Akuntansi
Keperilakuan
SILABUS DAN PENGANTAR AKUNTANSI
KEPERILAKUKAN
01
Pasca Sarjana Magister Akuntansi MK1611003 Dr.Veronica Christina, SE., MSi., Ak.,CA.
Abstract Kompetensi
Pengantar akuntansi keperilakuan Mahasiswa mampu menjelaskan
menjelaskan akuntansi tradisional akuntansi tradisional dan akuntansi
yang kemudian berkembang menjadi keperilakuan, perbedaannya dengan
akuntansi keperilakuan, perbedaan ilmu keperilakuan. Manfaatnya dan
akuntansi keperilakuan dan ilmu aspek-aspek pentingnya
perilaku. Manfaat akuntansi
keperilakuan dan aspek-aspek
pentingnya
PENGANTAR AKUNTANSI KEPERILAKUAN
Ada banyak definisi dan arti akuntansi yang ditulis oleh para ahli dan peneliti yang
merupakan pakar dibidang akuntansi. Salah satu diantaranya, Siegel dan Marconi (1989),
mendefinisikan akuntansi sebagai suatu disiplin jasa yang mampu memberikan informasi
yang relevan dan tepat waktu mengenai masalah keuangan perusahaan dan untuk membantu
pemakai internal dan eksternal dalam proses pengambila keputusan ekonomi.
Akuntansi dikatakan sebagai bahasa bisnis karena akuntansi dapat mengukur dan
mengkomunikasikan keuangan dan informasi lainnya tentang personal, organisasi, aktivitas
pemerintahan, bisnis venture, kepada pengambil keputusan. Akuntansi dapat juga dilihat
sebagai suatu system informasi. Pada beberapa perusahaan, akuntansi merupakan bagian
kuantitatif dari sisten informasi, dimana sistem akuntansi menerima informasi dari
lingkungan luar misalnya perusahaan, pemerintah, supplier, pelanggan, bank dan bahkan dari
pesaing, mengukur informasi dan melaporkanya, memproses dan mengeluarkan laporan bagi
lingkungan.
Sistem informasi akuntansi dibangun oleh aktivitas bisnis dan struktur dari suatu
perusahaan. Desain sistem yang bagus mencakup prosedur-prosedur untuk pengukuran,
pelaporan, penyimpualan/penampungan kegiatan ekonomi. Sistem ini menyediakan desain
pengendalian internal untuk mengamankan asset dan untuk efisiensi, serta menyediakan data
yang relevan untuk pelaporan intern dan ekstern.
Tersedianya informasi secara cepat, relevan, dan lengkap lebih dikarenakan adanya
kebutuhan yang sangat dirasakan oleh masing-masing unit bisnis untuk mendapatkan posisi
keuggulan kompetitif.
Keterlibatan pemakai ini pengukurannya dikembangkan oleh Ives dan Olson (1984) yang
mengemukakan enam tingkatan keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem
informasi, yaitu :
Akuntansi keprilakuan merupakan suatu bidang yang relatif baru dibandingkan dengan
bidang lainnya, seperti akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, dan auditing. Namun,
sebenarnya, pembahasan mengenai akuntansi keprilakuan secara implisit sudah dibahas
dalam bidang-bidang lain seperti akuntansi keuangan, akuntansi manajemen dan
auditing.Sebagai suatu bidang yang relatif baru dan perkembangan bidang ini tidak lepas
dari minat (fokus dan perkembangan jamannya). Bahasan mengenai akuntansi keprilakuan
muncul disekitar tahun 1950-an. Pada awal perkembangannya, penekanan (stressing) dari
akuntansi keprilakuan ini paling banyak digambarkan dalam bidang akuntansi manajemen
(dalam hal budgeting). Namun, domain dari akuntansi keprilakuan ini terus bergeser dari
yang fokus akuntansi manajemen menuju ke fokus akuntansi lainnya seperti auditing,
keuangan dan sistem informasi. Perkembangan akuntansi keperilakuan cukup pesat di
Indonesia sejak sering diadakannya Simposium Nasional Akuntansi yang selalu
menampilkan komisi akuntansi manajemen dan perilaku.
Sebagian orang akan membayangkan bahwa akuntansi keperilakuan merupakan salah satu
cabang dari akuntansi manajemen. Hal ini disebabkan penelitian Argyris di tahun 1952
menulis mengenai proses penganggaran yang merupakan bagian dari pengendalian
manajemen. Yang tidak banyak disadari orang adalah bahwa penelitian di pasar modal juga
merupakan penelitian di bidang keperilakuan. Perbedaan antara penelitian dengan
penelitian akuntansi lainnya yang dianggap sebagai penelitian akuntansi keperilakuan
Ada beberapa pihak yang menyatakan bahwa akuntansi keperilakuan bukan merupakan
bagian dari akuntansi, melainkan bidang psikologi atau organisasional. Pandangan ini justru
keliru karena bidang ini justru selama ini diambil oleh bidang lain karena akuntan tidak
mampu untuk menanganinya. Hal ini sangat ironis, karena persoalannya adalah apakah kita
mau melepas tangan, ikut nimbrung saja atau secara konsisten untuk menekuni bidang ini
yang sangat erat terkait dengan pekerjaan akuntan.
Ilmu keprilakuan mempunyai kaitan dengan penjelasan dan prediksi keprilakuan manusia.
