Secara umum dapat dikatakan bahwa dengan tersedianya manual kearsipan akan memberikan
dampak, serta keuntungan atau kelebihan yang sangat besar di antaranya adanya
keseragaman mengenai kegiatan kearsipan. Kelebihan yang paling utama adalah adanya
penghematan terhadap penggunaan waktu, tenaga dan dana yang tersedia. Adapun pendapat
Robek, Brown, dan Maedke terkait kelebihan arsip manual dalam bukunya “Information and
Records Management”, sebagai berikut:
1. Adanya penghematan uang dalam pengelolaan dan penggunaan arsip, misalnya dengan
adanya pengurangan dan penghematan waktu untuk memberikan penjelasan dan instruksi
kepada pegawai baru yang secara tidak langsung berdampak terhadap pengeluaran uang.
2. Adanya peningkatan produktivitas terutama bagi organisasi yang bersifat profit oriented
karena dengan adanya standardisasi prosedur pelaksanaan kegiatan yang sudah jelas
maka dengan sendirinya setiap pegawai sudah mengetahui apa yang seharusnya
dikerjakan sehingga tentu saja akan meningkatkan produktivitas kerja.
3. Mengurangi penghamburan waktu dari pegawai sebagai akibat dari kesalahan yang tidak
perlu mereka perbuat.
4. Adanya standardisasi prosedur kerja secara menyeluruh sehingga:
a) Tumpang tindih dari beberapa fungsi unit dalam organisasi, serta alur kegiatan
kearsipan dapat dioptimalkan.
b) Alur pekerjaan yang serasi dan harmonis dalam organisasi dapat dicapai.
c) Adanya hubungan kerja yang jelas dan harmonis antar unit kerja [1].
B. Kekurangan arsip manual
Oleh karena itu, untuk mengatasi beberapa kelemahan tersebut perlu dicari solusinya. Salah
satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan manajemen arsip secara
elektronik [2].
Haryati (2013:30) menjelaskan bahwa manajemen kearsipan yaitu aktivitas kerja yang
melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan
tersebut dapat diselesaikan secara efesien dan efektif.
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan arsip elektronik merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan untuk memanfaatkan fasilitas guna mencapai tujuan yang sudah di
tetapkan dalam mengelolah arsip.
Priansa dan Garnida (2013:171) menjelaskan bahwa ada 4 komponen dasar dalam sistem
kearsipan elektronik diantaranya yaitu:
1. Memindahkan dokumen, salah satu metode yang digunakan untuk pemindahan dokumen
yaitu dengan cara scanning.
2. Menyimpan dokumen, setelah dipindai kedalam sistem, dokumen harus disimpan dengan
benar. Sistem penyimpanan ini harus mampu mendukung perubahan teknologi,
peningkatan jumlah dokumen, serta mampu bertahan dalam waktu lama.
3. Mengindeks dokumen, ketika dokumen berupa kertas disimpan dikantor, dokumen itu
harus dikelola agar bermanfaat untuk organisasi dengan melakukan pelabelan,
persortiran, diindeks, ditempatkan pada folder, dan dimasukkan di filling cabinet.
4. Mengontrol akses, merupakan aspek penting dari sistem pengarsipan dokumen secara
elektronik, karena hampir setiap orang di dalam organisasi mampu membaca dokumen
pada setiap komputer yang terhubung dengan LAN (Local Area Network) di seluruh area
kantor.
Oleh karena itu, sistem kearsipan elektronik merupakan suatu kombinasi dan penyusunan
dari unsur-unsur dan komponen-komponen sistem kearsipan yang didesain untuk mengatasi
masalah-masalah kearsipan di dalam suatu perusahaan sehingga tujuan yang ditetapkan dapat
tercapai dengan maksimal.
Muhidin dan winata (2016: 412) menjelaskan bahwa tahapan yang dapat dilakukan dalam
kegiatan penyimpanan arsip digital, khususnya yang terkait alih media arsip dari media
kertas ke media elektronik komputer yaitu meliputi:
DAFTAR PUSTAKA
[1] M. Rustam, “Pengantar Pengelolaan Arsip Elektronik,” Pengelolaan Arsip Elekronik, pp.
1–85, 2014.
[2] W. I. Putra, “Pengelolaan Arsip Elektronik,” Ilmu Inf. Perpust. dan Kearsipan, vol. 8, no.
2, pp. 39–47, 2020.
PPT
Kelebihan:
Kekurangan:
Priansa dan Garnida (2013:48) menjelaskan bahwa manajemen kearsipan elektronik adalah
pengelolaan berbagai jenis dokumen dalam organisasi yang menggunakan program komputer
data penyimpanan.
Haryati (2013:30) menjelaskan bahwa manajemen kearsipan yaitu aktivitas kerja yang
melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan
tersebut dapat diselesaikan secara efesien dan efektif.
Priansa dan Garnida (2013:171) menjelaskan bahwa ada 4 komponen dasar dalam sistem
kearsipan elektronik diantaranya yaitu:
1. Memindahkan dokumen
2. Menyimpan dokumen
3. Mengindeks dokumen
4. Mengontrol akses
c. Tahapan sistem penyimpanan arsip elektronik
Muhidin dan winata (2016: 412) menjelaskan bahwa tahapan yang dapat dilakukan dalam
kegiatan penyimpanan arsip digital, khususnya yang terkait alih media arsip dari media
kertas ke media elektronik komputer yaitu meliputi: