Anda di halaman 1dari 15

MODUL PERKULIAHAN

Akuntansi
Keperilakuan
SILABUS DAN PENGANTAR AKUNTANSI
KEPERILAKUKAN

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

01
Pasca Sarjana Magister Akuntansi MK1611003 Dr.Veronica Christina, SE., MSi., Ak.,CA.

Abstract Kompetensi
Pengantar akuntansi keperilakuan Mahasiswa mampu menjelaskan
menjelaskan akuntansi tradisional akuntansi tradisional dan akuntansi
yang kemudian berkembang menjadi keperilakuan, perbedaannya dengan
akuntansi keperilakuan, perbedaan ilmu keperilakuan. Manfaatnya dan
akuntansi keperilakuan dan ilmu aspek-aspek pentingnya
perilaku. Manfaat akuntansi
keperilakuan dan aspek-aspek
pentingnya
PENGANTAR AKUNTANSI KEPERILAKUAN

Akuntansi merupakan suatu system untuk menghasilkan informasi keuangan yang


digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan
informasi tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik
untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Namun,
pemilihan dan penetapan suatu keputusan bisnis juga melibatkan aspek-aspek keperilakuan
dari para pengambil keputusan. Dengan demikian, akuntansi tidak dapat dilepaskan dari
aspek perilaku manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi yang dapat dihasilkan
oleh akuntansi. Akhirnya, akuntansi bukanlah suatu yang statis, tetapi akan selalu
berkembang sepanjang waktu seiring dengan perkembangan linkungan akuntansi, agar
dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya.

Ada banyak definisi dan arti akuntansi yang ditulis oleh para ahli dan peneliti yang
merupakan pakar dibidang akuntansi. Salah satu diantaranya, Siegel dan Marconi (1989),
mendefinisikan akuntansi sebagai suatu disiplin jasa yang mampu memberikan informasi
yang relevan dan tepat waktu mengenai masalah keuangan perusahaan dan untuk membantu
pemakai internal dan eksternal dalam proses pengambila keputusan ekonomi.
Akuntansi dikatakan sebagai bahasa bisnis karena akuntansi dapat mengukur dan
mengkomunikasikan keuangan dan informasi lainnya tentang personal, organisasi, aktivitas
pemerintahan, bisnis venture, kepada pengambil keputusan. Akuntansi dapat juga dilihat
sebagai suatu system informasi. Pada beberapa perusahaan, akuntansi merupakan bagian
kuantitatif dari sisten informasi, dimana sistem akuntansi menerima informasi dari
lingkungan luar misalnya perusahaan, pemerintah, supplier, pelanggan, bank dan bahkan dari
pesaing, mengukur informasi dan melaporkanya, memproses dan mengeluarkan laporan bagi
lingkungan.

Sistem informasi akuntansi dibangun oleh aktivitas bisnis dan struktur dari suatu
perusahaan. Desain sistem yang bagus mencakup prosedur-prosedur untuk pengukuran,
pelaporan, penyimpualan/penampungan kegiatan ekonomi. Sistem ini menyediakan desain
pengendalian internal untuk mengamankan asset dan untuk efisiensi, serta menyediakan data
yang relevan untuk pelaporan intern dan ekstern.

‘20 Akuntansi Keperilakuan Biro Akademik dan Pembelajaran


2 Dr. Veronica Christina., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id
Sistem informasi yang baru dapat juga menimbulkan hubungan kerja yang baru diantara
karyawan yang ada, perubahan pekerjaan, bahkan mungkin perubahan struktur organisasi.
Dukungan manajemen puncak merupakan suatu faktor penting yang menent penting yang
menentukan efektukan efektivitas penerimaan sistem informasi dalam organisasi. Jackson
(1986) mengemukakan beberapa alasan mengapa keterlibatan manajemen puncak dalam
pengembangan sistem informasi merupakan hal yang penting, yaitu :

1. Pengembangan sistem merupakan bagian yang terintegrasi dengan


perencanaan perusahaan.
2. Manajemen puncak merupakan fokus utama dalam proyek pengembangan sistem.
3. Manajemen puncak menjamin penekanan tujuan perusahaan daripada aspek
teknisnya.
4. Pemilihan sistem yang akan dikembangkan didasarkan pada kemungkinan manfaat
yang akan diperoleh dan manajemen puncak mampu untuk menginterprestasikan hal
tersebut.
5. Keterlibatan manajemen puncak akan memberikan kegunaan dan pembuatan
keputusan yang lebih baik dalam pengembangan sistem.

