MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Manajemen Kearsipan Elektronik
Yang diampu oleh Bapak Andi Basuki, S.Pd., M.Pd
Disusun Oleh :
1. A’al Kaidah Faiqqotunni’mah (210412624020)
2. Aldito Razi Syahputra (210412624091)
3. Alfiona Lusti Maulita (210412624072)
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas semua
karunianya, penyusun dapat menyelesaikan tugas laporan makalah dengan tepat
waktu yang berjudul “Pengelolaan Arsip di Kantor Desa Ngajum”.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Andi Basuki, S.Pd., M.Pd
selaku dosen mata kuliah Manajemen Kearsipan Elektronik yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami.
Dalam penyusunan makalah ini, semua isi ditulis berdasarkan hasil observasi
yang dilakukaan di kantor Desa Ngajum. Apabila dalam penyusunan makalah
ditemukan kekurangan atau kekeliruan, penyusun sangat terbuka dengan kritik dan
saran yang membangun untuk diperbaiki selanjutnya
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Aktivitas dalam organisasi pemerintah pusat maupun pemerintahan daerah
tidak terlepas dari kegiatan administrasi. Kegiatan administrasi biasanya diatur
oleh unit bagian administrasi, tata usaha, sekretaris, dan lain-lain. Kegiatan
administrasi memiliki hasil berupa unit-unit yang diperlukan sepanjang waktu
atau bisa disebut dengan arsip yaitu dokumen-dokumen penting. Arsip
mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan sebuah organisasi.
Menurut Barthos (2014) kearsipan memiliki peranan sebagai “pusat ingatan”,
sebagai “sumber informasi”, dan “sebagai alat pengawasan” yang sangat
diperlukan dalam setiap organisasi sebagai kegiatan “perencanaan”,
“pengembangan, perumusan kebijaksanaan, pengambilan keputusan, pembuatan
laporan, pertanggungjawaban, penilaian dan pengendalian setepat-tepatnya.
Menurut Sedarmayanti (2009) tujuan kearsipan adalah untuk menjamin
keselamatan bahan pertanggungjawaban nasional tentang rencana, pelaksanaan,
dan penyelenggaraan kehidupan berbangsa, untuk menyediakan bahan
pertanggungjawaban tersebut bagi kegiatan pemerintah.
Ditinjau dari pengertian di atas maka sebuah dokumen penting harus dapat
dengan mudah ditemukan kembali untuk kepentingan masa kini dan masa yang
akan datang. Hal ini merupakan salah satu tugas pegawai arsip dalam menjalankan
tugasnya sebagai pelayan masyarakat. Pegawai arsip memiliki peran yang sangat
penting dalam hal ini, sebab sumber daya manusia yang memadai akan
berpengaruh kepada kualitas pengelolaan kearsipan. Maka dari itu arsip hendaklah
dikelola secara maksimal oleh pegawai arsip baik dengan manual maupun dengan
memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada.
Di dunia kerja saat ini teknologi menjadi pokok utama dalam melakukan
segala aktivitas pekerjaan dengan menggunakan sumber daya yang ada yaitu
komputer dan jaringan internet. Perusahaan yang menggunakan teknologi
informasi untuk mengelola arsip secara web masih minim diterapkan, dalam
berbagai instansi, atau di bidang-bidang yang berhubungan dengan kearsipan
masih sedikit yang mengaplikasikan teknologi ini. Dalam hal ini sistem informasi
diperlukan untuk mengelola informasi yang teliti, cepat dan tepat.
Semua kegiatan yang dilakukan oleh instansi, baik itu berupa proposal, surat-
menyurat maupun dokumen-dokumen lain akan menjadi arsip. Informasi yang
terekam tersebut akan menjadi bukti dan dokumentasi atau memori bagi instansi
yang bersangkutan. Jadi, dapat diartikan bahwa arsip adalah salah satu sumber
informasi yang memiliki fungsi penting untuk menunjang proses kegiatan
administrasi dan manajemen sebuah instansi.
Dokumen arsip akan terus bertambah seiring berjalannya waktu serta semakin
kompleksnya kegiatan dan fungsi instansi. Oleh karena itu, arsip perlu ditata
dengan baik dengan komputerisasi untuk membangun manajemen organisasi yang
efektif, efisien, dan produktif demi kemajuan instansi. Tentu saja hal tersebut
harus sesuai dengan prosedur pengarsipan yang benar sehingga arsip tetap terjaga
keutuhan informasi maupun fisiknya.
