http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj
Abstract
___________________________________________________________________
It was a qualitative research. The data source of the were the Head Office of Regional Library and Archive Office in Purworejo
Regency, the Head of Administration, the Head Section of Procurement, Archives and Documentation Management,the Sub
Staff of Administration, and the Archivist. The data were collected observation, interview, and documentation. The procedure
of the research were pre-court stage, field work stage and data analysis stage. The data were analyzied by data collection, data
reduction, data presentation, and drawing conclusions.The result of the study showed that the archives management include
the record, control and distribution of archive, archival storage, archive maintenance, archive monitoring, archive removal and
destruction. The problem of the study is there are still archives that accumulate in the archives storage depos space, there is no of
sanctions for borrowers who are late return.Based on the result on this study it can be concluded that the recording archive
through archive complete, control and distribution of the data received, date of letter, initials of the recipient. System archive
storage that is used system chronological (date), maintenance with cleaning every corner of the archive room either with a
duster or broom and give camphor in the shelf filling also coat archive with cover paper, removal and destruction of archive
conducted by periodic or once a year. Thus, it is recommended: 1) optimize the storage depot space that archive are still stacked
and unprocessed, 2) give sanction the borrowers that return the archive not in time.
331
Nita Rahmawati/Economic Education Analysis Journal 5 (1) (2016)
arah dinding, lantai, dan alat-alat yang dibuat tulisannya. Untuk memperbaikinya gunakanlah
dari kayu. kertas yang sama dengan menggunakan perekat
Mengawasi serangan anai-anai kanji.
Menghindari serangan serangga anai-anai Jumlah arsip di unit-unit kerja dan unit
dapat digunakan sodiun arsenite. Sodiun ini arsip sentral selalu berkembang menjadi banyak.
diletakkan di celah-celah lantai untuk Semakin tinggi kegiatan suatu kantor, semakin
menghindari serangga anai-anai masuk ke cepat pertambahan jumlah arsip. Pemindahan
dalam rak-rak arsip. dilakukan dari file aktif ke inaktif dan dari file
Larangan makan dan merokok inaktif dikirim ke arsip nasional (arnas).
Makanan dalam bentuk apapun tidak Menurut amsyah (2005: 211), kentungan
boleh dibawa ke tempat penyimpanan arsip, dari adanya pemindahan adalah :
sebab sisa-sisa makanan merupakan daya tarik penghematan penggunaan ruang kantor
bagi serangga dan juga tikus-tikus. penghematan pemakaian peralatan dan
Rak penyimpanan arsip perlengkapan kearsipan
Arsip-arsip hendaknya disimpan di rak tempat arsip yang agak longgar akan
yang terbuat dari logam, dimana jarak anatara memudahkan petugas bekerja dengan arsip
papan rak yang terbawah dengan lantai sekitar 6 Menurut barthos (2009:101) penyusutan
inchi,karena hal ini dapatmemudahkan adalah kegiatan pengurangan arsip dengan cara :
bergeraknya udara dan memudahkan untuk Memindahkan arsip inaktif dari unit
membersihkan lantai dibawah rak. pengolah ke unit kearsipan dalam lingkungan
Meletakkan arsip lembaga-lembaga negara atau badan-badan
Arsip-arsip, barang-barang cetakan,peta pemerintahan masing-masing.
dan bagan hendaknya diatur dengan sebaik Memusnahkan arsip sesuai dengan
mungkin dengan diberi tanda masing-masing. ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Barang-barang tersebut jangan diletakkan di Menyerahkan arsip statis oleh unit
tempat yang lebih kecil ukurannya daripada kearsipan kepada arsip nasional
ukuran kertasnya sendiri. Kegiatan penyusutan arsip dapat
Membersihkan arsip dilakukan sebagai berikut amsyah (2005:212-
Arsip-arsip hendaknya dibersihkan 218):
dengan menggunakan vacuim cleaner, apabila Penilaian arsip
arsip-arsip dihinggapi anai-anai atau rayap Sebelum dilakukan penyusutan arsip
hendaknya dipisahkan dengan lainnya. sebaiknya dilakukan penilaian yang jelas
Mengeringkan arsip yang basah terhadap arsip yang akan dipindahkan dan
Arsip-arsip yang basah tidak boleh dimusnahkan. Penilaian terhadap arsip
dikeringkan dengan jalan menjemur dibawah didasarkan pada nilai guna yang dimiliki oleh
teriknya sinar matahari namun dengan cara setiap jenis arsip. Penilaian tersebut akan dapat
menganginkan agar mempercepat pengeringan. diketahui nilai guna dan umur penyimpanan
Arsip-arsip yang tidak terpakai arsip, yang dijadikan standar atau patokan
Arsip-arsip yang tidak terpakai lagi untuk melakukan penyusutan.
