ jmb/ article/view/6999
at: https://www.hindawi.com/journals/omlc/2015/709628/ [diakses 4
januari 2022].
Anson, G., Kane, MA., Lambros, V., 2016.Sleep Wrinkle: Facial Aging and Facial
Distortion During Sleep. Available at:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/27329660 [diakses 9 januari
2022].
Ardhie, A. M., 2011. Radikal Bebas dan Peran Antioksidan dalam Mencegah
Penuaan.Medicinus Scientic Journal of Pharmaceutical Development
and Medical Application, 24(1). Available at: www.dexa-medica.com
[diakses 4 januari 2022].
Arifin. 2017. Metodologi penelitian kuantitatif. Jakarta : PT Elex Media
Komputindo
Atmaja, N. S., 2009. Pengaruh Kosmetika Anti Aging Wajah Terhadap Hasil
Perawatan Kulit Wajah pada Ibu-Ibu Guru SMK Negeri Karangannyar
Kabupaten Karangannyar. Skripsi. Jurusan Teknologi Jasa Dan
Produksi. Universitas Negeri Semarang, Semarang. Bagyono. 2013.
Kunci Praktis Metodologi Penelitian Kesehatan Promotif- Preventif.
Yogyakarta: Ombak. [diakses 4 januari 2022].
Aziz, 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba
Medika
Baran, R., Maibach, H., 1998. Textbook of Cosmetic Dermatology. [e-book]
London: Martin Dunitz https://books.google.co.id [diakses 5 januari
2022].
Carolina, D., 2015. Almost 30. [e-book]. Jakarta: TransMedia Pustaka
https://books.google.co.id/books [diakses 4 januari 2022].
Cho, Jin Hyong., Ho Jin Lee., Kyu Jin Chung., Byung Chun Park., Mun Seog
Chang & Seong Kyu Park., (2015). Effects of Jae-Seng
AcupunctureThreatment on the Improvement of Nasolabial Folds and
Eye Wrinkle. Evidence Based Complementary and Alternative
Medicine. Availableat:
https://www.hindawi.com/journs/ecam/2015/273909/as/ [diakses 15
desember 2021].
Damayanti. 2018. Penuaan kulit dan perawatan kulit dasar pada usia lanjut.
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. 29:73-80.
Dhunurain Rochmatika, L., Kusumastuti, H., Dian Setyaningrum, G., & Niken
Istikhari Muslihah, D. (2012). Analisis Kadar Antioksidan Pada
Masker Wajah Berbahan Dasar Lapisan Putih Kulit Semangka
(Citrullus Vulgaris Schrad). Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan
Dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta
Djuanda., (2007). Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Edisi kelima. Balai Penerbit
FKUI. Jakarta.
Elghblawi E. 2018. Platelet-rich plasma, the ultimate secret for youthful skin elixir
and hair growth triggering. J Cosmet Dermatol. (3):423-430. doi:
10.1111/jocd.12404. Epub 2017 Sep 8. PMID: 2888786 [diakses 18
januari 2022].
Ellora, D., (2018). Mengenal Mikrodermabrasi, PerawatanWajah yang Singkat
dan Bebas Rasa sakit untuk Atasi Berbagai Masalah Kulit. [online].
https://journal.sociolla.com/beauty/mengenal-mikrodermabrasi
[diakses 7 januari 2022]
Fauziah, L., 2016. Cara Mengatasi dan Cara Mencegah Penuaan Dini. [online].
http://www.perawatankulitwajah212.com [diakses 6 januari 2022].
Fauzi, R.A dan Nurmalina, R. 2012, Merawat Kulit dan Wajah. Elex Media
Komputindo, Jakarta
Gulo, W., 2002. Metodelogi Penelitian. Jakarta: Grasindo
Harien., 2010. Anatomi Fisiologi Kulit dan Penyembuhan Luka. Malang:
Univeristas Muhammadiyah Malang.
Harry RG. Harry’s. 1973. Cosmeticology, Edisi Keenam. New York. Chemical
Publishing Co., Inc.
Hartanto, H (penyadur)., 2014. Dasar Anatomi & Fisiologi: sistem organisasi,
sistem penunjang & gerak & sistem kontrol. Ed. 13, vol. 1. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC. Huang, F., Parker, R & Cui, H., 2011.
Cosmetology in Chinese Medicine. [Online]. Tersedia:
https://books.google.co.id. [diakses 7 januari 2022].
Helfrich, Y.R., Sanch D.L., Voorhees J.J., 2008. Overview of Skin Aging and
Photoaging. Dermatol nurs. 20(3). P.177-183. Available at:
https.//www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18649702 [diakses 8 januari
2022].
Hestianingsih., 2011. 57% Wanita Mengalami Penuaan di Usia 20-an. [online].
(diupdate 22
September2018).https://wolipop.detik.com/read/2011/08/14/131012/17
03383/234/57- wanita-mengalami-penuaan-kulit-di-usia-20-an.
[diakses 3 januari 2022].
Huang, F., Parker, R & Cui, H., 2011. Cosmetology in Chinese Medicine. [E-
book]. Available at:https://books.google.co.id/books?
isbn=7117141328. [diakses 4 januari 2022].
Irianto, K. 2014. Panduan Lengkap Biologi Reproduksi Manusia: Human
Reproductive Biology untuk Paramedis dan Nonmedis. Bandung:
Alfabeta.
Jadoon, S., Karim, S., Asad, M., Akram, M., Khan, A., Malik, A., Chen, C.,
Murtaza, G., 2015. Anti-Aging Potential of Phytoextract Loaded-
Pharmaceutical Creams for Human Skin Cell Longetivity.Hindawi
Publishing Corparation, p. 1-13. Available at:
https://www.hindawi.com/journals/omcl/2015/709628/ [diakses 5
januari 2022].
Jin Hyong Cho et al., 2015. Effects of Jae-Seng Acupuncture Treatment on the
Improvement of Nasolabial Folds and Eye Wrinkles. Hindawi
Publishing Corporation, 2015 (273909), p.1-7. [diakses 16 desember
2021].
Kalangi, S.J.R., 2013. Histofisiologi Kulit. Jurnal Biomedik. 5(1), Hal.12-20.
Available at: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik [diakses
5 januari 2022].
Kastner Joerg, (2004). Chinese Nutrition Therapy. Dietetics in Traditional
Chinese Medicine (TCM). Jerman: Medis Thieme. [diakses 18 januari
2022].
Maedasari, D., (2015). Hubungan merokok dengan kejadian penuaan dini berupa
Wrinkle pada wanita usia 20-35 tahun. Skripsi . Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Bandung. [diakses 5 januari 2022].
Manriques, J., Daniela& Claudia., (2008).wrinkles. BMJ Publishing Group p.1-
42.Availableat:https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC290796
5/p df/2008-1711.pdf [diakses 5 januari 2022].
Mariani, S., Rahman, N., & Supriadi, S. 2018. Uji Aktivitas Antioksi dan Ekstrak
Buah Semangka (Citrullus lanatus). Jurnal Akademika Kimia, 7(3),
107.
Mei-feng, Zheng & Chou-ping, Han., 2007. Chinese-English Edition of
Acupuncture Cosmetology.Shanghai Scientific: Technical Publishers.
Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov [diakses 4 januari 2022].
Mulyawan, D., Suriana, N. (2013). A-Z Tentang Kosmetik. Jakarta: Elex Media
Komputindo. Halaman 16-17.
Notoatmodjo, S., 2014. Metodologi Penelitian Kesehatan. Revisi Cetakan Kedua.
Jakarta : Rineka Cipta.
Novita, W., (2009). Buku Pintar Merawat Kecantikan Dirumah. Jakarta :
Gramedia Pustaka Umum.
Nugroho, Agung Endro., 2012. Farmakologi : Obat-Obat Penting dalam
Pembelajaran Ilmu Farmasi dan Dunia Kesehatan. Yogyakarta :
Pustaka pelajar.
Nursalam., (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.Edisi 3. Jakarta:
Salemba Medika.
Nursalam., (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi 4. Jakarta:
Salemba Medika
Price, Sylvia. A., & Wilson, Lorraine. M., 2006. Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6. Jakarta: EGC.
Prima, N., Rahmiati, R., & Astuti, M. (2021). ¹Mahasiswa Penulis Skripsi Prodi
Pendidikan Tata Rias dan Kecantikan untuk Wisuda Periode 109
September 2017 ²Pembimbing I, Dosen Jurusan Tata Rias dan
Kecantikan Fakultas Pariwisata dan Perhotelan UNP 3 Pembimbing II,
Dosen Jurusan Tata Rias dan Kecantikan Fakultas Pariwisata dan
Perhotelan UNP 1 PENGARUH PENGGUNAAN MASKER BUAH
SEMANGKA TERHADAP KULIT WAJAH KERING.
Rihatmadja, R., (2015). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 7. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Roberta, Giordano. et al., 2008. Growth Hormon Treatment in Human aging:
Benefits and Risks. Hormones, 7(2), p.133-139.
Saputra, K & Sudirman, S., 2009. Akupunktur untuk Nyeri dengan Pendekatan
Neurosain. Jakarta: Sagung Seto.
Saputra, Koosnadi., (2012). Buku Ajar Biofisika Akupunktur dalam Konsep
Kedokteran Energi. Jakarta :Salemba Medika.
Saputra K (2017). Akupunktur Indonesia. Surabaya: Airlangga University Press.
Satriani, D., 2016. Efek Akupunktur Terhadap Keriput di Wajah. Skripsi. Program
Studi D4 Pengobat Tradisional. Universitas Airlangga, Surabaya.
Shinya, H., 2013. Keajaiban Enzim Awet Muda: Enzim Peremajaan
untuk Melawan Penuaan, Mengembalikan Vitalitas Sel, Memulihkan
Energi. Bandung: Qanita.
Setiawan, Doni & Prasetyo, Hendro. 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Setiawati, R. dkk., 2017. Hubungan Tingkat Depresi Dengan Kualitas Tidur Pada
Lansia Di Balai Pelayanan Sosial Tresna Werdha Unit Budi Luhur
Kasongan Bantul Yogyakarta.Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan.
Universitas Aisyiyah Yogyakarta
Shelma Anjani. (2013).”Pengaruh Proporsi Semangka dan Tomat Terhadap Hasil
Jadi Masker Wajah Berbahan Dasar Tepung Beras.” E-Journal. Vol. 02
No. 03 Oktober 2013: 22-26. [diakses 4 januari 2022].
Shoshani, D. et al., 2008. The Modified Fitzpatrick Wrinkle Scale: A Clinical
Validated Measurement Tool for Nasolabial Wrinkle Severity
Assessment. American Society for Dermatologic Surgery. Available at:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18547187 [diakses 4 januari
2022].
Sinaga, I. (2019). Formulasi Sediaan Masker Sheet dari Sari Buah Semangka
(Citrullus lanatus Thunb. Matsumura & Nakai) (Doctoral dissertation,
Institut Kesehatan Helvetia Medan).
Sugiyono. 2017. Statistika untuk Penelitian. Cetakan ke 28. Bandung: Alfabeta
Sugiyono, dan Erlisya Mithai Puspandhani (2020). Metode Penelitian Kesehatan.
Bandung : Alfabeta
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono., 2016. Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis Dan Disertasi. Bandung:
Alfabeta.
Tabor, A., dan Blair, R. (2009).Nutritional Cosmetics Beauty from Within. USA:
William Andrew. Hal.5-17.
Tjandrawinata, R. (2011). Sekilas Tentang Seloxy AA. Scientific Journal of
Pharmaceutical Development and Medical Application. 24(1): 11.
Tortora, G. J. dan Derrickson, B., 2009. Principles of Anatomy & Physiology.USA:
John Wiley & Sons. Inc.
Tranggono, R. I & Latifah, F., 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.
[e-book]. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
https://books.google.co.id/books [diakses 4 januari 2022].
Wasitaatmadja, S., 2013.Anatomi Kulit.Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed: 6.
Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
WHO, 2008. WHO Standart Acupuncture Point Location In The Western Pacific
Region . Manila. WHO Library Catalouging.
Yaar, M., Gilchrest, BA., 2007. Photoageing: Mechanism, Prevention and
Therapy. British Association of Dermatolology. Available at:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17711532 [diakses 4 januari
2022].
Yusharyahya, S. N., 2020 Mekanisme Penuaan Kulit sebagai Dasar Pencegahan
dan Pengobatan Kulit Menua
Zahruddin Ahmad, Damayanti (2018). Penuaan kulit : Patofisiologi dan
manifestasi klinis. Departemen/staf medik fungsional ilmu kesehatan
kulit dan kelamin. Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/Rumah
Sakit Umum DR. Soetomo. Surabaya.
Zakiyah, I., 2017. Pengaruh Terapi Akupunktur Kombinasi Titik Lokal, Titik
Yintang dan Baihui Terhadap Penurunan Skala Keriput Wajah Wanita
Usia Premenopause. Skripsi. Program Studi D4 Akupunktur. Poltekkes
Kemenkes Surakarta,
(Zoe DD, Thaman LA. 2006. Cosmetic formulation of skin care products. Informa
Healthcare
Lampiran 1 Surat Studi Pendahuluan
Lampiran 2 Lembar Informed Consent
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
Alamat :

