PROPOSAL PENELITIAN
Disusun Oleh:
ANDRE YURISTIAN
NIM P27240018054
PROPOSAL PENELITIAN
Disusun Oleh:
ANDRE YURISTIAN
NIM P27240018054
HALAMAN PENGESAHAN
Proposal Penelitian ini diajukan oleh:
Nama : Andre Yuristian
NIM : P27240018054
Program Studi : Sarjana Terapan Akupunktur dan Pengobatan Herbal
Judul Penelitian : Efektivitas Terapi Akupunktur pada titik LI4 Hegu, EX-HN3
Yintang dan GV 20 Baihui kombinasi Masker Buah
Semangka terhadap penurunan skala keriput pada area wajah
wanita dewasa di Desa Gondangalas, Klaten
DEWAN PENGUJI
Penguji I : Joko Tri Haryanto, S.Kep., Ns., M.kes ( )
NIP 197405251998031004
Penguji II : Sumanto, S.Kep., M.Kes ( )
NIP 196108091988031002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Akupunktur
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta
Menyatakan bahwa proposal penelitian ini saya susun tanpa ada tindakan
plagiarisme sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Program Studi Sarjana Terapan
Akupunktur dan Pengobatan Herbal Jurusan Akupunktur Politeknik Kesehatan
Kementerian Surakarta. Jika kemudian hari dapat dibuktikan saya melakukan
plagiarisme, saya akan bertanggungjawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang
dijauhkan institusi pendidikan kepada saya.
Andre Yuristian
NIM P27240018054
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian
ini dengan sebaik mungkin. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalah islam,
sehingga dapat menjadi bekal hidup di dunia dan di akhirat.
Penyusunan proposal penelitian berjudul “Efektivitas Terapi Akupunktur pada
titik LI4 Hegu, EX-HN3 Yintang dan GV 20 Baihui kombinasi Masker Buah
Semangka terhadap penurunan skala keriput pada area wajah wanita dewasa di Desa
Gondangala, Klaten” merupakan tugas yang tidak ringan. Penulis sadar banyak
hambatan dan rintangan yang dilalui oleh penulis dalam penyusunan proposal
penelitian ini. Pada akhirnya proposal penelitian ini dapat terselesaikan dengan
bantuan beberapa pihak, oleh karena itu penulis sampaikan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah memberikan bentuannya, utamanya kepada yang
terhormat:
1. Satino, SKM., M.Sc.N selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Surakarta.
2. Dr. Hanung Prestya, S.Kp., M.Si. selaku Ketua Jurusan Akupunktur Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta.
3. Dr. Maria Dewi Christyawati, S.Kp., Ns., M.Kes selaku Ketua Prodi Sarjana
Terapan Akupunktur dan Pengobatan Herbal Jurusan Akupunktur Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta
4. Sumanto, S.Kep., M.Kes selaku pembimbing I yang telah membimbing dan
memberikan masukan yang membangun demi sempurnanya proposal penelitian
5. Wahyu Eka Hastuti, SST.Akp selaku pembimbing II yang telah membimbing
dan memberikan masukan yang membangun demi sempurnanya proposal
penelitian ini.
6. Keluarga dan sahabat- sahabat yang telah memberikan dukungan dan bantuan
demi selesainya proposal penelitian ini.
5
7. Teman-teman program studi Sarjana Terapan Akupunktur dan Pengobatan
Herbal yang telah memberikan semangat.
Penulis tidak dapat memberikan apapun terkecuali iringan do’a yang tulus
dan ikhlas semoga amal baik mereka diterima dan mendapat balasan yang lebih
baik. Tidak lupa saran dan kritik sangat penulis harapkan dari pembaca demi
kesempurnaan proposal penelitian ini.
Penulis berharap semoga proposal penelitian ini bermanfaat bagi penulis dan
pembaca pada umumnya. Aamiin.
Solo, 28 Januari 2022
Peneliti
6
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................v
DAFTAR ISI........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL.................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................4
D. Manfaat Penelitian........................................................................................4
E. Keaslian Penelitian........................................................................................5
A. Landasan Teori..............................................................................................1
B. Kerangka Teori...........................................................................................35
C. Kerangka Konsep........................................................................................36
D. Hipotesis......................................................................................................36
A. Desain Penelitian.........................................................................................37
7
B. Populasi, Sampel dan Kriteria Inklusi dan Eksklusi...................................38
D. Variabel Penelitian......................................................................................41
F. Instrumen Penelitian...................................................................................43
H. Analisis Data...............................................................................................46
I. Etika Penelitian...........................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
9
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 The Modified Fitzpatrick Wrinkle Scale ( Shoshani. et al., 2010)
Gambar 3.2 The Modified Fitzpatrick Wrinkle Scale ( Shoshani. et al., 2010)
10
DAFTAR BAGAN
11
DAFTAR LAMPIRAN
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
terhadap penurunan skala keriput pada area wajah wanita dewasa di Desa
dompyongan, kecematan jogonalan, kabuaten klaten.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut di dapatkan rumusan masalah nya yaitu apakah
terapi Akupunktur pada titik LI4 Hegu, EX-HN3 Yintang dan GV 20 Baihui
kombinasi masker buah semangka efektif terhadap penurunan skala keriput
pada area wajah wanita dewasa di Desa gondangalas, klaten?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui efektivitas Terapi Akupunktur pada titik LI 4 Hegu,
EX-HN 3 Yintang dan GV 20 Baihui kombinasi masker buah semangka
efektif terhadap penurunan skala keriput pada area wajah wanita dewasa di
Desa gondangalas, klaten
2. Tujuan Khusus
a. Mendiskripsikan karakteristik subjek penelitian mulai dari umur dan
skala keriput pada area wajah pada wanita dewasa di desa
gondangalas, klaten sebelum dilakukan tindakan terapi akupunktur
dan masker buah semangka pada awajah wajah.
b. Mendiskripsikan skala keriput sebelum dilakukan Terapi Akupunktur
pada titik LI4 Hegu, EX-HN3 Yintang dan GV 20 Baihui kombinasi
masker buah semangka efektif terhadap penurunan skala keriput pada
area wajah wanita dewasa di desa gondangalas, klaten.
c. Mendiskripsikan skala keriput setelah dilakukan Terapi Akupunktur
pada titik LI4 Hegu, EX-HN3 Yintang dan GV 20 Baihui kombinasi
masker buah semangka efektif terhadap penurunan skala keriput pada
area wajah wanita dewasa di desa gondangalas, klaten.
D. Manfaat Penelitian
1. Untuk Peneliti
5
E. Keaslian Penelitian
1. Penelitian yang telah dilakukan oleh Cho, J. et al (2015) yang berjudul “Effect
of Jae-Seng Acupuncture Treatment on the improvment of Nasolabial Fold
and Eye Wrinkles”. Tujuan penelitian ini untuk menentukan keefektifan Jae-
Seng Akupunktur dalam pengobatan lipatan nasolabial (NSL) dan kerutan
mata (EWS). Penelitian ini menggunakan metode MTS (Sistem Terapi
Microneedle). Penelitian dilakukan di korea dengan jumlah responden
sebanyak 107 pasien berusia 20-70 tahun. Teknik perlakuan menggunakan
6
A. Landasan Teori
1. Kulit Menurut Ilmu Kedokteran konvesional
a. Pengertian Kulit
Tabor dan Blair (2009) Mengemukakan Kulit merupakan organ
terbesar dan terluas pada tubuh manusia. Rata-rata orang dewasa
memiliki luas kulit sekitar 170-200 cm² dengan berat antara 15-17 kg.
Tranggono dan Latifah (2014) Mengemukakan kulit merupakan
lapisan terluar yang menutupi seluruh tubuh manusia dan melindungi
tubuh dari rangsangan luar. Fungsi lain kulit sebagai pelindung antara
lain pengaturan suhu tubuh, pembentukan pigmen kulit, produksi
kelenjar keringat, indra peraba, serta perlindungan dari infeksi dari
luar tubuh.
