Anda di halaman 1dari 15

EEAJ 5 (1) (2016)

Economic Education Analysis Journal

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj

PENGELOLAAN ARSIP INAKTIF DALAM UPAYA MENDUKUNG


LAYANAN INFORMASI DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN
DAERAH KABUPATEN PURWOREJO

Nita Rahmawati, Ismiyati

Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
SejarahArtikel: Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah Kepala Kantor Arsip
Diterima Januari 2016 dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Purworejo, Kepala Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi Akuisisi,
Disetujui Januari 2016 Pengelolaan Arsip dan Dokumentasi,Staff Sub Tata Usaha,dan Arsiparis. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Prosedur penelitian ini meliputi tahap pra-
Dipublikasikan
lapangan, tahap pekerjaan lapangan, dan tahap analisis data. Teknik analisis data meliputi pengumpulan data,
Februari 2016
reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan arsip
________________ meliputi pencatatan arsip, pengendalian dan pendistribusian arsip, penyimpanan arsip, pemeliharaan arsip,
Keywords: pengawasan arsip, pemindahan dan pemusnahan arsip. Kendala yang ada antara lain masih adanya arsip yang
Inactive Archieves menumpuk di ruang depo penyimpanan arsip, tidak adanya sanksi bagi peminjam arsip yang terlambat
Management; Information mengembalikan.Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pencatatan arsip melalui kelengkapan
Service arsip, pengendalian dan pendistribusian dengan tanggal terima, tanggal surat, paraf penerima. Sistem
penyimpanan arsip yang digunakan adalah sistem penyimpanan kronologis (tanggal), pemeliharaan dengan
____________________
membersihkan setiap sudut ruang arsip baik dengan kemoceng atau sapu dan memberikan kapur barus disela rak
arsip juga melapisi arsip dengan kertas payung, pemindahan dan pemusnahan arsip dilakukan setiap periodik
atau setahun sekali. Dengan demikian menyarankan : 1) mengoptimalkan ruang depo penyimpanan yang
arsipnya masih ditumpuk dan belum diolah, 2) memberikan sanksi kepada peminjam arsip yang mengembalikan
tidak tepat waktu.

Abstract
___________________________________________________________________
It was a qualitative research. The data source of the were the Head Office of Regional Library and Archive Office in Purworejo
Regency, the Head of Administration, the Head Section of Procurement, Archives and Documentation Management,the Sub
Staff of Administration, and the Archivist. The data were collected observation, interview, and documentation. The procedure
of the research were pre-court stage, field work stage and data analysis stage. The data were analyzied by data collection, data
reduction, data presentation, and drawing conclusions.The result of the study showed that the archives management include
the record, control and distribution of archive, archival storage, archive maintenance, archive monitoring, archive removal and
destruction. The problem of the study is there are still archives that accumulate in the archives storage depos space, there is no of
sanctions for borrowers who are late return.Based on the result on this study it can be concluded that the recording archive
through archive complete, control and distribution of the data received, date of letter, initials of the recipient. System archive
storage that is used system chronological (date), maintenance with cleaning every corner of the archive room either with a
duster or broom and give camphor in the shelf filling also coat archive with cover paper, removal and destruction of archive
conducted by periodic or once a year. Thus, it is recommended: 1) optimize the storage depot space that archive are still stacked
and unprocessed, 2) give sanction the borrowers that return the archive not in time.

© 2016 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi: p-ISSN 2252-6544
Gedung C6 Lantai1 FE Unnes
e-ISSN 2502-356X
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: rahmasahri62@gmail.com

331
Nita Rahmawati/Economic Education Analysis Journal 5 (1) (2016)

PENDAHULUAN rusak atau hilang. Di unit pengolah ini


kehilangan atau kerusakan arsip sring terjadi.
Lembaga atau instansi dalam Arsip inaktif (dinamis inaktif ), yaitu arsip
melaksanakan kegiatan administrasi tidak lepas yang penggunaannya tidak langsung sebagai
dari proses penciptaan arsip, karena pada bahan informasi. Arsip inaktif ini disimpan di
dasarnya arsip merupakan catatan atau rekaman unit kearsipan dan dikeluarkan dari tempat
dari setiap kegiatan yang dilakukan. Catatan ini penyimpanan yang sangat jarang, bahkan tidak
secara umum disebut naskah, dokumen atau pernah keluar dari tempat penyimpanan dalam
informasi terekam, yang dalam realisasinya baik jangka waktu lama. Jadi, arsip inaktif ini hanya
berupa tulisan, gambar maupun suara. kadang-kadang saja diperlukan dalam proses
Dokumen tersebut dapat dinamakan arsip yang penyelenggaraan kegiatan. Arsip inaktif setelah
merupakan salah satu faktor yang menunjang jangka waktu penyimpanan habis (nilai gunanya
kelancaran penyelenggaraan kegiatan habis) akan segera di proses untuk disusut.
administrasi. Barthos (2009:2) menyimpulkan Dalam penyusutan akan ditentukan puak
tentang kearsipan yakni sebagai berikut: (kelompok) arsip yang segera dihapus dan puak
“kearsipan meliputi segala kegiatan arsip yang harus disimpan terus (abadi)
pencatatan, penanganan, penyimpanan dan Arsip dinamis adalah arsip yang
pemeliharaan surat-surat/warkat-warkat yang digunakan secara langsung dalam kegiatan
mempunyai arti penting baik ke dalam maupun pencipta arsip dan disimpan selama jangka
ke luar; baik yang menyangkut soal-soal waktu tertentu (uu no.43 tahun 2009 pasal 1
pemerintahan maupun non pemerintahan, ayat 3)
dengan menerapkan kebijaksanaan dan sistem Arsip statis, arsip yang dihasilkan oleh
tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan”. pencipta arsip karena memiliki nilai guna
Informasi yang direkam dalam bentuk kesejarahan, telah habis referensinya, dan
media apapun, dibuat, diterima dan dipelihara keterangan yang dipermanenkan yang telah
oleh suatu organisasi/ lembaga/ badan/ diverifikasi baik secara langsung maup tidak
perseorangan dalam rangka pelaksanaan langsung oleh anri/ dan atau lembaga kearsipan
kegiatan yang terkait dengan bisnis atau (uu no.43 tahun 2009 pasal 1 ayat 7). Arsip statis
aktivitas itu sendiri maka dapat dikatakan sebagai arsip sudah mencapai taraf nilai yang
sebuah arsip. abadi. Contoh : teks proklamasi
Arsip yang timbul karena kegiatan suatu Arsip mempunyai peranan penting dalam
organisasi, berdasarkan golongan dan perlu proses penyajian informasi bagi pimpinan untuk
disimpan dalam jangka waktu tertentu. Ada membuat keputusan dan merumuskan
arsip yang perlu disimpan sementara dan ada kebijakan, oleh karena itu untuk dapat
arsip yang disimpan abadi. menyajikan informasi yang lengkap, cepat dan
Menurut mulyono (2011:7) menjelaskan benar barulah ada prosedur kerja yang baik
bahwa frekuensi penggunaan arsip sebagai dalam bidang pengelolaan arsip.
bahan informasi, dibedakan jenis arsip sebagai Mengingat peranan arsip yang sangat
berikut ini : penting bagi kehidupan berorganisasi, maka
Arsip aktif (dinamis aktif), yaitu secara keberadaan arsip perlu mendapatkan perhatian
langsung masih digunakan dalam proses khusus. Sehingga peranan arsip di kantor benar-
kegiatan kerja. Arsip aktif ini disimpan di unit benar menunjukkan peran yang sesuai dan dapat
pengolah, karena sewaktu diperlukan sebagai mendukung penyelesaian pekerjaan yang
bahan informasi harus dikeluarkan dari tempat dilakukan oleh personil dalam berorganisasi.
penyimpanan. Jadi, dalam jangka waktu Menurut barhtos (2009:2), peranan arsip
tertentu arsip aktif ini sering keluar masuk ruang adalah sebagai berikut :
penyimpanan. Untuk pengamanan arsip perlu
direncanakan tata cara penggunaan supaya tidak
332
Nita Rahmawati/Economic Education Analysis Journal 5 (1) (2016)

Sumber informasi dihitung sekitar 10 sampai 15 surat. Peminjaman


Kenyataan bahwa bidang kerasipan arsip dicatat dalam buku peminjaman arsip yang
belum mendapatkan perhatian yang wajar dibuat sendiri oleh arsiparis yang berisi beberapa
dalam jaringan informasi tersebut, maka kolom.Penyimpanan arsip perlu diatur agar
dipandang perlu untuk segera memberikan sewaktu diperlukan harus dapat ditemukan
petunjuk kerja yang praktis. dengan mudah dan cepat. Penyimpanan arsip
Sebagai alat pengawasan dapat menggunakan berbagai sistem
Jaringan informasi dalam hubungan penyimpanan sesuai dengan kebutuhan dan
dengan information handling, perlu kondisi suatu organisasi. Menurut mulyono
mendapatkan perhatian untuk segera (2011:14) macam-macam sistem penyimpanan
disempurnakan, baik sistem perlengkapan yaitu: sistem abjad, sistem pokok soal, sistem
peralatan maupun personelnya. terminal digit, sistem klasifikasi desimal, sistem
Perencanaan tanggal (kronologis), sistem wilayah.
Tujuan kearsipan adalah untuk menjamin Pemeliharaan arsip adalah usaha penjagaan
keselamatan bahan pertanggungjawaban arsip agar kondisi fisiknya tidak rusak selama
nasional tentang perencanaan, pelaksanaan dan mempunyai nilai guna. Untuk dapat
penyelanggaraan kehidupan kebangsaan serta memelihara arsip dengan baik, diperlukan
untuk menyediakan bahan pertanggungjawaban pengetahuan mengenai beberapa faktor
tersebut bagi kegiatan pemerintahan penyebab kerusakan arsip dan cara
Penganalisaan pencegahannya. Sejajar dengan pengetahuan
Pentingnya kearsipan ternyata tentang musuh-musuh kertas maka suatu hal
mempunyai jangkauan yang amat luas , yaitu yang tidak kalah pentingnya yaitu masalah
baik sebagai alat untuk membantu daya ingatan ruangan atau tempat penyimpanan arsip.
manusia, maupun dalam rangka pelaksanaan “menyimpan arsip bukanlah di sembarangan
kegiatan pemerintahan dan pelaksanaan tempat, akan tetapi ruangan penyimpanan harus
kehidupan kebangsaan. terhindar dari kemungkinan-kemungkinan
Pencatatan merupakan kegiatan yang serangan api, air, serangga dan lain-lain. Tempat
sangat berkaitan dalam proses penciptaan arsip. penyimpanan arsip harus kering, kuat, terang
Langkah selanjutnya setelah kegiatan dan berfentilasi yang baik”. (barthos, 2009:56)
pembuatan dan penerimaan arsip adalah Penjagaan arsip menurut barthos
mencatat surat-surat yang tercipta tersebut. (2009:58-60) yaitu :
Menurut (amsyah, 2005:51), “sebagaimana Membersihkan ruangan
diketahui di indonesia dewasa ini terdapat 3 Ruangan penyimpanan arsip hendaknya
(tiga) cara pencatatan dan pengendalian surat, senantiasa bersih dan teratur, sekurang-
yaitu dengan mempergunakan perangkat buku kurangnya seminggu sekali dibersihkan
agenda, kartu kendali, dan takah (singkatan dari denganvacuum cleaner (alat penyedot debu).
tata naskah)”. Pada dasarnya untuk Pemeriksaan ruangan dan sekitarnya
menghindari terjadinya kehilangan atau Pemeriksaan tempat penyimpanan arsip
ketidaktahuan keberadaan suatu arsip, dan daerah sekelilingnya sedikitnya setiap enam
seharusnya dilakukan pengendalian arsip bulan sekali untuk mengawasi jika sewaktu-
dengan baik sehingga kemanapun perginya waktu terdapat serangga atau rayap.
arsip, masih dalam kendali. “pengendalian ini Penggunaan racun serangga
dapat dilakukan dengan cara penggunaan buku Penggunaan racun serangga hendaknya
peminjaman atau dengan formulir peminjaman” dilakukan setiap enam bulan sekali dengan
( sugiarto dan wahyono, 2005:95). Peminjaman menyemprotkan racun serangga seperti
arsip di kantor arsip dan perpustakaan daerah d.d.t,dieldrin, pryethrum, gaama benzene
kabupaten purworejo terhitung sedang, hexachloride. Racun serangga ini disemprotkan
peminjaman arsip seperti surat perminggu dapat dengan menggunakan alat semprot biasa ke
333
Nita Rahmawati/Economic Education Analysis Journal 5 (1) (2016)