Keterlibatan pemakai dalam pengembangan system informasi adalah merupakan bagian


integral dari kesuksesan suatu sistem informasi. Keterlibatan pemakai ini seharusnya ada
pada semua tahap yang dinamakan siklus hidup pengembangan system. Tahap tersebut
adalah perencanaan, analisis, perancangan, implementasi, dan pasca implementasi. Informasi
yang digunakan oleh menejemen harus memiliki karakteristik seperti akurat dan tepat waktu.

Tersedianya informasi secara cepat, relevan, dan lengkap lebih dikarenakan adanya

kebutuhan yang sangat dirasakan oleh masing-masing unit bisnis untuk mendapatkan posisi

keuggulan kompetitif.

Keterlibatan pemakai ini pengukurannya dikembangkan oleh Ives dan Olson (1984) yang
mengemukakan enam tingkatan keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem
informasi, yaitu :

1. Tidak ada keterlibatan (no-involvement)


2. Keterlibatan simbolis (symbolic involvement)

‘20 Akuntansi Keperilakuan Biro Akademik dan Pembelajaran


3 Dr. Veronica Christina., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id
3. Keterlibatan atas saran orang lain (involvement by advice)
4. Keterlibatan dengan pengendalian yang lemah (involvement by weak control)
5. Keterlibatan dengan melakukan (involvement by doing)
6. Keterlibatan dengan pengendalian yang kuat (involvement by strong control)

Akuntansi selalu dipandang sebagai suatu sistem informasi. Pandangan ini


mengasumsikan akutansi sebagai suatu proses yang menghubungkan sumber informasi
atau transmitter (biasanya akuntan), saluran komunikasi, dan sekumpulan penerima
(pengguna eksternal). Dengan menggunakan istilah dalam proses komunikasi, akuntansi
dapat didefinisikan sebagai “proses menyelidikan sejumlah observasi ke dalam bahasa
sistem akuntansi, memanimpulasi sinyal sistem pelaporan, dan mengawasandi (decoding)
serta mentransmisikan hasilnya. ”Pandangan tentang akuntansi ini memberikan manfaat
yang penting baik secara konseptual maupun secara empiris:

1. Pandangan ini mengasumsikan bahwa sistem akuntansi merupakan satu-


satunya sistem pengukuran formal dalam organisasi.
2. Pandangan ini memunculkan kemungkinan disain sistem akuntansi yang
optimal, yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan informasi yang
bermanfaat (bagi pengguna). Perilaku pengirim (sender) merupakan hal yang
penting baik dalam reaksi terhadap informasi yang disajikan maupun dalam
pemanfaatan informasi yang dibuat. Kedua perilaku ini merupakan subjek
penelitian empiris dalam bidang akuntansi keperilakuan .

Akuntansi keprilakuan merupakan suatu bidang yang relatif baru dibandingkan dengan
bidang lainnya, seperti akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, dan auditing. Namun,
sebenarnya, pembahasan mengenai akuntansi keprilakuan secara implisit sudah dibahas
dalam bidang-bidang lain seperti akuntansi keuangan, akuntansi manajemen dan
auditing.Sebagai suatu bidang yang relatif baru dan perkembangan bidang ini tidak lepas
dari minat (fokus dan perkembangan jamannya). Bahasan mengenai akuntansi keprilakuan
muncul disekitar tahun 1950-an. Pada awal perkembangannya, penekanan (stressing) dari
akuntansi keprilakuan ini paling banyak digambarkan dalam bidang akuntansi manajemen
(dalam hal budgeting). Namun, domain dari akuntansi keprilakuan ini terus bergeser dari
yang fokus akuntansi manajemen menuju ke fokus akuntansi lainnya seperti auditing,
keuangan dan sistem informasi. Perkembangan akuntansi keperilakuan cukup pesat di
Indonesia sejak sering diadakannya Simposium Nasional Akuntansi yang selalu
menampilkan komisi akuntansi manajemen dan perilaku.

