Arsip dinamis jika dilihat dari kegunaannya dapat dibedakan menjadi dua yaitu arsip dinamis
aktif atau disebut arsip aktif dan arsip dinamis inaktif atau disebut arsip inaktif.
Arsip dinamis inaktif adalah arsip dinamis yang frekuensi penggunaannya sebagai
berkas kerja telah menurun (Daryan, 1998:16). Arsip inaktif dikelola dan disimpan karena
dapat menjadi bahan pertanggungjawaban bagi suatu instansi pemerintah, swasta, maupun
perguruan tinggi. Oleh karena itu instansi harus mampu menciptakan suatu menajemen
kearsipan inaktif yang baik agar arsip inaktif dapat ditemukan secara cepat dan tepat apabila
dibutuhkan.
Pengelolaan arsip inaktif pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tegal,
Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Tegal belum dilakukan secara maksimal. Arsip belum
dilakukan dengan maksimal karena hanya ada satu arsiparis yang menanganinya. Pada Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tegal masih banyak arsip-arsip yang belum ditangani
secara baik sesuai dengan prosedur kearsipan, sehingga banyak arsip yang hanya disimpan
pada boks arsip tanpa menggunakan sistem. Kondisi seperti itu mengakibatkan banyak arsip
yang menumpuk di Depo Arsip karena belum ada pemusnahan arsip. Sementara ini Depo
Arsip hanya berfungsi sebagai tempat atau gudang penitipan arsip yang berasal dari berbagai
instansi di Kabupaten Tegal. Masalah lain yang dihadapi Depo Arsip Kabupaten Tegal antara
lain penyimpanan arsip yang tidak teratur, belum maksimalnya penggunaan jadwal retensi
arsip, ruang penyimpanan yang memadai tetapi kurangnya sumber daya manusia yang
menangani arsip untuk jumlah arsip yang sangat banyak dan pemeliharaan arsip yang tidak
sesuai dengan prosedur dan serta belum dilakukannya penyusutan arsip.
Rumusan permasalah yang akan dibahas pada laporan praktik ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tahap-tahap pengelolaan arsip inaktif di Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kabupaten Tegal secara manual?
2. Apa saja kendala yang dihadapi selama kerja praktik dan bagaimana cara
penyelesaiannya?
3
A. Batasan Pengertian
Berdasarkan batasan pengertian yang telah dijabarkan diatas, maka yang dimaksud
dengan “Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Tegal “adalah proses atau cara yang dilakukan untuk
memperbaiki penanganan arsip di Depo Arsip Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten
Tegal, agar tidak terjadi penumpukan arsip-arsip di Depo dengan menggunakan program
input data dan temu balik elektronik. Dari tahap awal sampai pembungkusan, kami
menangani arsip IMB dengan rincian jumlah sebagai berikut:
2. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari hasil kerja praktik ini adalah :
a. Bagi Penulis
1) Menambah pengetahuan, wawasan, ilmu dan ketrampilan dalam
penanganan arsip inaktif.
2) Menambah pengalaman agar siap dalam menghadapi dunia kerja.
3) Mengetahui kondisi arsip dan kendala-kendala yang dihadapi serta cara
mengatasinya dalam penanganan arsip dinamis inaktif.
5
a. Studi Pustaka
Studi Pustaka adalah metode pengumpulan data dengan kategori dan klasifikasi
bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian baik dari sumber
dokumen, buku, majalah, dan lain-lain ( Nawawi, 1991:95). Melalui metode ini
penulis dapat memperoleh pedoman dan petunjuk untuk pembuatan laporan tugas
akhir. Selain itu literatur dapat membantu memecahkan masalah yang berkaitan
6
dengan penanganan arsip inaktif. Melalui studi pustaka ini penulis dapat
membandingkan antara teori yang ada dalam buku dan praktik di lapangan.
Penulis menggunakan buku-buku dan pedoman yang berkaitan dengan
penanganan arsip dinamis inaktif. Adapun buku-buku dan pedoman yang
digunakan dalam melakukan kegiatan kerja praktik adalah sebagai berikut:
1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan.
