Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO KREDIT DAN INSTRUMEN

DERIVATIF PADA PT BANK MESTIKA DHARMA Tbk.

TASYA MADHANIA CHOIRUNNISA


16101148
UNIVERSITAS TRILOGI

1. Latar Belakang Masalah


Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di
bidang keuangan yang bertugas menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya
dalam bentuk kredit atau jasa-jasa bank lainnya. Saat ini, lembaga keuangan dalam
bentuk bank memiliki peran yang sangat penting. Sehingga semua kegiatan ekonomi
hampir tidak mungkin terhindar dari peran perbankan.
PT Bank Mestika Dharma Tbk. sebagai salah satu perusahaan yang mulai
beroperasi di bidang perbankan dan jasa keuangan lainnya sejak tanggal 27 April 1955.
Bank Mestika Dharma Tbk yang didirikan berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank
Indonesia No. 27/109/KEP/DIR tanggal 5 Januari 1995, yang memperoleh izin untuk
melakukan kegiatan devisa dan beroperasi komersil, maka dalam melaksanakan kegiatan
bisnis bank perlu mempunyai komitmen dalam penerapan manajemen resiko,
menetapkan kebijakan-kebijakan di bidang pengelolaan resiko secara terpadu dan
konsisten.
Menyadari bahwa dalam menjalankan fungsi jasa-jasa keuangan, bank harus
dapat mengelola berbagai jenis risiko keuagan secara efektif, agar dampak negatif tidak
dapat terjadi dan menghindari atau menghilangkan kerugian yang besar akibat dari tidak
dijalankannya manajemen risiko yang efektif dan disiplin.
Namun implementasi penerapan manajemen risiko ini tidak semudah
membalikkan telapak tangan. Berbagai kendala kemungkinan akan dihadapi oleh PT
Bank Mestika Dharma Tbk., dan kendala tersebut langsung maupun tidak langsung akan
mempengaruhi efektivitas sistem yang akan diterapkan tersebut.

2. Tujuan Penulisan

1
Tujuan penulisan ini adalah untuk menganalisis instrument derivatif dalam mengatasi
risiko kredit pada PT Bank Mestika Dharma Tbk. Dengan mengetahui risiko yang
kemungkinan terjadi dan dihadapi PT Bank Mestika Dharma Tbk. maka dapat
menentukan instrument derivatif yang tepat untuk meminimalisasi risiko-risiko yang
akan terjadi sehingga perusahaan tidak menanggung kerugian yang begitu besar.

3. Literatur (Isi atau Pembahasan)


Kredit bermasalah merupakan suatu keadaan dimana nasabah sudah tidak
sanngup untuk membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank. Salah satu
yang menyebabkan timbulnya masalah yaitu usaha debitur yang mengalami penurunan
atau kondisi perekonomian yang tidak menentu sehingga debitur mengalami kesulitan
dalam melakukan pembayaran atau menunggak pembayaran pokok dan bunga yang
ditanggung debitur. Dengan adanya hal tersebut bank harus mampu menangani kredit
bermasalah pada tingkat yang wajar dan tidak menyebabkan kegiatan pada bank dan
sebagai pemberian fasilitas kredit bank diwajibkan untuk menerapkan menejemen resiko
yang efektif.
 Berikut ini sekilas bisnis kredit pada PT Bank Mestika Dharma Tbk. :
1. Trade Finance
2. Kredit Modal Kerja
3. Kredit Investasi
4. Kredit Multiguna
5. Kredit Pemilikan Rumah
6. Kredit Pemilikan Mobil
7. Kredit Pemilkan Tanah Kavling
 Manajemen Resiko yang dilakukan PT Bank Mestika Dharma Tbk. :
Penerapan manajemen risiko paling kurang mencakup 4 (empat) yaitu :
1) Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi.
2) Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit manajemen resiko.
3) Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko,
serta sistem informasi manajemen resiko.
4) Sistem pengendalian intern yang menyeluruh.

2
 Proses Manajemen Resiko Kredit :
1) Identifikasi risiko
Risiko dan sumber-sumber risiko kredit harus diindentifikasi, ditentukan, dan
dianalisis. Risk Appetite (selera risiko) bank dijabarkan dan didasarkan pada
tujuan dan kompleksitas usaha bank.
2) Pengukuran risiko
Pengkajian terhadap dampak potensial pada kegiatan usaha dan proses
pengukuran dilakukan komprehensif dalam mencakup seluruh sumber-sumber
eksposur risiko yang signifikan. Pengkajian dan penanganan risiko bersifat
responsif terhadap kebutuhan dari para pengguna informasi tersebut.
3) Pemantauan Risiko
Pelaporan yang disampaikan memberikan informasi yang relevan, akurat, dan
tepat waktu mengenai eksposur risiko kepada manajemen. Petugas memantau
risiko bersikap independen terhadap mereka yang mengambil posisi (yang dapat
menimbulkan risiko), manajemen risiko memastikan bahwa aktivitas-aktivitas
operasional tidak menimbulkan kerugian yang dapat mengancam kelangsungan
usaha bank.
4) Pengendalian risiko
Menentukan tindakan yan dapat diambil untuk menghilangkan atau mengurangi
risiko serta mengantisipasi dampak dari pariwisata yang tidak dapat diperkirakan
dan menimbulkan kerugian. Penanganan dan pengolahan risiko ini dapat meliputi
berbagai strategi manajemen risiko seperti lindung nilai eksposur risiko keuangan
dengan melakukan transaksi derivatif. Limit risiko harus sesuai dengan kebijakan
dan kewenangan yang ditetapkan bank. Pemilik risiko memiliki tanggung jawab
utama untul mengendalikan dan mengelola berbagai risiko transaksi dan
portofolio.

4. Rekomendasi
Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap penerapan manajemen risiko dan
instrumen derivatif PT Bank Mestika Dharma Tbk., upaya meminimalisasi risiko yang
dilakukan telah baik dan perlu adanya tambahan instrumen derivative yang digunakan

3
dalam meningkatkan proteksi terhadap produk-produk jasa yang ditawarkan. Dengan
meningkatkan kualitas terhadap penerapan manajemen risiko dan instrumen derivative
pada PT Bank Mestika Dharma Tbk. maka kegiatan transaksi yang dilakukan perusahaan
risikonya rendah sehingga nasabah merasa aman untuk melakukan kegiatan transaksi
apapun di PT Bank Mestika Dharma Tbk.
Dalam melakukan berbagai usaha sebaiknya diperhatikan bagaimana cara
mengelola risiko agar tidak terjadi atau meminimalisir kerugian yang tidak diinginkan.
Dalam hal kegiatan perbankan pengelolaan risiko kredit sebagaimana diketahui adalah
sebagai risiko yang paling umum dikenal dan dirasakan karena sangat berpengaruh
terhadap kondisi bank secara keseluruhan. Dalam melakukan penilaian insrumen derivatif
dalam hal ini harus dilakukan dengan perhitungan yang komprehensif dan tepat karena
akan sangat berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank.

5. Kesimpulan
Instrumen keuangan derivatif pada PT Bank Mestika Dharma Tbk (termasuk
transaksi mata uanga asing untuk pendanaan dan perdagangan) diakui sebesar nilai wajar
pada laporan posisi keuangan. Nilai wajar ditentukan berdasarkan harga pasar, model
penentuan harga atau kuotasi instrumen lain yang memiliki karakteristik serupa.
Keuntungan atau kerugian dari kontrak derivatif yang tidak ditujukan untuk
lindung nilai (atau tidak memenuhi kriteria untuk dapat diklasifikasikan sebagai lindung
nilai) diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain tahun berjalan.
Instrumen derivatif melekat dipisahkan dari kontrak utama non-derivatif dan
diperlakukan sebagai instrumen derivatif jika seluruh kriteria berikut terpenuhi:
1) Risiko dan karakteristik ekonomi dari derivatif melekat tidak secara erat
berhubungan dengan karakteristik dan risiko kontrak utama.
2) Instrumen terpisah dengan kondisi yang sama dengan instrumen derivatif
melekat memenuhi definisi dari derivatif dan
3) Instrumen hibrid (kombinasi) tidak diukur secara harga wajar dengan
perubahan nilai wajar diakui di dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain (yaitu derivatif melekat di dalam aset keugan atau liabilitas
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi tidak dipisahkan).

4
Seluruh instrumen derivatif (termasuk mata uang asing untuk tujuan pendanaan
dan perdagangan) dicatat dalam laporan posisi keuangan berdasarkan nilai wajarnya.
Nilai wajar tersebut ditentukan berdasarkan harga pasar, kurs Reuters pada tanggal
pelaporan laporan posisi keuagan, diskonto arus kas, model penentu harga atau harga
yang diberikan broker (quoted price) atas instrumen lainnya yang memiliki karakteristik
serupa atau model penentu harga.

6. Daftar Pustaka
1. Kisman, Z., Model for Overcoming Decline in Credit Growth (Case Study of
Indonesia with Time Series Data 2012M1-2016M12). Journal of Internet Banking
and Commerce.Vol.22, No. 3,2017.
2. Kisman, Z., & Shintabelle Restiyanita, M. The Validity of Capital Asset Pricing
Model (CAPM) and Arbitrage Pricing Theory (APT) in Predicting the Return of
Stocks in Indonesia Stock Exchange. American Journal of Economics, Finance and
Management Vol. 1, No. 3, 2015, pp. 184-189
3. Kisman, Z.,.Disappearing Dividend Phenomenon: A Review of Theories and
Evidence.Transylvanian Review.Vol XXIV, No. 08,2016
4. Rifa, D., (2008) Mengelola Resiko Dengan Produk Derivatif,
Jurnal Kajian Akuntansi dan Auditing Vol. 3 No. 2, Oktober 2008,
http://www.ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php?journal=JKAA&page=article&op=vie
wFile&path[]=5365&path[]=4551
5. Purwanti, M.,(2018) Analisis Penerapan Manajemen Risiko Dan Instrumen Derivatif
Pada PT Bank Mestika Dharma Tbk.
https://www.academia.edu/35691769/ANALISIS_PENERAPAN_MANAJEMEN_RISI
KO_DAN_INSTRUMEN_DERIVATIF_PADA_PT._MESTIKA_DHARMA_Tbk

Anda mungkin juga menyukai