A. PENGERTIAN
ICRA (Infection Control Risk Assessment) adalah proses
menetapkan risiko potensial dari transmisi udara yang bervariasi
dan kontaminasi melalui air kotor dalam fasilitas pelayanan
kesehatan selama konstruksi, renovasi dan kegiatan
maintenance.
Kegiatan ICRA merupakan multidisiplin, proses kolaborasi
yang mengevaluasi jenis / macam kegiatan konstruksi dan
kelompok risiko untuk klasifikasi penetapan tingkat.
BAB III
KEBIJAKAN
Derajat Keparahan
Peringk Deskrip Uraian Komentar
at si
20-30 Tinggi Dampak yang besar bagi Tindakan
atau pasien yang dapat segera
Mayor mengarah kepada kematian sangat
atau dampak jangka dibutuhkan
panjang
10-19 Menengah Dampak yang dapat Dibutuhka
menyebabkan efek jangka n
pendek Penanganan
3. Kesiapan organisasi
Untuk menghadapi kejadian/kondisi ditentukan dengan
mempertimbangkan kebijakan dan prosedur yang sudah ada,
pengalaman dan tanggapan staf terhadap situasi aktual, serta
layanan dan peralatan yang tersedia. untuk menghadapi
kejadian/kondisi ditentukan dengan mempertimbangkan
kebijakan dan prosedur yang sudah ada, pengalaman dan
tanggapan staf terhadap situasi aktual, serta layanan dan
peralatan yang tersedia.
Prioritas Pengaturan
7. HEPA Vacum;
Harus dapat melakukan penyaringan sampai dengan @ 0,5
mikron
E. BARRIER / PENGHALANG
1. Ada pintu yang dapat menjadi penghalang ICRA bagi pekerja proyek
dengan paparan ruangan. Ini akan dapat dilaksanakan dengan
memperhatikan kontruksi ruang, jenis kegiatan, dan kelompok
risiko.
2. Penghalang yang mengkin ditentukan:
a. Polyethylene;
b. Halaman, disamping pintu masuk zona kerja;
c. Menutup langit-langit, ruangan, tempat-tempat interstitial,
dan lain-lain;
d. Metode penutupan lain yang sesuai dengan ketentuan ICRA.
3. Penghalang plastik dapat dipakai dengan bingkai logam
menggunakan semprot perekat, sekrup, dan lain-lain;
4. Hambatan dinding kering bisa dengan memiliki sendi dan sekrup
ditutupi atau disegel;
5. Flaps Polyethylene ganda yang digunakan sebagai pintu
masuk ke tempat kerja harus tumpang tindih maksimal 2
meter;
6. Jika pintu masuk berengsel digunakan untuk pintu penghalang,
sebuah mesin udara 2000 CFM negatif yang besar harus
digunakan untuk memastikan 100 kaki permenit udara keluar
dari ruang kerja, ini dapat dimodifikasi dengan ruangan yang
kecil;
7. Bukaan pintu ganda mungkin diperlukan sebagai airlock dan
PPE area. Hanya satu pintu yang boleh dibuka pada suatu
waktu, pengecualian dibuat untuk pengiriman barang besar.
Dua pintu dibuka secara bersamaan harus diminimalkan.
M. PENGAWASAN
1. Ketua Komite PPI, IPCN dan RS akan memastikan kepatuhan
dalam menjalankan kebijakan ini, dan mereka mempunyai
wewenang untuk menghentikan semua pekerjaan jika
kegiatan berisiko terhadap pasien, staf, dan publik;
2. Individu yang tidak bersertifikat tidak mempunyai pelatihan valid
diminta untuk meninggalkan fasilitas;
3. ICRA memantau kepatuhan konstruksi dengan melihat inspeksi
dari ICRA dan zona kerja;
4. Ketidakpatuhan akan segera ditindaklanjuti melalui
komunikasi verbal dan kemudian melalui dokumen tertulis
(tergantung durasdari pekerjaan
proyek/konstruksi/renovasi). Rincian pelanggaran akan
dikirim ke Ketua Komite PPI, IPCN, RS dan akan ditempatkan
di file proyek. Selanjutnya ulasan akan dibahas dalam proyek
dan pertemuan konstruksi;
5. Pelanggaran kebijakan ini dapat mempengaruhi status sebagai
kontraktor yang berkualitas untuk panawaran selanjutnya;
6. Ketua Komite PPI/IPCN akan memberitahukan pimpinan RS
jika kontraktor melakukan pelanggaran ulang;
N. YANG BERTANGGUNG JAWAB DALAM PROSEDUR
1. Pimpinan Rumah Sakit;
2. Ketua Komite PPI;
3. IPCN;
4. Pimpinn Proyek/ Perencanaan dan Konstruksi;
5. Kepala IPSRS;
6. Ketua K3RS
1. Prinsip Dasar
• Pencegahan infeksi terhadap pasien, staf rumah sakit,
pekerja bangunan dan pengunjung akibat gangguan
kualitas lingkungan saat renovasi/pembangunan dan
sesudahnya;
• Desain harus memungkinkan staf melaksanakan pedoman
PPI(IPCGuidelines);
Masalah yang terjadi saat renovasi/pembangunan rumah sakit
adalah:
a. Debu
Renovasi/pembangunan akan mengotori udara sehingga berdebu
dengan konsentrasi spora jamur (Aspergillus sp) dan
kuman (Legionella sp) tinggi (CONSTRUCTION
Gambar III – 2 :
Atap Rumah dengan
Permukaan
Lembab
b. Kontaminasi Air
dan Sistem Pendingin
Udara ;
Saat renovasi terkontaminasi patogen Legionella Sp
6. Sumber Mikroorganisme
Penyebab Infeksi
a. Debu dan Tanah;
b. Pipa Saluran Air;
c. Sistem Ventilasi.
Pencegahan :
a. Kurangi Debu;
b. Cegah Migrasi Debu dari Lokasi : “Barrier” Plastik dari
Lantai sampai Langit Langit.
1 : 3 – 10
Jumlah dan Jenis Pemeriksaan / Prosedur;
Desain Ketersediaan Alat Medis dan APD (Jumlah dan
Jenis) yang Dibutuhkan.
Ruangan yang Tersedia;
Ruang Tunggu, Ruang Petugas, Ruang Rawat, Ruang Isolasi
(di tiap-tiap Bangsal);
Jumlah dan Jenis Kamar;
- Maksimum 40 Tempat Tidur setiap Bangsal / Ruangan;
- Tersedia “Single Room” untuk Isolasi Pasien Infeksius.
Jumlah Tempat Tidur per Kamar;
- 2 – 4 Tempat Tidur (Jarak Minimum 1 Meter);
Ideal : 1 Tempat Tidur Tiap Kamar;
P. KESIMPULAN
1. IPCD Harus Dilibatkan dalam Perencanaan, Pelaksanaan dan
Pengawasan;
2. Pelatihan terhadap Pekerja Bangunan;
3. Tentukan Alur Pekerja, Bahan Material dan Sampah Bangunan;
4. Pekerjaan Tidak Boleh Dimulai Sebelum “Penilaian
Risiko Lengkap Dilakukan;
5. Waspada Terhadap “CONSTRUCTION RELATED NOSOCOMIAL
INFECTIONS”
Aspergillosis;
Legionellosis.
6. Fokus Perhatian
Lingkungan Sekitar Area;
Sistem Pipa Air;
Sistem Ventilasi.
7. Renovasi di Rumah Sakit berbeda karena Pasien lebih
Memerlukan Kualitas Udara yang Baik;
8. Syarat Penting dalam Desain
Suplai Air Bersih dan Listrik Konstan 24 Jam / Hari;
Jumlah dan Jarak Tempat Tidur Adekuat;
Ventilasi sesuai Prinsip PPI;
Sanitasi Untuk :
- Pasien;
- Pengunjung;
- Staf Rumah Sakit;
- Lantai dan Permukaan;
- Bahan yang Mudah Dibersihkan.
BAB IV
DOKUMENTASI