hendaknya dijaga dengan cara yang sama, tetapi Penilaian arsip bertujuan memberikan
simpanlah tersendiri. Aturlah sebaik mungkin kepastian berapa lama arsip disimpan. Kriteria
agar tidak berhamburan disana-sini. Susunannya penilaian yang umum dapat dipergunakan
sama seperti ketika arsip itu dipergunakan. adalah sistem penilaian alfred, yaitu singkatan
Arsip-arsip yang rusak atau robek dariadministratif value, legal value, financial value,
Apabila kita temukan arsip-arsip yang research value, educational value, documentary value.
rusak/ sobek janganlah ditambal dengan Pemindahan
menggunakan cellulose tape, sebab alat perekat ini Kegiatan pemindahan arsip dilakukan
malahan dapat merusakkan kertas dan dengan memindahkan arsip setelah
334
Nita Rahmawati/Economic Education Analysis Journal 5 (1) (2016)
sifat serta hubungan antar fenomena yang purworejo,bagian seksi akuisisi, pengelolaan
diselidiki. arsip dan dokumentasi kantor arsip dan
Fokus dari penelitian ini adalah tentang perpustakaan dearah kabupaten purworejo, dan
pengelolaan arsip inaktif dalam upaya juga seksi tata usaha kantor arsip dan
mendukung layanan informasi di kantor arsip perpustakaan daerah kabupaten purworejo.
dan perpustakaan daerah kabupaten purworejo, “keabsahan data merupakan syarat utama
hambatan-hambatan apa saja dalam pengelolaan dalam penelitian kualitatif. Salah satu teknik
arsip inaktif dalam upaya mendukung layanan pemeriksaan keabsahan data adalah
informasi di kantor arsip dan perpustakaan trianggulasi. Trianggulasi adalah teknik
daerah kabupaten purworejo, dan upaya apa pemeriksaan keabsahan data yang
saja untuk mengatasi hambatan-hamabatan memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu
dalam pengelolaan arsip inaktif dalam upaya untuk keperluan pengecekan atau sebagai
mendukung layanan informasi di kantor arsip pembanding terhadap data itu” (lexy j moleong,
dan perpustakaan daerah kabupaten 2007: 330).
purworejo.lokasi penelitian ini bertempat di Trianggulasi dilakukan dalam penelitian
kantor arsip dan perpustakaan daerah kabupaten ini berupa sumber, metode, dan teori. Peneliti
purworejo yang beralamatkan di jalan mengumpulkan data secara terus-menerus
yudodipuran no.38 kabupaten purworejo. mengenai pengelolaan arsip yang sesuai dengan
Sumber data sumber, metode, dan teori. Secara keseluruhan
Berdasarkan dengan dasar dari penelitian trianggulasi dalam penelitian ini dilakukan
ini, yaitu studi kasus. Pengelolaan arsip dan dengan mencocokkan data adalah
dokumentasi yang mengurusi secara langsung membandingkan data hasil pengamatan dengan
pengelolaan arsip inaktif tersebut, antara lain : hasil data wawancara, membandingkan hasil
Orang yang ahli dalam bidang kearsipan wawancara dengan dokumen terkait, dan
Orang yang terlibat dalam bidang membandingkankan perspektif seseorang
kearsipan, misalnya arsiparis dengan pendapat serta pandangan orang lain.
Orang yang berkepentingan dalam bidang Keteralihan (transferability)
kearsipan, misalnya peminjam arsip Keteralihan dalam penelitian ini
Objektivitas dan keabsahan data dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan
Penetapan objektivitas dan keabsahan kejadian empiris dalam pengelolaan arsip
(trustworthiness) data diperlukan teknik tentang kesamaan konteks, sehingga adanya
pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan kesamaan informasi data dari peneliti dan objek
didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada peneliti. Seperti peneliti mencari data
empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat pengelolaan arsip, untuk itu dibutuhkan
kepercayaan (credibility), keteralihan observasi langsung di lapangan mengenai
(transferability), kebergantungan (dependability), pengelolaan arsip pada masing-masing unit
dan kepastian (confirmability) (lexy j moleong, kearsipan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi
2007: 324). keteralihan data, sehingga data tersebut adanya
Derajat kepercayaan (credibility) kesamaan empiris mengenai pengelolaan arsip.
Derajat kepercayaan dalam penelitian ini Kebergantungan (dependability)
berupa tingkat kepercayaan data mengenai Kebergantungan dilakukan dengan
pengelolaan arsip. Keabsahan data dalam pengamatan dan wawancara secara langsung di
penelitian ini peneliti dapat mengecek ruangan kepala kantor arsip dan perpustakaan
menggunakan teknik observasi secara continue di daerah kabupaten purworejo,bagian seksi
lapangan dan trianggulasi. Observasi secara akuisisi, pengelolaan arsip dan dokumentasi
continue yang dimaksudkan adalah peneliti kantor arsip dan perpustakaan dearah kabupaten
sering berkunjung ke ruangan kepala kantor purworejo, dan juga seksi tata usaha kantor arsip
arsip dan perpustakaan daerah kabupaten dan perpustakaan daerah kabupaten purworejo.
337
Nita Rahmawati/Economic Education Analysis Journal 5 (1) (2016)
Dari beberapa data yang diperoleh diadakan meliputi alat perekam, kertas, kamera dan alat
pengulangan pada informan dan dokumentasi pendukung lainnya.
lainnya agar reliabilitasnya tercapai, karena Observasi
kebergantungan merupakan reliabilitas dalam Menurut sugiyono (2010:203), “metode
penelitian kualitatif. observasi sebagai tehnik pengumpulan data
Kepastian (confirmability) mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan
Kepastian dalam penelitian ini adalah dengan teknik yang lain, yaitu wawawancara
tidak bergantung pada persetujuan beberapa dan kuesioner”. Observasi yang digunakan
orang terhadap pandangan, pendapat, dan dalam penelitian ini dilakukan secara terbuka
penemuan peneliti dalam meneliti pengelolaan yaitu observasi yang menempatkan fungsi
arsip. Menurut sriven dalam lexy j moleong pengamat secara terbuka diketahui oleh subjek
(2007: 326) menyatakan selain itu masih ada dan subjek memberikan kesempatan kepada
unsur ‘kualitas’ yang melekat pada konsep pengamat untuk mengamati peristiwa yang
objektivitas. Hal itu digali dari pengertian bahwa terjadi. Hal-hal yang diobservasi dalam
jika sesuatu itu objektif, berarti dapat dipercaya, penelitian ini adalah situasi dan kondisi masing-
faktual, dan dapat dipastikan. masing subbagian yang menyimpan arsip dalam
Teknik pengumpulan data pengelolaan arsip.
Beberapa teknik pengumpulan data yang Dokumentasi
akan dilakukan sebagai berikut: Dokumentasi sebagai penunjang data
Wawancara hasil wawancara dan observasi, digunakan
“wawancara adalah percakapan dengan untuk memperoleh data atau informasi,
maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh misalnya mengenai profil gambaran umum
dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengenai kantor arsip dan perpustakaan daerah
mengajukan pertanyaan dan terwawancara kabupaten purworejo. Teknik dokumentasi
(interviewee) yang memberikan jawaban atas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
pertanyaan itu” (lexy j moleong, 2007: 186). mengambil data dan gambar/foto tentang
Wawancara dilakukan oleh peneliti terhadap kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan
para informan dalam bentuk tanya jawab arsip.
dengan menggunakan pedoman wawancara.
Teknik wawancara dalam penelitian ini berupa Teknik sampling
interview terhadap informan. Wawancara ini Sesuai dengan jenis penelitian kualitatif
dilakukan untuk mencari data-data yang ada maka teknik yang digunakan dalam penarikan
mengenai pengelolaan arsip inaktif dalam upaya sampel adalah purposive sampling (sampel
mendukung layanan informasi di kantor arsip bertujuan).
dan perpustakaan daerah kabupaten purworejo. Kisi-kisi penelitian dan sumber data
Alat yang digunakan untuk wawancara ini dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1
berikut ini :
Terwujudnya masyarakat membaca dan Surat yang telah diterima oleh petugas
belajar menuju masyarakat madani yang sadar penerima surat (Tata Usaha) langsung dilakukan
informasi pendistribusian surat. Pendistribusian di Kantor
2. Misi Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten
a. Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Purworejo dilakukan berdasarkan kepentingan
1. Meningkatkan penyelenggaraan sistem surat, hal ini dilakukan agar membedakan
kearsipan dan perpustakaan modern melalui dalam hal penanganan surat bagi pimpinan
peningkatan kualitas sumber daya manusia maupun pegawai lainnya. Surat disortir
2. Meningkatkan sarana dan prasarana berdasarkan 2 hal yaitu surat-surat penting dan
untuk mendukung pengelolaan kearsipan dan surat kurang penting.