2) Peraturan Bupati Tegal Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pola
Klasifikasi Arsip Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tegal
3) Peraturan Bupati Tegal Nomor 37 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penataan
Berkas Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tegal
4) Amsyah, Zulkifli. 1992. Manajemen Kearsipan. Jakarta :PT. Gramedia
Pustaka.
Buku-buku dan pedoman kearsipan ini penulis dapatkan dari Perpustakaan Umum
Kabupaten Tegal, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Tegal.
b. Observasi
Observasi adalah cara pengambilan data dengan melakukan pengamatan secara
langsung tanpa menggunakan pertolongan alat standar atau alat bantu
(Moh.Nasir, 1988:212). Dengan melakukan kegiatan observasi ini penulis dapat
mendapatkan informasi secara langsung dan memperoleh data yang riil dan
lengkap tentang kondisi arsip sehingga mempermudah dalam melakukan
penulisan laporan kerja praktik. Adapun tujuan observasi yang dilakukan di
Kantor Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Tegal adalah :
1) Untuk mengetahui sistem penanganan arsip di Depo Arsip Dinas Kearsipan
dan Perpustakaan Kabupaten Tegal.
2) Mengetahi volume arsip inaktif di Depo Arsip Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kabupaten Tegal.
3) Mengetahui daftar arsip inaktif yang ada di Depo Arsip Dinas Kearsipan
dan Perpustakaan Kabupaten Tegal.
4) Mengetahui prosedur penanganan arsip di Depo Arsip Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kabupaten Tegal.
7
c. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan
cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara
dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang di namakan
interview guid(panduan wawancara) (Moh.Nasir ,1988:234). Penulis melakukan
wawancara dengan Tri Tatang Wiryono selaku pembimbing praktik dan Endah
selaku petugas Kearsipan wawancara dilakukan untuk mengetahui sejarah Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Tegal, sistem pengarsipan, jenis arsip
yang akan ditangani, serta sarana dan prasarananya.
2. Metode Kerja Praktik
TAHAP
PERSIAPAN
PERANGKAT PERANGKAT
KERAS (Haedware) LUNAK (Software)
TAHAP
PELAKSANAAN
TAHAP TAHAP
PEMILAHAN PENATAAN
PELABELAN
MANOEVER
PENYIMPANAN
PEMBERIAN
BOKS ARSIP KE
NOMER DEFINIF
RAK BESI
8
D. Sistematika Penulisan
Sistematika laporan kerja praktik ini digunakan untuk membantu dalam memahami isi
dari sistem laporan praktik ini, maka penulis mempergunakan sistematika laporan sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini mengurai mengenai latar belakang, batasan pengertian judul,
permasalahan, tujuan dan manfaat Praktik Kerja Lapangan, metode praktik
kerja, sistematika laporan.
BAB II IDENTIFIKASI
Bab ini berisi tentang Sejarah Singkat Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Kabupaten Tegal, Struktur Organisasi, Mekanisme Pengelolaan Arsip
Inaktif, Kondisi Riil Arsip, Faktor Pendukung dan Penghambat,
KesenjanganAntara Teori dengan Praktik.
BAB III PENATAAN ARSIP PADA DEPO KANTOR DINAS KEARSIPAN
DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN TEGAL
Bab ini berisi membahas tentang Tahap Persiapan,Tahap Penanganan Arsip
Inaktif, Tahap Pemeliharaan Arsip Inaktif, Pembuatan Daftar Pertelaan
Arsip, Pembuatan Program Input Data dan Temu Balik Arsip Inaktif,
Kendala Pada Saat Praktik dan Pemecahannya, Haasil Kerja Praktik di
Depo Arsip Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Tegal.
BAB IV PENERAPAN APLIKASI
Bab ini berisikan cara penerapan aplikasi guna menginput data-data arsip
yang menggunakan software microsoft access.
9
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan yang merupakan jawaban dari permasalahan
kerja praktik dan memuat saran dari penulis mengenai penanganan arsip
dinamis inaktif pada Depo Arsip Kantor Data Kearsipan dan Perpustakaan
Kabupaten Tegal.