PENDAHULUAN
Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah untuk meningkatkan kapasitas dan
kualitas pengelolaan sanitasi di daerah, terutama untuk menghindari dampak dari kondisi
buruknya sanitasi di Indonesia. Beberapa upaya yang telah dilakukan pemerintah antara lain:
a) Konferensi Sanitasi Nasional yang dilaksanakan bulan November tahun 2007, yang
menghasilkan kesepakatan mengenai langkah- langkah penting bagi pembangunan sanitasi
ke depan yang juga sejalan dengan pencapaian sasaran Millennium Development Goals
(MDGs); dan b) Konvensi Strategi Sanitasi Perkotaan yang dilaksanakan bulan April tahun
2009. Pada event ini telah diidentifikasikan permasalahan dan sasaran pembangunan sanitasi
ke depan serta menyepakati pendekatan Strategi Sanitasi Kota (SSK) sebagai dasar
pembangunan sanitasi di daerah.
Puskesmas Susunan Baru terdapat 2 (dua) wilayah binaan yaitu keluarahan susunan baru
dan kelurahan segala mider. Untuk sanitasi permukiman di Kelurahan Susunan Baru di lihat
dari kondisi eksistingnya wilayah tersebut sudah ODF (Open Difection Free) atau sudah stop
buang air besar sembarangan. Untuk sampah masyarakat di wilayah tersebut sudah sebagian
dari masyarakat yang membuang sampah pada tempatnya. Untuk kelurahan Segala Mider
lingkungan atau sanitasi permukimannya jauh kurang baik di bandingkan dengan wilayah
kelurahan susunan baru dikarenan wilayah segala mider belum menerapkan ODF (Open
Difection Free) atau sudah stop buang air besar sembarangan. Masyarakat di Kelurahan
Segala Mider masih banyak yang membuang limbah (tinja) ke sungai, hanya sebagian yang
sudah memiliki septic tank, untuk sampah ada sebagian yang sudah membuang sampah pada
tempatnya.
Menurut Sastra (2005), salah satu kendala dalam pembangunan perumahan dan
permukiman yang terjadi di Indonesia antara lain berupa, kondisi sosial ekonomi
masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah. Kondisi ini diperparah lagi dengan
kurang pahamnya masyarakat akan pentingnya pemeliharaan lingkungan yang bersih bagi
kesehatan mereka.
1.2 Permasalahan
2. Rendahnya kesadaran masyarakat mengenai pengelolaan sanitasi permukiman
3. Rendahnya kesadaran masyarakat mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
4. Banyak rumah di wilayah binaan susunan baru yang belum memenuhi syarat sesuai
dengan KEP/MENKES 829 Tahun 1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui apakah sanitasi pemukiman di wilayah kerja
Puskesmas Susunan Baru yaitu Kelurahan Susunan Baru dan Kelurahan Segala
Mider sesuai dengan kriteria rumah sehat
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu menganalisa kasus yang terjadi di pemukiman di wilayah
kerja Puskesmas Susunan Baru yaitu Kelurahan Susunan Baru dan Kelurahan
Segala Mider
2. Mahasiswa mampu melakukan pengambilan dan pemeriksaan sampel lingkungan
pemukiman
3. Mahasiswa mampu mengetahui kegiatan pelayanan sanitasi yang ada di
puskesmas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
d. Ruangan (space)
Tersedia ruang yang cukup untuk kegiatan bermain bagi anak-anak, dan untuk
belajar, selain itu harus tersedia ruangan utama yaitu ruang tamu, ruang tidur, ruang
makan dan sebagainya.
2) Syarat Psikologis
a. Menjamin privacy
Setiap anggota keluarga harus terjamin ketenangan dan kebebasan dalam hunia,
sehingga tidak terganggu baik oleh keluarga yang lain, tetangga maupun orang yang
kebetulan lewat diluar.
b. Tersedianya ruang keluarga.
Ruang keluarga sangat penting untuk saling melepaskan kerinduan atau malah
psikologis yang lain. Ruang keluarga adalah sarana untuk menjalin hubungan sosial
maupun emosional keluarga.
c. Lingkungan yang sesuai
Seseorang akan dapat memilih hunian mana yang sesuai dengan strata sosial
keluarganya. Kesenjangan strata antar penghuni atau pemukiman akan menimbulkan
rasa tidak nyaman.
d. Tersedia sarana yang sifatnya memerlukan “privacy”
Rumah dilengkapi dengan kamar mandi dan kloset sendiri. Setidaknya harus tersedia
sarana tersebut., akan terasa tidak etis bila suatu anggota keluarga mandi ataupun
buang hajat di fasilitas milik tetangganya.
e. Jumlah kamar tidur yang cukup
Jumlah kamar tidur disesuaikan dengan usia penghuninya. Usia di bawah 2 tahun
dipisahkan ataupun boleh satu kamar dengan orang tuanya. Tetapi untuk anak usia di
atas 10 tahun harus di pisahkan antara laki-laki dan perempuan.
Sedangkan untuk anak umur 17 tahun ke atas diberikan kamar tersendiri.
f. Mempunyai halaman yang dapat ditanami pepohonan atau taman.
Fungsi dari halaman rumah disamping menimbulkan rasa keindahan bagi
penghuninya berfungsi juga untuk membersihkan udara dan menahan /melindungi
pencemaran udara dari luar.
g. Untuk Hewan peliharaan dibuatkan kandang tersendiri yang terpisah dari rumah.
Untuk menghindari tertularnya penyakit zoonosis, ataupun keributan yang
ditimbulkan oleh binatang peliharaan, sebaiknya dibuatkan kandang terpisah
dari ruangan yang biasa dihuni.
3) Mencegah penularan penyakit
Pada dasarnya persyaratan perumahan harus dipertimbangkan agar tidak menimbulkan
gangguan kesehatan, baik secara jasmani, rohani maupun sosial. Beberapa persyaratan
berikut berkaitan dengan tersedianya fasilitas sanitasi agar kesehatan penghuninya tetap
terhindar dari penyakit, tidak tertular penyakit infeksi baik antar penghuni maupun
dengan kehadiran anggota warga lain dari sekitar.
a. Tersedianya persediaan air bersih / air minum
Air bersih sangat diperlukan untuk keperluan sehari-hari . Penyediaan air bersih
harus memenuhi syarat kualitas yaitu fisik, kimia, dan bakteriogis maupun
kuantitas(jumlah).
b. Keadaan rumah maupun halaman serta lingkungannya menjamin tidak
terdapatnya tempat perindukan vektor penyakit. Hal ini terkait dengan konstruksi
maupun keadaan rumah seperti adanya tempat penyimpanan sampah yang baik,
kebersihan yang selalu terjaga dan sebagainya.
c. Tersedianya tempat pembuangan tinja dan air limbah yang memenuhi syarat sanitasi
d. Luas / ukuran kamar yang tidak menimbulkan suasana kumuh
Luas kamar minimum ukuran 2,5m, 3m dengan ketinggian langit-langit berkisar
dari 2,75m sampai 3m. Hal ini khususnya yang menyangkut kepadatan penghuni
kamar dan luas jendela berpengaruh terhadap timbul dan menularnya
penyakit saluran pernafasan. Sekalipun pencahayaan alami juga berperan penting
dalam menekan kejadian penyakit dalam saluran pernafasan.
e. Fasilitas untuk pengolahan makanan / memasak dan penyimpanan makanan yang
terbebas dari pencemaran maupun jangkauan vektor maupun binatang pengerat.
4) Mencegah terjadinya kecelakaan
Beberapa hal untuk menghindari timbulnya kecelakaan misalnya adalah:
a. Adanya ventilasi di dapur. Untuk mengeluarkan gas seandainya terjadi
kebocoran dari tabung gas. Bukalah jendela agar gas segera dapat keluar dari
ruangan
b. Cukup intestitas cahaya, untuk menghindari kecelakaan seperti tersandung, Teriris /
tersayat, tertusuk jarum waktu menjahit dan sebagainya.
c. Jauh dari pohon besar, Bangunan rumah jauh dari pepohonan besar yang mudah
tumbang atau runtuh.
d. garis rooi. Bangunan harus mengikuti garis rooi ( garis sempadan ). Jarak pagar
dengan bangunan minimal lebar jalan.
e. Lantai yang selalu basah (kamar mandi, kamar kecil) tidak licin, baik karena
konstruksinya maupun pemeliharaannya.
f. Bagian bangunan yang dekat api atau listrik terbuat dari bahan tahan api
g. Cara mengatur / meletakkan barang dalam ruangan. Pengaturan ruangan memberikan
keleluasaan untuk bergerak pada penghuninya, terutama untuk keselamatan anak-
anak. Cara menyimpan bahan beracun. Hindarkan dari jangkauan anak minyak
tanah, deterjen, obat-obatan dan sebagainya.
Dilihat dari aspek sarana sanitasi, maka beberapa sarana lingkungan yang berkaitan
dengan perumahan sehat adalah sebagai berikut:
1. Sarana Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.Di Indonesia
standar untuk air bersih diatur dalam Permenkes RI No. 01/Birhubmas/1/1975
(Chandra, 2009).Dikatakan air bersih jika memenuhi 3 syarat utama, antara lain:
a) Syarat fisik
Air tidak berwarna, tidak berbau, jernih dengan suhu di bawah suhu udara
sehingga menimbulkan rasa nyaman.
b) Syarat kimia
Air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat kimia, terutama yang
berbahaya bagi kesehatan,
c) Syarat bakteriologis.
Air tidak boleh mengandung suatu mikroorganisme.Misal sebagai petunjuk bahwa
air telah dicemari oleh feses manusia adalah adanya E. coli karena bakteri ini
selalu terdapat dalam feses manusia baik yang sakit, maupun orang sehat serta
relatif lebih sukar dimatikan dengan pemanasan air.[i]
2. Jamban (sarana pembuangan kotoran). Pembuangan kotoran yaitu suatu pembuangan
yang digunakan oleh keluarga atau sejumlah keluarga untuk buang air besar. Cara
pembuangan tinja, prinsipnya yaitu:
a. Kotoran manusia tidak mencemari permukaan tanah.
b. Kotoran manusia tidak mencemari air permukaan/ air tanah.
c. Kotoran manusia tidak dijamah lalat.
d. Jamban tidak menimbulkan bau yang mengganggu.
e. Konstruksi jamban tidak menimbulkan kecelakaan.
f. Pembuangan Air Limbah (SPAL)
Air limbah adalah cairan buangan yang berasal dari rumah tangga, industri, dan
tempat umum lainnya dan biasanya mengandung bahan atau zat yang membahayakan
kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan (Chandra,
2007).Menurut Azwar (1996), air limbah dipengaruhi oleh tingkat kehidupan
masyarakat, dapat dikatakan makin tinggi tingkat kehidupan masyarakat, makin
kompleks pula sumber serta macam air limbah yang ditemui. Air limbah adalah air
tidak bersih mengandung berbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan
manusia ataupun hewan, dan lazimnya karena hasil
perbuatan manusia.Dalam kehidupan sehari-hari, sumber air limbah yang lazim
dikenal adalah:
a. Limbah rumah tangga, misalnya air dari kamar mandi dan dapur.
b. Limbah perusahaan, misalnya dari hotel, restoran, kolam renang.
c. Limbah industri.
d. Sampah
Sampah adalah semua produk sisa dalam bentuk padat, sebagai akibat aktifitas manusia,
yang dianggap sudah tidak bermanfaat lagi.Entjang (2000), berpendapat agar sampah tidak
membahayakan kesehatan manusia maka perlu pengaturan pembuangan, seperti tempat
sampah yaitu penyimpanan sementara sebelum sampah tersebut dikumpulkan untuk
dibuang. Syarat tempat sampah:
a. Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan
b. Harus ditutup rapat sehingga tidak menarik seranga atau binatang lainnya
3.2 Penemuan Kasus dan Analisis Kasus Akibat Pemukiman Tidak Sehat
3.3 Pengambilandan Pemeriksaan Sampel Lingkungan Perumahan
Survey sanitasi pemukiman yang dilakukan di 2 (dua ) binaan wilayah kerja Puskesmas Susunan
Baru sebanyak 92 rumah, 80 rumah di Kelurahan Susunan Baru dan 12 rumah di Kelurahan
Segala Mider. Pemeriksaan sampel Sanitasi pemukiman di 2 ( dua) kelurahan tidak bisa
dibandingkan karena jumlah sampel yang tidak seimbang.
Dibawah ini adalah hasil survey kunjungan rumah di kelurahan susunan baru dan kelurahan
segala mider
41.25%
Rumah Sehat
Rumah Tidak Sehat
58.75%
Dari hasil survey yang dilakukan dapat di lihat grafik diatas dari 80 rumah yang telah dilakukan
pemeriksaan di Kelurahan susunan baru terdapat 59% (47) rumah Sehat atau memenuhi kriteria
rumah sehat dan 415% (33) Rumah tidak sehat atau tidak memenuhi kriteria rumah sehat.
Sehingga dari 80 rumah di kelurahan susunan baru lebih banyak yang sudah sadar akan
pentingnya sanitasi pemukiman terutam di rumah masyarakat kelurahan susunan baru.
Persentase Sanitasi Pemukiman di Kelurahan Segala Mider
Dari survey yang telah dilakukan dapat di lihat dari grafik diatas dari 12 sampel rumah yang
diambil di kelurahan segala mider, 17% (2) rumah termasuk dalam kriteria rumah sehat dan
83,34 ( 10 ) rumah tidak termasuk dalam kriteria rumah sehat.
Sehingga di lihat dari hasilnya, masih banyak masyarakat di kelurahan segala mider belum sadar
akan pentingnya sanitasi pemukiman yang sehat.
Dibawah ini adalah hasil survey kunjungan rumah di wilayah kerja Puskesmas Susunan Baru
kelurahan Susunan Baru pada tanggal 22-23 april 2019
Dilihat dari table diatas 3,75% dinding rumah milik warga berupa anyaman bambu atau
ilalang, 26,25% dinding rumah berupa semi permanen atau setengah tembok dan 70%
dinding rumah berupa permanen atau tembok. Dari 80 rumah, 56 rumah sudah permanen,
hanya 3 rumah yang berupa dinding anyaman
Hasil survey yang dilakukan daeri 80 rumah, 14 (17,5%) lantai rumah berbentuk
plesteran yang sudah retak, 66(72,5%) lantai rumah warga sudah di plester. Sehingga dari
hasil presentase lantai rumah warga sudah baik.
Tabel 3.4 Distribusi Pengamatan Jendela Kamar Tidur
Dari hasil survey yang dilakukan 1,25 % tidak memiliki jendela kamar tidur. 98,75 %
sudah memilki jendela kamar tidur.
Dari table diatas dapat dilihat bahwa hanya ada 1 rumah dari 80 rumah yang tidak
terdapat jendela ruang keluarga. Dan sisanya yaitu 79 rumah sudah terdaoat jendel ruang
keluarga.
Dari table diatas dapat dilihat 82,5% dari 80 rumah sudah ada ventilasi permanen namun
< 10% luas lantai dan 17,5 % terdapat ventilasi permanen ≥ 10% luas lantai
Tabel 3.7 Distribusi Pengamatan Lubang Asap Dapur
Dari hasil survey yang dilakukan di 80 rumah di kelurahan susunan baru , 19 rumah tidak
terdapat lubang asap dapur, 39 rumah sudah ada lubang ventilasi permanen < 10% luas
lantai dapur, dan 22 rumah sudah ada , lubang ventilasi permanen ≥ 10% luas lantai
dapur.
Dari hasil survey yang telah di lakukan di kelurahan Susunan Baru dari 80 rumah, 1
rumah pencahayaannya tidak terang. 33 rumah pencahayaannya kurang terang, sehingga
kurang terang untuk membaca, dan 44 rumah terang dan cukup untuk membaca dengan
normal
Dari table diatas dapat dilihat bahwa 15 % (12) rumah ada sarana air bersih, namun bukan
milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan, 13,75 % ( 11) rumah ada air bersih
yang dimiliki sendiri tetapi tidak memenuhi syarat kesehatan, dan 38,75% ( 31 ) rumah
ada saranan air bersih yang dimiliki sendiri dan memenuhi syarat kesehatan.
Dari hasil survey yang dilakukan dari 80 rumah, 1,25 % (1) memiliki sarana
pembuaangan kotoran manusia,bukan leher angsa dan di salurkan ke kolam 2,5 % ( 2)
rumah memiliki sarana pembuangan kotoran manusia tetapi bukan leher angsa, 18,75 % (
18) rumah memiliki , tetapi bukan leher angsa dan ada septic tank, dan 62 rumah ada dan
berbentuk leher angk dan juga ada septick tank.
Dilihat dari hasil table diatas 8,75 % ( 7 ) rumah ada SPAL, diresapkan tetapi mencemari
sumber air , 67,5% ( 54) rumah ada SPAL dan di alirkan ke selokan, 21,25 % ( 17 )
rumah ada SPAL diresapkan tetapi mencemarai sumber air air ≥ 10m dan 2,5 % ( 2)
rumah ada SPAL dialirkan ke selokan tertutup.
Dari hasil survey yang dilakukan 5 rumah tidak ada saranan pembuangan sampah, 23 ada
namun tidak kedap air dan tidak tertutup, 31 rumah ada,kedap air tetapi tidak tertutup.
Dan 21 rumah ada, kedap air dan tertutup.
hasil survey yang dilakukan dari 80 rumah, 30 rumah terdapat jentik nyamuk dan tikus,
17 ruamh tidak terdapat jentik tetapi ada tikus, 17 rumah terdaoat jentik dan tidak ada
tikus, dan 16 rumah tidak ada jentik nyamuk dan tida ada tikus.
Tabel 3.14 Distribusi Pengamatan Pekarangan
Dilihat dari table diatas, 14 pekarangan warga kotor, tidak dimanfaatkan. 51 pekarangan
bersih, tidak dimanfaatkan dan 15 pekarangan warga bersih dan dimanfatkan dengan
ditanami bunga, dan tumbuhan lainnya.
Dari hasil survey yang dilakukan 80 % tidak memiliki hewan peliharaan, 12,5% memiliki
hewan peliharaan dan kandangnya tidak terpisah dengan rumah, dan 7,5 % memiliki
hewan peliharaab dan terpisah dengan rumah.
Dari hasil survey yang dilakukan 10 % jendela kamar tidur tidak pernah dibuka, 21,25%
jendela kamar tidur tidak teralau sering dibuka, dan 68,75 % jendela kamar tidur dibuka
setiap hari.
Tabel 3.16 Distribusi Pengamatan Membuka Jendela Ruang Keluarga
Di lihat dari table diatas 11,25 % jendela Ruang keluarga tidak pernah dibuka, 28,75 %
jendela ruang keluarga jarang di buka, dan 60 % jendela kamar tidur dibuka setiap hari.
Dari hasil survey yang dilakukan di 80 rumah, 3 rumah tidak pernah membersihkan
rumah dan halaman, 27 rumah tidak terlalu sering membersihkan rumah dan halaman,
dan 50 rumah membersihkan rumah dan halaman setiap hari.
Dari hasil survey yang dilakukan di 80 rumah, 16,25 % tinja balita di bunag kesungai
/kebun, ,75 % kadang – kadang dibuang kejamban, dan 50% tinja dibuang kejamban, dan
30% tidak ada balita
Dari hasil survey yang dilakukan 3,75 % membuang sampah ke sungai, 2,5 % kadang –
kadang membuang ke tempat sampah dan 93,75 % di buang ketempat sampah lalu
diangkut oleh petugas sampah.
Dari hasil survey yang dilakukan dari 80 rumah 33,75 % terdapat anggota keluarga yang
merokok didalam rumah, 42,5 % terdapat anggota keluarga yang merokok di teras rumah,
dan 23,75 % tidak ada anggota keluarga yang merokok.
Dari hasil survey yang dilakukan dari 80 rumah 26,25 % menggunakan obat nyamuk
bakar, 20% kadang – kadang menggunakan obat nyamuk, 13,75 % menggunakan
kelambu dan 40% tidak menggunakan obat nyamuk dan kelambu.
Dibawah ini adalah hasil survey kunjungan rumah di wilayah kerja Puskesmas Susunan Baru
kelurahan Segala Mider pada Hari/tanggal, Jumat, 26 april 2019
Dari table diatas dapat dilihat bahwa 33,34% tidak memiliki langit – langit, 8,33%%
terdapat ventilasi namun kotor dan sulit untuk dibersihkan dan 58,33% terrdapat ventilasi
yang bersih dan tidak rawan akan terjadinya kecelakaan.
Dilihat dari table diatas tidak ada dinding rumah milik warga berupa anyaman bambu
atau ilalang, 33,34% % dinding rumah berupa semi permanen atau setengah tembok dan
66,64% % dinding rumah berupa permanen atau tembok. Dari 12 rumah, 8 rumah sudah
permanen.
Hasil survey yang dilakukan daeri 12 rumah, 3 (2 5%) lantai rumah berbentuk plesteran
yang sudah retak, 9 (75%) lantai rumah warga sudah di plester. Sehingga dari hasil
presentase lantai rumah warga sudah baik.
Dari hasil survey diatas semua 12 rumah warga dari 12 sampel rumah yang diamhil
semua mempunyai jendela kamar tidur
Dari hasil survey diatas semua 12 rumah warga dari 12 sampel rumah yang diamhil
semua mempunyai jendela ruang keluarga
Dari hasil survey diatas dapat di lihat bahwa 83,34% ( 10 ) rumah memiliki lubang
ventilasi permanen < 10% luas lantai dan 8,34 % ( 1) rumah memiliki lubang ventilasi
permanenen ≥ 10% luas lantai
Dari hasil survey yang dilakukan di 12 rumah di kelurahan susunan baru , 1 rumah tidak
terdapat lubang asap dapur, 9 rumah sudah ada lubang ventilasi permanen < 10% luas
lantai dapur, dan 2 rumah sudah ada , lubang ventilasi permanen ≥ 10% luas lantai dapur
Dari hasil survey yang telah di lakukan di kelurahan Susunan Baru dari 12 rumah, 1
rumah pencahayaannya tidak terang. 6 rumah pencahayaannya kurang terang, sehingga
kurang terang untuk membaca, dan 5 rumah terang dan cukup untuk membaca dengan
normal
Dari table diatas dapat dilihat 33,34% (4) rumah ada air bersih yang dimiliki sendiri tetapi
tidak memenuhi syarat kesehatan, 5 %(3) rumah ada saranan air bersih yang dimiliki
sendiri dan memenuhi syarat kesehatan. Dan 41,67 % ( 5) rumah ada sarana air bersih
namun bukan milik sendiri tetapi memenuhi syarat kesehatan.
Dari hasil survey yang dilakukan dari 12 rumah, 16,67 % ( 2) rumah memiliki sarana
pembuangan kotoran manusia tetapi bukan leher angsa, 8,34 % (1) rumah memiliki ,
tetapi bukan leher angsa dan ada septic tank, dan 4 rumah ada dan berbentuk leher angsa
dan juga ada septick tank.
Di lihat dari hasil table 1 rumah warga tidak memiliki sarana pembuangan air limbah,
sehingga tergenang tidak teratur di halaman rumah dan11 rumah ada sarana ai rlimbah
dan alirkan ke selokan terbuka
Dari hasil survey yang di lakukan 16,67% (2) rumah tidak memiliki sarana pembuangana
air limbah, 33,34 %( 4) rumah memiliki sarana pembuangan air limbah tetapi tidak kedap
air, dan tidak tertutup, 33,34 % ( 4) rumah memiliki sarana pembuangan air limbah kedap
air tetapi tidak tertutup, dan 2 rumah memiliki sarana pembuangan air limbah yang kedap
air dan tertutup.
Dilihat dari table diatas, 1 pekarangan warga kotor, tidak dimanfaatkan. 10 pekarangan
bersih, tidak dimanfaatkan dan 1 pekarangan warga bersih dan dimanfatkan dengan
ditanami bunga, dan tumbuhan lainnya.
Dari hasil survey yang dilakukan 75% tidak memiliki hewan peliharaan, 25% memiliki
hewan peliharaan dan kandangnya tidak terpisah dengan rumah, dan tidak ada rumah
yang memiliki hewan peliharaab dan terpisah dengan rumah
Dari hasil survey yang di lakukan terdapat 8,34 % jendela ruang keluarga tidak pernah di
buka, 33,34% jendela ruang keluarga jarang dibuka, dan 58,34 % jendela ruang keluarga
di buka setiap hari
Dari hasil survey yang dilakukan di 12 rumah, tidak ada rumah yang tidak pernah
membersihkan rumah dan halaman, 3 rumah tidak terlalu sering membersihkan rumah
dan halaman, dan 9 rumah membersihkan rumah dan halaman setiap hari
Dari hasil survey yang dilakukan 8,34 % membuang sampah ke sungai, 8,34% kadang –
kadang membuang ke tempat sampah dan 83,34 % di buang ketempat sampah lalu
diangkut oleh petugas sampah.
Dari hasil survey yang dilakukan dari 12 rumah 58,34 terdapat anggota keluarga yang
merokok didalam rumah, 41,67 % terdapat anggota keluarga yang merokok di teras
rumah,
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. “Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman”
http://ppsp.nawasis.info/dokumen/perencanaan/sanitasi/pokja/ssk/kab.aceh
tenggara/Pembekalan%20SSK.pdf. Diakes 30 april 2019
Anonim. “Pemberdayaan Masyarakat”
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/11521/BAB
%202.pdf?sequence=7&isAllowed=y. diakses tanggal 30 april 2019
Anonim.2014. “Parameter penilaian rumah sehat”
https://hendronurcahyo.wordpress.com/2014/10/28/parameter-dan-
indikator-penilaian-rumah-sehat/. Diakses 30 april 2019
Anonim. “Sanitasi pemukiman”
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/22479/Chapter
%20I.pdf?sequence=6&isAllowed=y. Diakses 30 april 2019
Anonim. 2015 “Syarat Rumah Sehat”
http://informasikesling.blogspot.com/2015/03/syarat-rumah-sehat.html.
Diakses 30 april 2019