perpustakaan
3. Meningkatkan pelayanan kearsipan Penyimpanan Arsip
dan perpustakaan guna mendukung sistem Sistem penyimpanan arsip yang
teknologi informasi di lingkungan pemerintah digunakan di Kantor Arsip dan Perpustakaan
daerah dan masyarakat Daerah Kabupaten Purworejo yaitu dengan
b. Seksi Perpustakaan sistem tanggal (kronologis).
1. Meningkatkan pelayanan dan
perpustakaan Pengawasan Arsip
2. Meningkatkan sumber daya manusia Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah
tenaga perpustakaan Kabupaten Purworejo setiap masiang-masing
3. Penambahan koleksi bahan subbagian harus memiliki tanggung jawab
perpustakaan, sarana, dan prasarana dalam hal penyelamatan atau pengamanan
4.Melaksanakan pembinaan atau arsipnya masing-masing, tetapi penanggung
monitoring perpustakaan di desa/masjid/karang jawab semuanya terpusatkan pada Kepala Sub
taruna Bagian.
5. Melaksanakan sosialisasi perpustakaan
Pemindahan dan Pemusnahan Arsip
Pencatatan Arsip Penyusutan atau pemusnahan arsip di
Pencatatan arsip yang ada di lingkungan Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah
Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Purworejo memiliki cara yang
Kabupaten Purworejo meliputi, penerimaan, khusus.
penyortiran, registrasi, pendistribusian, pola
klasifikasi arsip dan penataan arsip.Pencatatan Prosedur Pencatatan
arsip dilakukan karena arsip sewaktu-waktu Penerimaan dan pencatatan merupakan
pasti akan dibutuhkan dan pengarsipan kegiatan yang sangat berkaitan dalam proses
menindak lanjuti kebutuhan semua lapisan penciptaan arsip. Langkah selanjutnya setelah
kantor baik pemerintah maupun swasta, jika kegiatan pembuatan dan penerimaan arsip
arsip tersebut tidak dicatat dan didata dengan adalah mencatat surat-surat yang tercipta
baik dan benar maka saat arsip tersebut tersebut. “Sebagaimana diketahui di Indonesia
dibutuhkan kembali akan sulit dicari dan yang dewasa ini terdapat 3 (tiga) cara pencatatan dan
akhirnya dalam pemenuhan kebutuhan pengendalian surat, yaitu dengan
informasi bagi yang membutuhkan akan mempergunakan perangkat buku agenda, kartu
terhambat sehingga menganggu kelancaran kendali, dan takah (singkatan dari tata naskah)”
administrasi. (Amsyah, 2005:51).
Proses pendistribusian surat kepada yang penggunaannya masih tinggi atau sering
berhak adalah suatu kewajiban yang dilakukan. digunakan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan
Surat masuk yang telah selesai dicatat pada (dinamis aktif) mudah ditentukan kembali bila
kartu kendali kemudian dicatat pada lembar diperlukan,dan arsip yang frekuensi
disposisi. Pada lembar disposisi terdapat kolom- penggunaannya sudah menurun (dinamis
kolom yang harus diisi sesuai dengan maksud inaktif), dapat diselamatkan dengan cara
surat yang diterima dan bagian yang dituju. memindahkannya ke pusat arsip sehingga dapat
Sampai sini langkah selanjutnya adalah didayagunakan untuk berbagai kepentingan.
wewenang dari bagian yang dituju. Proses Alasan lain adalah agar kedua jenis arsip
pendistribusian juga berlangsung cukup cepat, tersebut tidak bercampur baur menjadi satu
setelah surat diterima langsung didistribusikan. sehingga dapat menyulitkan temu kembali arsip.