‘20 Akuntansi Keperilakuan Biro Akademik dan Pembelajaran


4 Dr. Veronica Christina., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id
Akuntansi keperilakukan adalah ilmu akuntansi yang dikombinasikan dengan ilmu
sosial. Akuntansi keperilakukan ialah ilmu yang mempelajari efek dari perilaku manusia
sehingga bisa mempengaruhi data akuntansi serta pengambilan keputusan usaha/bisnis.
juga sebaliknya bagaimana akuntansi bisa mempengaruhi perilaku manusia serta
pengambilan keputusan bisnis.
Akuntansi Keperilakuan mulai berkembang sejak Profesor Schuyler Dean Hollet dan
Profesor Chris Argyris melakukan suatu penelitian di tahun 1951 tentang “Pengaruh
Anggaran pada Orang” (The Impact of Budget on People). Penelitian tersebut disponsori
oleh Controllership Foundation of America. Sejak penelitian tersebut, topik-topik penelitian
yang mengkaitkan akuntansi dan manusia berkembang pesat. Sejumlah penjelasan dan
kesimpulan dari hasil riset mengenai perangkap keperilakuan pada anggaran dan
pembuatan anggaran dalam banyak pemikiran masih bersifat sementara, dan oleh karena
itu masih perlu disempurnakan.
Mulai dari tahun 1960 sampai 1980-an, jumlah artikel mengenai akuntansi
keperilakuan semakin meningkat. Artikel pertama menggambarkan mengenai akuntansi
keperilakuan, sementara artikel selanjutnya membahas mengenai teori dan konsep ilmu
pengetahuan keperilakuan dalam kaitannya dengan akuntansi serta implikasinya bagi
prinsip-prinsip akuntansi dan praktisnya. Pertumbuhan studi akuntansi keperilakuan mulai
muncul dan berkembang, terutama diprakarsai oleh akademisi profesi akuntan.
Penggabungan aspek-aspek perilaku pada akuntansi menunjukkan adanya pertumbuhan
minat akan bidang riset ini. istilah akuntansi keperilakuan itu sendiri baru muncul pada tahun
1967 dalam artikel Journal of Accounting Research oleh Becker yang mereview tulisan Coo
(1967). Becker lebih lanjut mengatakan bahwa perbedaan penelitian akuntansi keperilakuan
dengan bidang lain adalah penelitian akuntansi mengaplikasi teori dan metodologi dari ilmu
keperilakuan untuk memeriksa persinggungan antara informasi dan proses akuntansi
dengan perilaku manusia (termasuk perilaku organisasi). Riset akuntansi keperilakuan
merupakan suatu bidang baru yang secara luas berhubungan dengan perilaku individu,
kelompok, dan organisasi bisnis, terutama yang berhubungan dengan proses informasi
akuntansi dan audit. Studi terhadap perilaku akuntan atau perilaku dari non akuntan telah
banyak dipengaruhi oleh fungsi akuntan dan laporan (Hofstede dan Kinerd, 1970).

Sebagian orang akan membayangkan bahwa akuntansi keperilakuan merupakan salah satu
cabang dari akuntansi manajemen. Hal ini disebabkan penelitian Argyris di tahun 1952
menulis mengenai proses penganggaran yang merupakan bagian dari pengendalian
manajemen. Yang tidak banyak disadari orang adalah bahwa penelitian di pasar modal juga
merupakan penelitian di bidang keperilakuan. Perbedaan antara penelitian dengan
penelitian akuntansi lainnya yang dianggap sebagai penelitian akuntansi keperilakuan

‘20 Akuntansi Keperilakuan Biro Akademik dan Pembelajaran


5 Dr. Veronica Christina., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id
adalah level objek. Pada akuntansi keperilakuan, objek studinya adalah pada level individu
atau kelompok, sedangkan pada penelitian pasar modal objeknya adalah pada level agregat
(pasar) secara keseluruhan. Sebagai contoh penelitian pasar modal ingin meneliti reaksi
para investor secara keseluruhan terhadap peristiwa (event study) atau terhadap suatu laba.

