RS Mitra KARS
Patuh Pada Peraturan
Perundang-Undangan
Menyelenggarakan RS dengan
standar internasional
3
Regulasi Mengacu Peraturan
Perundangan-undangan
Implementasi
Bukti Implementasi
Dokumen Rekam Medis
Observasi
Pasal 40
Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan, Rumah Sakit wajib
dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3 (tiga) tahun sekali
Djoti - Atmodjo
Pasal 32
Hak Pasien
Djoti - Atmodjo
Pasal 46
Rumah Sakit bertanggung jawab secara
hukum terhadap semua kerugian yang
ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan di Rumah Sakit
Djoti - Atmodjo
12
Akreditasi
Rumah Sakit
v Mutu Baik
v Keselamatan Aman
13
Akreditasi, mewujudkan
Rumah Sakit yang:
v baik
v aman
14
15
RUMAH SAKIT AMAN
UPAYA KESELAMATAN
◉ Keselamatan pasien
◉ Keselamatan staf
◉ Keselamatan terpapar Infeksi
◉ Keselamatan gedung/fasilitas
18
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 25 TAHUN 2019
TENTANG
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI DI LINGKUNGAN
KEMENTERIAN KESEHATAN
21
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 25 TAHUN 2019
TENTANG
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI DI LINGKUNGAN
KEMENTERIAN KESEHATAN
Pasal 9
(1) Unit Pemilik Risiko sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 huruf c terdiri atas:
a. kepala satuan kerja sebagai pemilik Risiko;
MANAJEMEN RISIKO
Manajer
RS
Kepala Komite
Unit PMKP
RISIKO
Komite Komite
PPI PKRS
Komite
K3RS
Penilaian Probabilitas
Tingkat
Deskripsi
risiko
1 Sangat jarang terjadi (> 5 tahun sekali)
Tingkat
Level Kemungkinan Kriteria Kemungkinan (Probabilias)
risiko
1 Hampir Tidak Terjadi Peristiwa hanya akan timbul pada
kondisi yang luar biasa
Persentase 0-10%
2 Jarang terjadi Peristiwa diharapkan tidak terjadi
Persentase >10 – 30%
3 Kadang terjadi Peristiwa kadang-kadang bisa terjadi
Persentase >30 – 50%
4 Sering terjadi Peristiwa sangat mungkin terjadi pada
sebagian kondisi
Persentase >50 – 90%
5 Hampir pasti terjadi Peristiwa selalu terjadi hampir pada
setiap kondisi
Persentase >90% dalam 1 periode
Penilaian Dampak
Tingkat
Kategori Deskripsi
risiko
1 Tidak signifikan Tidak ada cidera dan kerugian
2 Minor Cidera ringan dan dapat diatasi dengan pertolongan
pertama
3 Moderat Cidera sedang, berkurangnya fungsi motorik / sensorik
/ psikologi atau intelektual yang bersifat reversibel dan
dapat memperpanjang perawatan
Proba Dampak
bilitas 1 2 3 4 5
Sangat Sangat Sangat
5 Sedang Tinggi
Tinggi Tinggi Tinggi
Sangat Sangat
4 Rendah Sedang Tinggi
Tinggi Tinggi
Sangat
3 Rendah Sedang Sedang Tinggi
Tinggi
Sangat
2 Rendah
Rendah Sedang Sedang Tinggi
Sangat Sangat
1 Rendah Rendah
Rendah Rendah Sedang
Tindakan sesuai tingkat dan bands risiko
High ( tinggi ) Dilakukan RCA paling lama 45 hari kaji dengan detil &
perlu tindakan segera serta membutuhkan perhatian
top manajemen.
Moderate ( sedang ) Dilakukan investigasi sederhana paling lama 2 minggu.