arah dinding, lantai, dan alat-alat yang dibuat tulisannya. Untuk memperbaikinya gunakanlah
dari kayu. kertas yang sama dengan menggunakan perekat
Mengawasi serangan anai-anai kanji.
Menghindari serangan serangga anai-anai Jumlah arsip di unit-unit kerja dan unit
dapat digunakan sodiun arsenite. Sodiun ini arsip sentral selalu berkembang menjadi banyak.
diletakkan di celah-celah lantai untuk Semakin tinggi kegiatan suatu kantor, semakin
menghindari serangga anai-anai masuk ke cepat pertambahan jumlah arsip. Pemindahan
dalam rak-rak arsip. dilakukan dari file aktif ke inaktif dan dari file
Larangan makan dan merokok inaktif dikirim ke arsip nasional (arnas).
Makanan dalam bentuk apapun tidak Menurut amsyah (2005: 211), kentungan
boleh dibawa ke tempat penyimpanan arsip, dari adanya pemindahan adalah :
sebab sisa-sisa makanan merupakan daya tarik penghematan penggunaan ruang kantor
bagi serangga dan juga tikus-tikus. penghematan pemakaian peralatan dan
Rak penyimpanan arsip perlengkapan kearsipan
Arsip-arsip hendaknya disimpan di rak tempat arsip yang agak longgar akan
yang terbuat dari logam, dimana jarak anatara memudahkan petugas bekerja dengan arsip
papan rak yang terbawah dengan lantai sekitar 6 Menurut barthos (2009:101) penyusutan
inchi,karena hal ini dapatmemudahkan adalah kegiatan pengurangan arsip dengan cara :
bergeraknya udara dan memudahkan untuk Memindahkan arsip inaktif dari unit
membersihkan lantai dibawah rak. pengolah ke unit kearsipan dalam lingkungan
Meletakkan arsip lembaga-lembaga negara atau badan-badan
Arsip-arsip, barang-barang cetakan,peta pemerintahan masing-masing.
dan bagan hendaknya diatur dengan sebaik Memusnahkan arsip sesuai dengan
mungkin dengan diberi tanda masing-masing. ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Barang-barang tersebut jangan diletakkan di Menyerahkan arsip statis oleh unit
tempat yang lebih kecil ukurannya daripada kearsipan kepada arsip nasional
ukuran kertasnya sendiri. Kegiatan penyusutan arsip dapat
Membersihkan arsip dilakukan sebagai berikut amsyah (2005:212-
Arsip-arsip hendaknya dibersihkan 218):
dengan menggunakan vacuim cleaner, apabila Penilaian arsip
arsip-arsip dihinggapi anai-anai atau rayap Sebelum dilakukan penyusutan arsip
hendaknya dipisahkan dengan lainnya. sebaiknya dilakukan penilaian yang jelas
Mengeringkan arsip yang basah terhadap arsip yang akan dipindahkan dan
Arsip-arsip yang basah tidak boleh dimusnahkan. Penilaian terhadap arsip
dikeringkan dengan jalan menjemur dibawah didasarkan pada nilai guna yang dimiliki oleh
teriknya sinar matahari namun dengan cara setiap jenis arsip. Penilaian tersebut akan dapat
menganginkan agar mempercepat pengeringan. diketahui nilai guna dan umur penyimpanan
Arsip-arsip yang tidak terpakai arsip, yang dijadikan standar atau patokan
Arsip-arsip yang tidak terpakai lagi untuk melakukan penyusutan.
hendaknya dijaga dengan cara yang sama, tetapi Penilaian arsip bertujuan memberikan
simpanlah tersendiri. Aturlah sebaik mungkin kepastian berapa lama arsip disimpan. Kriteria
agar tidak berhamburan disana-sini. Susunannya penilaian yang umum dapat dipergunakan
sama seperti ketika arsip itu dipergunakan. adalah sistem penilaian alfred, yaitu singkatan
Arsip-arsip yang rusak atau robek dariadministratif value, legal value, financial value,
Apabila kita temukan arsip-arsip yang research value, educational value, documentary value.
rusak/ sobek janganlah ditambal dengan Pemindahan
menggunakan cellulose tape, sebab alat perekat ini Kegiatan pemindahan arsip dilakukan
malahan dapat merusakkan kertas dan dengan memindahkan arsip setelah
334
Nita Rahmawati/Economic Education Analysis Journal 5 (1) (2016)

dikategorikan berdasarkan hasil penilaian yang Pembuatan berita acara pemusnahan


dilakukan. Pemindahan adalah tindakan arsip.
internal artinya masih berlangsung dalam Pelaksanaan pemusnahan dengan saksi-
lingkungan perusahaan. Pemindahan dokumen saksi.
sifatnya internal yaitu dari unit pengelola ke unit Pemusnahan dilaksanakan oleh
kearsipan dilingkungan perusahaan. Proses penanggungjawab kearsipan dan dua orang saksi
pemindahan yang mengakibatkan perubahan dari unit kerja lain. Setelah pemusnahan selesai
pihak pengelola, seharusnya dalam proses dilaksanakan, maka berita acara dan daftar
pemindahan tersebut dilengkapi dokumen- petelaan ditandatangani oleh penanggung jawab
dokumen yang diperlukan. pemusnahan bersama saksi-saksi.
Jadwal retensi Pemusnahan arsip dapat dilakukan
Jadwal retensi merupakan salah satu dengan cara:
pedoman yang digunakan dalam kegiatan Pembakaran merupakan cara yang paling
penyusutan arsip. Jadwal retensi arsip adalah dikenal untuk memusnahkan arsip. Cara ini
daftar yang berisi tentang jangka waktu dianggap kurang aman karena terkadang masih
penyimpanan arsip yang digunakan sebagai ada dokumen yang belum terbakar atau masih
pedoman penyusutan arsip. Penentuan jangka dapat dikenali. Selain itu cara pembakaran
waktu penyimpanan arsip ditentukan atas dasar dianggap kurang ramah lingkungan dan cara ini
nilai guna tiap-tiap berkas. Jadwal retensi tidak mungkin dilakukan didalam ruangan atau
disusun oleh suatu panitia yang terdiri dari para gedung.
pejabat yang benar-benar memahami kearsipan, Pecacahan dokumen dilakukan dengan
fungsi dan kegiatan instansinya masing-masing. menggunakan alat pencacah, baik manual atau
Penyerahan arsip mesin penghancur kertas. Cara ini banyak
Penyerahan merupakan tindakan dilakukan oleh petugas arsip karena lebih
eksternal yaitu dari perusahaan kepada arsip praktis.
nasional. Dokumen perusahaan yang wajib Proses kimiawi merupakan pemusnahan
diserahkan kepada arsip nasional adalah dokumen dengan menggunakan bahan kimia
dokumen perusahaan yang memiliki nilai guna melunakkan kertas dan melenyapkan
historis yang penggunaannya berkaitan dengan tulisan.
kegiatan pemerintah, kegiatan pembangunan Pembuburan merupakan metode
nasional, dan kehidupan kebangsaan. pemusnahan doumen yang ekonomis, aman,
Pemusnahan arsip nyaman dan tak terulangkan. Dokumen yang
Arsip yang berdasarkan jadwal retensi akan dimusnahkan dicampur dengan air
akan diabadikan maka arsip tersebut tidak akan kemudian dicacah, dan disaring yang akan
dimusnahkan melainkan diserahkan kepada menghasilkan lapisan bubur kertas.
arsip nasional. Pemusnahan arsip dilakukan Pemindahan arsip kedalam media
secara total sehingga tidak dapat dikenal lagi microfilm yaitu jika suatu kantor atau organisasi
baik isi ataupun bentuknya, serta disaksikan yang memiliki dana cukup, maka arsip yang
oleh dua orang pejabat dari bidang akan dimusnahkan dapat dialihkan kedalam
hukum/perundang-undangan atau bidang mikrofilm sebelumnya. Pengalihan dokumen
pengawasan dari lembaga-lembaga/badan- kedalam mikrofilm atau media lainnya semata-
badan pemerintahan yang bersangkutan. mata didasarkan pada pertimbangan efisiensi
Pemusnahan arsip umumnya terdiri dari atau keekonomisan dengan mengabaikan risiko
langkah-langkah: hukum yang dapat timbul dikemudian hari.
Seleksi untuk memastikan arsip-arsip Menurut arsip nasional republik indonesia
yang akan dimusnahkan. “pengelolaan arsip adalah cara atau metode
Pembuatan daftar jenis arsip yang akan menerima, menyimpan, mengaktualisasikan dan
dimusnahkan. menemukan kembali arsip inaktif yang disimpan
335
Nita Rahmawati/Economic Education Analysis Journal 5 (1) (2016)

yang didasarkan pada prinsip efektivitas, Penggunaan pendekatan kualitatif ini


efesiensi dan keamanan, yang didukung oleh dimaksudkan agar lebih peka dan lebih dapat
sumber daya manusia yang berkualitas, menyesuaikan diri dengan banyak penjelasan
kelembagaan yang mantap, dan sarana serta pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai
prasarana yang memadai”. Pelayanan informasi yang dihadapi peneliti.
dapat disimpulkan sebagai kegiatan atau usaha Menurut lexy j moleong (2007 : 6)”
suatu instansi untuk memberikan data yang menerangkan bahwa penelitian kualitatif adalah
sudah diolah dengan cepat dan tepat waktu penelitian yang bermaksud untuk memahami
kepada masyarakat saat mereka membutuhkan fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
pelayanan kearsipan seperti adanya permintaan peneliti misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
arsip, peminjaman arsip dan pengembalian tindakan, dll. Secara holistic, dan dengan cara
arsip.Pencapaian tujuan pegelolaan arsip inaktif deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
dan penciptaan pusat arsip, senantiasa harus pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah”.
arsip inaktif, meliputi ( anri, 2009:8): Alasan penelitian ini menggunakan
Pengelolaan arsip inaktif harus murah pendekatan kualitatif karena permasalahan
Pengelolaan arsip inaktif yang murah pengelolaan arsip inaktif dalam upaya
yang terutama dikaitkan dengan ruang simpan mendukung layanan informasi di kantor arsip
arsip yang terletak di daerah yang murah, dan perpustakaan daerah kabupaten
mampu menampung banyak arsip dan biaya purworejo,tidak berkenaan dengan angka-angka,
oprasionalnya juga murah. tetapi mendeskripsikan secara jelas dan
Pengelolaan arsip inaktif harus accesible terperinci serta memperoleh data yang
Accesible artinya dapat diketemukan mendalam dari fokus penelitian. Hasil dari
kembali setiap kali diutuhkan, oleh karena itu penelitian kualitatif selalu berusaha mengungkap
dalam pengelolaan arsip inkatif di pusat arsip suatu masalah, keadaan atau peristiwa yang
harus senantiasa dikembangkan sistem sebenarnya sebagaimana mestinya.
penemuan sehingga dapat menjamin Penelitian ini dipilih dan ditetapkan
ditemukannya arsip yang disimpan secara cepat dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini
dan tepat. dipilih karena dalam pendekatan penelitian
Pengelolaan arsip inaktif harus menjamin kualitatif, gejala-gejala, informasi-informasi,
keamanan atau keterangan-keterangan dari hasil
Keselamatan dan keamanan menyangkut pengamatan selama proses penelitian mengenai
fisik dan informasi arsip melalui pengelolaan di pengelolaan arsip inaktif dalam upaya
pusat arsip selalu diupayakan pemeliharaan, mendukung layanan informasi di kantor arsip
pencegahan, dan penanggulangan kerusakan dan perpustakaan daerah kabupaten
arsip, kebocoran informasi arsip, atau bencana purworejo.hal ini sesuai dengan ciri-ciri
lainnya. penelitian kualitatif yang antara lain mempunya
natural setting, peneliti sebagai instrumen utama,
METODE bersifat deskriptif, data yang dikumpulkan
berupa kata-kata atau uraian, mengutamakan
Penelitian ini menggunakan pendekatan data langsung, pertisipasi tanpa mengganggu
kualitatif yang bertujuan untuk mengkaji dan analisis secara induktif dilakukan secara
permasalahan pengelolaan arsip yang meliputi terus-menerus sejak memasuki lapangan.
aspek prosedur kerja, fasilitas kearsipan, Metode penelitian ini menggunakan metode
penataan ruang arsip, pegawai arsip serta deskriptif dengan tujuan untuk membuat
memperoleh makna yang lebih mendalam sesuai deskripsi, gambaran atau lukisan secara
dengan latar penelitian di kantor arsip dan sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta,
perpustakaan daerah kabupaten purworejo.
336
Nita Rahmawati/Economic Education Analysis Journal 5 (1) (2016)