Syafuddin (2009) Mengatakan pada kulit tersusun dari berbagai
macam jaringan termasuk pembuluh darah, kelenjar lemak, kelenjar
minyak, saraf, jaringan ikat, otot polos dan juga lemak oleh karena itu
kulit tidak hanya terdapat di luar tubuh saja tetapi terdapat jaringan-
jaringan yang lebih kompleks dalam pembentukan kulit yang harus
dilihat secara mikroskopis
b. Fisiologi kulit
Kulit memiliki beberapa fungsi bilogis, yaitu:
1) Proteksi
Fungsi kulit menjaga tubuh bagian dalam terhindar dari
gangguan fisik seperti paparan sinar ultraviolet, infeksi bakteri dan
jamur serta radiasi. Serabut elastis berada di dermis serta jaringan
lemak subkutan berfungsi untuk mencegah trauma mekanik
8
9
Kulit terdiri atas tiga lapisan jaringan yang mempunyai fungsi dan
karakteristik berbeda. Ketiga lapisan tersebut yaitu: lapisan epidermis,
lapisan dermis, dan lapisan subkutan.
terbagi menjadi 3 lapisan yaitu:
1) Epidermis
Lapisan epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit yang
memiliki ketebalan 0,4-1,5 mm. Lapisan epidermis akan
beregenerasi sedangkan lapisan dibawahnya selalu bermitosis, dan
lapisan bagian luar akan berganti dengan yang baru (Rihatmadja,
2015). Penyusun utama dari lapisan epidermis adalah keratinosit,
melanosit, sel Langerhans dan sel Merkel. Lapisan epidermis selalu
beregenerasi, hal tersebut disebabkan karena karena lapisan yang
berada dibawahnya selalu bermitosis (Rihatmadja., 2015).
12
atas serat kolagen halus, serat elastin dan regio retikulin yang
berperan dalam proses peremajaan kulit (Rihatmadja., 2015).
lapisan dermis dibagi menjadi dua bagian yaitu:
a) Stratum papilaris tersusun lebih longgar dan ditandai dengan
jumlah papila dermis yang bervariasi antara 50–250/mm2.
Jumlahnya terbanyak dan lebih dalam pada daerah di mana tekanan
paling besar, seperti pada telapak kaki. Sebagian besar papila
mengandung pembuluh-pembuluh kapiler yang memberi nutrisi
pada epitel di atasnya (Djuanda., 2007).
b) Stratum retikularis lapisan ini lebih tebal dan dalam. Serat-serat
kolagen kasar dan sejumlah kecil serat elastin membentuk jalinan
yang padat ireguler. Pada bagian yang lebih dalam, jalinan lebih
terbuka, rongga-rongga di antaranya terisi jaringan lemak, kelenjar
keringat dan sebasea, serta folikel rambut. Pada kulit wajah dan
leher, serat otot skelet menyusupi jaringan ikat pada dermis. Otot-
otot ini berperan untuk ekspresi wajah (Harien., 2010).
3) Lapisan Subkutis/Hipodermis
Lapisan hipodermis merupakan lapisan di bawah lapisan dermis
yang tersusun dari jaringan lemak. Jaringan lemak tersebut berfungsi
untuk mempertahankan suhu tubuh, cadangan energi dan sebagai
bantalan yang meredam trauma melalui permukaan kulit
(Rihatmaja., 2015). Sedangkan pada kelopak mata, penis dan
skrotum lapisan hipodermis tidak mengandung jaringan lemak,
Lapisan hipodermis memiliki ketebalan yang berbeda, pada daerah
perut ketebalannya mencapai 3 cm (Syaifuddin., 2017). Jaringan
hipodermis terdiri dari saraf, pembuluh darah dan limfe. Fungsi
jaringan hipodermis adalah bantalan untuk trauma dan penyimpanan
energi (Djuanda., 2007).
14
(Marcelina et al., 2015). Dan juga di bawah ini ada beberapa faktor
penyebab keriput.