Perbedaan antara penelitian akuntansi keperilakuan dengan penelitian di pasar modal


menjadi sangat tipis. Bahkan sekarang sudah banyak juga ahli di bidang finance sehingga
sekarang sudah banyak penelitian pasar modal yang berkategori behavioral. Penelitian
akuntansi keperilakuan menganalisis isu di berbagai bidang akuntansi seperti:
akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, akuntansi sektor publik, auditing, pajak,
sistem informasi akuntansi. Penelitian akuntansi keperilakuan mengobservasi,
menganalisis dan menguji fenomena individu dan kelompok dalam kaitannya
dengan menciptakan, penggunaan dan pengenaan akibat dari adanya aspek
keperilakuan dalam bidang akuntansi secara keseluruhan.

Ada beberapa pihak yang menyatakan bahwa akuntansi keperilakuan bukan merupakan
bagian dari akuntansi, melainkan bidang psikologi atau organisasional. Pandangan ini justru
keliru karena bidang ini justru selama ini diambil oleh bidang lain karena akuntan tidak
mampu untuk menanganinya. Hal ini sangat ironis, karena persoalannya adalah apakah kita
mau melepas tangan, ikut nimbrung saja atau secara konsisten untuk menekuni bidang ini
yang sangat erat terkait dengan pekerjaan akuntan.

Perbedaan akuntansi keperilakuan dengan ilmu keperilakuan

Ilmu keprilakuan mempunyai kaitan dengan penjelasan dan prediksi keprilakuan manusia.
Akuntansi keprilakuan menghubungkan antara keprilakuan manusia denagn akuntasi. Ilmu
keprilakuan merupakan bagian dari ilmu social, sedangkan akuntansi keprilakuan
merupakan bagian dari ilmu akuntansi dan pengetahuan keprilakuan. Namun ilmu
keprilakuan dan akuntansi keprilakuan sama-sama menggunakan prinsip sosiologi dan
psikologi untuk menilai dan memecahkan permasalahan organisasi.
Prinsip sosiologi dan psikologi menjadi kontribusi utama dari ilmu keprilakuan
dengan melakukan pencarian untuk menguraikan dan menjelaskan perilaku manusia,
walaupun secara keseluruhan mereka memiliki perspektif yang berbeda mengenai kondisi
manusia. Psikologi terutama merasa tertarik dengan bagaimana cara individu bertindak.
Keutamaam psikologi didasarkan pada seseorang sebagai suatu organisasi. Di pihak lain

‘20 Akuntansi Keperilakuan Biro Akademik dan Pembelajaran


6 Dr. Veronica Christina., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id
sosiologi dan psikologi memusatkan perhatian pada perilaku kelompok sosial.Penekanan
keduanya adalah pada interaksi antara orang-orang dan bukan pada rangsangan fisik.

Mempertimbangkan Aspek Keperilakuan Pada Akuntansi

Akuntansi bukanlah sesuatu yang statis, tetapi akan selalu berkembang sesuai dengan
pekembangan lingkungan akuntansi serta kebutuhan organisasi akan informasi yang
dibutuhkan oleh penggunanya sesuai dengan konsep “different system for different
purposes.” Berdasarkan pemikiran tersebut, manusia dan faktor sosial secara jelas didesain
dalam aspek-aspek operasional utama dari seluruh sistem akuntansi.
Para akuntan secara berkelanjutan membuat beberapa asumsi mengenai
bagaimana mereka membuat orang termotivasi, bagaimana mereka menginterpretasikan
dan menggunakan informasi akuntansi, dan bagaimana sistem akuntansi mereka sesuai
dengan kenyataan manusia dan mempengaruhi organisasi. Penjelasan tersebut
menunjukan adanya aspek keperilakuan pada akuntansi, baik dari pihak pelaksana
(penyusun informasi) maupun dari pihak pemakai informasi akuntansi.
Penyusun system informasi akuntansi adalah seseorang atau kumpulan orang yang
mengoperasikan sistem informasi akuntansi dari awal sampai terwujudnya laporan
keuangan. Pengertian ini menjelaskan bahwa penyusun informasi akuntansi mempunyai
peran penting dalam mendukung kegiatan organisasi. Dikatakan penting sebab hasil
kerjanya dapat memberikan manfaat bagi kemajuan organisasi dalam bentuk peningkatan
kinerja melalui motivasi kerja dalam wujud penetapan standar-standar penilaian kinerja.
Standar-standar kinerja tersebut dapat dihasilkan dari sistem informasi akuntansi.
Penyusun sistem informasi akuntansi yang tidak memahami dan memiliki kinerja seperti
yang diharapkan. Bukan saja laporan yang dihasilkan tidak handal sebagai dasar
pengambilan keputusan, tetapi juga sangat berpotensi untuk menjadi bias dalam
memberikan evaluasi kinerja unit maupun individu dalam organisasi. Oleh karena itu
kompetensi dan personality dan perilaku dari pelaksana menjadi aspek penting dari suatu
sistem informasi akuntansi.
Pemakai informasi akuntansi baik berupa laporan keuangan ataupun laporan
akuntansi lainnya dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: pihak intern (manajemen) dan
pihak ekstern (pemerintah, investor/calon investor, kreditur/calon kreditur, dan lain
sebagainya). Bagi pihak intern, informasi akuntansi akan digunakan untuk mengelola
perusahaan dengan cara memotivasi berdasarkan penilaian kinerja maupun untuk
pengambilan keputusan lainnya. Sedangkan bagi pihak ekstern, akan digunakan untuk
penilaian kinerja perusahaan sekaligus sebagai dasar dalam pengambilan keputusan
apakah akan menjalin hubungan dengan perusahaan tersebut atau tidak. Di samping itu