sifat serta hubungan antar fenomena yang purworejo,bagian seksi akuisisi, pengelolaan
diselidiki. arsip dan dokumentasi kantor arsip dan
Fokus dari penelitian ini adalah tentang perpustakaan dearah kabupaten purworejo, dan
pengelolaan arsip inaktif dalam upaya juga seksi tata usaha kantor arsip dan
mendukung layanan informasi di kantor arsip perpustakaan daerah kabupaten purworejo.
dan perpustakaan daerah kabupaten purworejo, “keabsahan data merupakan syarat utama
hambatan-hambatan apa saja dalam pengelolaan dalam penelitian kualitatif. Salah satu teknik
arsip inaktif dalam upaya mendukung layanan pemeriksaan keabsahan data adalah
informasi di kantor arsip dan perpustakaan trianggulasi. Trianggulasi adalah teknik
daerah kabupaten purworejo, dan upaya apa pemeriksaan keabsahan data yang
saja untuk mengatasi hambatan-hamabatan memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu
dalam pengelolaan arsip inaktif dalam upaya untuk keperluan pengecekan atau sebagai
mendukung layanan informasi di kantor arsip pembanding terhadap data itu” (lexy j moleong,
dan perpustakaan daerah kabupaten 2007: 330).
purworejo.lokasi penelitian ini bertempat di Trianggulasi dilakukan dalam penelitian
kantor arsip dan perpustakaan daerah kabupaten ini berupa sumber, metode, dan teori. Peneliti
purworejo yang beralamatkan di jalan mengumpulkan data secara terus-menerus
yudodipuran no.38 kabupaten purworejo. mengenai pengelolaan arsip yang sesuai dengan
Sumber data sumber, metode, dan teori. Secara keseluruhan
Berdasarkan dengan dasar dari penelitian trianggulasi dalam penelitian ini dilakukan
ini, yaitu studi kasus. Pengelolaan arsip dan dengan mencocokkan data adalah
dokumentasi yang mengurusi secara langsung membandingkan data hasil pengamatan dengan
pengelolaan arsip inaktif tersebut, antara lain : hasil data wawancara, membandingkan hasil
Orang yang ahli dalam bidang kearsipan wawancara dengan dokumen terkait, dan
Orang yang terlibat dalam bidang membandingkankan perspektif seseorang
kearsipan, misalnya arsiparis dengan pendapat serta pandangan orang lain.
Orang yang berkepentingan dalam bidang Keteralihan (transferability)
kearsipan, misalnya peminjam arsip Keteralihan dalam penelitian ini
Objektivitas dan keabsahan data dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan
Penetapan objektivitas dan keabsahan kejadian empiris dalam pengelolaan arsip
(trustworthiness) data diperlukan teknik tentang kesamaan konteks, sehingga adanya
pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan kesamaan informasi data dari peneliti dan objek
didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada peneliti. Seperti peneliti mencari data
empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat pengelolaan arsip, untuk itu dibutuhkan
kepercayaan (credibility), keteralihan observasi langsung di lapangan mengenai
(transferability), kebergantungan (dependability), pengelolaan arsip pada masing-masing unit
dan kepastian (confirmability) (lexy j moleong, kearsipan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi
2007: 324). keteralihan data, sehingga data tersebut adanya
Derajat kepercayaan (credibility) kesamaan empiris mengenai pengelolaan arsip.
Derajat kepercayaan dalam penelitian ini Kebergantungan (dependability)
berupa tingkat kepercayaan data mengenai Kebergantungan dilakukan dengan
pengelolaan arsip. Keabsahan data dalam pengamatan dan wawancara secara langsung di
penelitian ini peneliti dapat mengecek ruangan kepala kantor arsip dan perpustakaan
menggunakan teknik observasi secara continue di daerah kabupaten purworejo,bagian seksi
lapangan dan trianggulasi. Observasi secara akuisisi, pengelolaan arsip dan dokumentasi
continue yang dimaksudkan adalah peneliti kantor arsip dan perpustakaan dearah kabupaten
sering berkunjung ke ruangan kepala kantor purworejo, dan juga seksi tata usaha kantor arsip
arsip dan perpustakaan daerah kabupaten dan perpustakaan daerah kabupaten purworejo.
337
Nita Rahmawati/Economic Education Analysis Journal 5 (1) (2016)

Dari beberapa data yang diperoleh diadakan meliputi alat perekam, kertas, kamera dan alat
pengulangan pada informan dan dokumentasi pendukung lainnya.
lainnya agar reliabilitasnya tercapai, karena Observasi
kebergantungan merupakan reliabilitas dalam Menurut sugiyono (2010:203), “metode
penelitian kualitatif. observasi sebagai tehnik pengumpulan data
Kepastian (confirmability) mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan
Kepastian dalam penelitian ini adalah dengan teknik yang lain, yaitu wawawancara
tidak bergantung pada persetujuan beberapa dan kuesioner”. Observasi yang digunakan
orang terhadap pandangan, pendapat, dan dalam penelitian ini dilakukan secara terbuka
penemuan peneliti dalam meneliti pengelolaan yaitu observasi yang menempatkan fungsi
arsip. Menurut sriven dalam lexy j moleong pengamat secara terbuka diketahui oleh subjek
(2007: 326) menyatakan selain itu masih ada dan subjek memberikan kesempatan kepada
unsur ‘kualitas’ yang melekat pada konsep pengamat untuk mengamati peristiwa yang
objektivitas. Hal itu digali dari pengertian bahwa terjadi. Hal-hal yang diobservasi dalam
jika sesuatu itu objektif, berarti dapat dipercaya, penelitian ini adalah situasi dan kondisi masing-
faktual, dan dapat dipastikan. masing subbagian yang menyimpan arsip dalam
Teknik pengumpulan data pengelolaan arsip.
Beberapa teknik pengumpulan data yang Dokumentasi
akan dilakukan sebagai berikut: Dokumentasi sebagai penunjang data
Wawancara hasil wawancara dan observasi, digunakan
“wawancara adalah percakapan dengan untuk memperoleh data atau informasi,
maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh misalnya mengenai profil gambaran umum
dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengenai kantor arsip dan perpustakaan daerah
mengajukan pertanyaan dan terwawancara kabupaten purworejo. Teknik dokumentasi
(interviewee) yang memberikan jawaban atas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
pertanyaan itu” (lexy j moleong, 2007: 186). mengambil data dan gambar/foto tentang
Wawancara dilakukan oleh peneliti terhadap kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan
para informan dalam bentuk tanya jawab arsip.
dengan menggunakan pedoman wawancara.
Teknik wawancara dalam penelitian ini berupa Teknik sampling
interview terhadap informan. Wawancara ini Sesuai dengan jenis penelitian kualitatif
dilakukan untuk mencari data-data yang ada maka teknik yang digunakan dalam penarikan
mengenai pengelolaan arsip inaktif dalam upaya sampel adalah purposive sampling (sampel
mendukung layanan informasi di kantor arsip bertujuan).
dan perpustakaan daerah kabupaten purworejo. Kisi-kisi penelitian dan sumber data
Alat yang digunakan untuk wawancara ini dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1
berikut ini :

Tabel 1. Kisi-Kisi Penelitian dan Sumber Data


No Indikator Sub Indikator Sumber Data Metode Pengumpulan
Data
Pencatatan Pemberkasan Kepala Kantor Arpusda Wawancara,
Arsip Arsip Purworejo Observasi,
Kepala Seksi Akuisisi, Dokumentasi
Dokumentasi dan Pengelolaan
Arsip
Kepala Bagian Tata Usaha
Staff Tata Usaha
338
Nita Rahmawati/Economic Education Analysis Journal 5 (1) (2016)

No Indikator Sub Indikator Sumber Data Metode Pengumpulan


Data
Arsiparis
Pengendalian Pelaksanaan Kepala Kantor Arpusda Wawancara,
pengelolaan Purworejo Observasi,Dokumenta
arsip Kepala Seksi Akuisisi, si
Dokumentasiparissi dan
Pengelolaan Arsip
Kepala Tata Usaha
Satff Tata Usaha
Arsiparis
3. Pendistribusia Pendistribusian Kepala Kantor Arpusda Wawancara,
n surat Purworejo Observasi,
Kepala Seksi Akuisisi, Dokumentasi
Dokumentasi dan Pengelolaan
Arsip
Kepala tata Usaha
Staff tata Usaha
Arsiparis
4. Penyimpanan Jenis Arsip Kepala Kantor Arpusda Wawancara,
Purworejo Observasi,
Kepala Seksi Akuisisi, Dokumentasi
Dokumentasi dan Pengelolaan
Arsip
Kepala tata Usaha
Staff Tata Usaha
Arsiparis
Ruang dan Kepala Kantor ARPUSDA Wawancara,
Tempat Purworejo Observasi,
Menyimpan Kepala Seksi Akuisisi, Dokumentasi
Arsip Dokumentasi dan Pengelolaan
arsip
Kepala Tata Usaha
Staff tata Usaha
Arsiparis
Sistem Kepala Kantor ARPUSDA Wawancara,
Penyimpanan Purworejo Observasi,
Arsip Kepala Seksi Akuisisi, Dokumentasi
Dokumentasi dan Pengelolaan
Arsip
Kepala Tata Usaha
Staff tata Usaha
Arsiparis
5. Pemeliharaan Peminjaman Kepala Kantor ARPUSDA Wawancara,
dan Penemuan siparisPurworejo Observasi,
kembali arsip Kepala Seksi Akuisisi, Dokumentasi
Dokumentasi dan Pengelolaan
Arsip
339
Nita Rahmawati/Economic Education Analysis Journal 5 (1) (2016)

No Indikator Sub Indikator Sumber Data Metode Pengumpulan


Data
Kepala tata Usaha
Staff tata usaha
Arsiparis
Pembiayaan Kepala Kantor ARPUSDA Wawancara,
Arsip Purworejo Observasi,
Kepala Seksi Akuisisi, Dokumentasi
Dokumentasi dan Pengelolaan
Arsip
Kepala Tata usaha
Staff tata usaha
Arsiparis
Peralatan dan Kepala Kantor ARPUSDA Wawancara,
perlengkapan Purworejo Observasi,
yang digunakan Kepala Seksi Akuisisi, Dokumentasi
Dokumentasi dan Pengelolaan
Arsip
Kepala Tata uSaha
Staff tata Usaha
Arsiparis
Pegawai Arsip Kepala Kantor ARPUSDA Wawancara,
Purworejo Observasi,
Kepala Seksi Akuisisi, Dokumentasi
Dokumentasi, Pengelolaan
Arsip
Kepala Tata Usaha
Saff Tata Usaha
Asiaris
6. Pengawasan Evaluasi Kepala Kantor ARPUSDA Wawancara,
pelaksanaan Purworejo Observasi,
pengelolaan Kepala Seksi Akuisisi, Dokumentasi
arsip Dokumentasi, Pengelolaan
Arsip
Kepala tata Usaha
Staff tata Usaha
Arsiparis
Pemindahan Pemindahan Kepala kantor ARPUSDA Wawancara,
arsip Purworejo Observasi,
Kepala Seksi Akuisisi, Dokumentasi
Dokumentasi dan Pengelolaan
Arsip
Kepala tata Usaha
Staff Tata Usaha
Arsiparis
7 Pemusnahan Penyusutan Kepala Kantor ARPUSDA Wawancara,
Arsip Purworejo Observasi,
Kepala Seksi Akuisisi, Dokumentasi
340
Nita Rahmawati/Economic Education Analysis Journal 5 (1) (2016)

No Indikator Sub Indikator Sumber Data Metode Pengumpulan


Data
Dokumentasi dan Pengelolaan
Arsip
Kepala Tata Usaha
Staff Tata Usaha
Arsiparis
8 Kendala- Evaluasi Kepala kantor ARPUSDA Wawancara,
kendala kendala- Purworejo Observasi,
kendala yang Kepala Seksi Akuisisi, Dokumentasi
dihadapi dalam Dokumentasi da Pengelolaan
pengelolaan Arsip
arsip Kepala tata Usaha
Staff tata Usaha
Arsiparis
9 Solusi untuk Solusi yang Kepala Kantor ARPUSDA Wawancara,
mengatasi sudah Purworejo Observasi,
kendala- dilakukan Kepala Seksi Akuisisi, Dokumentasi
kendala untuk Dokumentasi dan Pengelolaan
pengelolaan mengatasi Arsip
arsip kendala Kepala Tata usaha
pengelolaan Staff tata Usaha
arsip Arsiparis

Analisis Data Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah


Analisis data dalam penelitian ini Kabupeten Purworejo adalah instansi yang
dilakukan di lapangan, artinya analisis data dipimpin oleh Kepala Arsip dan Perpustakaan
dilakukan pada saat pengumpulan data Daerah Kabupaten Purworejo yang dibawah
berlangsung dan setelah selesai pengumpulan dan bertanggungjawab kepada Bupati
data dalam periode tertentu. Aktivitas dalam Purworejo.Kantor Arsip dan Perpustakaan
analisis data penelitian ini antara lain: Daerah Kabupaten Purworejo memiliki 2 (dua)
Reduksi data kantor, yaitu Kantor Arsip dan Kantor
Penyajian Data Perpustakaan Daerah. Kantor Arsip beralamat
Penarikan Kesimpulan/Verifikasi di Jalan Yudodipuran Nomor 38 Purworejo,
sedangkan Kantor Perpustakaan Daerah
HASIL DAN PEMBAHASAN beralamat di Jalan Pangeran Diponegoro No 2
Purworejo.
Deskriptif Singkat Kantor Arsip dan
Perpustakaan Daerah Kabupaten Purworejo Visi dan Misi Kantor Arsip dan perpustakaan
Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Daerah Kabupaten Purworejo
Kabupaten Purworejo didirikan oleh 1.Visi
Pemerintah Kabupaten Purworejo sebagai a. Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah
sarana pembangunan untuk meningkatkan Terwujudnya sistem kearsipan dan
sumber daya manusia dalam kearsipan. Kantor perpustakaan yang lengkap, bermanfaat dan
Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten modern.
Purworejo secara garis besarnya bertugas untuk b. Seksi Perpustakaan
menangani arsip baik dari pemerintah, swasta
ataupun perorangan.
341
Nita Rahmawati/Economic Education Analysis Journal 5 (1) (2016)