Menyatakan bahwa saya bersedia mengikuti/berpartisipasi menjadi subjek penelitian


yang dilakukan oleh:
Nama : Andre Yuristian
NIM : P27240018054
Judul Penelitian : Efektivitas Terapi Akupunktur pada titik LI4 Hegu, EX-HN3
Yintang dan GV 20 Baihui kombinasi Masker Buah Semangka
terhadap penurunan skala keriput pada area wajah wanita
dewasa di Desa Gondangalas, Klaten
Institusi : Prodi Sarjana Terapan Akupunktur dan Pengobatan Herbal
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta

Dengan ini, saya menyatakan bersedia untuk menjadi subjek penelitian dan
menyetujui segala pemeriksaan serta tindakan sesuai standar etika profesi medis dan
akupunktur.
Saya mengerti serta menerima segala tindakan beserta risiko efek samping yang
mungkin akan muncul sesuai penjelasan dari pemeriksa atau peneliti dan tidak akan
mengajukan tuntutan hukum apabila risiko dan efek samping itu terjadi.
Demikian surat persetujuan ini saya isi dengan penuh kesadaran tanpa adanya paksaan
dari pihak manapun.

Klaten,...............................2022

Yang membuat pernyataan Pemeriksa dan Terapis

............................................ Andre Yuristian


NIM. P27240018054
Lampiran 3 Lembar Pengkajian Subjek Penelitian
Lampiran 4 Lembar Konsultasi Bimbingan (Pembimbing I)
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
Jl. Letjen. Sutoyo Mojosongo Surakarta
Telp. 0271-856929 Fax. 0271-855388 Kode Pos. 57127
www.poltekkes-solo.ac.id | email : poltekkes_solo@yahoo.co.id / polkessolo@gmail.com

LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN PROPOSAL PENELITIAN


Nama : Andre Yuristian
NIM : P27240018054
Dosen Pembimbing : Sumanto, S.Kep., Ns., M.Kes
Judul Penelitian : Efektivitas Terapi Akupunktur pada titik LI4 Hegu, EX-HN3
Yintang dan GV 20 Baihui kombinasi Masker Buah Semangka
terhadap penurunan skala keriput pada area wajah wanita
dewasa di Desa Gondangala, Klaten

No Hari, Materi Bimbingan Saran Bimbingan TTD


Tanggal Pembimbing
1. Jumat, 1 Pengajuan judul Acc
Oktober
2021

2. Senin, 17 Konsultasi Bab I Tambahkan tulisan


Desember dan ganti yang
2021 sudah di beri label
kuning

3. Rabu, 20 Konsultasi Bab I BAB I acc


Desember
2021
4. Konsultasi Bab II Tambahkan tulisan
Senin, 10
Januari dan ganti yang
2022 sudah di beri label
kuning
5. Konsultasi BAB III
Jumat, 14 Tambahkan tulisan
Januari dan ganti yang
2022 sudah di beri label
kuning
6. Konsultasi BAB III
Rabu, 19 Tambahkan tulisan
Januari dan ganti yang
2022 sudah di beri label
kuning

6. Konsultasi BAB III Tambahkan tulisan


dan ganti yang
Senin, 24
sudah di beri label
Januari
kuning
2022
7. Konsultasi bab III

Selasa, 25- BAB III disetujui


1-22 (acc)

Lampiran 5 Lembar Konsultasi Bimbingan (Pembimbing II)


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
Jl. Letjen. Sutoyo Mojosongo Surakarta
Telp. 0271-856929 Fax. 0271-855388 Kode Pos. 57127
www.poltekkes-solo.ac.id | email : poltekkes_solo@yahoo.co.id / polkessolo@gmail.com

LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN PROPOSAL PENELITIAN


Nama : Andre Yuristian
NIM : P27240018054
Dosen Pembimbing : Wahyu Eka Hastuti, SST.Akp
Judul Penelitian : Efektivitas Terapi Akupunktur pada titik LI4 Hegu, EX-HN3
Yintang dan GV 20 Baihui kombinasi Masker Buah Semangka
terhadap penurunan skala keriput pada area wajah wanita
dewasa di Desa Gondangala, Klaten

No Hari, Materi Bimbingan Saran Bimbingan TTD


Tanggal Pembimbing

1. Senin, 12 Pengajuan judul ACC


Oktober
2021

Merubah dan
Kamis, 23
menambahkan semua
2. Desember Konsultasi Bab I
yang ada pada komentar
2021
di word

3. Rabu, 29 Konsultasi Bab I ACC BAB I


Desember
2021

Senin, 10
4. Januari Konsultasi Bab II Merubah dan
2022 menambahkan semua
yang ada pada komentar
di word dan acc bab 2

Jumat , 21
Konsultasi BAB III Merubah dan
Januari
5. menambahkan semua
2022
yang ada pada komentar
di word

Senin ,24 Konsultasi BAB III Merubah dan


Januari menambahkan semua
2022 yang ada pada komentar
6.
di word

7. Konsultasi BAB III


Selasa, 25 ACC BAB 3
janurai
2022

Anda mungkin juga menyukai