Anda di halaman 1dari 23

Risiko Operasional

Presented by: Kelompok 2


Nama Kelompok
BRIAN ERRANDO LIMANJAYA
01
042111233120

STEFANUS EFRAIM SANTOSO


02
042111233138

PRIMANDITO YUSUF ARSYAD


03
042111233187
Overview
Definisi Risiko Operasional
Pengukuran Risiko Operasional
Menghitung Kerugian Yang Diharapkan
Perubahan Karakteristik Risiko Operasional
Evaluasi Diri Untuk Mengukur Risiko Operasional
Case: PT. Mayora Indah Tbk
Definisi Risiko Operasional

Tidak ada karakteristik khusus dan disebut risiko yang paling lama.
Risiko operasional akan berhadapan dengan masalah operasional sejak
kegiatan perusahaan berdiri.
Risiko Operasional didefinisikan sebagai risiko yang timbul karena
kegagalan dari proses internal, manusia, sistem, atau dari kejadian
eksternal.
Definisi Risiko Operasional
Risiko kegagalan dari proses internal meliputi kurang lengkapnya
dokumen atau dokumentasi, kesalahan transaksi, pengawasan yang
kurang memadai, dan pelaporan yang kurang memadai.
Risiko kegagalan mengelola manusia meliputi kecelakaan kerja, terlalu
tergantung pada karyawan tertentu, integritas karyawan yang kurang.
Risiko sistem meliputi kerusakan data, kesalahan pemrograman,
sistem keamanan yang kurang baik, penggunaan teknologi yang belum
teruji
Risiko eksternal meliputi bencana alam atau kejadian-kejadian diluar
kendali organisasi.
Pengukuran Risiko Operasional

Menggunakan dua dimensi yaitu:


Frekuensi atau probabilitas terjadinya risiko
Tingkat keseriusan kerugian atau impact dari risiko tersebut
Strategi Menghadapi Risiko Untuk Tiap
Wilayah
Wilayah 1 (Severity tinggi dan frekuensi tinggi): Immediate Action
Wilayah 2 (Severity Tinggi dan frekuensi agak tinggi): Immediate Attention
Wilayah 3 (Severity agak tinggi dan frekuensi agak tinggi): Periodic attention
Wilayah 4 (Severity rendah dan frekuensi rendah): Annual evaluation
Menghitung Kerugian yang Diharapkan

Kerugian Yang DIharapkan = Frekuensi (probabilitas) x severity (besarnya


kerugian)
Contoh:
Menghitung Kerugian yang Diharapkan

Kerugian Yang DIharapkan=Frekuensi (probabilitas) x severity (besarnya


kerugian)
= 4,25 x Rp3.058.824 = Rp13.000.000
Pendekatan Analitis Untuk Menghitung
Kerugian Yang Diharapkan
Nilai kerugian pada batas 5% bisa dihitung sebagai berikut:
Nilai kerugian = 13 juta - 1,65*(13 juta) = -Rp8,45 juta
Kelemahan dari metode tersebut adalah asumsi distribusi normal sesuai
dengan kenyataan. Kenyataannya adalah distribusi kerugian tidak selalu
normal. Biasanya kerugian mempunyai distribusi lognormal
Pendekatan Simulasi

Kerugian yang diharapkan merupakan hasil perkalian antara probabilitas


dengan severity
Bisa melakukan simulasi dengan kerangka tersebut
Contoh dengan evaluasi frekuensi munculnya kejadian yang merugikan,
dapat disimpulkan bahwa distribusi Poisson bisa menjelaskan frekuensi
munculnya kejadian yang merugikan, dengan nilai yang diharapkan adalah
4 kali terjadinya peristiwa tersebut setiap bulan
Periode yang dievaluasi secara bulanan dan menyimpulkan bahwa distribusi
normal bisa menjelaskan severity kerugian di masa lalu.
Langkah-Langkah Simulasi

1. Menghasilkan angka random untuk frekuensi munculnya kerugian


menggunakan distribusi Poisson dengan nilai yang diharapkan adalah 4
2. Menghasilkan angka random untuk severity kerugian dengan menggunakan
distribusi normal
3. Mengkalikan frekuensi dengan severity untuk menghasilkan total kerugian
yang diharapkan pada periode tertentu
4. Mengulangi 1 sampai dengan 3 beberapa kali (misal 100 kali, atau 1.000 kali)
Perubahan Karakteristik Risiko Operasional
Risiko operasional dan risiko lainnya dapat berubah karakteristiknya
dari waktu ke waktu.
Sebagai contoh, dahulu pencatatan transaksi masih dilakukan secara
manual dengan menggunakan kertas. Kini, pencatatan telah
digantikan dengan pencatatan terkomputerisasi.
Pencatatan terkomputerisasi menghilangkan risiko human error
seperti kelelahan, tetapi muncul risiko baru seperti kegagalan atau
kelemahan sistem.
Perubahan Karakteristik Risiko Operasional
Signifikansi Tinggi Signifikansi Tinggi
Frekuensi Rendah Frekuensi Tinggi

Signifikansi Rendah Signifikansi Rendah


Frekuensi Tinggi Frekuensi Tinggi

Faktor penyebab perubahan karakteristik:


Globalisasi
Otomatisasi
Outsourcing
Perubahan budaya
Terlalu mengandalkan teknologi
Evaluasi diri untuk mengukur risiko operasional

Evaluasi diri atau self-assesment dapat dilakukan oleh anggota


organisasi dengan melihat berapa besar risiko operasional yang akan
dihadapi perusahaan.
PT. MAYORA INDAH TBK
PT. MAYORA INDAH TBK

Risiko kegagalan mengelola manusia


Tingkat kecelakaan kerja pada tahun 2022 pada perusahaan ini kurang dari
0.001% dari jumlah karyawan pada tanggal 31 Desember 2022.
Tingkat keselamatan kerja di monitor menggunakan indicator yang sudah
teruji seperti LTI, Medical Treatment Case (MTC) dan TRAFR (Total
Recordable Accident Frequency Rate)
PT. MAYORA INDAH TBK

Q2 Q1
Tinggi

Risiko Kapasitas Produksi Risiko Pasokan Bahan Baku


Risiko Kecelakaan Kerja
Signifikansi

Q4 Q3
Rendah

Risiko Regulasi Risiko Persaingan Bisnis

Likelihood
Thank You

Anda mungkin juga menyukai