Berdasarkan observasi yang dilakukan di Kantor Desa Ngajum terhadap
pengolahan arsip terdapat beberapa hambatan yang terjadi. Hambatan tersebut
dikarenakan kurangnya fasilitas yang memadai, sumber daya manusia yang belum
maksimal dalam menguasai pengetahuan kearsipan, dan sistem kearsipan yang
diterapkan. Sehingga dengan permasalahan di atas penulis menggali informasi
lebih lanjut mengenai kearsipan yang dituangkan dalam makalah yang berjudul
“Pengolahan Arsip di Kantor Desa Ngajum”.
III. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengelolaan arsip di Desa Ngajum terutama dalam
menggunakan arsip elektronik
2. Untuk mengetahui cara mengklasifikasi arsip di Desa Ngajum
3. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi Desa Ngajum dalam proses
menyimpan arsip
BAB II
PEMBAHASAN
3) Penyusutan Arsip
Pemusnahan arsip merupakan tindakan atau usaha pembinasaan secara
fisik arsip yang sudah selesai kegunaannya, dan yang telah tidak mempunyai
nilai guna (Hardiyanti, Umi & Melita, 2021). Pemusnahan arsip dilakukan
menggunakan mekanisme yang benar supaya tidak terjadi kesalahan
pemusnahan arsip yang masih bermanfaat menurut Basya,& Puspasari (2021)
Tahap-tahap penyusutan arsip di Kantor Desa Ngajum dilakukan
melalui 3 tahap, pemindahan, penilaian, dan pemusnahan. Arsip akan
dipindahkan setelah dinyatakan inaktif di gudang penyimpanan arsip. Setelah
dipindahkan arsip akan dinilai dan diperiksa apakah ada berkas penting yang
tecampur atau tidak, jika dirasa semua sudah benar maka tahap selanjutnya
adalah pemusnahan, pemusnahan sendiri itu bisa dengan cara dicacah atau
dibakar, arsip di Desa Ngajum ini biasanya di musnahkan 10 tahun sekali.
Namun hasil wawancara menyatakan bahwa ada kendala dalam
penyusutan arsip yaitu waktu, SDM, dan banyaknya arsip yang masih belum
tertata sehingga jika ingin melakukan penyusutan arsip butuh memakan
banyak waktu.
3) Sistem kearsipan
Pada sistem kearsipan yang dahulu masih belum tertata rapi (campur)
sehingga mempengaruhi sistem kearsipan yang sekarang.
BAB III
PENUTUP
Hasil dari observasi ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pengolahan arsip di Kantor
Desa Ngajum antara lain: 1) Pengolahan arsip dilakukan secara manual maupun elektronik,
2) Pengolahan arsip secara elektronik menggunakan web Simanis, 3) Pemusnahan arsip
dilakukan selama 10 tahun sekali. Untuk kendala yang menjadi hambatan dalam proses
pengelolaan arsip di Kantor Desa Ngajum diantaranya: 1) Fasilitas yang kurang memadai,
tidak ada ruang khusus untuk menyimpan arsip dan perlengkapan arsip yang masih terbatas,
2) Sumber daya manusia yakni pegawai arsip yang kurang dalam menguasai pengetahuan
kearsipan ditambah dengan pegawai arsip yang mengikuti sistem kearsipan periode
sebelumnya yang masih terbilang belum tertata secara efektif, 3) Sistem kearsipan yang
masih campur belum tertata dengan rapi.
Saran yang dapat dilakukan untuk pengelolaan arsip yang lebih baik kedepannya di
kantor Desa Ngajum adalah melengkapi fasilitas untuk menunjang kearsipan tersebut, seperti
membuat ruangan khusus penyimpanan arsip dan mengadakan peralatan pendukung
kearsipan lainnya. Selain itu sebaiknya mengadakan pelatihan mengenai kearsipan yang
diberikan kepada pegawai arsip agar dapat menguasai kearsipan yang lebih baik lagi. Yang
terakhir adalah memperbaiki sistem kearsipan sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar
pengelolaan arsip di kantor Desa Ngajum berjalan secara efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA