Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS KOMPETENSI PETUGAS ARSIP DALAM PENGELOLAAN

ARSIP DINAMIS DI BALAI DESA TUBANAN KECAMATAN KEMBANG


KABUPATEN JEPARA

Lusi Luhayati*), Yuli Rohmiyati

Program Studi S-1 Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro,
Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi petugas arsip dalam melaksanakan pengelolaan arsip
dinamis di Balai Desa Tubanan Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara. Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan
yaitu observasi, wawancara, dan studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa petugas arsip di Balai
Desa Tubanan tidak semua memiliki kompetensi dalam melaksanakan pengelolaan arsip dinamis. Hal tersebut
dapat diketahui bahwa tidak semua petugas arsip di Balai Desa Tubanan menguasai teori tentang pengelolaan
asip dinamis, tidak semua petugas arsip di Balai Desa Tubanan menguasai keterampilan dalam melaksanakan
pengelolaan arsip dinamis. Tetapi petugas arsip di Balai Desa Tubanan telah memiliki sikap yang baik, penuh
tanggung jawab dan memiliki semangat pengabdian sebagai petugas arsip. Kegiatan pengelolaan arsip dinamis
di Balai Desa Tubanan sudah dilaksanakan sesuai aturan dan prosedur yang baik mulai dari tahapan
penciptaan, penggunaan, pemeliharaan serta penyusutan arsip. Namun pelaksanaan pengelolaanya belum bisa
dilaksanakan secara maksimal dikarenakan kurangnya kompetensi petugas arsip serta kurangnya sarana dan
prasarana dalam pengelolaan arsip dinamis.

Kata Kunci:kompetensi petugas arsip; pengelolaan arsip dinamis; Balai Desa Tubanan Kecamatan Kembang
Kabupaten Jepara

Abstract

[Title: This study, entitled the Analysis the competence of archivists in records management in Balai Desa
Tubanan Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara]. The purpose of this research is to determine the
competence of archivists in records management in Balai Desa Tubanan Kecamatan Kembang Kabupaten
Jepara. The research method that is used in this study is descriptive qualitative research method. Data
collection techniques that are used are observation, interviews and literature review. The results of this study
indicate that the archivists in Balai Desa Tubanan Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara not all have the
competence to carry out records management. It can be seen that not all archivists at Balai Desa Tubanan
have mastered the theory of records management, not all archivists at Balai Desa Tubanan have the ability to
carry out records management. But the archivists at the Tubanan Village Office have a good attitude, full of
responsibility and the spirit of dedication as an archivist. Records management activities at Balai Desa
Tubanan have been carried out according to good rules and procedures starting from the steps of creation,
maintenance and use, also disposition. However, the implementation of the records management has not been
carried out optimally due to the lack of competency of the archivists and the lack of facilities and
infrastructures in the records management.

Keywords:competency of archivist; records management; Balai Desa Tubanan Kecamatan Kembang


Kabupaten Jepara

------------------------------------------------------------------
*)
Penulis Korespondensi
E-mail: lusiluha39@@gmail.com
E-mail: sopari.undip@gmail.com
1. Pendahuluan
Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa Azas sentralisasi yaitu penyimpanan arsip
dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan dipusatkan pada suatu unit tersendiri bagi semua
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi arsip yang ada di organisasi tersebut. Sedangkan
yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, azas desentralisasi yaitu penyimpanan arsip
pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, disimpan pada setiap unit kerja. Selanjutnya azas
perusahaan, organisasi politik, organisasi kombinasi sentralisasi/desentralisasi yaitu
kemasyarakatan dan perseorangan dalam penyimpanan arsip dengan beberapa unit kerja
pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dipusatkan dan unit kerja yang mempunyai
dan bernegara (UU Nomor 43 Tahun 2009). spesifikasi menyelenggarakan penyimpananya
Berdasarkan penjelasan tersebut arsip merupakan sendiri.
bagian yang penting bagi lembaga atau organisasi Tahap ketiga dalam pengelolaan arsip
maupun bagi perseorangan. Pada era globalisasi dinamis adalah penggunaan arsip. Proses penggunan
seperti saat ini arsip mendapat kedudukan yang arsip ini dilakukan melalui tahap peminjaman arsip
sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat dan kemudian dilanjutkan tahap penemuan kembali
bernegara. Arsip digunakan sebagai sumber arsip. Peminjaman arsip adalah keluarnya arsip
informasi untuk melindungi hak kepentingan karena dipinjam oleh atasan, teman seunit kerja,
organisasi maupun perseorangan serta sebagai bukti ataupun oleh kolega sekerja dari unit kerja lain
pertanggung jawaban nasional. Oleh karena itu arsip dalam organisasi (Amsyah, 1995: 202). Dalam
perlu dikelola dengan baik dan benar supaya kegiatan peminjaman arsip harus memperhatikan
informasi yang terkandung di dalam arsip tersebut hal-hal sebagai berikut :
tetap terjaga keutuhanya, serta arsip menjadi tertata a. Peminjam arsip diharuskan mengisi
dengan baik sehingga memudahkan akses atau temu daftar/formulir peminjaman arsip.
kembali arsip jika sewaktu-waktu arsip tersebut b. Menaruh kartu substitusi/kartu bukti pinjam
diperlukan. arsip (out guide/ out folder) atau lembar
Salah satu arsip yang penting untuk peminjaman arsip dua (hijau) di tempat arsip
diperhatikan pengelolaannya adalah arsip dinamis. tesebut diambil, atau disimpan dalam kotak
Arsip dinamis adalah arsip yang digunakan secara peminjaman sesuai dengan tanggal
langsung dalam kegiatan pencipta arsip dan pengambilannya.
disimpan selama jangka waktu tertentu (UU No.43 c. Hanya sekretaris dan petugas yang diserahi tugas
Tahun 2009). Pengelolaan arsip dinamis adalah untuk dapat mengambil arsip.
proses pengendalian arsip dinamis yang meliputi d. Adanya tindak lanjut terhadap arsip-arsip yang
penciptaan, penggunaan, pemeliharaan dan dipinjam.
penyusutan (Undang-Undang No. 43 Tahun 2009). ( Yatimah, 2009: 208)
Tahapan awal pengelolaan arsip dinamis Penemuan kembali arsip atau dokumen
adalah tahap penciptaan arsip. Tahap penciptaan adalah cara bagaimana suatu dokumen atau arsip
arsip merupakan tahap awal dari proses kehidupan dapat dengan mudah ditemukan dalam waktu yang
arsip, yaitu berupa konsep, daftar, formulir dan cepat dan tepat (Widjaja, 1986: 171). Penemuan
sebagainya (Abubakar, 1991: 19-20). Tahap kembali dapat dilakukan dengan mudah dan cepat
penciptaan arsip ini merupakan tahapan yang sangat dengan memperhatikan faktor sistem penemuan
penting karena tanpa adanya tahap ini arsip tidak kembali harus mudah, sistem penemuan kembali
akan tercipta dan informasi dimasa lalu tidak bisa harus didukung dengan peralatan yang sesuai,
kita dapatkan untuk kebutuhan informasi di masa penemuan kembali harus didukung dengan tenaga
mendatang. yang terampil dan terlatih Ig. Wursanto (2007: 193).
Tahap kedua dalam pengelolaan arsip Tahapan selanjutnya yaitu pemeliharaan
dinamis yaitu penyimpanan arsip. Setelah arsip arsip dinamis. Pemeliharaan arsip adalah proses atau
tercipta dan telah selesai digunakan maka arsip cara untuk menjaga dan merawat arsip (Daryan,
tersebut perlu disimpan dengan baik. Pada dasarnya 2007: 1.4). Menurut Sedarmayanti (2015: 135-136)
sistem penyimpanan arsip dapat dilakukan pemeliharaan arsip dapat dilakukan melalui
berdasarkan urutan abjad dan urutan angka pengaturan suhu ruangan, pengaturan penataan
(Sugiarto dan Teguh Wahyono, 2005: 51). Sistem penyimpanan arsip, penggunaan bahan pencegah
penyimpanan berdasarkan urutan abjad meliputi rusaknya arsip seperti kapur barus dan
sistem nama, sisitem geografi, dan sistem subjek. penyemprotan bahan kimia, menjaga kebersihan
Sedangkan sistem penyimpanan berdasarkan urutan arsip dan ruang penyimpanan arsip.
angka meliputi sistem numerik, sistem kronologis Tahapan selanjutnya dalam pengelolaan arsip
dan sistem subjek numerik (sistem subjek dengan dinamis yaitu penyusutan arsip. Setiap arsip
kode nomor). Dalam penyimpanan arsip dikenal 3 memiliki jangka waktu simpan yang berbeda-beda
azas yang dapat digunakan yaitu azas sentralisasi, sesuai tingkat penggunaan arsip tersebut. Jika suatu
azas desentralisasi, dan azas kombinasi arsip sudah mengalami penurunan penggunaan atau
sentralisasi/desentralisasi (Wiryatmi, 1993: 75). masa aktifnya sudah berakhir maka harus dilakukan
penyusutan. Kegiatan penyusutan arsip dapat f. Memiliki kemampuan untuk melakukan
dilakukan dengan cara sebagai berikut : identifikasi dan alihmedia arsip dinamis;
1. Memindahkan arsip inaktif dari Unit Pengolah g. Memiliki kemampuan untuk melakukan
ke Unit Kearsipan dalam lingkungan organisasi identifikasi dan penilaian arsip dinamis yang
2. Memusnahkan arsip dengan ketentuan-ketentuan akan diautentifikasi;
yang berlaku h. Memiliki kemampuan untuk melakukan
3. Menyerahkan arsip statis oleh Unit Kearsipan identifikasi dan pengelolaan arsip terjaga;
Kepada Arsip Nasional. Menurut Barthos (2007: i. Memiliki kemampuan untuk melakukan
101) identifikasi dan verifikasi salinan otentik arsip
Pengelolaan arsip yang baik dan benar tidak terjaga;
terlepas dari peran petugas arsip yang berkompeten. j. Memiliki kemampuan untuk melakukan
Syarat kompetensi yang harus dimiliki oleh petugas identifikasi dan pengelolaan arsip vital;
arsip meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap. k. Memiliki kemampuan untuk melakukan
Menurut Perka ANRI Nomor 25 Tahun 2016 identifikasi, penilaian dan verifikasi arsip dalam
Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan rangka pemindahan arsip inaktif;
Pelatihan Kearsipan dijelaskan bahwa kompetensi l. Memiliki kemampuan untuk melakukan analisis,
adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki penilaian, dan verifikasi arsip dalam rangka
oleh seorang arsiparis atau petugas arsip yang pemberian persetujuan/pertimbangan jadwal
berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap retensi arsip/ dokumen perusahaan.
perilaku yang diperlukan dalam pelaksanan tugas m. Memiliki kemampuan untuk melakukan
jabatan. identifikasi, penilaian dan verifikasi arsip dalam
Pengetahuan petugas arsip mengenai rangka penyerahan arsip statis;
pengelolaan arsip yang baik dan benar merupakan n. Memiliki kemampuan untuk melakukan
syarat yang sangat penting yang harus dimiliki bagi identifikasi, penilaian, dan verifikasi arsip dalam
setiap petugas arsip. Dalam Rokhmatun (2013: 114) rangka pemusnahan arsip/dokumen perusahaan;
dijelaskan bahwa pengetahuan di bidang kearsipan o. Memberikan pelayanan penggunaan arsip
merupakan dasar bagi pelaksanaan tugas profesi, dinamis.
pelaksanaan tugas profesi akan sangat tidak p. Memiliki kemampuan untuk melakukan evaluasi
sistematik apabila tidak didasarkan pada teori-teori dan penilaian pengelolaan arsip dinamis.
baku di bidang kearsipan. Selain harus menguasai Sehingga dapat disimpulkan bahwa syarat
pengetahuan mengenai teknis pengelolaan arsip kompetensi arsiparis atau petugas arsip dalam
dinamis seorang petugas arsip harus penguasaan pengelolaan arsip dinamis yaitu memiliki
bidang hukum dan perundang-undangan tentang keterampilan dalam pelaksanaan pengeloaan arsip
kearsipan. Menurut Rokhmatun (2013: 114) seorang dinamis mulai dari tahapan penciptaan, penggunaan
petugas arsip dituntut untuk membekali diri dengan dan pemeliharaan sampai dengan penyusutan arsip.
penguasaan bidang hukum dan perundang-undangan Selain aspek pengetahuan dan keterampilan
tentang kearsipan. seorang petugas arsip harus memiliki kepribadian,
Selain harus menguasai pengetahuan sikap, atau perilaku yang baik dalam melaksanakan
bagaimana pengelolaan arsip dinamis yang baik dan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya dalam
benar sesuai aturan yang ada pegawai kearsipan melaksankan tugas jabatan. Menurut Widjaja (1986:
harus memiliki keterampilan dalam mengelola arsip 104) syarat petugas arsip yaitu memiliki
dinamis. Karena dengan adanya keterampilan pengetahuan menyangkut masalah surat-menyurat,
tersebut maka kegiatan pengelolaan arsip akan memiliki pengetahuan organisasi beserta tugas-
berjalan dengan baik dan lancar. Dalam Permenpan tugasnya dan pejabat-pejabatnya, memiliki
RB Nomor 48 Tahun 2014 dijelaskan bahwa pengetahuan kearsipan, memiliki keterampilan tata
kompetensi arsiparis dalam pengelolaan arsip kearsipan, berkepribadian yakni memiliki
dinamis meliputi: ketekunan, kesabaran, ketelitian, kerapian,
a. Memiliki kemampuan untuk melakukan kegiatan kecekatan, kecerdasan, kejujuran serta loyal dan
penerimaan dan pembuatan arsip dalam rangka dapat menyimpan rahasia organisasi.
penciptaan arsip; Pemerintah Desa Tubanan Kecamatan
b. Memiliki kemampuan untuk melaksanakan Kembang Kabupaten Jepara merupakan lembaga
verifikasi autentisitas arsip yang tercipta; atau instansi yang berada di pemeritahan desa atau
c. Memiliki kemampuan untuk melakukan kegiatan kelurahan yang terletak di Jalan Tubanan, Kembang,
pengolahan arsip dinamis dalam rangka Jepara. Pada instansi tersebut telah tercipta berbagai
penggunaan arsip dinamis; arsip penting yang harus dikelola dengan baik untuk
d. Memiliki kemampuan untuk melakukan membantu proses pelayanan kepada masyarakat
pemberkasan arsip aktif; serta digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
e. Memiliki kemampuan untuk melakukan pengambilan keputusan. Arsip yang dikelola oleh
penataan dan penyimpanan arsip inaktif; Balai Desa Tubanan adalah arsip dinamis aktif dan
arsip dinamis inaktif. Arsip dinamis aktif dan inaktif
yang dikelola oleh Balai Desa Tubanan adalah arsip dipilih dengan menggunakan teknik purposive
surat masuk dan surat keluar, arsip perangkat desa sampling dengan mempertimbangkan kriteria
antara lain arsip kepala desa, sekretaris desa, kepala tertentu. Penentuan sumber data pada orang yang
urusan, kepala dukuh, arsip peraturan perundang- diwawancarai dilakukan secara purposive, yaitu
undangan antara lain undang-undang, peraturan dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu
daerah, surat edaran, peraturan bupati, peraturan (Sugiyono, 2011: 216).
desa, peraturan kepala desa, keputusan kepala desa, Metode Pengumpulan data yang digunakan
arsip kependudukan antara lain kartu keluarga, surat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
keterangan miskin, arsip mutasi kependudukan 1. Observasi
antara lain akte kelahiran, akte kematian, surat Observasi merupakan teknik pengumpulan data
nikah, cerai, talak dan rujuk, laporan kependudukan, dengan cara turun ke lapangan mengamati hal-hal
arsip monografi desa antara lain pemerintah desa, yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku,
batas dan luas wilayah, jumlah penduduk, data kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan, dan
perekonomian, data kegamaan, arsip Anggaran perasaan (Ghony dan Fauzan Almanshur, 2016:
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDES), dan arsip 165). Observasi yang digunakan dalam penelitian ini
pajak bumi dan bangunan. adalah observasi partisifatif yaitu kegiatan
Pengelolaan arsip dinamis di Balai Desa pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
Tubanan sudah menggunakan sistem komputerisasi melibatkan diri dalam kehidupan masyarakat yang
dan menggunakan software aplikasi yang bernama diteliti untuk dapat melihat dan memahami gejala-
Simardi yaitu aplikasi yang digunakan untuk gejala yang ada (Ghony dan Fauzan Almanshur,
mengelola arsip sehingga pengelolaan arsip menjadi 2016: 166). Peneliti terlibat dalam kegiatan-kegiatan
jauh lebih mudah, cepat dan efisien. subjek penelitian dan berinteraksi secara langsung
Balai Desa Tubanan memiliki empat petugas dengan pegawai di Balai Desa Tubanan. Dalam
yang mengelola arsip dengan pendidikan terakhir penelitian ini, observasi dilakukan untuk mengamati
satu sarjana di luar bidang kearsipan, dua Sekolah kompetensi petugas arsip dalam mengelola arsip
Menengah Atas (SMA), dan satu Sekolah Menengah dinamis. Observasi dilakukan dalam penelitian ini
Pertama (SMP). Seorang petugas arsip seharusnya untuk mendapatkan data yang relevan dengan fokus
memiliki latar belakang pendidikan di bidang utama penelitian yang berkaitan dengan kompetensi
kearsipan, namun petugas arsip di Balai Desa petugas arsip dalam pengelolaan arsip dinamis di
Tubanan belum ada yang memiliki latar belakang Balai Desa Tubanan Kecamatan Kembang
pendidikan di bidang kearsipan dan mayoritas Kabupaten Jepara.
petugas arsip lulusan Sekolah Menengah Atas 2. Wawancara
(SMA). Dalam proses wawancara peneliti melakukan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wawancara secara tidak terstuktur, mendalam atau
kompetensi petugas arsip dalam pengelolaan arsip terbuka. Wawancara tak terstruktur bersifat luwes,
dinamis di Balai Desa Tubanan Kecamatan susunan pertanyaan dan kata-kata dalam pertanyaan
Kembang Kabupaten Jepara. Melalui kajian ini dapat diubah pada saat wawancara , disesuaikan
diharapkan dapat memberikan informasi baru dengan kebutuhan. Wawancara tidak terstruktur
mengenai kompetensi petugas arsip dalam bertujuan memperoleh bentuk-bentuk tertentu
pengelolaan arsip dinamis di Balai Desa Tubanan informasi dari semua informan (Ghony dan Fauzan
Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara terkait. Almanshur, 2016: 176-177). Selain itu wawancara
mendalam bertujuan untuk mengumpulkan
2. Metode Penelitian informasi yang kompleks, sebagian besar bersisi
Penelitian ini merupakan penelitian pendapat, sikap, dan pengalaman pribadi (Sulistyo-
kualitatif berjenis deskriptif. Menurut Sulistyo- Basuki, 2006: 173). Dalam melakukan wawancara
Basuki (2006: 116), penelitian deskriptif adalah peneliti akan merekam setiap pertanyaan dan
penelitian yang berusaha mencari deskripsi yang jawaban yang diajukan kepada informan. Data
tepat dan cukup dari semua aktivitas, objek, proses, rekaman tersebut kemudian dituangakan dalam
dan manusia. Penelitian ini berjenis deskriptif sebab tulisan dan kemudian diringkas untuk memperoleh
berusaha untuk menggambarkan dan informasi yang penting saja yang berfokus pada
mendeskripsikan secara tepat dan cukup berkaitan kompetensi petugas arsip dalam pengelolaan arsip
dengan semua objek mengenai kompetensi petugas dinamis di Balai Desa Tubanan Kecamatan
arsip dalam pengelolaan arsip dinamis di Balai Desa Kembang Kabupaten Jepara.
Tubanan Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara. 3. Studi pustaka
Informan penelitian adalah orang yang Selain melakukan observasi dan wawancara peneliti
dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang juga mencari informasi untuk memperkaya data
situasi dan kondisi latar penelitian (Moleong, 2013: dalam penelitian dari berbagai literatur seperti
132). Ruang lingkup informan dalam penelitian ini undang-undang yang terkait dengan kegiatan
adalah petugas arsip yang bertanggung jawab dalam kearsipan, artikel, penelitian terdahulu atau literatur
pengelolaan arsip dinamis. Informan penelitian
lainnya mengenai kompetensi petugas arsip dalam pengembangan yang menyangkut aspek keilmuan,
pengelolaan arsip dinamis. pengetahuan, kemampuan, sikap dan kepribadian.
Sebuah penelitian harus memiliki data yang Dan pembinaan bertujuan untuk meningkatkan
valid, reliabel dan objektif agar dapat dibuktikan peran serta karyawan dalam pencapaian tujuan
kebenarannya. Oleh karena itu, dibutuhkan teknik perusahaan dan memberikan rasa kepuasan pada diri
pemeriksaan keabsahan/validitas data. Uji validitas karyawan melalui peningkatan pengetahuan dan
dapat dilakukan dengan menggunakan teknik keterampilan (Soesanto 1995: 144).
triangulasi. Triangulasi adalah teknik dalam Petugas arsip di Balai Desa Tubanan telah
pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan memiliki pengetahuan tentang peraturan perundang-
sesuatu di luar data yang terkumpul (Afifudin dan undangan berkaitan dengan pengelolaan arsip
Beni Ahmad Saebani, 2012: 69). dinamis aktif. Pengetahuan tentang perundang-
Menurut Sugiyono (2011: 274) terdapat tiga undangan tentang kearsipan sangat diperlukan oleh
metode dalam triangulasi yaitu triangulasi sumber, seorang petugas arsip dalam melaksankan tugas,
triangulasi teknik dan triangulasi waktu. Penelitian fungsi dan tanggung jawab dalam melaksanakan
ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi kegiatan kearsipan. Menurut Rokhmatun (2013:
teknik. Triangulasi sumber yaitu membandingkan 114) dijelaskan bahwa seorang petugas arsip
hasil temuan data dari informan yang satu dan dituntut untuk membekali diri dengan penguasaan
informan lainnya mengenai kompetensi petugas bidang hukum dan perundang-undangan tentang
arsip dalam pengelolaan arsip dinamis di Balai Desa kearsipan.
Tubanan Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara . Kegiatan penciptaan arsip dinamis di Balai
Proses triangulasi sumber dilakukan untuk Desa Tubanan berkaitan dengan proses pengurusan
memperoleh persamaan maupun perbedaan data dari surat masuk dan surat keluar. Petugas arsip di Balai
informan untuk selanjutnya dideskripsikan, Desa Tubanan telah memiliki pengetahuan
dikategorikan berdasarkan pandangan yang sama mengenai pengurusan surat masuk dan surat keluar
atau berbeda, dan yang spesifik. Adapun triangulasi yang diperoleh dari pembinaan kearsipan yang
teknik dilakukan dengan mengungkapkan data diadakan oleh Dinas Arsip dan Perpustakaan
melalui wawancara dengan para informan, lalu Kabupaten Jepara.
dicek dengan hasil observasi dan kajian dokumen Untuk kegiatan penyimpanan arsip dinamis
terhadap kompetensi petugas arsip dalam aktif petugas arsip di Balai Desa Tubanan belum
pengelolaan arsip dinamis di Balai Desa Tubanan menguasai teori atau ilmu tentang penyimpanan
Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara. Kemudian arsip dinamis aktif. Namun dengan proses belajar
dilakukan analisis data untuk memperoleh sambil bekerja pada saat pembinaan kearsipan oleh
keabsahan data.Tahap selanjutnya yaitu melakukan Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Jepara
analisis data sehingga dapat ditarik kesimpulan yang mereka menjadi terbiasa melakukannya.
mudah dipahami. Penelitian ini menggunakan Selanjutnya untuk kegiatan penggunaan arsip
analisis data menurut Miles dan Huberman dalam belum memiliki pengetahuan yang baik dalam
Sugiyono (2011: 247-253) dengan tiga aktivitas melayankan arsip dinamis aktif melalui proses
analisis data yaitu Data Reduction (Reduksi Data), peminjaman arsip. Mereka hanya mendapat arahan
Data Display (Penyajian Data) dan Conclusion dari pembinaan kearsipan untuk mengontrol arsip
Drawing/ Verification (Kesimpulan/ Verifikasi). melalui pencatatan arsip yang dipinjam baik dari
dalam maupun luar instansi dengan melakukan
pencatatan peminjaman arsip tersebut bertujuan agar
3. Hasil dan Pembahasan arsip dapat diketahui keberadaannya serta untuk
3.1 Analisis Kompetensi Petugas Arsip dalam mengurangi resiko kehilangan arsip.
Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif di Balai Untuk penemuan kembali arsip petugas arsip
Desa Tubanan di Balai Desa Tubanan belum menguasai
3.1.1 Pengetahuan Petugas Arsip dalam pengetahuan atau teori mengenai temu kembali arsip
Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif di Balai dinamis aktif. Namun dalam pelaksanaanya mereka
Desa Tubanan bisa melaksanakan dengan baik. Mereka dapat
Petugas arsip di Balai Desa Tubanan tidak mencari arsip dinamis aktif dalam waktu yang cepat
ada yang memiliki background pendidikan dengan memanfaatkan aplikasi Simardi dan temu
kearsipan tetapi mereka telah memiliki pengetahuan kembali arsip secara manual menggunakan kartu
tentang pengelolaan arsip dinamis aktif. Hal tersebut kendali untuk arsip yang dinamis aktif di filling
dikarenakan mereka telah mengikuti pelatihan dan cabinet.
pembinaan kearsipan dari Dinas Arsip dan Kemudian dalam pemeliharaan arsip dinamis
Perpustakaan Kabupaten Jepara. Pelatihan dan aktif dapat diketahui bahwa petugas arsip di Balai
pembinaan menjadikan petugas arsip di Balai Desa Desa Tubanan telah memiliki pengetahuan
Tubanan memiliki pengetahuan tentang pengelolaan mengenai bagaimana pemeliharan arsip dinamis
arsip dinamis aktif. Menurut Ayon Triyono dalam aktif meliputi pembersihan arsip dan melakukan
Rokhmatun (2013: 63) pelatihan merupakan upaya
kamperisasi pada arsip dinamis aktif yang disimpan keluar ke dalam apikasi Simardi, setelah itu surat
pada filling cabinet. didistribusikan ke alamat surat yang dituju dan surat
Petugas arsip di Balai Desa Tubanan tidak semua duplikasi disimpan di filling cabinet sebagai berkas
memiliki pengetahuan tentang teknis pengelolan arsip surat keluar.
arsip dinamis aktif. Sehingga dapat dikatakan bahwa Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui
petugas arsip di Balai Desa Tubanan tidak semua bahwa petugas arsip di Balai Desa Tubanan sudah
memenuhi syarat memiliki pengetahuan di bidang memiliki keterampilan dalam pengurusan surat
kearsipan. Penguasaan terhadap teori atau materi di keluar hal tersebut dapat dilihat dari pengurusan
bidang kearsipan merupakan hal dasar yang surat keluar di Balai Desa Tubanan sudah
semestinya harus dimiliki oleh setiap petugas arsip. dilaksanakan sesuai prosedur yang baik dan benar
Menurut Rokhmatun (2013: 114) pengetahuan di sesuai dengan teori Wursanto (2007: 111) bahwa
bidang kearsipan merupakan dasar bagi pelaksanaan langkah pengurusan surat keluar adalah dengan
tugas profesi, pelaksanaan tugas profesi akan sangat penerimaan konsep surat yang telah ditandatangani
tidak sistematik apabila tidak didasarkan pada teori- pimpinan, pencatatan surat keluar, mengecek surat
teori baku di bidang kearsipan. yang akan dikirim, dan mendistribusikan surat.
Tahapan selanjutnya dalam pengelolaan arsip
3.1.2 Keterampilan Petugas Arsip dalam dinamis aktif yaitu penyimpanan arsip. Sistem
Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif di Balai penyimpanan arsip yang digunakan di Balai Desa
Desa Tubanan Tubanan yaitu sistem kronologis dan subjek.
Selain harus menguasai pengetahuan Mereka mengelompokkan arsip berdasarkan sistem
bagaimana pengelolaan arsip dinamis aktif yang kronologis yaitu berdasarkan urutan bulan dan tahun
baik dan benar sesuai aturan yang ada pegawai penciptaan arsip dan sistem subjek dengan
kearsipan harus memiliki keterampilan dalam mengelompokkan arsip berdasarkan masalah atau
mengelola arsip dinamis aktif. Karena dengan sesuai dengan nomor klasifikasinya. Pemberian
adanya keterampilan tersebut maka kegiatan nomor klasifikasi mereka berpedoman pada
pengelolaan arsip akan berjalan dengan baik dan Peraturan Bupati Jepara No.7 Tahun 2006 Tentang
lancar. Pengelolaan arsip dinamis aktif meliputi Pola Klasifikasi.
kegiatan penciptaan arsip, penyimpanan arsip, Azas penyimpanan arsip yang diterapkan di
penggunaan arsip yang meliputi peminjaman dan Balai Desa Tubanan yaitu azas sentralisasi atau
temu kembali arsip serta pemeliharaan arsip. terpusat yaitu semua arsip dinamis aktif disimpan
Tahapan pertama dalam pengelolaan arsip dan dikelola oleh sekretariat. Jika penggunaan arsip
dinamis aktif di Balai Desa Tubanan yaitu oleh masing-masing bidang telah selesai maka arsip
penciptaan arsip yang berkaitan dengan pengurusan disimpan pada sekretariat.
surat masuk dan surat keluar. Pengurusan surat Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui
masuk di Balai Desa Tubanan yaitu ketika ada surat bahwa petugas arsip di Balai Desa Tubanan
masuk diterima oleh kepala urusan TU dan umum memiliki keterampilan dalam melakukan
selanjutnya entry data surat ke dalam aplikasi penyimpanan arsip dinamis aktif. Hal tersebut dapat
Simardi, kemudian dicatat dalam kartu kendali, dilihat dari kemampuan petugas arsip dalam
selanjutnya dimintakan disposisi dari pimpinan dan mengelompokkan arsip berdasarkan urutan
diteruskan kepada pelaksana untuk dilaksanakan kronologis dan subjek. Mereka mengelompokkan
sesuai petunjuk disposisi pimpinan setelah surat arsip berdasarkan sistem kronologis berdasarkan
ditindaklanjuti kemudian surat disimpan dalam urutan bulan dan tahun penciptaan arsip. Hal
folder dan ditata dalam filling cabinet. tersebut sesuai dengan teori Amsyah (1991: 76)
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa sistem kronologis adalah sistem
bahwa petugas arsip di Balai Desa Tubanan sudah penyimpanan warkat yang didasarkan kepada urutan
memiliki keterampilan dalam pengurusan surat waktu surat diterima atau waktu dikirim ke luar.
masuk, hal tersebut dapat dilihat dari pengurusan Selain menggunakan sistem kronologis
surat masuk di Balai Desa Tubanan sudah penyimpanan arsip dinamis aktif di Balai Desa
dilaksanakan sesuai prosedur yang baik dan benar Tubanan menggunakan sistem subjek dengan
sesuai dengan teori Abubakar (1991: 33) bahwa mengelompokkan arsip berdasarkan masalah atau
kegiatan pengurusan surat masuk dilaksanakan sesuai dengan nomor klasifikasinya. Pemberian
melalui penerimaan surat masuk, pencatatan surat nomor klasifikasi mereka berpedoman pada
masuk, pengarahan dan pengendalian surat, Peraturan Bupati Jepara No.7 Tahun 2006 Tentang
penyampaian ke unit pengolah/pelaksana, Pola Klasifikasi. Hal tersebut sesuai dengan teori
penyimpanan dan penataan arsip. Amsyah (1991: 148) bahwa sistem subjek adalah
Selanjutnya untuk pengurusan surat keluar di sistem penyimpanan dokumen yang berdasarkan isi,
Balai Desa Tubanan yaitu dengan membuat surat perihal, permasalahan, masalah, pokok surat atau
keluar oleh bidang, selanjutnya dimintakan subjek.
persetujuan pimpinan, kemudian dicatat dalam kartu Azas penyimpanan arsip yang diterapkan di
kendali, selanjutnya dilakukan entry data surat Balai Desa Tubanan yaitu azas sentralisasi atau
terpusat yaitu semua arsip dinamis aktif disimpan sapu, kemoceng, vacum cleaner, kamperisasi,
dan dikelola oleh sekretariat. Hal tersebut sesuai pemasangan Air Conditioner (AC). Berdasarkan hal
dengan teori yang dijelaskan oleh Wiryatmi (1993: tersebut dapat diketahui bahwa petugas arsip di
75) bahwa azas sentralisasi yaitu penyimpanan arsip Balai Desa Tubanan telah memiliki keterampilan
dipusatkan pada suatu unit tersendiri bagi semua dalam pemeliharaan arsip dinamis aktif. Hal tersebut
arsip yang ada di organisasi tersebut. dapat dilihat dari prosedur atau cara yang digunakan
Tahap selanjutnya dalam pengelolaan arsip oleh petugas dalam melaksankan pemeliharaan arsip
dinamis aktif yaitu penggunaan arsip yang meliputi sudah benar. Seperti yang dijelaskan dalam
peminjaman arsip dan temu kembali arsip. Arsip Sedarmayanti (2015: 135-136) bahwa pemeliharaan
dinamis aktif merupakan arsip yang memiliki arsip dapat dilakukan melalui pengaturan suhu
frekuensi penggunaan yang masih tinggi dalam ruangan, pengaturan penataan penyimpanan arsip,
kegiatan administrasi dalam suatu organisasi. penggunaan bahan pencegah rusaknya arsip seperti
Begitupun arsip dinamis aktif yang ada di Balai kapur barus dan penyemprotan bahan kimia,
Desa Tubanan juga memiliki frekuensi penggunaan menjaga kebersihan arsip dan ruang penyimpanan
yang masih tinggi. arsip.
Prosedur peminjaman arsip dinamis aktif di
Balai Desa Tubanan dilakukan dengan mengisi buku 3.1.3 Sikap Petugas Arsip dalam Pengelolaan
pinjam arsip yang telah disediakan oleh petugas. Arsip Dinamis Aktif
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa Kemampuan bersikap seorang pegawai
petugas arsip di Balai Desa Tubanan kurang dalam melaksanakan tanggung jawab pekerjaan
memiliki keterampilan dalam melakukan pelayanan merupakan bagian dari kompetensi yang harus
arsip melalui proses peminjaman arsip. Hal tesebut dimiliki oleh seorang petugas arsip.
dapat dilihat dari prosedur peminjaman arsip di Berdasarkan hasil observasi di lapangan
Balai Desa Tubanan belum dilaksanakan dengan dapat diketahui bahwa pelaksanaan pengelolaan
baik, prosedur peminjaman arsip hanya dilakukan arsip dinamis aktif telah dilaksanakan oleh petugas
dengan mengisi buku pinjam arsip saja. Hal tersebut arsip dengan rapi dan teliti. Petugas mampu
tidak sesuai dengan teori Yatimah (2009: 208) mengkategorikan arsip ke dalam subjek
bahwa peminjam arsip diharuskan mengisi permasalahan yang berbeda-beda sesuai dengan isi
daftar/formulir peminjaman arsip, menaruh kartu arsip tersebut, selain itu kegiatan penataan arsip
substitusi/kartu bukti pinjam arsip (out guide/ out dinamis aktif di Balai Desa Tubanan tesusun dengan
folder) atau lembar peminjaman arsip dua (hijau) di rapi.
tempat arsip tesebut diambil, atau disimpan dalam Petugas arsip di Balai Desa Tubanan
kotak peminjaman sesuai dengan tanggal memiliki sikap yang baik dan bertanggung jawab
pengambilannya, hanya sekretaris dan petugas yang dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengelola
diserahi tugas untuk dapat mengambil arsip, adanya arsip. Hal tersebut dapat dilihat dari sikap petugas
tindak lanjut terhadap arsip-arsip yang dipinjam. yang rela membeli sarana pengelolaan arsip
Kemudian untuk proses temu kembali arsip meskipun jauh tempatnya. Selain itu sikap yang baik
dinamis aktif di Balai Desa Tubanan petugas sudah juga dapat dilihat dari kerjasama antar pegawai
memiliki keterampilan dalam menemukan arsip dalam membantu petugas lain saat petugas yang lain
secara cepat dan tepat dengan memanfaatkan mengalami kesulitan dalam bekerja.
penggunaan apikasi Simardi serta cara konvensional Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui
jika terjadi masalah seperti listrik mati maupun bahwa petugas arsip di Balai Desa Tubanan telah
gangguan sistem aplikasi dengan penggunaan kartu memiliki sikap kerapian dan ketelitian dalam
kendali. Penemuan arsip yang cepat dan akurat melaksanakan pengelolaan arsip dinamis aktif,
tersebut didukung dengan adanya sistem temu memiliki loyalitas terhadap pekerjaan, dan dapat
kembali yang mudah dengan pemanfaatan aplikasi bekerja sama dengan petugas lain. Hal tersebut
Simardi serta didukung oleh petugas arsip yang sudah sesuai dengan teori Widjaja bahwa selain
telah memiliki keterampilan yang baik. Hal tersebut memiliki pengetahuan dan keterampilan petugas
sesuai dengan teori Ig. Wursanto (2007: 193) yang arsip harus berkepribadian atau memiliki sikap yang
dijelaskan bahwa penemuan kembali dapat baik.. Sehingga dapat dikatakan bahwa petugas arsip
dilakukan dengan mudah dan cepat dengan di Balai Desa Tubanan telah memenuhi syarat
memperhatikan faktor sistem penemuan kembali memiliki sikap yang baik dalam melaksanakan
harus mudah, sistem penemuan kembali harus pengelolaan arsip dinamis aktif.
didukung dengan peralatan yang sesuai, penemuan
kembali harus didukung dengan tenaga yang
terampil dan terlatih.
Tahapan selanjutnya yaitu pemeliharaan
arsip dinamis aktif. Pemeliharaan arsip dinamis aktif
di Balai Desa Tubanan dilakukan dengan
membersihkan arsip dengan sarana yang ada seperti
3.2 Analisis Kompetensi Petugas Arsip dalam yang diperoleh pada saat pembinaan. Jika petugas
Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif di Balai mengalami kendala maka petugas bertanya dengan
Desa Tubanan petugas lain yang lebih menguasai.
3.2.1 Pengetahuan Petugas Arsip dalam Kemudian dalam tahap penggunaan arsip
Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif di Balai yang berkaitan dengan peminjaman dan temu
Desa Tubanan kembali arsip petugas arsip di Balai Desa Tubanan
Seorang petugas arsip selain harus memiliki belum memiliki pengetahuan yang baik dalam
pengetahuan dalam mengelola arsip dinamis aktif melayankan arsip melalui proses peminjaman arsip.
juga harus memiliki pengetahuan dalam pengelolaan Mereka hanya mendapat arahan dari pembinaan
arsip dinamis inaktif. Petugas arsip di Balai Desa kearsipan untuk mengontrol arsip melalui
Tubanan tidak semua petugas menguasai teori atau pencatatan arsip yang dipinjam baik dari dalam
materi tentang pengelolaan arsip dinamis inaktif. maupun luar instansi dengan melakukan pencatatan
Petugas yang dianggap menguasai tentang kearsipan peminjaman arsip. Hal tersebut bertujuan agar arsip
di Balai Desa Tubanan adalah kepala urusan TU dan dapat diketahui keberadaannya serta untuk
umum karena petugas tersebut yang sering mengurangi resiko kehilangan arsip.
mendapatkan pelatihan tentang kearsipan. Selanjutnya dalam kegiatan temu kembali
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui pelatihan arsip petugas arsip di Balai Desa Tubanan telah
menjadikan petugas memiliki pengetahuan tentang memiliki pengetahuan tentang temu kembali arsip
pengelolaan arsip. Menurut Ayon Triyono dalam dan memiliki pengetahuan dalam memanfaatkan
Rokhmatun (2013: 63) bahwa pelatihan merupakan aplikasi Simardi sehingga temu kembali arsip
upaya pengembangan yang menyangkut aspek dinamis dapat dilaksanakan dengan cepat dan tepat.
keilmuan, pengetahuan, kemampuan, sikap dan Tahapan selanjutnya yaitu pemeliharaan
kepribadian. arsip dinamis inaktif. Petugas arsip di Balai Desa
Dalam Rokhmatun (2013: 114) dijelaskan Tubanan telah memiliki pengetahuan mengenai
bahwa seorang petugas arsip dituntut untuk bagaimana pemeliharan arsip dinamis inaktif
membekali diri dengan penguasaan bidang hukum meliputi kamperisasi, pembersihan arsip, penyalaan
dan perundang-undangan tentang kearsipan. Petugas Air Conditioner (AC) 24 jam serta alih media arsip
arsip di Balai Desa Tubanan belum semua ke dalam bentuk digital.
mengetahui peraturan perundang-undangan tentang Tahapan terakhir dalam pengelolaan arsip
pengelolaan arsip dinamis inaktif. Ketika mereka dinamis yaitu penyerahan arsip inaktif ke lembaga
mengalami kesulitan maka mereka meminta arahan kearsipan. Petugas arsip di Balai Desa Tubanan
dari petugas lain yang lebih menguasai. Sehingga sudah memiliki pengetahuan tentang penyerahan
petugas arsip di Balai Desa Tubanan belum semua arsip inaktif ke lembaga kearsipan. Namun belum
memenuhi syarat memiliki pengetahuan mengenai semua petugas menguasai sehingga mereka masih
perundang-undangan tentang pengelolaan arsip dalam proses belajar sambil bekerja agar dapat
dinamis inaktif. menguasai tentang penyerahan arsip inaktif ke
Kegiatan pengelolaan arsip dinamis inaktif di lembaga kearsipan. Apalagi dalam hal penilaian
Balai Desa Tubanan dilaksanakan mulai dari arsip mereka masih kurang sekali pemahamannya
tahapan pemindahan arsip inaktif dari sekretariat ke sehingga masih melibatkan Dinas Arsip dan
depo arsip, penyimpanan arsip inaktif, penggunaan Perpustakaan Kabupaten Jepara dalam melakukan
arsip inaktif, pemeliharaan arsip inaktif, dan penilaian arsip pada saat penyusutan arsip inaktif
penyerahan arsip inaktif ke lembaga kearsipan. yang ada di depo arsip.
Tahap pertama dalam pengelolaan arsip Petugas arsip di Balai Desa Tubanan tidak
dinamis inaktif yaitu pemindahan arsip inaktif dari semua memiliki pengetahuan tentang pengelolaan
sekretariat ke depo arsip. Petugas arsip di Balai arsip dinamis inaktif. Seharusnya petugas arsip
Desa Tubanan telah memiliki pengetahuan tentang haruslah memiliki pengetahuan tentang pengelolaan
bagaimana prosedur pemindahan arsip dinamis arsip yang baik dan benar karena hal tersebut
inaktif dari filling cabinet ke depo arsip. Mereka merupakan dasar pengetahuan yang harus dimiliki
melakukan pemindahan arsip sekali dalam satu oleh setiap petugas arsip. Menurut Rokhmatun
tahun dengan melihat Jadwal Retensi Arsip (JRA) (2013: 114) pengetahuan di bidang kearsipan
dari masing-masing arsip yang disimpan di filling merupakan dasar bagi pelaksanaan tugas profesi,
cabinet, jika masa simpan arsip di filling cabinet pelaksanaan tugas profesi akan sangat tidak
telah habis maka arsip tersebut menjadi arsip sistematik apabila tidak didasarkan pada teori teori
dinamis inaktif dan harus dipindahkan ke depo baku di bidang kearsipan.
arsip.
Selanjutnya dalam penyimpanan arsip 3.2.2 Keterampilan Petugas Arsip dalam
dinamis inaktif petugas yang memiliki tugas untuk Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif di Balai
menyimpan arsip inaktif tidak memiliki Desa Tubanan
pengetahuan tentang proses penyimpanan arsip Pengelolaan arsip yang baik dan benar tidak
inaktif. Petugas hanya mengandalkan pengalaman terlepas dari peran petugas arsip yang berkompeten.
Petugas arsip yang berkompeten harus memiliki Tahapan selanjutnya dalam pengelolaan arsip
keterampilan yang baik dalam melaksanakan dinamis inaktif yaitu penggunaan arsip yang
kegiatan pengelolaan arsip. di Balai Desa Tubanan berkaitan dengan peminjaman arsip dan temu
kegiatan pengelolaan arsip dinamis inaktif kembali arsip. Peminjaman arsip dinamis inaktif
dilaksankan mulai dari tahapan pemindahan arsip menggunakan prosedur yang sama dengan prosedur
inaktif dari sekretariat ke depo arsip, penyimpanan peminjaman arsip dinamis aktif dan buku
arsip, penggunaan arsip, pemeliharaan arsip, dan peminjaman arsipnya pun jadi satu dengan buku
penyerahan arsip inaktif ke lembaga kearsipan. pinjam arsip dinamis aktif. Prosedur peminjaman
Kegiatan pemindahan arsip di Balai Desa arsip dinamis inaktif hanya dilakukan dengan
Tubanan berpedoman pada Perbup No.6 th 2006 mengisi buku pinjam arsip saja. Hal tersebut tidak
tentang Jadwal Retensi Arsip (JRA). Kegiatan sesuai dengan teori Yatimah (2009: 208) bahwa
pemindahan arsip inaktif dari sekretariat ke depo peminjam arsip diharuskan mengisi daftar/formulir
arsip dilaksanakan sekali dalam satu tahun. peminjaman arsip, menaruh kartu substitusi/kartu
Biasanya pemindahan arsip inaktif dari sekretariat bukti pinjam arsip (out guide/ out folder) atau
ke depo arsip dilakukan pada arsip yang retensinya lembar peminjaman arsip dua (hijau) di tempat arsip
sudah dua tahun atau bisa kurang atau lebih dari 2 tesebut diambil, atau disimpan dalam kotak
tahun tergantung jadwal retensi dari masing-masing peminjaman sesuai dengan tanggal pengambilannya,
jenis arsip. Sehingga dapat dikatakan petugas arsip hanya sekretaris dan petugas yang diserahi tugas
di Balai Desa Tubanan telah memiliki keterampilan untuk dapat mengambil arsip, adanya tindak lanjut
dalam melakukan pemindahan arsip hal tersebut terhadap arsip-arsip yang dipinjam. Sehingga dapat
dapat dilihat dari prosedur yang dilakukan oleh dikatakan bahwa petugas arsip di Balai Desa
petugas sudah benar yaitu pemindahan arsip Tubanan kurang memiliki keterampilan dalam
dilaksanakan dari seketariat ke depo arsip yang di melakukan pelayanan arsip melalui proses
dasarkan pada Jadwal Retensi Arsip. Hal tersebut peminjaman arsip dinamis inaktif.
sesuai dengan teori Supardjati dkk dalam Sugiarto Untuk kegiatan temu kembali arsip dinamis
(2014: 79) bahwa kegiatan pemindahan arsip adalah inaktif di Balai Desa Tubanan dilakukan dengan
kegiatan memindahkan arsip-arsip dari arsip aktif menggunakan Daftar Pertelaan Arsip (DPA) ,
kepada arsip inaktif karena frekuensi penggunaanya kegiatan temu kembali arsip inaktif di Balai Desa
telah menurun. Serta teori Amsyah (1995: 103) Tubanan dapat dilaksanakan dengan cepat karena
dijelaskan bahwa Jadwal Retensi Arsip sistem penataan arsip tersebut sudah baik dengan
dipergunakan sebagai pedoman penyusutan arsip menggunakan aturan asli yaitu sesuai aturan
meliputi pemindahan arsip, pemusnahan arsip, dan penyimpanan pada masa aktif dengan menggunakan
penyerahan arsip. sistem penataan arsip berdasarkan urutan kronologis
Tahapan selanjutnya setelah arsip dinamis dan subjek. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui
inaktif dipindahkan ke depo arsip yaitu bahwa temu kembali arsip dinamis inaktif di Balai
penyimpanan arsip inaktif. Penyimpanan arsip Desa Tubanan dapat dilakukan dengan cepat dan
dinamis inaktif dilakukan melalui prosedur mudah dikarenakan penyimpanan atau penataan
penyeleksian arsip yang masa simpan aktifnya telah arsip dinamis inaktif telah tersistem yang disusun
habis, selanjutnya dilakukan pengelompokkan arsip berdasarkan urutan kronologis dan subjek. Hal
per tahun, kemudian arsip dikelompokkan lagi per tersebut sesuai dengan teori Sugiarto dan Teguh
bulan, selanjutnya arsip inaktif tersebut di bungkus Wahyono (2005: 63) yang menyatakan bahwa
dengan kertas kising, selanjutnya penempelan label sistem penyimpanan adalah sistem yang digunakan
pada boks arsip, label tersebut berisi nomor urut pada penyimpanan dokumen yang dapat
boks dan nomor arsip yang ada dalam boks, setelah mempermudah pekerjaan dan temu kembali sewaktu
itu penataan arsip ke dalam boks arsip, kemudian dokumen tersebut dibutuhkan secara cepat.
pembuatan daftar pertelaan arsip inaktif, selanjutnya Sehingga dapat dikatakan bahwa petugas arsip di
boks ditata pada roll o’pack. Balai Desa Tubanan telah memiliki keterampilan
Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan dalam melaksanakan temu kembali arsip dinamis
bahwa petugas arsip di Balai Desa Tubanan telah inaktif.
memiliki keterampilan dalam melaksanakan Tahapan selanjutnya dalam pengelolaan arsip
penyimpanan arsip. Hal tersebut dapat dilihat dari dinamis inaktif yaitu pemeliharaan arsip.
prosedur yang dilaksanakan sudah baik dan sesuai Pemeliharaan arsip inaktif di Balai Desa Tubanan
dengan teori Barthos (2014: 91-96) bahwa kegiatan memang tidak dilakukan se-sederhana seperti dalam
penanganan arsip inaktif dimulai dari pemilahan prosedur pemeliharaan arsip dinamis aktif karena
arsip, pengelompokkan per kurun waktu, arsip inaktif ini telah mengalami penurunan
pengelompokkan per tahun, pengelompokkan per frekuensi penggunaan sehingga rentan terhadap
bulan, pembagian arsip menjadi kelompok yang debu dan kotoran. Pemeliharaan terhadap arsip
tidak lebih dari 9,5 cm, pembungkusan arsip, dinamis inaktif di Balai Desa Tubanan dilakukan
penempelan label, pencatatan pada daftar arsip. dengan membersihkan arsip dengan sarana yang ada
seperti sapu, kemoceng, vacum cleaner,
kamperisasi, penyalaan Air Conditioner (AC) menjalankan tugas dan tanggung jawab
selama 24 jam pada depo arsip guna menjaga melaksankan pengelolaan arsip.
temperatur dan kelembaban udaranya serta Petugas arsip di Balai Desa Tubanan telah
pemasangan alat pemadam kebakaran di ruang depo memiliki sikap kerapian hal tersebut dapat dilihat
arsip. Selain itu juga telah dilakukan digitalisasi dari penataan arsip dinamis inaktif di depo arsip
arsip namun masih terbatas arsip yang sangat dilaksanakan dengan rapi oleh petugas arsip. Arsip
penting saja dan sudah rusak. Petugas arsip juga inaktif didepo arsip menjadi tertib dan teratur
membuat jadwal pemeliharaan arsip yang mana sehingga indah untuk dilihat. Arsip di Balai Desa
setiap minggu minimal dua kali harus dikontrol. Hal Tubanan tidak ada satu pun yang terlihat menumpuk
tersebut sesuai dengan teori dari Sedarmayanti di meja kerja, semua arsip telah diolah dengan baik
(2015: 135-136) bahwa pemeliharaan arsip dapat oleh petugas arsip.
dilakukan melalui pengaturan suhu ruangan, Selain itu petugas arsip di Balai Desa
pengaturan penataan penyimpanan arsip, Tubanan memiliki jiwa semangat pengabdian, hal
penggunaan bahan pencegah rusaknya arsip seperti tersebut dapat dilihat dari sikap petugas yang
kapur barus dan penyemprotan bahan kimia, senantiasa berbagi ilmu dan pengetahuan serta
menjaga kebersihan arsip dan ruang penyimpanan bekerja dengan saling membantu demi terwujudnya
arsip. Sehingga dapat dikatakan bahwa petugas arsip tata kearsipan yang baik di sana. Selain itu juga
di Balai Desa Tubanan telah memiliki keterampilan dapat dilihat dari antusiasme para petugas arsip
dalam mekasanakan pemeliharaan terhadap arsip dalam mengikuti diklat atau pelatihan tentang
dinamis inaktif. kearsipan. Semangat pengabdian sangat perlu
Tahap selanjutnya dalam pengelolaan arsip dimiliki oleh setiap pegawai dalam melaksanakan
dinamis inaktif di Balai Desa Tubanan yaitu tugasnya. Apalagi bagi seorang petugas arsip,
penyerahan arsip dinamis inaktif kepada lembaga petugas arsip yang baik harus menanamkan jiwa
kearsipan. Prosedur penyerahan arsip di Balai Desa semangat pengabdian dalam melaksanakan
Tubanan dilaksanakan dengan melakukan tugasnya. Dengan adanya semangat pengabdian
penyeleksian arsip inaktif pada depo arsip yang inilah tujuan penyelenggaraan kearsipan yang baik
masa simpannya telah habis dan masih memiliki dalam lembaga atau organsasi akan terwujud. Hal
nilai guna, kemudian pembuatan daftar arsip usul tersebut sudah sesuai dengan teori Widjaja bahwa
serah, selanjutnya Dinas Arsip dan Perpustakaan selian pengetahuan dan keterampilan petugas arsip
Kabupaten Jepara melakukan penilaian arsip, harus memiliki sikap atau kepribadian yang baik.
setelah Dinas Arsip dan Perpustakaan kabupaten Sehingga dapat dikatakan bahwa petugas arsip di
Jepara menyetujui daftar arsip usul serah maka arsip Balai Desa Tubanan telah memenuhi syarat
diserahkan ke Dinas Arsip dan Perpustakaan memiliki sikap yang baik dalam melaksankan
kabupaten Jepara sebagai arsip statis disertai berita pengelolaan arsip dinamis inaktif.
acara, daftar arsip usul serah dan fisik arsip.
Prosedur penyerahan arsip ke lembaga 4. Simpulan
kearsipan sudah dilaksanakan dengan baik sesuai Berdasarkan hasil analisis penelitian mengenai
dengan prosedur yang dijelaskan pada Perka Anri kompetensi petugas arsip dalam mengelola arsip
No. 37 Tahun 2016 bahwa kegiatan penyerahan dinamis di Balai Desa Tubanan maka diperoleh
arsip ke lembaga kearsipan dilaksanakan dengan simpulan yaitu :
melakukan penyeleksian dan pembuatan daftar arsip 1. Petugas arsip di Balai Desa Tubanan tidak
usul serah, penilaian, pemberitahuan penyerahan semua memiliki kompetensi sebagai petugas
arsip statis, verifikasi dan persetujuan, penetapan arsip. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa
arsip yang akan diserahkan, pelaksanaan serah indikator penilaian yang meliputi : Pengetahuan,
terima arsip statis disertai berita acara, dafta arsip petugas arsip di Balai Desa Tubanan tidak semua
usul serah dan fisik arsip. Sehingga dapat dikatakan menguasai pengetahuan tentang pengelolaan
bahwa petugas arsip di Balai Desa Tubanan telah arsip dinamis. Keterampilan, tidak semua
memiliki keterampilan dalam melaksanakan petugas arsip di Balai Desa Tubananmenguasai
penyerahan arsip ke lembaga kearsipan dalam keterampilan dalam pelaksanaan pengelolaan
rangka pengelolaan arsip dinamis inaktif. arsip dinamis. Sikap, petugas arsip di Balai Desa
Tubanan telah memiliki sikap yang baik, penuh
3.2.3 Sikap Petugas Arsip dalam Pengelolaan tanggung jawab dan memiliki semangat
Arsip Dinamis Inaktif pengabdian sebagai petugas arsip.
Sikap atau kepribadian yang baik merupakan 2. Pengelolaan arsip dinamis di Balai Desa
salah satu indikator dalam penilaian kompetensi Tubanan sudah dilaksanakan dengan baik dan
yang harus dimiliki seseorang dalam melaksanakan sesuai prosedur dari tahap penciptaan arsip
fungsi, tugas, dan tanggung jawab suatu jabatan. sampai dengan tahap penyusutan arsip dan sudah
Seorang petugas arsip yang berkompeten haruslah menggunakan aplikasi Simardi. Namun
memiliki sikap atau kepribadian yang baik dalam penggunaan aplikasi Simardi belum
dilaksanakan di semua tahapan dalam
pengelolaan arsip dinamis. Kendala yang Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif,
dihadapi dalam mengelola arsip di Balai Desa Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Tubanan yaitu kurangnya sarana dan prasarana Alfabeta.
serta tidak adanya petugas khusus yang Sulistyo-Basuki. 2006. Metode Penelitian. Jakarta:
berkompeten dalam menangani arsip di Balai Wedatama Widya Sastra.
Desa Tubanan sehingga kegiatan pengelolaan Widjaja. A.W. 1986. Administrasi Kearsipan: Suatu
arsip dinamis belum bisa dilaksanakan secara Pengantar. Jakarta: Rajawali.
maksimal. Wiryatmi, Endang Tri L. 1993. Arsip Dinamis
dalam Arus Informasi : dalam
Daftar Pustaka Mengatasi Pembengkakan di Era Global.
Jakarta: Arikha Media Cipta.
Abubakar, Hadi. 1991. Kesekretarisan Modern & Wursanto, Ig. 2007. Kearsipan 1. Yogyakarta:
Administrasi Perkantoran. Jakarta: Kanisius.
Djambatan. Yatimah, Durotul. 2009. Kesekretarisan Modern &
Afifudin dan Beni Ahmad Saebani. 2012. Metode Administrasi Perkantoran. Bandung:
Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Pustaka Setia.
Setia.
Amsyah, Zulkifli. 1995. Manajemen Kearsipan.
Jakarta: PT Dramedia Pustaka Utama.
Barthos, Basir. 2007. Manajemen Kearsipan.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Daryan, Yayan, dkk. 2007. Materi Pokok
Pemeliharaan dan Pengamanan Arsip.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Ghony, M. Djunaidi dan Fauzan Almanshur. 2016.
Metodologi Penelitian Kualitatif.
Yogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Moleong, J. 2013. Metode Penelitian Kualitatif.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Pemerintahan Republik Indonesia. 2009. Undang-
undang Republik Indonesia Nomor
43 Tahun 2009 tentang Kearsipan. Jakarta:
Republik Indonesia.
Peraturan Bupati Jepara Nomor 6 Tahun 2006
Tentang jadwal Retensi Arsip di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Jepara.
Peraturan Bupati Jepara Nomor 7 Tahun 2006
Tentang Pedoman Klasifikasi Kearsipan di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Jepara.
Peraturan Kepala ANRI Nomor 25 Tahun 2016
Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan.
Peraturan Kepala ANRI Nomor 37 Tahun 2016
TentangPedoman Penyusutan Arsip.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 48 Tahun 2014 Tentang
Jabatan Fungsional Arsiparis.
Rokhmatun, Burhanudin Dwi. 2013. Profesi
Kearsipan. Yogyakarta: UGM.
Sedarmayanti. 2015. Tata Kearsipan dengan
Memanfaatkan Teknologi Modern.
Bandung: Mandar Maju.
Soesanto, Slamet. 1995. Administrasi Kantor:
Manajemen dan Aplikasi. Jakarta:
Djambatan.
Sugiarto dan Teguh Wahyono. 2005. Manajemen
Kearsipan Modern dari Konvensional ke
Basis Komputer. Yogyakarta: Gava
Medika.

Anda mungkin juga menyukai