Terwujudnya masyarakat membaca dan Surat yang telah diterima oleh petugas
belajar menuju masyarakat madani yang sadar penerima surat (Tata Usaha) langsung dilakukan
informasi pendistribusian surat. Pendistribusian di Kantor
2. Misi Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten
a. Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Purworejo dilakukan berdasarkan kepentingan
1. Meningkatkan penyelenggaraan sistem surat, hal ini dilakukan agar membedakan
kearsipan dan perpustakaan modern melalui dalam hal penanganan surat bagi pimpinan
peningkatan kualitas sumber daya manusia maupun pegawai lainnya. Surat disortir
2. Meningkatkan sarana dan prasarana berdasarkan 2 hal yaitu surat-surat penting dan
untuk mendukung pengelolaan kearsipan dan surat kurang penting.
perpustakaan
3. Meningkatkan pelayanan kearsipan Penyimpanan Arsip
dan perpustakaan guna mendukung sistem Sistem penyimpanan arsip yang
teknologi informasi di lingkungan pemerintah digunakan di Kantor Arsip dan Perpustakaan
daerah dan masyarakat Daerah Kabupaten Purworejo yaitu dengan
b. Seksi Perpustakaan sistem tanggal (kronologis).
1. Meningkatkan pelayanan dan
perpustakaan Pengawasan Arsip
2. Meningkatkan sumber daya manusia Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah
tenaga perpustakaan Kabupaten Purworejo setiap masiang-masing
3. Penambahan koleksi bahan subbagian harus memiliki tanggung jawab
perpustakaan, sarana, dan prasarana dalam hal penyelamatan atau pengamanan
4.Melaksanakan pembinaan atau arsipnya masing-masing, tetapi penanggung
monitoring perpustakaan di desa/masjid/karang jawab semuanya terpusatkan pada Kepala Sub
taruna Bagian.
5. Melaksanakan sosialisasi perpustakaan
Pemindahan dan Pemusnahan Arsip
Pencatatan Arsip Penyusutan atau pemusnahan arsip di
Pencatatan arsip yang ada di lingkungan Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah
Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Purworejo memiliki cara yang
Kabupaten Purworejo meliputi, penerimaan, khusus.
penyortiran, registrasi, pendistribusian, pola
klasifikasi arsip dan penataan arsip.Pencatatan Prosedur Pencatatan
arsip dilakukan karena arsip sewaktu-waktu Penerimaan dan pencatatan merupakan
pasti akan dibutuhkan dan pengarsipan kegiatan yang sangat berkaitan dalam proses
menindak lanjuti kebutuhan semua lapisan penciptaan arsip. Langkah selanjutnya setelah
kantor baik pemerintah maupun swasta, jika kegiatan pembuatan dan penerimaan arsip
arsip tersebut tidak dicatat dan didata dengan adalah mencatat surat-surat yang tercipta
baik dan benar maka saat arsip tersebut tersebut. “Sebagaimana diketahui di Indonesia
dibutuhkan kembali akan sulit dicari dan yang dewasa ini terdapat 3 (tiga) cara pencatatan dan
akhirnya dalam pemenuhan kebutuhan pengendalian surat, yaitu dengan
informasi bagi yang membutuhkan akan mempergunakan perangkat buku agenda, kartu
terhambat sehingga menganggu kelancaran kendali, dan takah (singkatan dari tata naskah)”
administrasi. (Amsyah, 2005:51).

Pengendalian dan Pendistibusian Arsip Pengendalian dan Pendistribusian


342
Nita Rahmawati/Economic Education Analysis Journal 5 (1) (2016)

Proses pendistribusian surat kepada yang penggunaannya masih tinggi atau sering
berhak adalah suatu kewajiban yang dilakukan. digunakan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan
Surat masuk yang telah selesai dicatat pada (dinamis aktif) mudah ditentukan kembali bila
kartu kendali kemudian dicatat pada lembar diperlukan,dan arsip yang frekuensi
disposisi. Pada lembar disposisi terdapat kolom- penggunaannya sudah menurun (dinamis
kolom yang harus diisi sesuai dengan maksud inaktif), dapat diselamatkan dengan cara
surat yang diterima dan bagian yang dituju. memindahkannya ke pusat arsip sehingga dapat
Sampai sini langkah selanjutnya adalah didayagunakan untuk berbagai kepentingan.
wewenang dari bagian yang dituju. Proses Alasan lain adalah agar kedua jenis arsip
pendistribusian juga berlangsung cukup cepat, tersebut tidak bercampur baur menjadi satu
setelah surat diterima langsung didistribusikan. sehingga dapat menyulitkan temu kembali arsip.

Penyimpanan Arsip Kendala-kendala yang Dihadapi dalam


Sistem penyimpanan arsip penting dalam Pengelolaan Arsip Inaktif
pengelolaan arsip pada suatu organisasi, selain Kegiatan pengelolaan arsip pada Kantor
untuk menunjang kegiatan pengelolaan arsip Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten
juga untuk mendukung pelayanan informasi Purworejo dalam pelaksanaan pengelolaan arsip
baik bagi dalam organisasi maupun luar banyak kendala-kendala yang dihadapi baik
organisasi. Pentingnya sistem penyimpanan yang disadari maupun tidak disadari. Kendala-
arsip maka sistem yang digunakan harus tepat. kendala yang terjadi dalam kegiatan pengelolaan
“Sistem Penyimpanan adalah sistem yang arsip, jika pahami secara dalam, secara garis
dipergunakan pada penyimpanan warkat agar besar disebabkan oleh faktor sumber daya
kemudahan kerja penyimpanan dapat diciptakan manusianya. Hal ini terlihat dari pengakuan
dan penemuan warkat yang sudah disimpan beberapa informan yang menjelaskan kendala-
dapat dilakukan dengan cepat bilamana warkat kendala yang seringkali terjadi terkait dengan
tersebut sewaktu-waktu diperlukan”(Amsyah, kegiatan pengelolaan arsip. Disamping itu
2005:71). peneliti juga melakukan pengamatan untuk lebih
mengetahui kendala-kendala yang dialami pada
Pengawasan Arsip Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah
Ruangan penyimpanan arsip penting bagi Kabupaten Purworejo: Pertama,penemuan
penjagaan arsip didalamnya. Ruang kembali, ketika arsip diambil dari map
penyimpanan arsip yang digunakan untuk penyimpanan jika arsip yang disimpan sudah
menyimpan arsip harus memperhatikan lama dalam penemuan kembalinya masih tidak
beberapa ketentuan supaya arsip yang disimpan efisien, masih ada arsip yang diketemukan lebih
dapat terjaga dengan aman. dari lima menit atau bahkan bisa sampai
sepuluh menit.
Pemindahan dan Pemusnahan Arsip Kedua adalah tidak adanya sanksi bagi
Pemindahan arsip adalah kegiatan peminjam arsip yang mengembalikan terlambat,
pemindahan arsip-arsip dari aktif kepada arsip hal ini terjadi akibat dari tidak adanya
inaktif, karena jarang sekali dipergunakan dalam kedisiplinan dari peminjam dan tidak adanya
kegiatan sehari-hari. Pemindahan arsip dapat sanksi tertentu bagi peminjam. Ketiga adalah
juga berarti kegiatan memindahkan arsip-arsip penumpukan arsip yang tidak langsung diolah
yang telah mencapai jangka waktu atau umur di depo kearsipan, hal ini dapat mengakibatkan
tertentu. Pemindahan menjadikan filling cabinet rusaknya bentuk fisik arsip belum juga dengan
yang semula dipakai dalam pelaksanaan kelembaban dan suhu udara yang kurang akibat
pekerjaan sehari-hari dapat dipergunakan untuk dari penumpukan tersebut.
menyimpan arsip-arsip yang baru. Pemindahan Usaha dalam Mengatasi Kendala Pelaksanaan
juga agar arsip dinamis yang frekuensi Pengelolaan Arsip Inaktif
343
Nita Rahmawati/Economic Education Analysis Journal 5 (1) (2016)

Pengelolaan arsip pada Kantor Arsip dan kertas payung, dan mengecek arsip yang sudah
Perpustakaan Daerah Kabupaten Purworejo kusam pada bentuk fisiknya
masih mengalami berbagai kendala, terkait Pengawasan arsip masing-masing
dengan tata cara dalam pengelolaan arsip, subbagian memiliki tanggung jawab untuk
sehingga perlu diterapkan solusi untuk menyelamatkan ataupun mengamankan
meminimalisir kendala-kendala yang dialami. arsipnya sendiri. Akan tetapi yang bertanggung
Solusi yang telah diterapkan oleh Kantor Arsip jawab penuh tetap Kepala Tata Usaha.
dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Purworejo Pemindahan arsip dan pemusnahan arsip
secara garis besar masih kurang maksimal. disesuaikan dengan masa suratnya. Rentang
Bentuk-bentuk dari usaha untuk mengatasi waktu dalam penyusutan maupun pemusnahan
kendala yang dihadapi dalam pengelolaan arsip ini berkisar dari 5 sampai 10 tahun
inaktif olah Kantor Arsip dan Perpustakaan
Daerah Kabupaten Purworejo adalah dengan DAFTAR PUSTAKA
adanya pelatihan kearsipan atau diklat guna
meningkatkan sumber daya manusia berkualitas Amsyah, Zulkifli. 2005. Manajemen Kearsipan. Jakarta:
diharapkan ada peningkatan kinerja dalam PT Gramedia Pustaka Utama.
pengelolaan arsip seperti penemuan kembali Arsip Nasional Republik Indonesia. 2009. Modul
Manajemen Arsip Inaktif. Jakarta:Pusat
arsip. Sampai saat ini hanya langkah-langkah
Pendidikan dan Peletihan Kearsipan
tersebut yang dilakukan oleh Kantor Arsip dan
Barthos, Basir. 2013. Manajemen Kearsipan. Jakarta:
Perpustakaan Daerah Kabupaten Purworejo Bumi Aksara
dalam mengatasi kendala-kendala yang Basuki Sulistyo. 2003. Manajemen Arsip Dinamis.
dihadapi, demi menuju kinerja yang lebih baik Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
lagi, dan ketercapaian tujuan dari organisasi. Gie, The Liang. 2007. Administrasi Perkantoran
Modern. Yogyakarta:Liberty
SIMPULAN Haryati, Nanik Sri. 2013. “Pengelolaan Arsip dalam
Mendukung Tertib Administrasi di Program
Pascasarjana Universitas Negeri
Simpulan yang dapat diperoleh dari
Semarang”.Skripsi. Semarang: Fakultas
penelitian ini diantaranya adalah sebagai
Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
berikut: Iskiyamudin, Azzam. 2014 “Manajemen Pengelolaan
Pencatatan arsip yang dilakukan di Arsip Dinamis untuk menunjang Tertib
Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Administrasi di SMK Widya Praja Ungaran”.
Kabupaten Purworejo, melalui ketertiban arsip Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi
dan kelengkapan dokumen Universitas Negeri Semarang.
Pengendalian arsip dan pendistribusian Laili, Maskurotul. 2014. “Pengelolaan Arsip Dinamis
arsip dengan cara menyortir surat berdasarakan pada Kantor Perpustakaan Umum dan Arsip
Daerah Kota Semarang”. Skripsi. Semarang:
tanggal surat, tanggal penerima, paraf.
fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Sistem penyimpanan arsip yang
Semarang.
digunakan dalam proses penyimpanan adalah Miles dan Huberman. 2009. Analisis Data Kualitatif.
sistem kronologis (tanggal) Jakarta: Universitas Indonesia.
Pemeliharaan arsip dibersihkan oleh Moleong, J.Lexy. 2013. Metode Penelitian Kualitatif.
petugas khusus bersama arsiparis yang merawat Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
arsip-arsip yang ada di Kantor Arsip dan Mulyono, Sularso, Partono,dkk. 2011. Manajemen
Perpustakaan Daerah Kabupaten Purworejo, Kearsipan. Semarang: Unnes Press.
perawatan tersebut di lakukan 6 bulan sekali. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28
Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Perawatan tersebut meliputi perawatan gedung
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
penyimpanan arsip, pengecekan kelayakan
Kearsipan.
peralatan, penggantian boks dan pemberian
kamper pada arsip, melapisi arsip menggunakan
344
Nita Rahmawati/Economic Education Analysis Journal 5 (1) (2016)

Sugiarto, Agus. Teguh, Wahyono. 2005. Manajemen Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan
Kearsipan Modern Dari Konvensional ke Basis Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Komputer. Yogyakarta: Grava Media Bandung: Alfabeta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2009 tentang Kearsipan. Jakarta

345

Anda mungkin juga menyukai