Pengelolaan arsip pada Kantor Arsip dan kertas payung, dan mengecek arsip yang sudah
Perpustakaan Daerah Kabupaten Purworejo kusam pada bentuk fisiknya
masih mengalami berbagai kendala, terkait Pengawasan arsip masing-masing
dengan tata cara dalam pengelolaan arsip, subbagian memiliki tanggung jawab untuk
sehingga perlu diterapkan solusi untuk menyelamatkan ataupun mengamankan
meminimalisir kendala-kendala yang dialami. arsipnya sendiri. Akan tetapi yang bertanggung
Solusi yang telah diterapkan oleh Kantor Arsip jawab penuh tetap Kepala Tata Usaha.
dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Purworejo Pemindahan arsip dan pemusnahan arsip
secara garis besar masih kurang maksimal. disesuaikan dengan masa suratnya. Rentang
Bentuk-bentuk dari usaha untuk mengatasi waktu dalam penyusutan maupun pemusnahan
kendala yang dihadapi dalam pengelolaan arsip ini berkisar dari 5 sampai 10 tahun
inaktif olah Kantor Arsip dan Perpustakaan
Daerah Kabupaten Purworejo adalah dengan DAFTAR PUSTAKA
adanya pelatihan kearsipan atau diklat guna
meningkatkan sumber daya manusia berkualitas Amsyah, Zulkifli. 2005. Manajemen Kearsipan. Jakarta:
diharapkan ada peningkatan kinerja dalam PT Gramedia Pustaka Utama.
pengelolaan arsip seperti penemuan kembali Arsip Nasional Republik Indonesia. 2009. Modul
Manajemen Arsip Inaktif. Jakarta:Pusat
arsip. Sampai saat ini hanya langkah-langkah
Pendidikan dan Peletihan Kearsipan
tersebut yang dilakukan oleh Kantor Arsip dan
Barthos, Basir. 2013. Manajemen Kearsipan. Jakarta:
Perpustakaan Daerah Kabupaten Purworejo Bumi Aksara
dalam mengatasi kendala-kendala yang Basuki Sulistyo. 2003. Manajemen Arsip Dinamis.
dihadapi, demi menuju kinerja yang lebih baik Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
lagi, dan ketercapaian tujuan dari organisasi. Gie, The Liang. 2007. Administrasi Perkantoran
Modern. Yogyakarta:Liberty
SIMPULAN Haryati, Nanik Sri. 2013. “Pengelolaan Arsip dalam
Mendukung Tertib Administrasi di Program
Pascasarjana Universitas Negeri
Simpulan yang dapat diperoleh dari
Semarang”.Skripsi. Semarang: Fakultas
penelitian ini diantaranya adalah sebagai
Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
berikut: Iskiyamudin, Azzam. 2014 “Manajemen Pengelolaan
Pencatatan arsip yang dilakukan di Arsip Dinamis untuk menunjang Tertib
Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Administrasi di SMK Widya Praja Ungaran”.
Kabupaten Purworejo, melalui ketertiban arsip Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi
dan kelengkapan dokumen Universitas Negeri Semarang.
Pengendalian arsip dan pendistribusian Laili, Maskurotul. 2014. “Pengelolaan Arsip Dinamis
arsip dengan cara menyortir surat berdasarakan pada Kantor Perpustakaan Umum dan Arsip
Daerah Kota Semarang”. Skripsi. Semarang:
tanggal surat, tanggal penerima, paraf.
fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Sistem penyimpanan arsip yang
Semarang.
digunakan dalam proses penyimpanan adalah Miles dan Huberman. 2009. Analisis Data Kualitatif.
sistem kronologis (tanggal) Jakarta: Universitas Indonesia.
Pemeliharaan arsip dibersihkan oleh Moleong, J.Lexy. 2013. Metode Penelitian Kualitatif.
petugas khusus bersama arsiparis yang merawat Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
arsip-arsip yang ada di Kantor Arsip dan Mulyono, Sularso, Partono,dkk. 2011. Manajemen
Perpustakaan Daerah Kabupaten Purworejo, Kearsipan. Semarang: Unnes Press.
perawatan tersebut di lakukan 6 bulan sekali. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28
Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Perawatan tersebut meliputi perawatan gedung
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
penyimpanan arsip, pengecekan kelayakan
Kearsipan.
peralatan, penggantian boks dan pemberian
kamper pada arsip, melapisi arsip menggunakan
344
Nita Rahmawati/Economic Education Analysis Journal 5 (1) (2016)
Sugiarto, Agus. Teguh, Wahyono. 2005. Manajemen Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan
Kearsipan Modern Dari Konvensional ke Basis Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Komputer. Yogyakarta: Grava Media Bandung: Alfabeta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2009 tentang Kearsipan. Jakarta
345