Akuntansi keprilakuan menghubungkan antara keprilakuan manusia denagn akuntasi. Ilmu
keprilakuan merupakan bagian dari ilmu social, sedangkan akuntansi keprilakuan
merupakan bagian dari ilmu akuntansi dan pengetahuan keprilakuan. Namun ilmu
keprilakuan dan akuntansi keprilakuan sama-sama menggunakan prinsip sosiologi dan
psikologi untuk menilai dan memecahkan permasalahan organisasi.
Prinsip sosiologi dan psikologi menjadi kontribusi utama dari ilmu keprilakuan
dengan melakukan pencarian untuk menguraikan dan menjelaskan perilaku manusia,
walaupun secara keseluruhan mereka memiliki perspektif yang berbeda mengenai kondisi
manusia. Psikologi terutama merasa tertarik dengan bagaimana cara individu bertindak.
Keutamaam psikologi didasarkan pada seseorang sebagai suatu organisasi. Di pihak lain
Akuntansi bukanlah sesuatu yang statis, tetapi akan selalu berkembang sesuai dengan
pekembangan lingkungan akuntansi serta kebutuhan organisasi akan informasi yang
dibutuhkan oleh penggunanya sesuai dengan konsep “different system for different
purposes.” Berdasarkan pemikiran tersebut, manusia dan faktor sosial secara jelas didesain
dalam aspek-aspek operasional utama dari seluruh sistem akuntansi.
Para akuntan secara berkelanjutan membuat beberapa asumsi mengenai
bagaimana mereka membuat orang termotivasi, bagaimana mereka menginterpretasikan
dan menggunakan informasi akuntansi, dan bagaimana sistem akuntansi mereka sesuai
dengan kenyataan manusia dan mempengaruhi organisasi. Penjelasan tersebut
menunjukan adanya aspek keperilakuan pada akuntansi, baik dari pihak pelaksana
(penyusun informasi) maupun dari pihak pemakai informasi akuntansi.
Penyusun system informasi akuntansi adalah seseorang atau kumpulan orang yang
mengoperasikan sistem informasi akuntansi dari awal sampai terwujudnya laporan
keuangan. Pengertian ini menjelaskan bahwa penyusun informasi akuntansi mempunyai
peran penting dalam mendukung kegiatan organisasi. Dikatakan penting sebab hasil
kerjanya dapat memberikan manfaat bagi kemajuan organisasi dalam bentuk peningkatan
kinerja melalui motivasi kerja dalam wujud penetapan standar-standar penilaian kinerja.
Standar-standar kinerja tersebut dapat dihasilkan dari sistem informasi akuntansi.
Penyusun sistem informasi akuntansi yang tidak memahami dan memiliki kinerja seperti
yang diharapkan. Bukan saja laporan yang dihasilkan tidak handal sebagai dasar
pengambilan keputusan, tetapi juga sangat berpotensi untuk menjadi bias dalam
memberikan evaluasi kinerja unit maupun individu dalam organisasi. Oleh karena itu
kompetensi dan personality dan perilaku dari pelaksana menjadi aspek penting dari suatu
sistem informasi akuntansi.
Pemakai informasi akuntansi baik berupa laporan keuangan ataupun laporan
akuntansi lainnya dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: pihak intern (manajemen) dan
pihak ekstern (pemerintah, investor/calon investor, kreditur/calon kreditur, dan lain
sebagainya). Bagi pihak intern, informasi akuntansi akan digunakan untuk mengelola
perusahaan dengan cara memotivasi berdasarkan penilaian kinerja maupun untuk
pengambilan keputusan lainnya. Sedangkan bagi pihak ekstern, akan digunakan untuk
penilaian kinerja perusahaan sekaligus sebagai dasar dalam pengambilan keputusan
apakah akan menjalin hubungan dengan perusahaan tersebut atau tidak. Di samping itu
Menurut Siegel dan Marconi ruang lingkup akuntansi keperilakukan sangat luas, hal
tersebut meliputi:
Lingkup dari akuntansi keperilakuan dapat dibagi menjadi tiga bidang besar:
Kalau ditanya tentang manfaat ilmu akuntansi keperilakuan atau aplikasinya tentunya
sangatlah banyak. Karena akuntansi keperilakuan sangat berkaitan erat dengan sektor
ekonomi. Pada intinya ialah akuntansi keperilakukan sangat dibutuhkan pada saat
Berikut ini terdapat beberapa aspek penting dalam akuntansi keperilakuan, terdiri atas:
• Pengendalian
• Pelaporan Keuangan
Aspek keperilakuan dalam pelaporan keuangan meliputi perilaku perataan laba dan
keandalan informasi akuntansi dan relevansi informasi akuntansi bagi investor. Perataan
laba adalah bagian dari manajemen laba yang disebabkan oleh pihak manajemen
Pada awal perkembangannya, desain riset dalam bidang akuntansi manajemen masih
sangat sederhana, yaitu hanya memfokuskan pada masalah-masalah perhitungan harga pokok
produk. Seiring dengan perkembangan teknologi produksi, permasalahan riset diperluas
1. Ketidakpastian (uncertainty).
Akuntansi manajemen dibangun di atas fondasi perilaku. Tujuan eksplisitnya adalah untuk
mempengaruhi perilaku individu ke arah yang diinginkan. Untuk mencapai tujuan ini,
akuntansi manajemen harus disesuaikan dengan karakteristik berbeda yang membentuk
“susunan kognitif” individu dalam suatu organisasi dan mempengaruhi kinerja mereka.
Arnold, Vicky and Steve G. Sutton (editor), 1997, Behavoral Accounting Research
Foundation and Frountiers, American Accounting Association