Minggu 3
Maryani Septiana, S.Sos,.M.Hum.
• Mahasiswa mampu menjelasan pola klasifikasi arsip
• Mahasiswa mengidentifikasi syarat pola klasifikasi arsip
• Mahasiswa dapat menyebutkan tujuan klasifikasi arsip
• Mahasiswa dapat mengindentifikasi klasifikasi kearsipan dalam
negeri
• Mahasiwa dapat melakukan praktik langkah menentukan
Capaian klasifikasi
Pembelajaran • Mahasiswa mampu dapt menjelaskan indeks dan manfaat indeks
• Mahasiswa mampu mengidentifikasi syarat indeks
• Mahasiswa dapat mempraktikkan kata tangkap yang dpat
dijadikan indeks
• Mahasiswa dapat mempraktikkan lembar tunjuk silang
KEBUTUHAN DAN PENGGUNAAN INFORMASI
PADA ORGANISASI
Top Management biasanya bersumber dari hal-hal yang berada di luar perusahaan
(eksternal) yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi jalannya
bisnis. Contohnya adalah keadaan pasar (market), kecenderungan ekonomi (trend),
gejala-gejala sosial masyarakat, kedatangan para pesaing baru, kebijakan pemerintah,
dan lain sebagainya.
Midle Management, informasi eksternal maupun internal dibutuhkan untuk
menunjang aktivitas sehari-hari. Contoh informasi dari luar perusahaan yang
dibutuhkan adalah mengenai jenis-jenis bahan mentah atau bahan baku beserta kualitas
dan harganya, teknologi baru penunjang penciptaan produk atau jasa, dan lain
sebagainya. Sedangkan contoh informasi internal yang dibutuhkan adalah seperti stok
barang di gudang, service level kepada pelanggan, dan lain sebagainya.
Lower Management yang lebih membutuhkan informasi berkaitan dengan internal
perusahaan, seperti utang pelanggan yang telat dibayar, pesanan yang belum dikirim,
ketersediaan sumber daya manusia untuk produksi, dan lain sebagainya
• (life cycle of archive)
DAUR HIDUP ARSIP Lingkaran hidup arsip dari tahap penciptaan,
penggunaan dan pemeliharaan serta tahap
istirahat atau penyusutan.
a.Tahap Penciptaan, dengan komponennya antara lain :
- Desain Formulir
- Manajemen Formulir
- Tata Persuratan
- Manajemen Pelaporan
• Pedoman baku untuk penataan arsip yang didasarkan pada sistem pemberkasan
subjek;
• Kebutuhan informasi, arsip dari kegiatan yang sama masalahnya akan
mengelompokkan dalam satu berkas;
• Mengatur penyimpanan arsip secara logis dan sistematis;
• Mendukung secara langsung dalam penyusutan arsip;
• Sarana pengendalian dan membantu dalam mempercepat penemuan kembali arsip.
Tujuan Klasifikasi Arsip
Tujuan adanya klasifikasi arsip adalah pengelolaan arsip dari tahapan penciptaan sampai
penyusutan berjalan selaras dan seirama.
Sedangkan menurut Muhidin dan Winata (2016) tujuan dari dilakukannya klasifikasi arsip
adalah untuk menjamin pengelolaan arsip aktif secara efektif dan efisien.
Ketentuan Teknik Penyusunan Klasifikasi
Arsip (Perka ANRI No.19 Tahun 2012
tentang Pedoman Penyusunan Klasifikasi)
• Logis : Susunan klasifikasi arsip meliputi judul suatu fungsi, kegiatan dan transaksi serta mudah dimengerti
oleh semua pengguna
• Faktual : Penyusunan klasifikasi arsip harus mampu merekonstruksi kejadian yang sebenarnya yaitu
berdasarkan fungsi dan tugas organisasi
• Perbaikan Kelanjutan : Penyusunan klasifikasi arsip harus mampu beradaptasi terhadap perubahan struktur
organisasi.
• Sistematis : Penyusunan klasifikasi arsip harus didasarkan pada susunan yang dimulai dari fungsi, kegiatan,
dan transaksi, baik yang bersifat substantif maupun fasilitatif.
• Akomodatif : Penyusunan klasifikasi arsip harus menjamin seluruh fungsi, kegiatan dan transaksi
terakomodasi secara lengkap sesuai dengan fungsi dan tugas pencipta arsip.
• Kronologis : Penyusunan klasifikasi arsip harus dilakukan secara berurutan sesuai tahapan kegiatan.
Penyusunan Skema Klasifikasi
Arsip
Dewey Decimal Classification (D.D.C) adalah klasifikasi yang diciptakan oleh Dewey
(Melvile Louis Kesseth Dewey) yang dirumuskan melalui pores desimal dengan
menentukan symbol 0-9 yang dapat diperinci lagi pada dasr yang sama hampir tidak
terbatas, prestasi Dewey lainnya adalah menciptakan “indeks Relatif” sebagai jawaban
pemecahan materi yang berbeda beda yang terdapat dalam tabel.
Universal Decimal Classification (U.D.C) adalah klasifikasi yang diciptakan oleh Poul
Otlet dan Henri La Fotein,merupakan perluasan dari DDC yang kemudian mendapt
dukungan dari Internationak Comperence Bibliografhies.
Library of Congress Clasification (L.C.C) yang didirikan tahun 1800 ialah didasrkan
pada ukuran menurut folio, kwrto, oktova dan sebagainya dibagi menurut nomor
masukanya. Metode ini kemudian diperbaiki yaitu karya karaya diklasir dalam kategori
18 subjek berdasarkan Sistem Variasi Barcon d’alembert yang dipakai oleh Benjamin
Franklin pada Library Company of Philadelphia.
DASAR DASAR PEMBUATAN BAGAN/POLA
KLASIFIKASI