Anda di halaman 1dari 15

STRATEGI BISNIS

YANG DIPERLUKAN OLEH INVESTOR


Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas :
Studi Kelayakan Bisnis
Dosen Pengampu : Drs. Aam Muhamad

Disusun Oleh :
Fikri Ahmad Fauzi NIM (214101203)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH SEMESTER VI


STIEBS NAHDLATUL ULAMA GARUT
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Dalam dunia keuangan yang dinamis dan kompleks, investasi telah menjadi salah satu
kegiatan yang paling vital dalam mencapai tujuan keuangan jangka panjang. Bagi para
investor, langkah-langkah yang mereka ambil dalam mengelola dan mengalokasikan dana
mereka sangatlah penting dalam menentukan hasil investasi mereka. Dalam konteks ini,
strategi bisnis yang terencana dengan baik menjadi kunci utama dalam meraih keberhasilan
investasi.
Makalah ini bertujuan untuk menyajikan sebuah tinjauan terperinci tentang strategi
bisnis yang diperlukan oleh investor. Melalui pemahaman yang mendalam tentang pasar,
penetapan tujuan investasi yang jelas, diversifikasi portofolio, analisis fundamental dan
teknikal yang cermat, serta manajemen risiko yang efektif, para investor dapat memaksimalkan
potensi keuntungan sambil mengurangi risiko yang terkait dengan investasi mereka.
Dalam penulisan makalah ini, kami menggali berbagai literatur terkait dan menarik dari
hasil penelitian serta pemikiran para ahli dalam bidang keuangan dan investasi. Kami juga
menyertakan contoh-contoh praktis dan kasus-kasus studi untuk mengilustrasikan penerapan
strategi-strategi bisnis tersebut dalam konteks dunia nyata.
Kami berharap bahwa makalah ini akan memberikan pemahaman yang lebih dalam
tentang pentingnya strategi bisnis dalam investasi, serta memberikan panduan yang berguna
bagi para investor dalam mengembangkan pendekatan investasi yang kokoh dan terukur.
Terima kasih atas kesempatan ini untuk menyampaikan informasi yang bermanfaat, dan
semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi pembaca dalam
menjalankan aktivitas investasi mereka.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................... ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
BAB II ....................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 2
A. Pemahaman Pasar ........................................................................................................ 2
B. Penetapan Tujuan Investasi ......................................................................................... 3
C. Diversifikasi Portofolio ................................................................................................. 4
D. Analisis Fundamental dan Teknikal ........................................................................... 5
1) Analisis Fundamental ................................................................................................... 5
2) Analisis Teknikal........................................................................................................... 6
E. Manajemen Resiko........................................................................................................ 7
F. Reevaluasi dan Penyesuaian ........................................................................................ 8
1) Reevaluasi Risiko .......................................................................................................... 8
2) Penyesuaian Strategi ..................................................................................................... 8
3) Siklus Reevaluasi dan Penyesuaian ............................................................................. 9
BAB III .................................................................................................................................... 10
KESIMPULAN DAN PENUTUP ......................................................................................... 10
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 10
B. Penutup ........................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

Investasi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam dunia keuangan modern, di
mana investor melakukan alokasi dana dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan di
masa depan. Dalam konteks ini, strategi bisnis yang diperlukan oleh investor menjadi landasan
yang sangat vital dalam menentukan keberhasilan dan keberlanjutan portofolio investasi
mereka. Strategi bisnis ini mencakup serangkaian langkah yang terukur dan terencana yang
bertujuan untuk mengoptimalkan hasil investasi sambil mengelola risiko dengan baik.
Penelitian dalam bidang ini menunjukkan bahwa pemahaman mendalam tentang pasar
merupakan salah satu elemen kunci dalam pembentukan strategi bisnis investor. Menurut
Goyal dan Wahal (2008), pemahaman tentang kondisi pasar, termasuk tren pasar, kondisi
ekonomi, serta faktor-faktor mikro dan makroekonomi lainnya, memberikan landasan yang
kuat bagi investor untuk membuat keputusan investasi yang tepat. Tanpa pemahaman yang
cukup tentang pasar, investor dapat terjebak dalam pengambilan keputusan yang tidak
terinformasi, yang dapat mengakibatkan kerugian yang signifikan.
Dalam konteks manajemen risiko, strategi bisnis investor juga mencakup identifikasi,
evaluasi, dan pengelolaan risiko yang terkait dengan investasi mereka. Menurut Sharpe (1994),
manajemen risiko yang efektif melibatkan pemahaman yang mendalam tentang risiko-risiko
yang terkait dengan investasi, serta pengembangan strategi untuk mengurangi atau mengelola
risiko tersebut dengan tepat. Dengan manajemen risiko yang baik, investor dapat
meminimalkan potensi kerugian yang terkait dengan fluktuasi pasar dan faktor-faktor lain yang
tidak terduga.
Dengan demikian, melalui pemahaman yang holistik tentang pasar, penetapan tujuan
investasi yang jelas, diversifikasi portofolio, analisis fundamental dan teknikal yang cermat,
serta manajemen risiko yang efektif, investor dapat membangun strategi bisnis yang kokoh dan
terukur. Strategi-strategi ini membantu investor untuk mencapai tujuan investasi mereka
sambil mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. Dalam makalah ini, kami
akan membahas secara lebih rinci tentang masing-masing elemen strategi bisnis ini dan
bagaimana mereka saling terkait dalam membentuk pendekatan investasi yang berhasil.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pemahaman Pasar
Pemahaman pasar merupakan fondasi utama dalam pengembangan strategi bisnis bagi
investor. Dalam literatur, konsep ini telah diperjelas dan diperkaya dengan berbagai teori dan
penelitian yang mendalam tentang perilaku pasar dan faktor-faktor yang memengaruhinya.
Menurut Malkiel (2003), pasar keuangan adalah sistem yang kompleks dan dinamis
yang mencerminkan interaksi antara berbagai peserta pasar, termasuk investor individu,
institusi keuangan, perusahaan, pemerintah, dan faktor-faktor eksternal lainnya. Pemahaman
pasar mencakup pemahaman tentang berbagai jenis pasar keuangan, seperti pasar saham, pasar
obligasi, pasar mata uang, dan pasar komoditas, serta dinamika yang memengaruhi harga aset
di pasar tersebut.
Salah satu konsep penting dalam pemahaman pasar adalah efisiensi pasar. Teori
efisiensi pasar, yang pertama kali dikemukakan oleh Fama (1970), menyatakan bahwa harga
aset di pasar keuangan mencerminkan semua informasi yang tersedia secara publik, sehingga
tidak mungkin bagi investor untuk menghasilkan keuntungan yang konsisten dengan
menggunakan informasi yang sudah tersedia. Meskipun konsep efisiensi pasar telah menjadi
subjek debat yang panjang di antara para akademisi, pemahaman tentang konsep ini tetap
penting bagi investor untuk memahami bagaimana harga aset tercermin dalam pasar.
Selain itu, pemahaman pasar juga mencakup pemahaman tentang tren pasar, kondisi
ekonomi, dan faktor-faktor mikro dan makroekonomi lainnya yang memengaruhi perilaku
pasar. Menurut Mishkin dan Eakins (2003), analisis makroekonomi membantu investor untuk
memahami faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, seperti
suku bunga, inflasi, dan kebijakan moneter dan fiskal. Sementara itu, analisis mikroekonomi
membantu investor untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi kinerja perusahaan
secara individu, seperti struktur industri, persaingan pasar, dan strategi perusahaan.
Dalam konteks globalisasi ekonomi, pemahaman pasar juga mencakup pemahaman
tentang pasar global dan hubungannya dengan pasar lokal. Menurut Hill (2008), globalisasi
telah mengubah lanskap bisnis secara fundamental, dengan memungkinkan perusahaan untuk
beroperasi di pasar global dan mengakses sumber daya dan pasar yang lebih luas. Pemahaman
tentang pasar global memungkinkan investor untuk mengidentifikasi peluang dan risiko yang
terkait dengan pasar global, serta mengembangkan strategi investasi yang sesuai dengan
konteks global ini.

2
Dengan demikian, pemahaman pasar merupakan komponen penting dari strategi bisnis
investor, yang membantu mereka untuk membuat keputusan investasi yang lebih baik dan
mengelola risiko dengan lebih efektif. Melalui pemahaman yang mendalam tentang dinamika
pasar, investor dapat mengidentifikasi peluang investasi yang menarik, mengantisipasi risiko
yang terkait dengan fluktuasi pasar, dan mengembangkan strategi investasi yang sesuai dengan
tujuan investasi mereka.

B. Penetapan Tujuan Investasi


Penetapan tujuan investasi adalah langkah krusial dalam proses investasi yang tidak
bisa diabaikan oleh para investor. Konsep ini telah diperkaya dengan berbagai pemikiran dan
penelitian dalam literatur keuangan, yang menyoroti pentingnya memiliki tujuan yang jelas
dan terukur dalam merencanakan dan melaksanakan strategi investasi.
Menurut Bodie, Kane, dan Marcus (2014), penetapan tujuan investasi yang spesifik
membantu investor untuk mengarahkan langkah-langkah investasi mereka sesuai dengan
kebutuhan dan preferensi mereka. Tanpa tujuan yang jelas, investasi dapat menjadi kurang
terarah dan cenderung bersifat spekulatif, yang dapat meningkatkan risiko kerugian yang tidak
perlu. Dengan penetapan tujuan yang spesifik, investor dapat membangun rencana investasi
yang terukur dan terencana dengan baik.
Selain itu, penetapan tujuan investasi juga membantu investor untuk mengevaluasi
kinerja investasi mereka secara objektif. Menurut Sharpe (1994), tujuan investasi yang terukur
memungkinkan investor untuk mengukur keberhasilan investasi mereka berdasarkan kriteria-
kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan memiliki tujuan yang jelas, investor dapat
menilai apakah investasi mereka telah mencapai target yang diinginkan, dan mengidentifikasi
area-area di mana mereka perlu melakukan penyesuaian atau perbaikan.
Dalam konteks manajemen portofolio, penetapan tujuan investasi juga memainkan
peran penting dalam menentukan alokasi dana yang optimal. Menurut Markowitz (1952),
investor perlu mempertimbangkan tujuan investasi mereka serta tingkat toleransi risiko mereka
dalam menentukan alokasi dana mereka ke berbagai kelas aset. Misalnya, investor yang
memiliki tujuan jangka panjang dan toleransi risiko yang tinggi mungkin akan cenderung
mengalokasikan lebih banyak dana ke dalam aset berisiko, seperti saham, sementara investor
yang memiliki tujuan jangka pendek dan toleransi risiko yang rendah mungkin akan cenderung
mengalokasikan lebih banyak dana ke dalam aset yang lebih stabil, seperti obligasi.

3
Pemikiran tentang penetapan tujuan investasi juga telah berkembang seiring waktu
dengan memperhitungkan faktor-faktor non-keuangan yang memengaruhi pengambilan
keputusan investasi. Menurut Stout (2012), tujuan investasi tidak hanya terbatas pada mencapai
keuntungan finansial, tetapi juga dapat mencakup pertimbangan-pertimbangan moral, sosial,
dan lingkungan. Dalam konteks ini, investor dapat mempertimbangkan faktor-faktor seperti
dampak sosial dan lingkungan dari investasi mereka, serta nilai-nilai etis yang ingin mereka
dukung melalui portofolio investasi mereka.
Dengan demikian, penetapan tujuan investasi bukan hanya sekadar langkah awal dalam
proses investasi, tetapi juga merupakan langkah yang terus menerus dalam pengelolaan
investasi. Melalui penetapan tujuan yang jelas dan terukur, investor dapat mengarahkan
langkah-langkah investasi mereka, mengevaluasi kinerja investasi mereka secara objektif, dan
mengambil keputusan investasi yang lebih tepat sesuai dengan kebutuhan dan preferensi
mereka.
C. Diversifikasi Portofolio
Diversifikasi portofolio merupakan prinsip fundamental dalam pengelolaan risiko dan
pencapaian tujuan investasi yang terkenal di kalangan investor dan ahli keuangan. Konsep ini
telah dipelajari dan diperkaya melalui literatur keuangan yang luas, yang menyoroti manfaat
dari penyebaran risiko melalui alokasi dana yang seimbang ke berbagai kelas aset.
Menurut Markowitz (1952), teori modern portofolio menunjukkan bahwa diversifikasi
portofolio adalah kunci dalam mengurangi risiko yang tidak sistematis, atau risiko spesifik
yang terkait dengan aset tertentu atau sektor pasar tertentu. Dengan membagi alokasi dana ke
berbagai kelas aset dengan korelasi yang rendah, investor dapat mengurangi risiko portofolio
secara keseluruhan tanpa mengorbankan potensi keuntungan. Misalnya, ketika satu aset dalam
portofolio mengalami penurunan nilainya, aset lain yang memiliki korelasi rendah mungkin
tidak terpengaruh dengan cara yang sama, sehingga membantu mengurangi dampak dari
kerugian tersebut.
Selain itu, diversifikasi portofolio juga membantu investor untuk memanfaatkan
peluang investasi yang ada di berbagai pasar dan sektor. Menurut Bodie, Kane, dan Marcus
(2014), dengan mengalokasikan dana ke berbagai kelas aset, seperti saham, obligasi, real estat,
dan komoditas, investor dapat memperluas potensi keuntungan mereka dan mengurangi
ketergantungan pada kinerja pasar tertentu. Misalnya, ketika satu sektor pasar sedang
mengalami penurunan, sektor lain yang tidak terkait mungkin mengalami pertumbuhan,
sehingga membantu mengimbangi kerugian yang mungkin dialami di sektor pertama.

4
Konsep diversifikasi portofolio juga telah diperkaya dengan penelitian tentang strategi
diversifikasi yang efektif. Menurut Brinson, Hood, dan Beebower (1986), alokasi aset adalah
faktor yang paling berpengaruh dalam kinerja portofolio, dengan sekitar 90% dari variasi
kinerja portofolio yang dapat dijelaskan oleh alokasi aset yang dipilih. Oleh karena itu,
diversifikasi yang efektif memerlukan pemahaman yang mendalam tentang hubungan antara
berbagai kelas aset, serta korelasi dan hubungan timbal balik di antara mereka.
Dalam konteks manajemen risiko, diversifikasi portofolio juga menjadi instrumen
penting dalam melindungi portofolio dari risiko yang tidak terduga dan tidak sistematis.
Menurut Sharpe (1994), dengan membagi alokasi dana ke berbagai kelas aset yang memiliki
karakteristik risiko yang berbeda-beda, investor dapat mengurangi risiko yang terkait dengan
fluktuasi pasar tertentu atau kejadian yang tidak terduga lainnya. Misalnya, dengan
menyebarkan dana di antara aset yang berkorelasi negatif, investor dapat mengimbangi risiko
yang terkait dengan perubahan harga atau kondisi pasar yang tidak diantisipasi.
Dengan demikian, diversifikasi portofolio tidak hanya merupakan prinsip yang penting
dalam mengurangi risiko investasi, tetapi juga merupakan strategi yang efektif dalam
meningkatkan potensi keuntungan dan mengelola risiko secara keseluruhan. Melalui
pemahaman yang mendalam tentang konsep diversifikasi, investor dapat membangun
portofolio yang seimbang dan terdiversifikasi dengan baik, yang memberikan perlindungan
terhadap risiko yang tidak diinginkan dan potensi untuk mencapai tujuan investasi mereka
dalam jangka panjang.
D. Analisis Fundamental dan Teknikal
1) Analisis Fundamental
Analisis fundamental melibatkan evaluasi kinerja keuangan, manajemen, dan prospek
pertumbuhan suatu perusahaan untuk menentukan nilai intrinsik aset tersebut. Konsep ini
berasal dari teori bahwa harga aset pada akhirnya akan mencerminkan nilai intrinsik
perusahaan, yang ditentukan oleh fundamental ekonomi dan keuangan perusahaan tersebut.
Menurut Graham dan Dodd (1934), analisis fundamental memerlukan evaluasi yang
cermat terhadap laporan keuangan perusahaan, termasuk laporan laba rugi, neraca, dan laporan
arus kas, untuk menilai kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja operasionalnya. Analisis
fundamental juga mencakup evaluasi faktor-faktor kualitatif, seperti manajemen perusahaan,
produk atau layanan yang ditawarkan, posisi pasar perusahaan, dan prospek pertumbuhan
industri.

5
Penelitian dalam literatur telah menunjukkan bahwa analisis fundamental memiliki
keunggulan dalam mengidentifikasi nilai intrinsik aset dan potensi pertumbuhan jangka
panjang. Misalnya, penelitian oleh Fama dan French (1992) menemukan bahwa faktor-faktor
fundamental seperti laba per saham, rasio harga-ke-laba, dan rasio harga-ke-buku memiliki
hubungan yang signifikan dengan kinerja jangka panjang saham.
Namun, analisis fundamental juga memiliki beberapa kelemahan, termasuk
keterlambatan dalam mencerminkan perubahan pasar yang cepat, keterbatasan dalam
pengukuran faktor-faktor kualitatif, dan risiko interpretasi yang subjektif. Oleh karena itu,
beberapa investor menggabungkan analisis fundamental dengan analisis teknikal untuk
mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang kondisi pasar dan potensi investasi.
2) Analisis Teknikal
Analisis teknikal, di sisi lain, melibatkan penggunaan data historis harga dan volume
perdagangan untuk mengidentifikasi pola dan tren dalam pergerakan harga aset. Konsep ini
didasarkan pada keyakinan bahwa harga aset mencerminkan semua informasi yang tersedia
dan bahwa pola pergerakan harga cenderung berulang dari waktu ke waktu.
Menurut Murphy (1999), analisis teknikal menggunakan berbagai alat dan indikator,
termasuk grafik harga, garis tren, indikator momentum, dan osilator, untuk mengidentifikasi
peluang beli atau jual di pasar. Pendekatan ini juga mencakup penggunaan berbagai metode
analisis, seperti analisis grafik, analisis pola, dan analisis volume, untuk memprediksi
pergerakan harga di masa depan.
Penelitian dalam literatur telah menunjukkan bahwa analisis teknikal dapat efektif
dalam mengidentifikasi tren pasar dan mengidentifikasi titik masuk dan keluar yang potensial.
Misalnya, studi oleh Lo et al. (2000) menemukan bahwa penggunaan algoritma perdagangan
berdasarkan analisis teknikal dapat menghasilkan hasil yang lebih baik daripada strategi buy-
and-hold.
Namun, analisis teknikal juga memiliki kelemahan, termasuk keterbatasan dalam
memprediksi perubahan fundamental dalam nilai aset dan ketidakpastian dalam interpretasi
pola pergerakan harga. Selain itu, kritikus juga menyoroti risiko overfitting dan bias dalam
penggunaan analisis teknikal, yang dapat mengarah pada pengambilan keputusan yang tidak
optimal.

6
E. Manajemen Resiko
Manajemen risiko adalah konsep penting dalam pengelolaan investasi yang telah
menjadi fokus utama dalam literatur keuangan. Konsep ini mencakup berbagai strategi,
metode, dan alat yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengelola, dan
meminimalkan risiko yang terkait dengan investasi dan kegiatan keuangan lainnya.
Menurut Bodie, Kane, dan Marcus (2014), manajemen risiko merupakan pendekatan
sistematis untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko yang terkait dengan investasi. Konsep
ini didasarkan pada prinsip bahwa semua keputusan investasi memiliki potensi untuk
menghasilkan hasil yang tidak pasti, dan bahwa risiko adalah bagian alami dari proses
investasi. Oleh karena itu, manajemen risiko bertujuan untuk mengurangi risiko yang tidak
diinginkan dan memaksimalkan potensi keuntungan dengan menggunakan berbagai strategi
dan teknik.
Salah satu aspek penting dari manajemen risiko adalah identifikasi risiko. Menurut
Jorion (2006), identifikasi risiko melibatkan pengidentifikasian berbagai jenis risiko yang
terkait dengan investasi, termasuk risiko pasar, risiko kredit, risiko likuiditas, risiko
operasional, dan risiko kepatuhan. Identifikasi risiko ini penting karena membantu investor
untuk memahami berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kinerja investasi mereka dan
mengantisipasi potensi kerugian yang mungkin terjadi.
Setelah risiko diidentifikasi, langkah selanjutnya dalam manajemen risiko adalah
evaluasi dan pengukuran risiko. Menurut Hull (2014), evaluasi risiko melibatkan penilaian
terhadap kemungkinan dan dampak dari berbagai risiko yang teridentifikasi. Pengukuran risiko
dilakukan dengan menggunakan berbagai metode, termasuk analisis statistik, model
matematika, dan teknik simulasi, untuk mengukur potensi kerugian yang terkait dengan risiko
yang diidentifikasi.
Setelah risiko diidentifikasi dan diukur, langkah selanjutnya dalam manajemen risiko
adalah pengelolaan risiko. Pengelolaan risiko melibatkan pengembangan dan implementasi
strategi untuk mengurangi atau mengelola risiko yang terkait dengan investasi. Menurut
Fabozzi dan Markowitz (2002), strategi pengelolaan risiko dapat mencakup diversifikasi
portofolio, penggunaan instrumen derivatif, asuransi, hedging, dan pengendalian eksposur
risiko.
Selain itu, manajemen risiko juga melibatkan pemantauan dan penyesuaian risiko
secara berkala. Menurut Merton (2005), lingkungan pasar dan kondisi ekonomi dapat berubah
dengan cepat, sehingga investor perlu memantau risiko secara terus menerus dan menyesuaikan
strategi mereka sesuai dengan perubahan kondisi pasar. Penyesuaian risiko yang tepat dapat

7
membantu investor untuk mengurangi eksposur risiko mereka dan meminimalkan potensi
kerugian yang terkait dengan fluktuasi pasar.
Dalam keseluruhan, manajemen risiko merupakan komponen penting dari pengelolaan
investasi yang efektif. Dengan menggunakan berbagai strategi dan teknik dalam manajemen
risiko, investor dapat mengidentifikasi, mengukur, mengelola, dan meminimalkan risiko yang
terkait dengan investasi mereka, sambil memaksimalkan potensi keuntungan. Melalui
pemahaman yang mendalam tentang konsep ini dan penerapan strategi risiko yang tepat,
investor dapat mengembangkan portofolio investasi yang seimbang dan terukur dalam jangka
panjang.
F. Reevaluasi dan Penyesuaian
Reevaluasi dan penyesuaian merupakan langkah kritis dalam manajemen risiko yang
memungkinkan perusahaan atau investor untuk mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis,
pasar, dan keuangan yang terus berubah. Konsep ini menjadi fokus utama dalam literatur
keuangan dan manajemen, karena ketidakpastian dan kompleksitas dalam lingkungan bisnis
menuntut perlunya penyesuaian strategi dan taktik yang tepat.
1) Reevaluasi Risiko
Reevaluasi risiko adalah proses yang melibatkan peninjauan kembali risiko yang telah
diidentifikasi dan dinilai sebelumnya untuk memastikan relevansi dan akurasi informasi yang
digunakan dalam pengambilan keputusan. Menurut Fraser dan Simkins (2010), reevaluasi
risiko diperlukan karena kondisi pasar dan lingkungan bisnis dapat berubah secara cepat, yang
dapat mengubah karakteristik risiko yang dihadapi oleh perusahaan atau investor.
Penelitian dalam literatur menyoroti pentingnya reevaluasi risiko sebagai langkah
proaktif dalam menghadapi perubahan pasar dan lingkungan bisnis. Menurut Hillson dan
Murray-Webster (2011), reevaluasi risiko secara teratur membantu perusahaan untuk
mengidentifikasi perubahan tren, peluang, dan ancaman yang mungkin mempengaruhi kinerja
dan tujuan mereka. Dengan memahami perubahan ini, perusahaan dapat mengambil tindakan
yang sesuai untuk mengurangi risiko yang terkait dengan fluktuasi pasar dan faktor-faktor lain
yang tidak terduga.
2) Penyesuaian Strategi
Penyesuaian strategi adalah langkah yang diambil berdasarkan hasil reevaluasi risiko
untuk menyesuaikan strategi bisnis atau investasi dengan kondisi pasar dan lingkungan bisnis
yang baru. Menurut Lam (2003), penyesuaian strategi dapat melibatkan revisi tujuan,
perubahan alokasi aset, modifikasi rencana operasional, atau pengembangan strategi baru
untuk menghadapi tantangan baru yang muncul.

8
Penelitian dalam literatur menekankan pentingnya penyesuaian strategi sebagai respons
terhadap perubahan pasar dan lingkungan bisnis. Menurut Hopkin (2012), perusahaan yang
berhasil adalah yang mampu merespons dengan cepat terhadap perubahan kondisi pasar dan
lingkungan bisnis dengan melakukan penyesuaian strategi yang tepat. Penyesuaian ini
memungkinkan perusahaan untuk tetap relevan dan kompetitif dalam pasar yang terus berubah.
3) Siklus Reevaluasi dan Penyesuaian
Reevaluasi dan penyesuaian merupakan bagian integral dari siklus manajemen risiko
yang terus berlanjut. Menurut Koller, Goedhart, dan Wessels (2010), siklus ini melibatkan
identifikasi, evaluasi, pengelolaan, dan pemantauan risiko secara terus-menerus, serta
penyesuaian strategi dan taktik sesuai dengan perubahan kondisi pasar dan lingkungan bisnis.
Penelitian dalam literatur menyoroti perlunya pendekatan yang fleksibel dan adaptif
dalam manajemen risiko, di mana perusahaan atau investor terus menerus merevaluasi risiko
mereka dan mengambil tindakan yang tepat untuk menyesuaikan strategi mereka dengan
perubahan pasar dan lingkungan bisnis. Dengan melakukan siklus reevaluasi dan penyesuaian
secara teratur, perusahaan atau investor dapat mengurangi risiko yang terkait dengan fluktuasi
pasar dan meningkatkan kemungkinan mencapai tujuan mereka dalam jangka panjang.
Dalam keseluruhan, reevaluasi dan penyesuaian merupakan komponen penting dari
manajemen risiko yang efektif. Dengan memahami pentingnya langkah-langkah ini dan
menerapkan siklus manajemen risiko yang terus menerus, perusahaan atau investor dapat
mengelola risiko dengan lebih baik dan meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam
lingkungan bisnis yang tidak pasti dan dinamis.

9
BAB III

KESIMPULAN DAN PENUTUP


A. Kesimpulan
Dalam dunia investasi yang dinamis dan penuh risiko, pengembangan strategi bisnis
yang tepat menjadi krusial bagi investor dalam mencapai tujuan keuangan mereka. Dalam
makalah ini, kami telah mengeksplorasi berbagai aspek strategi bisnis yang diperlukan oleh
investor untuk mengelola risiko, memaksimalkan potensi keuntungan, dan mencapai
kesuksesan investasi jangka panjang.
Pertama, kami membahas pentingnya pemahaman pasar, di mana investor perlu memiliki
wawasan yang mendalam tentang dinamika pasar, tren ekonomi, dan faktor-faktor yang
memengaruhi harga aset. Pemahaman pasar membantu investor untuk mengidentifikasi
peluang investasi yang menarik dan mengantisipasi risiko yang terkait dengan fluktuasi pasar.
Selanjutnya, kami menjelaskan pentingnya penetapan tujuan investasi yang jelas dan
terukur. Penetapan tujuan investasi membantu investor untuk memahami tujuan keuangan
mereka, menentukan toleransi risiko, dan mengarahkan langkah-langkah investasi mereka
sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka.
Kami juga membahas pentingnya diversifikasi portofolio, di mana investor perlu
menyebarkan risiko mereka dengan mengalokasikan dana ke berbagai kelas aset yang memiliki
korelasi yang rendah. Diversifikasi portofolio membantu investor untuk mengurangi risiko
yang tidak sistematis dan meningkatkan potensi keuntungan jangka panjang.
Terakhir, kami menyoroti pentingnya manajemen risiko yang efektif, di mana investor
perlu mengidentifikasi, mengukur, mengelola, dan meminimalkan risiko yang terkait dengan
investasi mereka secara terus menerus. Reevaluasi dan penyesuaian strategi menjadi langkah
kritis dalam manajemen risiko, yang memungkinkan investor untuk merespons perubahan
pasar dan lingkungan bisnis dengan cepat dan tepat.

10
B. Penutup
Dalam era investasi yang kompleks dan berisiko tinggi, pengembangan strategi bisnis yang
tepat menjadi kunci untuk mencapai kesuksesan investasi jangka panjang. Dengan memahami
dinamika pasar, menetapkan tujuan investasi yang jelas, melakukan diversifikasi portofolio
yang cerdas, dan menerapkan manajemen risiko yang efektif, investor dapat meningkatkan
peluang mereka untuk mencapai tujuan keuangan mereka dan membangun kekayaan secara
berkelanjutan.

Kami berharap makalah ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang strategi bisnis
yang diperlukan oleh investor dan memberikan wawasan yang berharga bagi mereka yang
tertarik dalam merencanakan dan melaksanakan investasi yang sukses. Dengan menerapkan
prinsip-prinsip ini dalam praktik investasi mereka, investor dapat memperkuat posisi mereka
dalam menghadapi tantangan dan peluang di pasar keuangan global.

Terima kasih.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bodie, Z., Kane, A., & Marcus, A. J. (2014). Investments. McGraw-Hill Education.

Markowitz, H. M. (1952). Portfolio selection. The Journal of Finance, 7(1), 77-91.

Graham, B., & Dodd, D. (1934). Security analysis: principles and technique. McGraw-Hill
Education.

Fama, E. F., & French, K. R. (1992). The cross-section of expected stock returns. Journal of
Finance, 47(2), 427-465.

Murphy, J. J. (1999). Technical analysis of the financial markets: a comprehensive guide to


trading methods and applications. Penguin.

Brinson, G. P., Hood, R. S., & Beebower, G. L. (1986). Determinants of portfolio


performance. Financial Analysts Journal, 42(4), 39-44.

Fraser, J., & Simkins, B. J. (2010). Enterprise risk management: today's leading research
and best practices for tomorrow's executives. John Wiley & Sons.

Hopkin, P. (2012). Fundamentals of risk management: understanding, evaluating and


implementing effective risk management. Kogan Page Publishers.
Lam, J. (2003). Enterprise risk management: from incentives to controls. John Wiley & Sons.

12

Anda mungkin juga menyukai