‘20 Akuntansi Keperilakuan Biro Akademik dan Pembelajaran


7 Dr. Veronica Christina., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id
pihak ekstern, juga perlu mendiskusikan berbagai hal terkait dengan informasi yang
disediakan sebab mereka mempunyai suatu rangkaian perilaku karena sebenarnya
akuntansi mencatat perilaku para pelaksana operasi di dalam suatu perusahaan. yang dapat
digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bisnisnya.
Beberapa riset akuntansi mulai mencoba menghubungkan dan menganggap penting
untuk memasukkan aspek keperilakuan dalam akuntansi berkaitan dengan hal di atas. Sejak
meningkatnya orang yang sudah memberikan pengakuan terhadap beberapa aspek perilaku
dari akuntansi, terdapat suatu kecenderungan untuk memandang secara lebih luas terhadap
bagian akuntansi yang lebih subtansial. Perspektif perilaku menurut pandangan ini telah
dipenuhi dengan baik sehingga membuat sistem akuntansi yang lebih dapat dicerna dan
lebih bisa diterima oleh para manajer/pimpinan dan karyawannya. Pertimbangan perilaku
dan sosial tidak berarti mengubah dari tugas akuntansi secara radikal. Namun mulai
mengembangkan perspektif dalam mendekati beberapa pengertian yang mendalam
mengenai pemahaman atas perilaku manusia pada organisasi.

RUANG LINGKUP AKUNTANSI KEPERILAKUAN


Akuntansi keperilakukan juga bagian dari akuntansi tradisional yang berperan untuk
pengumpulan, pengukuran, pencatatan serta pelaporan tentang informasi keuangan.
Ini merupakan dimensi akuntansi yang secara khusus pada perilaku manusia serta
hubungannya dengan penerapan sistem informasi akuntansi.

Dalam akuntansi keperilakukan perilaku manusia menjadi salah satu pertimbangan


dalam pengambilan keputusan, karena didalamnya terdapat dimensi sosial dari
organisasi tersebut. Sehingga hal ini menjadi salah satu elemen penting yang harus
ada pada setiap laporan oleh akuntan.

Menurut Siegel dan Marconi ruang lingkup akuntansi keperilakukan sangat luas, hal
tersebut meliputi:

• Aplikasi konsep ilmu keperilakuan terhadap desain serta konstruksi sistem


akuntansi.
• Mempelajari reaksi oramg terhadap format serta isi laporan
akuntansi/keuangan.
• Cara untuk mengolah/memproses informasi yang digunakan dalam
pengambilan keputusan.

‘20 Akuntansi Keperilakuan Biro Akademik dan Pembelajaran


8 Dr. Veronica Christina., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id
• Pengembangan teknik laporan untuk mengkomunikasikan perilaku data
kepada user.
• Mengembangkan strategi untuk memotivasi serta mempengaruhi terhadap
perilaku, aspirasi serta tujuan dari setiap orang yang ada dalam organisasi.

Lingkup dari akuntansi keperilakuan dapat dibagi menjadi tiga bidang besar:

1. pengaruh perilaku manusia pada desain, kontruksi, dan penggunaan sistem


akuntansi, di area ini akuntansi keperilakuan berkaitan dengan bagaimana
sikap serta fiolosofis manajemen dalam mempengaruhi sifat dari
pengendalian akuntansi dan fungsi dari organisasi. terhadap budgeting
control atau pengendailan keuangan serta memaksimalkan fungsi
2. pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku manusia, hal ini ditandai dari
perubahan emosi, motivasi, produktivitas, kepuasan kerja, pengambilan
keputusan serta kerjasama tim
3. metode untuk memprediksi dan strategi unuk mengubah perilaku manusia,
yang mana menekankan pada cara agar sistem akuntansi dapat
dimanfaatkan untuk mempengaruhi habit atau perilaku manusia.

Sebagai bagian dari ilmu keperilakuan (Behavioral Science), teori-teori akuntansi


keperilakuan di kembangkan dari penelitian empiris atas perilaku manusia di
organisasi. Dengan demikian, peranan penelitian dalam pengembangan ilmu itu
sendiri sudah tidak diragukan lagi. Ruang lingkup penelitian di bidang akuntansi
keperilakuan sangat luas sekali, tidak hanya meliputi bidanga akuntansi manajemen
saja, tetapi juga menyangkut penelitian dalam bidang etika, auditing (pemeriksaan
akuntan), sistem informasi akuntansi bahkan juga akuntansi keuangan.

Manfaat Akuntansi Keperilakuan

Kalau ditanya tentang manfaat ilmu akuntansi keperilakuan atau aplikasinya tentunya
sangatlah banyak. Karena akuntansi keperilakuan sangat berkaitan erat dengan sektor
ekonomi. Pada intinya ialah akuntansi keperilakukan sangat dibutuhkan pada saat

‘20 Akuntansi Keperilakuan Biro Akademik dan Pembelajaran


9 Dr. Veronica Christina., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id
pengambilan keputusan Dalam hal ini manfaat yang paling banyak dirasakan oleh seorang
manajer atau tim manajemen. Dimana emosi/habit mereka terhadap informasi akuntansi
memberikan efek terhadap keputusan yang akan diambil.

Aspek Penting dalam Akuntansi Keperilakuan

Berikut ini terdapat beberapa aspek penting dalam akuntansi keperilakuan, terdiri atas:

• Teori Organisasi dan Keperilakuan Manajerial


Teori organisasi modern mempunyai perhatian dalam menjelaskan perilaku komponen
entitas perusahaan sebagai dasar untuk memahami tindakan dan motif-motif mereka. Teori
organisasi modern memandang adanya interaksi antarelemen organisasi untuk mendukung
tujuan organisasi. Organisasi adalah sebuah entitas yang lengkap. Secara lebih spesifik,
teori organisasi modern berkonsentrasi pada perilaku pengarahan tujuan organisasi,
motivasi, dan karakteristik penyelesaian masalah.
Tujuan organisasi dipandang sebagai hasil dari proses mempengaruhi dalam
organisasi, penentuan batas-batas dalam pengambilan keputusan, dan peranan dari
pengendalian internal yang diciptakan oleh organisasi. Motivasi dipandang sebagai salah
satu penentu kinerja. Faktor-faktor lainnya adalah kepuasan kerja dan komitmen
organisasional. Namun demikian, hubungan antara kepuasan kerja dan komitmen
organisasional terkadang bersifat resiprokal, yaitu hubungan yang bersifat timbal balik.
Dalam suatu situasi dan kondisi tertentu komitmen organisasional mempengaruhi kepuasan
kerja, dan pada situasi dan kondisi yang berbeda kepuasan kerja mempengaruhi komitmen
organisasional.

