Pengantar
Organisasi atau institusi umumnya memiliki visi dan misi sebagai landasan atau
dasar menjalankan organisasi tersebut. Visi dan misi tersebut akan menurunkan
sejumlah fungsi organisasi bersifat substantif dan fasilitatif, kemudian fungsi akan
diwujudkan dalam sejumlah kegiatan organisasi. Aktivitas/kegiatan organisasi pasti
menghasilkan dokumen sebagai bukti terselenggaranya kegiatan tersebut. Dokumen
organisasi tersebut harus dikelola, diorganisasikan sehingga dapat digunakan
kembali saat dibutuhkan. Organisasi perlu menentukan sistem manajemen rekod
sesuai kebutuhan dan kondisi organisasi.
Dalam mengelola rekod, pengelola rekod (arsiparis) perlu memahami proses
atau tahapan perjalanan dokumen (lifecycle), mencakup bagaimana memperlakukan
dokumen pada fase sebagai rekod aktif dan inaktif kemudian dilanjutkan fase
sebagai arsip. Selain itu, arsiparis juga perlu memahami fungsi rekod dan arsip bagi
organisasi, sehingga dia dapat mengevaluasi rekod apa saja yang bernilai guna bagi
organisasi, sebagai memori organisasi sehingga perlu dipelihara dan dipreservasi.
Pemahaman ini akan terlihat pada sistem/manajemen rekod yang diterapkan,
sehingga tidak terjadi penumpukan rekod dan arsip kacau dalam organisasi.
Kemudian fase ini diikuti fase berikut, yaitu tahapan arsip yang berisi :
- selection/acquisition of the records by an archives,
- description of the records in inventories, finding aids, and the like,
- preservation of the records or, perhaps, the information in the records, and
- reference and use of the information by researchers and scholars.
Fase 1: tahap penciptaan rekod, dikumpulkan atau diterima melalui transaksi harian
dalam unit kerja. Record ini bisa berupa dokumen organisasi, kebijakan, fungsi,
prosedur, korespondensi dll, baik format e-records maupun printed records.
Kehidupan rekod yang terus berlanjut dan tetap dapat digunakan sepanjang
hidup menjadi kebutuhan penting dalam organisasi dan masyarakat. Apalagi dengan
berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat, menjadikan
rekod sebagai informasi yang bisa diakses/digunakan sepanjang waktu tanpa
dibatasi dengan tahapan-tahapan lifecycle. Kondisi ini mempengaruhi kehidupan
rekod yang mulai bergeser ke kontinuun. Pergeseran ini menurut Jay Atherton
(Winter, 1985) dipengaruhi oleh 3 hal yaitu :
Model Continuun Record diiilustrasikan oleh Frank Upward sebagai model multi
dimensi dan multi vektor/axis yang tediri dari 4 dimensi dan 4 vektor. Model Upward
ini coba dijelaskan oleh Jay Kennedy dan Cherry Schauder dalam InterPARES 2
Project Book seperti gambar di bawah ini.
Dalam model lifecycle dan continuum terdapat proses penilaian, akuisisi, retensi,
pemeliharaan dan layanan rekod. Hubungan proses dalam kedua model ini akan
coba dibahas berikut ini.
Menurut (Cox, 1992), ada 2 konsep dasar arsip yang difokuskan pada semua
penilaian, sebagai susunan dan deskripsi kerja, yaitu :
1. Archival series, yaitu unit file atau set dokumenyang disusun sesuai filling
system atau dipelihara sebagai sebuah unit karena dokumen tersebut
berhubungan dengan subyek khusus, fungsi, hasil dari aktifitas yang sama,
punya format khusus, atau karena hubungan lain yang muncul dari
penciptaan, penerimaan atau penggunaan
2. Record group, yaitu rekod yang berhubungan dengan badan organisasi yang
dibangun berdasarkan sumber sejarah, administratif, kompleks dan volume
rekod dan arsip lembaga atau organisasi yang terlibat.
Namun kadang-kadang program retensi arsip tidak bisa dijalankan sepenuhnya dan
bahkan tidak pas dengan realita organisasi, penyebabnya adalah :
1. Periode retensi yang ternyata bersifat kompromis
2. Petunjuk retensi tidak cukup memadai kepentingan ‘legal research’
3. Petunjuk retensi tidak menunjukkan perbedaan antara periode retensi sisi
user dan sisi hukum
4. Kebutuhan sisi hukum bisa berdasarkan lokasi bisnis dan aktivitas yang
sesungguhnya
5. Petunjuk retensi tidak dipersiapkan oleh industri yang diwakili tetapi oleh
vendor dengan motif bisnis.
Ada jenis standar dan petunjuk retensi yang bisa dibangun dan mungkin cocok
untuk suatu industri, yaitu :
1. Kompilasi kebutuhan hukum/legal yang berpengaruh pada sebuah industri
2. Buat masa retensi terpisah antara retensi untuk kepentingan pengguna dan
hukum
3. Kompilasi periode retensi rekod yang digunakan organisasi lainnya
4. Revisi kebutuhan hukum untuk merefleksikan konsistensi, memmperpendek
periode retensi dari sisi hukum
Jadwal retensi arsip yang selanjutnya disingkat JRA adalah daftar yang berisi sekurang-kurangnya
jangka waktu penyimpanan atau retensi, jenis arsip, dan keterangan yang berisi rekomendasi tentang
penetapan suatu jenis arsip dimusnahkan, dinilai kembali, atau dipermanenkan yang dipergunakan
sebagai pedoman penyusutan dan penyelamatan arsip.
Jadwal retensi rekod/arsip merupakan daftar yang berisi jangka waktu penyimpanan
arsip yang dipergunakan sebagai pedoman penyusutan arsip. Penentuan jangka
waktu penyimpanan arsip (retensi arsip) ditentukan atas dasar nilai guna tiap-tiap
berkas. JRA dibuat dengan pertimbangan yang matang dan obyektif sesuai nilai
berkepentingan pada rekod/arsip dan memahami kearsipan, fungsi, dan kegiatan
instansinya masing-masing.
Retensi merupakan tindak lanjut dari proses penilaian dan akuisisi. Pada
proses penilaian rekod aktif akan dihasilkan rekod inaktif yang akan
diakuisisi/dipindahkan dari unit pencipta ke Pusat Rekod, pusat ini akan menentukan
berapa lama rekod in-aktif ini disimpan (masa retensi)berdasarkan JRA. Kemudian
proses penilaian, akuisisi akan dilakukan lagi pada rekod inaktif untuk menjadi arsip
permanen yang dipertahankan sebagai memori organisasi atau masyarakat, atau
akan dimusnahkan.
Preservasi rekod
Preservasi merupakan proses atau upaya menjaga arsip agar terjaga
originalitasnya, memproteksi nilai guna sejarah yang dikandung dalam arsip
termasuk menjaga kualitas material dokumen dengan menyimpan fisik arsip dalam
penyimpanan yang memenuhi persyaratan dan aman. Preservasi dalam lifecycle
dilakukan untuk arsip statis/permanen.
Preservasi arsip yang dimaksud adalah melindungi arsip dalam aspek konten dan
nilai gunanya serta melindungi fisik arsip agar tetap digunakan/diakses sampai masa
mendatang.
IRMT berpendapat preservasi bagian dari program manajemen arsip, dan
preservasi mengandung 2 maksud, yaitu
1. preventive preservation, yaitu upaya memperkecil resiko kerusakan dan
kondisi memburuk, dengan memilih material yang berkualitas dan
menyediakan lingkungan penyimpanan yang cocok dan membuat prosedur
penanganan rekod/arsip yang aman
2. prescriptive preservation, yaitu mengidentifikasi dan memperlakukan arsip ,
atau menduplikat material rusak kemudian menyimpannya, diakses dan
digunakan informasi yang dikandung dalam rekod/arsip.
Banyak metode melindungi fisik rekod dan memastikan rekod dalam kondisi
stabil dan aman. Lingkungan penyimpanan yang terkontrol, penggunaan kontainer
penyimpanan yang berkualitas, serta penanganan yang benar akan membantu
memperpanjang dokumen/material arsip.
1. Mengontrol rekod dan arsip dari penyebab kerusakan : kadar asam material
(kertas, tinta dan ukuran), temperatur dan kelembaban udara/ruangan,
pencahayaan, polusi udara, api dan air, organ biologi (jamur, fumigasi,
serangga), perusakan/salah penanganan, bencana alam
2. Perencanaan program preservasi : membuat manajemen preservasi yang
mengandung :
Melakukan survey preservasi dengan menilai ketentuan tentang menjaga
rekod dan arsip
Mentransfer dan menilai rekod terpilih
Penyimpanan material recara tepat
Memelihara kondisi lingkungan yang cocok untuk penyimpanan material
Menyediakan pengertian akses secara detil dan akuras untuk menghindari
penanganan yang salah terhadap material arsip
Penanganan material secara hati-hati
emelihara pengelolaan rekod yang baik
Memutuskan apakah material rusak harus dikopi/duplikat atau dikirim untuk
dilestarikan
Memelihara rencana kontrol kerusakan
Masih menurut IRMT, beberapa hal strategi yang harus diperhatikan dalam
membuat perencanaan preservasi, yaitu : mencari tahu kebutuhan/keinginan
pengguna, mereview ulang format material yang akan disimpan, apakah akan
bersifat restricted untuk spesifik penggunaan, mendidik pengguna bukan
menakutinya, pikirkan tentang model bisnis dan biayanya, melihat perkembangan
program preservasi.
Kesimpulan
Pada prinsipnya rekod melewati proses sebagai rekod aktif, semi aktif dan
kemudian menjadi arsip, kemudian perjalananan rekod dari diciptakan, dipelihara,
digunakan, disposisi/penyusutan, kemudian menjadi arsip yang dipreservasi oleh
lembaga kearsipan untuk kemudian digunakan/diakses oleh masyarakat sebagai
memori organisasi dan bangsa. Tahapan ini dilalui rekod/arsip dalam siklus
hidupnya baik yang ttadisional maupun dalam model kontinuum.
Tahapan rekod dalam Life cycle lebih menggambarkan analogi dalam
kehidupan organisme biologis yang lahir, hidup dan mati dari sebuah rekod yang
diciptakan, digunakan selama masih memiliki nilai keberlanjutan, dimusnahkan atau
ditransfer ke institusi arsip.
Atherton, Jay. From life cycle to continuum: some thoughts on the records
management—archives relationship. Archivaria 21 (winter, 1985-86).
Craig, Barbara (2004). Archival appraisal: theory and practices. Munchen: K.G. Saur
Schellenberg, T.R (1956). Modern Archives: principles and techniques. Chicago: The
Society of American Archivists