Manajer / Pimpinan Klinis sebaiknya menilai dampak
terhadap biaya dan kelola risiko
Rendah
Dilakukan investigasi sederhana paling lama 1 minggu
Sangat rendah diselesaikan dengan prosedur rutin
Opsi Mengurangi Risiko/Mitigasi
Klasifikasi Jenis Pengendalian
TENTANG
KESELAMATAN PASIEN
40
Insiden Keselamatan Pasien yang selanjutnya
disebut Insiden, adalah setiap kejadian yang tidak
disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat
dicegah pada pasien.
What is Patient Safety?
Patient Safety is a health care discipline that emerged with the evolving complexity in
health care systems and the resulting rise of patient harm in health care facilities. It
aims to prevent and reduce risks, errors and harm that occur to patients during
provision of health care. A cornerstone of the discipline is continuous improvement
based on learning from errors and adverse events.
Pasal 14
Komite
Kepala
Unit
RISIKO Kepera-
watan
Komite
Komite
Mutu
PKRS
RS
Komite
K3RS
Pasal 359 KUHP berbunyi "barangsiapa karena
kelalaiannya menyebabkan orang lain mati,
dipidana dengan pidana penjara paling lama lima
tahun penjara"
Kesalahan (schuld) dalam hukum pidana terdiri dari unsur
kesengajaan (dolus) atau kealpaan/kelalaian (culpa)
RISIKO HUKUM
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 290/MENKES/PER/III/2008
TENTANG
PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :
1. Persetujuan tindakan kedokteran adalah persetujuan yang diberikan oleh
pasien atau keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan secara lengkap
mengenai tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan
terhadap pasien.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 290/MENKES/PER/III/2008
TENTANG
PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN
Pasal 2
(1) Semua tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien harus
mendapat persetujuan.
(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan secara
tertulis maupun lisan.
(3) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien
mendapat penjelasan yang diperlukan tentang perlunya tindakan
kedokteran dilakukan.
Elemen Penilaian HPK 4.1 Instrumen Survei KARS Skor
1. Rumah sakit menerapkan proses D Bukti penerapan proses bagi pasien 10 TL
bagi pasien untuk mendapatkan untuk memberikan informed consent 5 TS
informed consent. (persetujuan tindakan kedokteran) 0 TT
W • DPJP
• Dokter Anestesi
• Staf klinis
• Pasien/keluarga
tulis
eri ter
mat
kan
Siap
Elemen Penilaian PAB 3 Instrumen Survei KARS Skor
1) Rumah sakit telah D Bukti pelaksanakan pemberian sedasi 10 TL
melaksanakan pemberian moderat dan dalam yang seragam di semua 5 TS
sedasi moderat dan dalam tempat di rumah sakit sesuai : 0 TT
yang seragam di semua a) Area-area di dalam rumah sakit tempat
tempat di rumah sakit sedasi moderat dan dalam dapat
sesuai dengan poin a) - f) dilakukan;
pada maksud dan tujuan. b) Kualifikasi staf yang memberikan sedasi;
c) Persetujuan medis (informed consent)
untuk prosedur maupun sedasinya;
d) Perbedaan populasi anak, dewasa, dan
geriatri ataupun pertimbangan khusus
lainnya;
tulis
er ter
e) Peralatan medis dan bahan yang
i digunakan sesuai dengan populasi yang
mat diberikan sedasi moderat atau dalam;
kan
Siap dan
f) Cara memantau.
W • DPJP
• Pasien/keluarga
Direktur
Komite
Komite
K3RS Mutu SPI
PPI
RS
TERINTEGRASI
UNIT
STERILISASI
SUMBER LAIN:
◉ Limbah medis
◉ Linen
◉ Alkes
◉ Obat
parenteral
MANAJEMEN
PPI SPI
KOMITE
MUTU UNIT KERJA
KOMITE
KEPERAWA KOMITE
MEDIS
TAN
RISIKO INFEKSI
W • Apoteker klinis
• Perawat
SUPERVISI
SUPERVISI APOTEKER
RUMAH SAKIT BAKTI KARS
RUANG Tanggal/
SUPERVISI TEMUAN TINDAK LANJUT
LINGKUP Jam
PENYIMPANAN Pemantauan suhu
Label obat
Label high alert
Pengaturan FIFO
Kesesuaian jumlah
stok
ED < 1 bulan
Obat narkotik/
psikotropik
Troli emergensi IGD
PENYERAHAN OBAT
Elemen Penilaian PKPO 1 Instrumen Survei KARS Skor
2) Rumah sakit memiliki bukti seluruh D b) Bukti ijin (STRA dan SIPA) semua 10 TL
apoteker memiliki izin dan apoteker dan 5 TS
kompeten, serta telah melakukan c) Bukti hasil supervisi pelayanan 0 TT
supervisi pelayanan kefarmasian kefarmasian
dan memastikan kepatuhan
terhadap peraturan perundang- W • Kepala Instalasi Farmasi
undangan. • Apoteker
◉ Penyiapan obat (dispensing) ◉ Verifikasi
◉ Serah terima obat ◉ Double check
◉ Penyerahan obat kepada pasien ◉ Independent double check
DAFTAR PERIKSA P CATATAN
• Benar pasien r
• Puasa sesuai ketentuan r
• Lepas gigi palsu bila ada r
• Gelang identitas terpasang, lengkap, benar r
• Edukasi nyeri pasca operasi r
• Persetujuan tindakan/operasi r
• Persetujuan anestesi r
• Penandaan lokasi operasi (site marking) r
• Asesmen bedah dan pra operasi lengkap r
• Asesmen pra anestesi lengkap r
DAFTAR PERIKSA P CATATAN
• Hasil pemeriksaan penunjang/tindakan
diagnostik: r
o Laboratorium r
o Radiologi/RIR
• Persiapan darah, termasuk persetujuan transfusi r
• Stabilisasi kondisi pasien
o Saturasi O2 r
o Infus lancar sesuai dosis r
• Hak privasi/nilai dan keyakinan pasien r
• Staf pengantar sesuai kondisi pasien r
• Formulir transfer terisi lengkap r
• Barang milik pasien sudah aman r
• Keluarga yang mengantar r
• Kamar operasi sudah siap r
Pesan:
◉ Serah terima pasien antara unit
gawat darurat/unit perawatan
dengan unit kamar operasi
RISIKO MITIGASI
Salah dengar Konfirmasi
Salah ucap Konfirmasi
RISIKO MITIGASI
Salah baca Konfirmasi
Salah tulis Konfirmasi
Elemen Penilaian SKP 2 Instrumen Survei KARS Skor
1. Rumah sakit telah menerapkan D Bukti dokumen the read-back process 10 TL
komunikasi saat menerima instruksi • Bukti pesan melalui lewat telpon 5 TS
melalui telepon: menulis/ menginput ditulis lengkap, dibaca ulang oleh 0 TT
ke komputer - membacakan - penerima pesan, dan dikonfirmasi
konfirmasi kembali” (writedown, oleh pemberi pesan(tulbakon).
read back, confirmation dan SBAR • Bukti dokumentasi pelaksanaan
saat melaporkan kondisi pasien pelaporan dengan metode SBAR
kepada DPJP serta di
dokumentasikan dalam rekam W • DPJP
medik. • PPJA/Staf Perawat
• Staf klinis lainnya
W • DPJP
• PPJA/Staf Perawat
• Staf klinis lainnya
Institute of Medicine (IOM) melaporkan bahwa
"serah terima pasien yang tidak memadai sering
sebagai kegagalan pertama dalam keselamatan
pasien" (Hughes, 2008).
◉ Serah terima pasien antar shif
◉ Serah terima pasien antar unit
keperawatan
◉ Serah terima pasien antara unit
perawatan dengan unit
pemeriksaan diagnostik
◉ Serah terima pasien antar fasilitas
kesehatan
Penggunaan check list
dalam supervisi
A checklist is a type of job aid used to
reduce failure by compensating for
potential limits of human memory and
attention. It helps to ensure consistency