Faktor-faktor penyebab keriput yaitu:
1) Usia
Seiring bertambahnya usia seseorang, elastisitas kulit akan
mengalami penurunan. Lemak yang terdapat pada lapisan kulit juga
mengalami pengurangan sehingga kulit mengalami pengenduran.
Usia 30an merupakan awal terbentuknya kerutan pada sekitar mata.
Sebagian lain kerutan timbul pada usia 50-an atau 60-an Usia
Terjadinya proses penuaan pada kulit tidak akan sama pada setiap
orang. Pada orang tertentu, proses penuaan kulit terjadi sesuai usia,
tetapi pada sebagian orang lain penuaan kulit bisa saja terjadi lebih
awal atau disebut dengan penuaan dini (premature aging) yang bisa
disebabkan oleh banyak hal (Baran, 1998).
2) Hormonal
Irianto (2014) menyatakan sistem endokrin berfungsi mengatur
memproduksi hormon. Estrogen adalah hormon yang dapat
mempengaruhi penebalan kulit, pembentukan kerutan pada kulit,
mengatur kelembaban kulit,mempengaruhi sirkulasi peredaran
darah, mempertahankan kulit agar elastis atau tetap lentur, dan
memelihara kolagen dalam kulit agar tetap terpelihara sehingga kulit
tetap kencang
Growth Hormone disebut sebagai mediator pada pertumbuhan
somatik, dilepaskan pada saat tidur, beraktivitas dan keadaan
hipoglikemia (Subrata., 2009). Growth Hormone merupakan hormon
petumbuhan yang disekresikan kelenjar pituitary bagian anterior.
Pada anak-anak hormon ini diperlukan untuk pertumbuhan somatic.
Pada orang dewasa hormon ini berfungsi mempertahankan ukuran
16
tidak elastis dan kaku, kulit menajdi mudah memar yang disebabkan
oleh rapuhnya dinding pembuluh darah (Helfrich et al., 2008).
e. Penatalaksanaan Keriput
1) Botox
Toksin botulinum merupakan toksin yang dihasilkan oleh
Clostridium botulinum, yang dapat digunakan untuk menghilangkan
kerut pada kulit. Toksin botulinum bekerja dengan menghambat
kerja asetilkolin sehingga terjadi paralisis atau tidak aktifnya otot
(Indramaya et al., 2009).
2) Penggunaan produk Anti Aging
Anti aging memiliki kandungan CLA dan AHA Retinol. CLA
berfungsi menstimulasi aktivitas kulit yang sehat untuk
pembentukan sel-sel kulit baru dan mempertahankan kadar kolagen
yang sehat. CLA mengandung kolagen untuk untuk memperbaiki
elastisitas kulit sehingga kulit menjadi kencang, sedangkan AHA
memberikan efek dan bereaksi bagian luar lapisan kulit,
memperlemah ikatan yang menahan sel-sel kulit mati. Sel-sel kulit
mati terangkat dari lapisan kulit, sehingga kulit menjadi halus.
(Atmaja et al., 2012).
3) Filler dermal dan Chemical Peel
filler dermal merupakan suntikan kolagen buatan kedalam
kulit. Kolagen buatan ini seperti asam hialuronat, kalsium
hidroksilapati atau asam polilaktat. Senyawa tersebut berfungsi
menarik kulit agar lebih kencang sedangkan Chemical Peel
merupakan teknik pengencangan kulit dengan cara memasukkan
asam ringan seperti asam glikolat. ini dapat memperbaiki tekstur
kulit menjadi halus dan mengurangi noda pada kulit. (Tortora &
Derrickson., 2014).
21
4) Mikrodermabrasi
Mikrodermabrasi adalah suatu prosedur peremajaan kulit
superfisial dengan mekanisme abrasi yaitu membuang lapisan kulit
paling luar dari epidermis, dikenal juga sebagai eksfoliatif.
mikrodermabrasi bekerja dengan menyemprotkan kristal-kristal
mikro kepermukaan kulit sehingga merangsang pertumbuhan kulit
baru dan regulasi kolagen (Ellora., 2018). Peremajaan kulit
menggunakan mikrodermabrasi didasarkan pada prinsip
penyembuhan luka. Cara melukai dan menghilangkan lapisan kulit
paling luar akan menstimulasi regenerasi sel-sel baru yang sehat dari
epidermis dan dermis. Perubahan ini termasuk kepadatan stratum
korneum dan menghaluskan epidermis, meningkatkan ketebalan
dermis dengan memproduksi serat elastin dan kolagen baru oleh
fibroblas, serta meningkatkan hidrasi kulit dengan memperbaiki
fungsi sawar epidermis (Pandaleke et al., 2015).
5) Thread Lift
Thread Lift atau tanam benang ini memiliki fungsi yaitu
membuat kulit terlihat lebih berisi, fungsi tightening yaitu,
mengencangkan kulit yang mengendur, fungsi suspending-lifting
yaitu, mengangkat kulit yang turun atau drop, fungsi remodelling
collagen yaitu, merangsang pembentukan kolagen dengan cara
memasukan benang ke dalam kulit dan fungsi accupunture yaitu,
memasukkan benang ke titik-titik akupunktur ke dalam wajah
(Khairunnisa., 2016).
6) Laser (Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation)
Laser mengemisikan radiasi monokromatik dan paralel, baik
secara kontinu atau pulsed. Laser dapat berpenetrasi secara
superfisial pada epidermis, atau dalam pada dermis. Teknik ini
22
b. Etiologi Keriput
Keriput berkaitan dengan defisiensi esens darah, malnutrisi kulit
oleh beberapa faktor yaitu diet yang tidak seimbang, defisiensi limpa
dan lambung, kelelahan dan proses penuaan. Hal ini mempengaruhi
fungsi limpa dan lambung dalam transportasi dan transformasi nutrisi
sehingga energi dan darah yang diedarkan ke seluruh tubuh dan
menutrisi kulit tidak maksimal. Sehingga kulit malnutrisi dan secara
perlahan timbul keriput (Mei feng., 2007).
c. Patofisiologi Keriput
Huang et al (2011), mengatakan keriput wajah dipengaruhi oleh:
1) Insufisiensi Jin Ye (Cairan Tubuh)
Fungsi dari cairan tubuh yaitu melembabkan kulit. kehilangan
cairan tubuh dapat menyebabkan kulit menjadi kering dan
mempercepat terjadinya keriput.
2) Defisiensi Jantung dan Limpa
Jantung menguasai darah dan pembuluh darah yang
bermanifestasi di wajah. Limpa menguasai transportasi dan
transformasi. Pada defisiensi qi jantung akan menyebabkan
ketidakmampuan mengangkut nutrisi dan essence dari makanan.
Gangguan fungsi limpa dalam transportasi menyebabkan gagalnya
nutrisi dan essence ditransformasikan menjadi qi dan darah.
Sehingga wajah tidak ternutrisi dengan baik dan timbul keriput.
3) Depresi Hati dan Stasis Darah
Hati menguasai aliran qi, mengatur emosi, meningkatkan
pencernaan dan penyerapan. Obstruksi qi hati menyebabkan suasana
hati tidak menyenangkan dan mudah tersinggung yang menyebabkan
kontraksi otot-otot wajah sehingga timbul keriput. Obstruksi qi
disebabkan oleh gagalnya aliran qi, sehingga menghalangi aliran
26
digunakan yaitu Taichong (LV 3), Xuehai (SP 10), Sanyinjiao (SP
6).
3) Defisiensi Ginjal
Manifestasi yang terlihat di seluruh tubuh, terutama area mata,
mulut dan leher, disertai dengan nyeri pada area pinggang dan
kelemahan pada ekstremitas bawah, lidah merah dengan selaput
tipis, nadi dalam dan benang. Prinsip terapi yakni tonifikasi ginjal.
Titik diferensial yang digunakan yaitu Shenshu (BL 23) dan
Guanyuan (CV 4).
4) Defisiensi Jantung dan limpa
Manifestasi biasanya muncul di area wajah terutama dahi, mata,
sekitar bibir, hidung serta di atas dan bawah kelopak mata.
Kompleksi wajah pucat, palpitasi, insomnia, tidur terganggu mimpi,
anoreksia, distensi abdomen setelah makan, loose stool, lidah pucat
dengan selaput putih, nadi lemah dan benang. Prinsip terapi yaitu
menguatkan jantung dan limpa. Titik diferensial yang digunakan
yaitu Gongsun (SP 4), Sanyinjiao (SP 6), Xinshu (BL 15), Pishu (BL
20), Weishu (BL 21).
e. Penatalaksanaan Terapi Akupunktur
Titik akupunktur yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. GV 20 Baihui
28
Lokasinya pada tujuh cun dari batas rambut posterior atau 5 cun
dari batas rambut anterior. Atau 1,5 cun kranial Houding (GV 19).
Titik pertemuan antara garis sagitalis medialis dengan garis yang
menghubungkan kedua ujung kranial daun telinga. Penusukan
miring ke belakang 0,3-0,5 cun. Indikasi: sakit kepala, vertigo,
tinnitus, opstruksi hidung, aphasia karena apopleksia, koma,
gangguan jiwa, prolaps rectum dan uterus (Saputra., 2017)
2. EX HN 3 Yintang
29
B. Kerangka Teori
Keterangan :
Diteliti
Tidak diteliti
Bagan 2.1 Kerangka Teori
36
B. Kerangka Konsep
A. Desain Penelitian
Silaen (2018) mengemukakan desain penelitian adalah desain mengenai
keseluruhan proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan
penelitian. Peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif agar dapat
menghasilkan penemuan-penemuan yang diperoleh dengan menggunakan
prosedur-prosedur statistika atau proses-proeses lain dari kuantifikasi
(pengukuran) atau Penelitian kuantitatif adalah sistematis, terencana, dan
terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain (Siyoto & Sodik
2015).
37
38
K1 X K2
Keterangan:
K1 : Skala keriput sebelum dilakukan terapi akupunktur
X : Terapi akupunktur titik LI 4 Hegu, EX-HN 3 Yintang dan GV 20
Baihui kombinasi Masker Buah Semangka
K2 : Skala keriput setelah dilakukan terapi akupunktur
B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan selanjutnya kemudian akan disimpulkan
(Sugiyono, 2016). Jumlah populasi di Desa Gondangalas, Klaten adalah 819
warga.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. (Sugiono, 2016). Pada Penelitian ini melibatkan sejumlah 40 orang
sampel sesuai kriteri inklusi usia 35-50 tahun yang mengalami keriput area
wajah di Desa Gondangalas, Klaten.
3. Teknik Sampling
Peneliti menggunakan teknik purposive sampling yaitu sebuah teknik
penetapan sampel dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai
dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan/masalah), sehingga sampel tersebut
dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya
39
D. Variabel Penelitian
Variabel merupakan konsep dari berbagai level abstrak yang
didefinisikan sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran dan atau manipulasi
suatu penelitian (Nursalam, 2011). Menurut Setiawan dan Prasetyo (2015),
variabel yang dikaji dalam penelitian ini yaitu:
1. Variabel independent (bebas)
Variabel bebas (independent) ini merupakan variabel yang menjadi
sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (Aziz, 2007). Variabel
independen dalam penelitian ini adalah terapi akupunktur titik LI 4 Hegu,
EX-HN 3 Yintang dan GV 20 baihui kombinasi masker buah semangka.
2. Variabel dependen (terikat)
Variabel terikat (dependent) ini merupakan variabel yang dipengaruhi
atau menjadi akibat karena variabel bebas (Aziz, 2007). Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah penurunan skala keriput area wajah.
A. Definisi Operasional
Definisi Skala
Variabel Alat Ukur Pengukuran
Operasional Data
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah pedoman tertulis tentang wawancara, atau
pengamatan, atau daftra pertanyaan, yang dipersiapkan untuk mendapatkan
informasi dari responden (Gulo W, 2002). Instrumen penelitian yang
digunakan pada penelitian ini adalah TMFWS (The Modified Fitzpatrick
Wrinkle Scale).
The Modified Fitzpatrick Wrinkle Scale adalah pengembangan alat ukur
keriput dengan sistem yang berguna secara klinis. Dibagi menjadi 7 kelas
untuk pengukuran kerutan:
b. Menentukan permasalahan
c. Pengajuan surat studi pendahuluan.
d. Melakukan studi pendahuluan.
e. Mempelajari literature
f. Menyusun proposal penelitian
2. Tahap pelaksanaan
a. Tahap Pra Interaksi
1) Melakukan salam dan memperkenalkan diri
2) Menjelaskan tujuan tindakan serta langkah-langkah yang akan
dilakukan.
3) Melakukan kontrak waktu pada subjek penelitian.
4) Melakukan verifikasi data subjek penelitian.
5) Menyiapkan alat dan bahan menyiapkan tempat.
b. Tahap Interaksi
1) Menggatur posisi Subjek penelitian senyaman mungkin.
2) Melakukan pres-test berupa pengukuran skala keriput dengan The
Modified Fitzpatrick Wrinkle Scale sebelum terapi.
3) Melakukan pengambilan gambar sebelum terapi dengan ketentuan
intensitas cahaya, jarak foto dan tempat yang sama menggunakan
kamera hp Poco X3 pro.
4) Mencuci tangan menggunakan handwash dan air mengalir.
5) Tahap yang pertama pemakaian masker buah semangka
6) Membersihkan seluruh wajah menggunakan milk cleanser.
7) Pengaplikasian masker semangka.
8) Setelah lima belas menit masker dibersihkan diikuti dengan
pemberian cairan penyegar untuk membersihkan sisa masker
secara menyeluruh.
9) Tahap selanjutnya melakukan terapi Akupunktur.
46
b. Uji hipotesis
Jika uji normalitas menunjukan data berdistribusi normal maka
akan di lakukan uji hipotesis menggunakan uji paired t-test pada data
berpasangan. Paired T Test ditujukan untuk menguji efektifitas suatu
perlakuan terhadap suatu besaran variabel yang ingin ditentukan. jika
hasil uji didapatkan p <0,05 menunjukkan bahwa terdapat data tidak
berdistribusi normal, maka mengunakan uji wilcoxon. (Arifin, 2017).
I. Etika Penelitian
Etika penelitian dalam penelitian ini yaitu:
1. Data subjek penelitian hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan
tidak disalahgunakan untuk kepentingan diluar penelitian.
2. Peneliti menjaga kerahasiaan data subjek penelitian. Data penelitian tidak
dicantumkan nama subjek penelitian (anomity) sehingga identitas atau segala
informasi dari subjek penelitian terjaga kerahasiaannya (convidentiality).
48
Dengan ini, saya menyatakan bersedia untuk menjadi subjek penelitian dan
menyetujui segala pemeriksaan serta tindakan sesuai standar etika profesi medis dan
akupunktur.
Saya mengerti serta menerima segala tindakan beserta risiko efek samping yang
mungkin akan muncul sesuai penjelasan dari pemeriksa atau peneliti dan tidak akan
mengajukan tuntutan hukum apabila risiko dan efek samping itu terjadi.
Demikian surat persetujuan ini saya isi dengan penuh kesadaran tanpa adanya paksaan
dari pihak manapun.
Klaten,...............................2022
Merubah dan
Kamis, 23
menambahkan semua
2. Desember Konsultasi Bab I
yang ada pada komentar
2021
di word
Senin, 10
4. Januari Konsultasi Bab II Merubah dan
2022 menambahkan semua
yang ada pada komentar
di word dan acc bab 2
Jumat , 21
Konsultasi BAB III Merubah dan
Januari
5. menambahkan semua
2022
yang ada pada komentar
di word