Coba Anda jelaskan mengenai jabatan fungsional pustakawan menurut yang anda ketahui
(sumber referensi mohon ditulis) dengan contohnya dan diskusikanlah topik seputar jabatan
fungsional tertentu pustakawan ini.
JAWABAN
Izin menjawab
Contoh dari jabatan fungsional pustakawan adalah pejabat PNS. Jabatan fungsional PNS
menurut PP. No. 16 Tahun 1994 adalah kedudukan yang menunjukan tugas, tanggung jawab,
wewenang, dan hak seseorang pegawai negeri sipil dalam suatu organisasi yang dalam
pelaksanaan tugsnya didasarkan pada keahlian atau keterampiln tertentu yang berifat mandiri.
Jabatan fungsional terdiri atas dua jenis yaitu :
Dalam pengelolaan perpustakaan digital, menurut anda proses pemindaian perlu dilakukan. Jika
YA, apa saja yang dapat dilakukan untuk kepentingan pengembangan perpustakaan digital.
JAWABAN
Setelah membaca baha ajar modul 2, menurut saya YA pemindaian perlu dilaukan Hal ini
rasanya perlu dilaukan karena dapat menghemat ruang untuk menyimpan informasi-informasi
yang ada. Dalam proses pemindaian ini tentu perpustakaan memerlukan perangkat keras yaitu :
a. Mesin scanner
b. Komputer
c. Tetikus
d. Keyboard
Pada sebuah perpustakaan terdapat layanan sirkulasi yang berfungsi sebagai bagian peminjaman,
pengembalian, dan memperpanjang peminjaman koleksi pustaka. Setelah mempelajari materi ini,
maka jelaskanlah layanan sirkulasi menurut pendapat Saudara masing-masing. Serta jelaskanlah
kegiatan layanan sirkulasi dan system apa saja yang digunakan di sebuah perpustakaan.
JAWABAN
Kegiatan atau tugas yang dilakukan di layanan sirkulasi, antara lain sebagai berikut :
1. Mengawasi koleksi yang keluar dari perpustakaan . Setiap koleksi yang akan keluar atau
digunakan di luar ruang perpustakaan merupakan tanggung jawab bagian sirkulasi . Hal
ini dimaksudkan untuk mengawasi keamanan atau pemantauan koleksi yang merupakan
aset utama perpustakaan .
2. Pendaftaran anggota baru, perpanjangan keanggotaan, mengurus pengunduran diri
keanggotaan dengan membuatkan surat bebas pinjam.
3. Mengurus peminjaman, pengembalian, dan perpanjangan peminjaman bahan pustaka.
4. Mengurus pengenaan denda keterlambatan pengembalian bahan pustaka dan pembuatan
kuitansi penerimaan denda
5. Memperingatkan peminjam yang terlambat mengembalikan bahan pustaka baik melalui
telepon atau membuat surat peringatan leterlambatan pengembalian
6. Mencatat pemesanan peminjaman anggota lain yang bermaksud meminjam bahan pustaa
yang masih dalam status pinjam
7. Mengawasi keutuhan koleksi, apabila mengalami kerusakan sebaiknya koleksi dikirim ke
bagian perbaikan dan apabila kerusakan tersebut disebabkan oleh peminjam maka
peminajamn harus diperigatkan atau disuruh megganti koleksi yang rusak atau hilang
8. Bertanggung jawab atas segala berkas peminjaman, seperti catatan peminjaman beras
anggota, catatan penerimaan uang denda, uang penggantian koleksi yang hilang, dan
daftar pengunjung
9. Mengawasi urusan penitipan barang perngunjung perpustakaan
10. Mengembalikan koleksi yang telah selesai digunakan, baik dipinjam maupun dibaca
ditempat ke jajaran koleksi (penggerakan/shelving)
11. Membuat statisti keterpaaian koleksi dan statistik pengunjung
Sumber : bahan ajar PUST4104 Modul 2
Selamat berjumpa di ruang diskusi 2, silakan Anda untuk aktif memberikan pendapat atau
argumen di ruang ini dengan tema sudah ditentukan. Dalam memberikan tanggapannya
utamakan pendapat sendiri dengan di perkuat oleh teori atau konsep yang ada pada BMP
ASIP4324, Modul 3, serta bila diminta data silahkan berikan data/aturan dengan cantumkan
sumber data tersebut. Jadi pendapat/tanggapan Anda dalam berdiskusi harus ada:
Slakan Anda diskusikan mengenai identifikasi arsip vital, kemudian lakukan tahapan-tahapan
dalam kegiatan identifikasi arsip vital secara individu maupun kelompok terhadap arsip-arsip
pribadi maupun unit kerja. Bandingkan dan diskusikan dengan rekan-rekan yang ada di forum ini
mengenai hasil identifikasi yang Anda lakukan!
JAWABAN
Kegiatan identifikasi arsip vital merupakan kegiatan awal untuk mengenali sealigus menentukan
arsip-arsipp mana yang dimiliki oleh suatu organisasi yang dapat dikategorikan arsip vital.
Dengan adanya kegiatan identifikasi arsip vital dapat memudahkan suatu organisasi dalam
memperoleh beberapa arsip yang dikategorikan vital, esensinya sangat mutlak dan diperlukan
demi keberlangsungan organisasi.
A. Analisis organisasi
Kegiatan identifikasi arsip vital dapat dilakukan dengan vara mengetahui dan mmahai :
B. Klasiffikasi arsip
Identifikasi arsip vital selanjutnya adalah dengan cara melakukan pengklasifiasian arsip.
Betty R. Rickss (1992) memberikan definisi klasifikasi sebagai penggolongan arsip
berdasarkan keoentingan bagi organisasi, yang meliputi :
Terdapat tiga cara yang harus dilakukan untuk inventarisasi arsip vital adalah :
1) Melakukan inventarisasi fisik arsip pada tempat penyimpanan arsip baik pada
central file maupun records center , secara rinci terhadap seluruh arsip dan
informasinya
2) Meninjau kembali berbagai fungsi organisasi dari setiap pertanggungjawaban
yang ada pada unit kerja yang menyangkut arsip vital untuk kepentingan
operasional
3) Mengembangkan dan mendistribusikan kuesioner inventarisasi arsip yang
ditujukan ke setiap unit kerja dengan melakukan identifikasi arsip arsip vital yang
dimilikinya
Permintaan seorang individu terhadap suatu jenis barang akan terpaku pada tingkat harga barang
tersebut. Jika harga suatu jenis barang semakin rendah maka permintaan atas barang tersebut
akan semakin banyak. Sebaliknya apabila harga suatu jenis barang semakin tinggi maka
permintaan atas barang tersebut akan semakin sedikit. Bagaimana pendapat anda terhadap
pernyataan diatas? Apakah semua produk/barang memiliki permintaan seperti di atas?
JAWABAN
Dalam kehidupan nyata memang begitu adanya. Hal ini dikarenakan beberapa faktor-faktor yang
dapat menentukan jumlah suatu jenis barang yang diminta, fator-faktor tersebut sebagai berikut :
1. Harga barang
2. Jumlah pendapatan yang diperoleh
3. Tingat kekayaan idividu secara keseluruhan
4. Harga barang lain sejenis yang merupakan barang pengganti (barang substitusi) atau
barang pelengkap (barang komplemen) dari barang yang akan dikonsumsi
5. Cita rasa dari individu terhadap barang tersebut
6. Harapan individu terhadap pendapatan, harga, dan perekonomian masa depan
Faktor - faktor penentu permintaan di atas akan menentukan jumlah barang yang diminta oleh
seorang individu . Sehingga jumlah permintaan adalah jumlah barang dan jasa dalam unit
tertentu yang diminta oleh individu pada suatu waktu tertentu , pada tingkat harga yang berlaku
Penggunaan asumsi ceteris paribus untuk faktor lain, selain harga barang tersebut, merupakan
penyederhanaan dalam analisis permintaan. Hal ini dilakukan karena jika kita melihat perubahan
permintaan akibat dari seluruh faktor penentu permintaan, akan terlalu sulit untuk dilakukan.
Pemahaman individu terhadap dirinya sendiri ialah bagian dari konsep diri. Ketika kita
menjadikan diri kita objek dari persepsi maka kita akan mengevaluasi diri kita sendiri, salah
satunya melalui persepsi evaluatif ialah self esteem dan looking-glass self. Bagaimana menurut
pandangan Anda terhadap kedua istilah tersebut dalam memahami diri?
JAWABAN
1. Self esteem berpengaruh terhadap perilaku kita, khususnya perilaku komunikasi kita. Jika
self esteem tinggi, kita cenderung merasa kompeten sehingga berperilaku secara lebih
percaya diri. Orang yang self esteemnya tinggi biasanya lebih mandiri, tegas, dan tidak
mudah dipersuasi. Sementara kebalikan dari aspek tersebut biasanya ditemukan pada
orang yang self esteemnya rendah.
2. looking-glass self selalu mencocokkan dengan konsep diri pada saat itu. Konsep diri
selalu berubah-ubah dan berkembang serta selalu diterpa oleh informasi baru untuk
dipersepsikan, dan selalu diterpa oleh informasi baru untu dipersepsikan dan
diinterprestasikan. Setiap kali terlibat dalam komunikasi manusia akan mendapat
tambahan informasi melalui looking-glass self dengan menyesuaikan konsep diri saat itu.
Karena hal ini selalu berubah-ubah maa bisa dikatakan konsep diri selalu dalam state
becoming atau proses menjadi konsep diri. Pengertian becoming ini sekaligus
menunjukkan bahwa perubahan konsep diri tidak terjadi secara mendadak atau drastis
melainkan secara gradual melalui aktivitas sehari-hari setiap individu.