• Penganggaran dan Perencanaan


Fokus dari area ini adalah formulasi tujuan organsiasi dan interaksi perilaku individu.
Beberapa dimensi penting dalam area ini adalah proses partisipasi penganggaran, level
kesulitan dalam pencapaian tujuan, level aspirasi, dan adanya konflik antara tujuan
individual dengan tujuan organisasi. Keselarasan antara tujuan individu dengan tujuan
organisasi menjadi rerangka manajerial mengembangkan organsasi. Dua isu penting dalam
bidang oenganggaran dan perencanaan adalah organizational slack dan budgetary slack

‘20 Akuntansi Keperilakuan Biro Akademik dan Pembelajaran


10 Dr. Veronica Christina., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id
• Pengambilan Keputusan
Fokus dalam bidang ini adalah teori-teori dan model-model tentang pengambilan
keputusan. Ada teori normatif, paradoks, dan model deskriptif dalam pengambilan
keputusan. Teori normatif adalah bagaimana seharusnya orang mengambil keputusan.
Paradoks adalah sesuatu yang bertentangan dengan teori normatif, sedangkan model
deskriptif menjelaskan apa yang terjadi ketika orang mengambil keputusan berdasarkan
fakta-fakta empiris yang ada. Apa informasi (subject matter) yang digunakan untuk
pengambilan keputusan? Informasi yang digunakan tetaplah informasi akuntansi.

• Pengendalian

Aspek pengendalian sangat penting dalam organisasi. Semakin besar organisasi,


memerlukan tindakan pengendalian yang semakin intensif. Pengendalian selalu
dihubungkan dengan pengukuran kinerja dan adaptasi individu terhadap pengendalian.
Dimensi penting dalam pengendalian adalah struktur organisasi, pengendalian internal,
desentralisasi-sentralisasi, dan hubungan antara dan antarhirarki administrasi.
Perkembangan terbaru dalam pengendalian internal adalah diakuinya lingkungan
pengendalian sebagai salah satu kunci (key succes factor) dalam mengendalikan
operasional organisasi.
Lingkungan pengendalian melibatkan banyak aspek keperilakuan di dalamnya.
Lingkungan pengendalian berada pada level dasar dan merupakan prasyarat dari
komponen-komponen lainnya. Dengan kata lain, kalau lingkungan pengendalian dapat
berjalan baik dan sehat, maka akan mempermudah pelaksanaan komponen yang lainnya.
Tiap organisasi, baik besar maupun kecil, harus mempunyai lingkungan pengendalian yang
kondusif dengan pengembangan organisasi.

Lingkungan pengendalian yang tidak sehat seringkali menunjukkan adanya kelemahan


dalam komponen pengendalian intern yang lain. Lingkungan pengendalian merefleksikan
sikap dan kesadaran menyeluruh seluruh organisasi mengenai pentingnya pengendalian
intern organisasi.

• Pelaporan Keuangan
Aspek keperilakuan dalam pelaporan keuangan meliputi perilaku perataan laba dan
keandalan informasi akuntansi dan relevansi informasi akuntansi bagi investor. Perataan
laba adalah bagian dari manajemen laba yang disebabkan oleh pihak manajemen

‘20 Akuntansi Keperilakuan Biro Akademik dan Pembelajaran


11 Dr. Veronica Christina., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id
mempunyai informasi privat untuk kepentingan dirinya. Manajemen laba intinya adalah
masalah keperilakuan, yaitu perilaku manajemen yang mementingkan dirinya sendiri dalam
suatu pola keagenan.
Ruang lingkup manajemen laba termasuk didalamnya adalah pemilihan metode
akuntansi, estimasi, klarifikasi, dan format yang digunakan dalam pengungkapan bersifat
wajib. Yang perlu diperhatikan di sini adalah antara format atau bentuk sama pentingnya
dengan isi yang disajikan atau yang dilaporkan. Orang bisa terpengaruh dengan perbedaan
format, padahal memiliki isi yang sama.

Binberg dan Shields (1989) mengklasifikasikan riset akuntansi keperilakuan dalam


lima aliran (school) , yaitu :
1. Pengendalian manajemen (management control)
2. Pemrosesan informasi akuntansi (accounting information processing)
3. Desain sistem informasi (information system design)
4. Riset audit (audit research)
5. Sosiologi organisasional (organizational sociology)

Masalah-Masalah Dalam Akuntansi Keperilakuan

Dalam aplikasinya ada banyak masalah-masalah yang dapat dipecahkan/disebabkan oleh


akuntansi keperilakukan. Pada intinya ada 3 masalah yang berhubungan pada saat riset
akuntansi keperilakukan yaitu:

1. Pengambilan keputusan oleh auditor dan akuntan.


2. Pengaruh terhadap fungsi sistem akuntansi seperti penyusunan anggaran, audit, dll.
3. Pengaruh hasil/ouput misalkan informasi akuntansi, dll.

