Anda di halaman 1dari 8

Nama : Ira Fadiatul Rahmania Teori Akuntansi

Npm : 5190111088

EKUITAS

Dalam kerangka dasar Standar Akuntansi Keuangan (2002), misalnya, Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI) mendefiniskani ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua
kewajiban.

Kriteria perbedaan ekuitas dan kewajiban, yaitu:

1. Hal-hal masing-masing pihak atas penyelesaian klaim

2. Hak penggunaan aset dalam operasi

3. Substansi ekonomik perjanjian

A. Komponen Ekuitas Pemegang Saham

Ekuitas pemegang saham diklasifikasikan atas dasar dua komponen penting yaitu modal setoran
dan laba ditahan. Modal setoran dipecah menjadi modal saham (capital stock) sebagai modal
yuridis (legal capital) dan modal setoran tambahan (additional paid-in capital), dan komponen
lain yang merefleksi transaksi pemilik (misalnya saham treasuri atau modal sumbangan).

B. Tujuan Penyajian Ekuitas


 Efisiensi dan kepengurusan manajemen
 Riwayat dan prospek investasi pemilik
 Tanggungjawab yuridis pemilik
Untuk memenuhi tujuan tersebut, informasi yang harus disampaikan tentang ekuitas pe-
megang saham tersebut minimal adalah: (1) sumber ekuitas pemegang saham beserta
riwayatnya, (2) peraturan yuridis yang membatasi pembagian dividen dan pengembalian
modal setoran kepada pemegang saham, dan (3) prioritas beberapa golongan pemegang
saham atau pemegang ekuitas lainnya (urutan proteksi).

C. Pembedaan Modal Setoran dan Laba Ditahan

Klasifikasi ekuitas pemegang saham menjadi modal setoran dan laba di tahan. Pembedaan antara
dua bagian elemen ekuitas pemegang sangat penting. Dari segi administrasi keuangan, laba
ditahan merupakan indikator daya melaba fearning power) sehingga laba ditahan harus selalu
dipisahkan dengan modal setoran meskipun jumlahnya akhirnya ditotal untuk membentuk
ekuitas pemegang saham. Pembedaan ini juga penting secara yuridis karena modal setoran
merupakan dana dasar (basic fund) yang harus tetap dipertahankan untuk menunjukkan
perlindungan bagi pihak lain.

D. Modal Yuridis versus Modal Setoran lain

Modal setoran dipisahkan menjadi modal yuridis dan modal setoran lain (agio/premium) untuk
menunjukkan: Jumlah minimal yang harus disetor dan dipertahankan untuk menunjukkan
perlindungan bagi pihak nonpemegang saham khususnya kreditor.

Kemudian Besarnya modal yuridis bergantung pada karakteristik saham (bernominal,


takbernominal/bernilai nyataan, takbernominal/takbernilai nyataan).

E. Besarnya Modal Yuridis

Dalam hal saham bernilai nominal (par stock), modal yuridis dapat sama dengan jumlah yang
dikenal dengan nama modal saham (capital stock). Modal saham menunjuk jumlah rupiah
perkalian antara cacah saham beredar dengan nilai nominal per saham. Jumlah ini merupakan
jumlah rupiah yang secara yuridis menjadi hak pemegang saham walaupun dalam transaksi
pembelian saham jum- lah rupiah yang disetor/dibayarkan melebihi modal yuridis tersebut.

F. Perubahan Modal

a. Pemesanan saham (stock subscriptions)

Pada umumnya, investor yang berminat membeli saham perusahaan harus memesan (to
subscribe) lebih dahulu saham yang akan dibeli dengan harga sesuai dengan kesepakatan pada
saat pemesanan. Secara konseptual, ekuitas pemegang saham bersifat seperti kewajiban. Oleh
karena itu, jumlah rupiah saham pesanan dapat diakui sebagai modal setoran hanya apabila
kedua syarat berikut dipenuhi:

(1) Jumlah rupiah yang disepakati dalam pemesanan merupakan klaim yuri- dis bagi perusahaan
terhadap pemesan dan tidak dapat dibatalkan.

(2) Harga pemesanan tersebut akan ditagih penerbit dalam perioda yang cukup pasti dan tidak
terlalu lama.

b. Obligasi terkonversi atau berhak-tukar (convertible bonds)

Dalam hal tertentu, perusahaan menerbitkan obligasi dengan karakteristik bahwa obligasi
tersebut dapat ditukarkan dengan saham biasa atas kehendak pemegang obligasi dalam perioda
konversi tertentu.
Kalau hak tukar tersebut diambil (exercised), yang terjadi adalah perubahan status kewajiban
menjadi modal setoran. Masalah teoretisnya adalah menentukan jumlah rupiah yang dapat
dianggap sebagai modal setoran sehingga modal saham dan kelebihan di atas modal saham
(kalau ada) dapat ditentukan.

c. Saham istimewa terkonversi atau berhak-tukar (convertible stocks)

Dapat diubah statusnya menjadi saham biasa atas kehendak pemegang saham istimewa. Saham
ini memiliki dua pendekatan, yang pertama adalah nilai nominal saham prioritas plus porsi
premium/diskun ditransfer ke modal pemegang saham dan premium/diskun modal pemegang
saham biasa. Tidak ada untung atau rugi yang diakui pada saat konversi tersebut. Ini berarti
bahwa jumlah rupiah yang mula-mula diterima pada saat menerbitkan saham istimewa dianggap
sebagai modal setoran mula-mula untuk saham biasa. Pendekatan kedua yaitu Kalau ada selisih
antara harga pasar baik saham biasa maupun saham prioritas, selisih tersebut harus dikompen-
sasi ke atau dari laba ditahan. Pendekatan ini mengisyaratkan diterimanya kon- sep kesatuan
usaha karena laba ditahan dianggap sebagai ekuitas perusahaan yang terpisah atau independen.
Ini berarti harga pasar saham biasa yang diperhi- tungkan dianggap tidak merefleksi hak yang
melekat pada laba ditahan.

d. Dividen saham (stock dividends)

Dividen saham adalah distribusi dividen dalam bentuk saham yang sejenis dengan saham yang
mula-mula diterbitkan. Bila distribusi dividen saham tidak disertai dengan kapitalisasi laba
ditahan, dividen saham akan menyerupai pemecahan sa- ham (stock split). Pemecahan saham
adalah penurunan nominal (atau nilai nyataan/stated value) per saham dengan cara menukar tiap
satu saham yang bere- dar dengan dua atau lebih saham baru yang nilai nominal per sahamnya
merupa- kan pecahan dari nilai nominal saham semula.

e. Hak beli saham, opsi, dan waran (stock rights, options, and warrant)

Hak beli saham adalah hak yang diberikan bagi pemegang saham lama untuk membeli sejumlah
saham (proporsional dengan pemilikan). Hal ini biayasanya di- maksudkan untuk
mempertahankan pemilikan pemegang saham lama. Opsi saham merupakan instrumen yang
digolongkan sebagai sekuritas turunan saham atau derivatif saham. Waran adalah efek yang
diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberi hak kepada pemegangnya untuk memesan
saham dari perusahaan tersebut pada harga dan jangka waktu tertentu

f. Saham treasuri (treasury stocks)

Transaksi yang jelas akan mengurangi modal setoran adalah penarikan kembali saham untuk
sementara menjadi saham treasuri." Beberapa alasan perusahaan melakukan penarikan kembali
saham sebagai saham treasuri adalah:
(a) Saham tersebut akan diterbitkan kembali kepada karyawan dalam pro- gram opsi saham.
Dengan penggunaan saham treasuri dalam program opsi saham, proporsi pemilikan saham yang
masih beredar tidak berkurang dibandingkan kalau digunakan saham baru.

(b) Saham tersebut akan digunakan untuk membeli perusahaan lain dalam transaksi
penggabungan usaha (business combination).

G. Perubahan Laba Ditahan

Sebagai ketentuan umum, laba ditahan dalam suatu perioda hanya berubah karena laba atau rugi
operasi (dalam arti luas) dan pembagian dividen. Namun demikian, terdapat beberapa hal lain
yang dapat menyebabkan laba ditahan dalam suatu perioda berubah selain karena transaksi
modal tetapi karena transaksi khusus yaitu:

(1) Penyesuaian perioda-lalu (prior-period adjustments).

Penyesuaian ini sering juga disebut dengan penyesuaian susulan (catch-up adjust- ment).
Penyesuaian perioda-lalu adalah perlakuan terhadap suatu jumlah rupiah yang mempengaruhi
operasi perioda masa lalu (yang baru ditemukan atau baru dapat diakui dalam perioda sekarang)
bukan sebagai pengurang atau penambah perhitungan laba tahun sekarang (masuk dalam
statemen laba-rugi tahun sekarang/berjalan) tetapi sebagai penyesuai terhadap laba ditahan awal
perioda sekarang. Perlakuan semacam ini dimaksudkan untuk menjadikan laba ditahan awal
perioda sekarang menunjukkan saldo yang semestinya seandainya jumlah rupiah tersebut telah
diakui dalam perioda yang lalu.

(2) Koreksi kesalahan dalam laporan keuangan sebelumnya.

Sistem akuntansi biasanya sudah dirancang dengan cukup cermat sehingga kesalahan dalam
pencatatan akan segera dapat dideteksi sehingga dapat segera dilakukan koreksi. Koreksi
kesalahan memiliki beberapa bagian yang pertama yaitu koreksi sebagai penyesuaian laba
ditahan, kedua koreksi sebagai penyesuai modal setoran lain, dan yang ketiga yaitu koreksi
sebagai komponen statemen laba-rugi.

(3) Pengaruh perubahan akuntansi (accounting changes).

Ada tiga macam perubahan akuntansi yaitu : 1.perubahan prinsip atau metode akuntansi,
2.prubahan taksiran akuntansi, dan ke 3.perubahan kesatuan pelaporan

(4) Kuasi-reorganisasi (quasi-reorganization).

PSAK no 51 mendeskripsikan Kuasi-reorganisasi adalah reorganisasi, tanpa melalui reorganisasi


secara hukum yang dilakukan dengan menilai kembali akun-akun aktiva dan kewajiban pada
nilai wajar dan mengeliminasi saldo defisit. Adapun syarat-syarat perusahaan yang dapat
melakukan Kuasi-reorganisasi yaitu :
 Perusahaan mengalami defisit dalam jumlah yang material.
 Perusahaan harus memiliki status kelancaran usaha dan memiliki pros- pek yang baik
pada saat kuasi-reorganisasi dilakukan.
 Perusahaan tidak sedang menghadapi permohonan kepailitan.
 Tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku. (e) Saldo ekuitas
sesudah kuasi-organisasi harus positif.

H. Penyajian Modal Pemegang Saham

dalam neraca sebenarnyamenggambarkan urutan perlindungan dalam kondisi perusahaan yang


mengalami defisit dandalm kondisi perusahaan dilikuidasi.Dalam terjadi defisit, urutan penyajian
menggambarkan:
1.Urutan penyerapan rugi:
a.Pendapatan kotor. Pos ini menyerap semua biaya dan rugi dan debit/beban yng berasaldari
transaksi nonpemilik.
b.Laba bersih. Hal ini akan terjadi pendapatan kotor tidak cukup untuk menutup semuakos
terhabiskan baik yang bersala dari konsumsi manfaat maupun hilangnya manfaat.Bila digunakan
pendekatan laba komprehensif, laba bersih akan menjadi labakomprehensif.
c.Laba ditahan. Hal ini hanya dapat dilakukan apabila laba bersih periode berjalan tidakcukup
untuk menyerap suatu rugi tertentu atau rugi luar biasa.
d.Premium modal saham. Bagian modal ini baru dapat menyerap rugi kalau laba ditahantelah
habis untuk menyangga suatu rugi. Dengan kata lain, modal saham harus tetapdijaga
kebutuhannya sampai premium modal saham benar-benar telah habise.
Modal saham. Bila kebutuhan modal yuridis telah terpengaruh secara subtansial,kebijakan untuk
melakukan kuasi-reorganisasi atau bahkan likuidasi perusahaanmungkin diperlukan.
2.Urutan menerima distribusi asset
Ditinjau dari segi ini, urutan perlindungan dapat dikemukakan sebagai berikut :
 Karyawan dan pemerintah. Pihak ini dapat dipandang sebagai kreditor yang
diprioritaskanyaitu karyawan dengan hak atas gaji dan pemerintah dengan hak atas pajak
terhutang.
 Kreditor berjaminan. Pihak ini adalah pemegang obligasi atau kreditor lain yang
haknyadijamin dengan hak sita atas aset tertentu.
 Kreditor takberjaminan. Pihak ini terdiri atas para kreditor yng tidak dijamin yangterefleksi
dalam utang usaha atau utang wesel baik jangka pendek maupun jangka panjang.
 Pemegang saham prioritas. Pihak ini dilindungi oleh laba ditahan sebagai penyanggamodal
saham atau yuridis.
 Pemegang saham biasa. Pihak ini merupakan pemegang hak atas sisa kekayaan yang berarti
bahwa pemegang saham biasa harus menanggung lebih dahulu rugi atau defisit
.
I. PERINCIAN LABA DITAHAN
Bila komponen-komponen tertentu yang berasal dari transaksi operasi dilaporkanlangsung ke
laba ditahan, laba ditahan dapat disajikan dan dirinci atas dasar sumber. Terdapat pula kebiasaan
bahwa laba ditahan disajikan dengan memerincinya atas dasar tujuan (by purposes) dengan cara
yang disebut apropriasi(appropriation) dan pembatasan (restriction).
1 Perincian Atas Dasar Sumber
Dengan dasar ini, laba ditahan dapat dirinci menjadi laba ditahan yang berasal darioperasi
normal atau rutin dan yang berasal dari laba luar biasa. Dapat saja pembedaan antarakedua
sumber laba ditahan tersebut dipertajam.
2. Perincian Atas Dasar Tujuan Penggunaan
Dalam praktik, perincian ini ditunjukkan dengan adanya pos cadangan jaminan sosial,laba
ditahan terbatas (restricted retained earnings), dan cadangan umum. Perincian semacam
itusebenarnya sama saja dengan mengaitkan laba ditahan dengan aset tertentu (asset
imputation).Artinya, dalam aset apa saja laba ditahan terikat.

J. LABA KOMPREHENSIF
Perubahan akibat transaksi operasi atau transaksi nonpemilik harus dibedakan dandipisahkan
secara tegas dengan perubahan akibat transaksi pemilik, semua perubahan akibattransaksi
operasi harus dilaporkan melalui statment laba-rugi (Suwardjono, 2010:557).Pos-pos operasi
dalam arti luas sebagai lawan pos-pos transaksi nonpemilik meliputi pos- pos operasi utama, pos-
pos tambahan, dan pos-pos yang sifatnya khusus atau luar biasa tetapi berasal dari transaksi
nonpemilik. Masalah teoritis dalam hal ini adalah pos-pos mana saja yangdisajikan melalui
statment laba-rugi dan pos-pos mana saja yang dilaporkan melalui statment labaditahan.
1 Laba Kinerja Sekarang
Pendekatan ini hanya memasukkan ke dalam statment laba-rugi pos-pos operasi yangdianggap
bertalian dengan tahun berjalan dan penggunaan asset (sumber ekonomik) untukmencapai tujuan
utama. Pendekatan ini meenekankan makna periode sekarang atau berjalan(current)dan
operasi(operating)dalam arti sempit (Suwardjono, 2010:558). Pendukung pendekatan ini
mengajukan beberapa argumen sebagai berikut:
 Laba harus mengukur efisiensi penggunaan sumber ekonomik untuk periode berjalan
sehinggalaba harus bebas dari hal-hal yang mengaburkan efisiensi. Efisiensi, yang diukur
atas dasar kembalian atas aset (return on assets), merupakan angka penting untuk
memprediksikemampuan laba masa datang.
 Laba merupakan pengukur kinerja manajemen. Oleh karenanya, laba haruslah angka yang
benar-benar merupakan hasil penggunaan sumber ekonomik yang ada dalam batas-batas
pengendalian manajemen. Faktor-faktor yang terjadi di luar kendali manajemen
harusdikeluarkan dari perhitungan laba. Ini berarti, laba yang harus disajikan dalam statment
laba-rugi adalah laba yang berasal dari operasi normal.
 Laba harus dapat digunakan untuk melakukan perbandingan antar perioda dan antar
perusahaan secara bermakna. Hal ini hanya dapat dilakukan kalau angka laba hanya berisi
pos- pos yang bersifat operasi dan rutin.
 Karena fiksasi fungsional (functional fixation) pembaca statment laba-rugi yang hanya
melihatangka akhir, pemasukan pos-pos luar biasa dalam statment laba-rugi dapat
menyesatkan pemakai.
2 Laba Semua-Termasuk
Pendekatan ini menekankan pemisahan secara tegas transaksi operasi dalam arti luas dan
transaksi modal. Dengan kata lain, yang diperhitungkan sebagai laba dan disajikan melalui
statment laba-rugi adalah semua pos akibat transaksi nonpemilik. Pendekatan ini dilandasi
olehkonsep dasar kontinuitas usaha yang memandang statment laba-rugi merupakan penggalan
aliran operasi (pendapatan dan biaya) dalam jangka panjang. Untuk dapat memprediksi
kemampuan melaba jangka panjang, statment laba-rugi tidak dapat berdiri sendiri tetapi harus
disajikan sebagai serangkaian statment laba-rugi sepanjang umur perusahaan.
3 Alasan Mendasar
Paton dan Littleton (1970) mengajukan argumen mendasar dalam mendukung pendekatan laba
semua-termasuk yaitu konsep pemanfaatan aset(asset utilization). Konsep ini memandang bahwa
manajemen mengelola aset sebagai satu kesatuan. Dari segi pemanfaatan, sebenarnya tidak dapat
dipisahkan antara aset keuangan dan aset tetap sehingga keduanya mempunyai pengaruh yang
sama terhadap laba. Lawan dari konsep pemanfaatan aset adalah konsep asetkapital (capital
asset). Konsep ini membedakan aset kapital (yang terdiri atas aset tetap fisis) danaset lainnya
sehingga pengaruh transaksi aset kapital (terutama yang luar biasa) terhadap labaharus berbeda
dengan transaksi aset lainnya. Berikut ini dibahas argumen Patton dan Littleton mengenai
pemanfaatan aset :a. Konsep Pemanfaatan Asset Statemen laba-rugi harus menyajikan secara
efektif semua akibat dari pemanfaatan aset yang diserahkan sepenuhnya kepada manajemen.

K. PENYAJIAN LABA KOMPREHENSIF


Laba komprehensif merupakan salah satu elemen statment keuangan. Laba komprehensif
didefinisi sebagai perubahan ekuitas selama perioda yang berasal dari sumber-sumber
nonpemilik.Dengan dianutnya pendekatan laba semua-termasuk atau laba
komprehensif,masalahnya adalah bagaimana menyajikan komponen-komponen pembentuk laba
komprehensifdan bagaimana penyajian dalam statment laba-rugi.

Anda mungkin juga menyukai