Landasan Teori dan Pendekatan Akuntansi Keperilakuan

Dari Pendekatan Normatif ke Deskriptif

Pada awal perkembangannya, desain riset dalam bidang akuntansi manajemen masih
sangat sederhana, yaitu hanya memfokuskan pada masalah-masalah perhitungan harga pokok
produk. Seiring dengan perkembangan teknologi produksi, permasalahan riset diperluas

‘20 Akuntansi Keperilakuan Biro Akademik dan Pembelajaran


12 Dr. Veronica Christina., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id
dengan diangkatnya topik mengenai penyusunan anggaran, akuntansi pertanggung jawaban,
dan masalah harga transfer.

Dari Pendekatan Universal ke Kontijensi

Riset akuntansi keperilakuan pada awalnya dirancang dengan pendekatan


universal (universalistic approach), seperti riset argyris di tahun 1952, hopwood (1972), dan
otley (1978). Tetapi karena pendekatan ini memiliki banyak kelemahan, maka segera muncul
pendekatan lain yang selanjutnya mendapat perhatian besar dalam bidag riset, yaitu
pendekatan kontijensi (contingency approach).

Berbagai riset yang meggunakan pendekatan kontijensi dilakukan dengan tujuan


megidentifikasikan berbagai variable kentijensi yang memengaruhi perancangan dan
penggunaan sistem pengendalian menejemen. Secara ringkas, berbagai variable kontijensi
yang memengaruhi desain system pengendalian manajemen tersebut adalah sebagai berikut:

1. Ketidakpastian (uncertainty).

2. Teknologi dan saling ketergantungan (technology and interdependence).

3. Industry, perusahaan, dan unit variable.

4. Strategi kompetitif (competitive strategy).

5. Faktor-faktor yang dapat di amati (observability factor).

Akuntansi manajemen dibangun di atas fondasi perilaku. Tujuan eksplisitnya adalah untuk
mempengaruhi perilaku individu ke arah yang diinginkan. Untuk mencapai tujuan ini,
akuntansi manajemen harus disesuaikan dengan karakteristik berbeda yang membentuk
“susunan kognitif” individu dalam suatu organisasi dan mempengaruhi kinerja mereka.

‘20 Akuntansi Keperilakuan Biro Akademik dan Pembelajaran


13 Dr. Veronica Christina., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id
Secara umum, karakteristik ini berkaitan dengan tiga faktor: (1) persepsi individu tentang
apa yang seharusnya menjadi fungsi atau tujuan objektif dalam perusahaan; (2) berbagai
faktor yang mungkin memotivasi individu untuk melakukan; dan (3) model pengambilan
keputusan yang paling relevan dengan konteks tertentu dan paling disukai oleh individu.
Meskipun faktor-faktor ini bukan merupakan daftar lengkap dari konsep perilaku yang
mungkin mempengaruhi kinerja individu dalam suatu organisasi, mereka telah diidentifikasi
dalam literatur dari berbagai disiplin ilmu sebagai faktor penting untuk dipertimbangkan
untuk memahami perilaku individu dalam suatu organisasi. organisasi dan desain sistem
informasi apa pun.
Dengan demikian, akuntansi manajemen membutuhkan pemahaman yang baik
tentang konsep perilaku, yaitu fungsi tujuan dalam akuntansi manajemen, teori motivasi, dan
model pengambilan keputusan. Masing-masing konsep ini mengidentifikasi faktor dan situasi
yang memengaruhi perilaku individu dan menunjukkan jalan bagi akuntansi manajemen
untuk menyesuaikan jasanya.

‘20 Akuntansi Keperilakuan Biro Akademik dan Pembelajaran


14 Dr. Veronica Christina., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id
Daftar Pustaka
Siegel, Gery and Helena Ramanauskas Marconi, 1989, Behavioral Accounting,
Cincinnati, Ohio: South Western Publishing Co.

Belkaoui, Ahmed Riahi, 1989, Behavioral Accounting, Connecticut: Quorum Book


Greenwood Press,inc.

Arnold, Vicky and Steve G. Sutton (editor), 1997, Behavoral Accounting Research
Foundation and Frountiers, American Accounting Association

‘20 Akuntansi Keperilakuan Biro Akademik dan Pembelajaran


15 Dr. Veronica Christina., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai