Anda di halaman 1dari 8

lOMoARcPSD|25682269

TUGAS TUTORIAL 1 (SATU)

Nama : Fathur Rosi


NIM : 858150914

1. Kurikulum merupakan komponen yang sangat krusial dalam pelaksanaan pendidikan.


Kurikulum dijadikan sebagai dasar untuk melaksanakan pendidikan sehingga tujuan
pendidikan dapat terlaksana secara optimal. Secara konseptual, kurikulum dapat
dikelompokan menjadi tiga dimensi pengertian:

a. Sebutkan 3 dimensi pengertian kurikulum tersebut:


1) Pengertian kurikulum pada dimensi pertama mengandung makna bahwa pada
dasarnya kurikulum itu terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh
siswa.

2) Pengertian kurikulum pada dimensi kedua tidak dibatasi hanya sebagai sejumlah mata
pelajaran saja, tetapi mencakup semua pengalaman belajar (learning experiences)
yang dialami siswa dan memengaruhi perkembangan pribadinya. Dengan demikian,
pengertian kurikulum itu mencakup seluruh kegiatan yang dilakukan oleh siswa.

3) Pengertian kurikulum pada dimensi ketiga mengandung makna bahwa kurikulum


tersebut merupakan suatu program atau rencana belajar (a plan for learning).
Pengertian kurikulum pada dimensi ini nampaknya untuk menjembatani pandangan
mengenai pengertian kurikulum yang terlalu sempit dan pandangan yang terlalu luas.

b. Jelaskan masing-masing 3 dimensi pengertian kurikulum:


1) Pengertian kurikulum pada dimensi pertama mengandung makna bahwa pada
dasarnya kurikulum itu terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh
siswa. Dalam hal ini, kurikulum selalu berorientasi pada penguasaaan isi atau materi
pelajaran sebagai sasaran akhir proses pendidikan (content oriented). Isi atau materi
pelajaran yang harus dikuasai siswa tersebut pada hakikatnya merupakan ilmu
pengetahuan yang terkait dengan setiap mata pelajaran. Dimensi pengertian
kurikulum sebagai mata pelajaran ini dianggap merupakan pandangan yang terlalu
sempit dan sederhana, namun demikian, pada kenyataannya masih banyak diterapkan
dalam praktik pelaksanaan pendidikan dewasa ini.

2) Pengertian kurikulum pada dimensi kedua tidak dibatasi hanya sebagai sejumlah mata
pelajaran saja, tetapi mencakup semua pengalaman belajar (learning experiences)
lOMoARcPSD|25682269

yang dialami siswa dan memengaruhi perkembangan pribadinya. Dengan demikian,


pengertian kurikulum itu mencakup seluruh kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Ahli
kurikulum yang berpendapat seperti itu, di antaranya Harold B. Alberty (1965). Ia
memandang kurikulum sebagai semua kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah
tanggung jawab
sekolah (all of the activities that are provided for the students by the school).
Kurikulum tidak dibatasi pada kegiatan di dalam kelas saja, tetapi mencakup juga
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa di luar kelas. Pendapat yang senada dan
menguatkan pengertian tersebut dikemukakan oleh Saylor, Alexander, dan Lewis
(1974) yang menganggap kurikulum sebagai segala upaya sekolah untuk
memengaruhi siswa supaya belajar, baik dalam ruangan kelas, di halaman sekolah
maupun di luar sekolah. Dimensi pengertian kurikulum sebagai pengalaman belajar
ini dianggap merupakan pandangan yang terlalu luas karena sekolah dalam hal ini
guru tidak mungkin dapat mengontrol dan mengukur segala bentuk perilaku siswa,
khususnya yang terjadi di luar sekolah. Selain itu, makna kurikulum itu sendiri
menjadi kabur dan tidak fungsional.

3) Pengertian kurikulum pada dimensi ketiga mengandung makna bahwa kurikulum


tersebut merupakan suatu program atau rencana belajar (a plan for learning).
Pengertian kurikulum pada dimensi ini nampaknya untuk menjembatani pandangan
mengenai pengertian kurikulum yang terlalu sempit dan pandangan yang terlalu luas.
Pengertian Ketiga dari 3 Pengertian Kurikulum adalah sebuah rencana kegiatan belajar
siswa di sekolah, yang mencakup rumusan-rumusan tujuan bahan ajar, proses
kegiatan pembelajaran, jadwal dan evaluasi hasil belajar. Kurikulum tersebut
merupakan sebuah konsep yang telah disusun oleh para ahli dan disetujui oleh para
pengambil kebijakan pendidikan serta oleh masyarakat sebagai user dari hasil
pedidikan. Pandangan ketiga ini dikenal sebagai pandangan modern, dimana
kurikulum lebih dari sekedar rencana pelajaran atau bidang studi. Kurikulum
dinyatakan sebagai semua yang secara nyata terjadi dalam proses pendidikan di
Sekolah.

Kurikulum sebagai rencana kegiatan belajar siswa sejalan dengan rumusan kurikulum
menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional no 20 tahun
2003 dan Peraturan Pemerintah no. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, bahwa “kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan ajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.”

2. Dalam praktek pembelajaran, seorang guru harus memahami karakteristik masingmasing


siswa secara mendalam sehingga guru dapat memilih metode dan model pembelajaran yang
lOMoARcPSD|25682269

tepat. Dalam kaitannya dengan pengembangan kurikulum, guru harus mampu menguasai
landasan psikologis:

a. Jelaskan pengertian landasan psikologis pengembangan kurikulum: Landasan


psikologis dalam pengembangan kurikulum ialah suatu landasan dalam proses
pendidikan yang membahas berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada
umumnya serta gejala yang berkaitan dengan aspek kurikulum pribadi manusia serta
tahapan usia perkembangan tertentu untuk mengenali dan menyikapi anak didik.
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, sedangkan kurikulum
adalah upaya menentukan program pendidikan untuk mengubah perilaku manusia.
Landasan psikologis terutama berkaitan dengan teori belajar dan teori perkembangan
anak. Teori belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi kurikulum itu
disampaikan kepada siswa dan bagaimana siswa harus mempelajarinya. Teori
perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi kurikulum yang akan
diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan taraf
perkembangan siswa. Oleh sebab itu, pengembangan kurikulum harus dilandasi oleh
psikologi sebagai acuan dalam menentukan apa dan bagaimana perilaku itu harus
dikembangkan.

b. Jelaskan substansi landasan pengembangan kurikulum:


Landasan pengembangan kurikulum pada hakikatnya merupakan aspek-aspek yang
harus diperhatikan dan dipertimbangkan pada waktu mengembangkan suatu kurikulum
satuan pendidikan, baik di lingkungan sekolah maupun luar sekolah. Secara umum,
terdapat empat subtansi landasan pengembangan kurikulum atau terdapat empat aspek
pokok yang melandasi pengembangan kurikulum, yaitu aspek filsafat (landasan filosofis),
teori/psikologi belajar dan perkembangan (landasan psikologis), masyarakat dan
kebudayaan (landasan sosiologis), serta ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (landasan
teknologis).

1) Landasan Filosofis
Landasan filosofis berkaitan dengan pentingnya filsafat dalam membina dan
mengembangkan kurikulum pada suatu satuan pendidikan. Aspek filsafat menjadi
rujukan utama bagi landasan lainnya dalam pengembangan kurikulum. Tujuan dan isi
kurikulum pada dasarnya bergantung pada pertimbangan-pertimbangan filosofis
yang berbeda akan mempengaruhi dan mendorong aplikasi pengembangan
kurikulum yang berbeda pula.
Berdasarkan landasan filosofis ini ditentukan tujuan-tujuan pendidikan.

2) Landasan Psikologis
Landasan psikologis terutama berkaitan dengan teori belajar dan teori
perkembangan anak. Teori belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi
kurikulum itu disampaikan kepada siswa dan bagaimana siswa harus
lOMoARcPSD|25682269

mempelajarinya. Teori perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi


kurikulum yang akan diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan
kedalamannya sesuai dengan taraf perkembangan siswa.

3) Landasan Sosiologis
Landasan sosiologis berkaitan dengan pentingnya mempertimbangkan aspek
perkembangan masyarakat dan kebudayaan dalam mengembangkan kurikulum
satuan pendidikan. Pendidikan selalu mengandung nilai-nilai dan normanorma yang
berlaku dalam masyarakat. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh lingkungan
kehidupan masyrakat dengan segala karakteristik dan kekayaan budayannya yang
menjadi dasar dan acuan bagi pendidikan dan kurikulum.

4) Landasan Teknologis
Landasan teknologis berkaitan dengan pentingnya mempertimbangkan aspek ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) dalam mengembangkan kurikulum satuan
pendidikan. Pengembangan program pendidikan (kurikulum) harus dilandasi dan
mengacu pada perkembangan dan kemajuan IPTEKS yang secara langsung akan
menjadi isi/materi kurikulum dan cara penyampaianya.

3. Dengan adanya kurikulum yang berlaku, guru memiliki hak untuk berinovasi dalam
pelaksanakan pembelajaran. Misalnya mengembangkan model-model permainan dalam
pembelajaran untuk menarik perhatian siswa. Dalam fenomena tersebut, guru telah
melaksanakan salah satu prinsip umum pengembangan kurikulum:

a. Apakah prinsip umum yang telah dilakukan guru tersebut?


Prinsip umum pengembanagn kurikulum yang dilakukan guru tersebut adalah Prinsip
Fleksibilitas, prinsip fleksibilitas merupakan salah satu prinsip pengembangan kurikulum
yang memberikan ruang gerak dan memberikan sedikit kelonggaran dalam melakukan
atau mengambil suatu keputusan tentang suatu kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
pelaksana kurikulum di lapangan.

b. Jelaskan jenis prinsip umum yang dilakukan guru pada fenomena di atas: Prinsip
fleksibilitas merupakan salah satu prinsip pengembangan kurikulum yang memberikan
ruang gerak dan memberikan sedikit kelonggaran dalam melakukan atau mengambil
suatu keputusan tentang suatu kegiatan yang akan dilaksanakan oleh pelaksana
kurikulum di lapangan. Prinsip fleksibilitas artinya bahwa kurikulum itu harus lentur
dan tidak kaku, terutama dalam hal pelaksanaannya, dalam pengembangan kurikulum
mengusahakan agar apa yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel
dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian
berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta
kemampuan dan latar belakang peserta didik. Para pengembang kurikulum perlu
memikirkan bahwa implementasi kurikulum pada tataran yang sebenarnya akan
lOMoARcPSD|25682269

terkait dengan keragaman kemampuan sekolah untuk menyediakan tenaga dan


fasilitas bagi berlangsungnya suatu kegiatan yang harus dilaksanakan. Prinsip fleksibel
juga terkait dengan adanya kebebasan siswa dalam memilih program studi yang
dipilih.
Pengembangan kurikulum atau sekolah harus mampu menyediakan berbagai program
pilihan bagi siswa, siswa diperkenankan memilih sesuai dengan minat, bakat,
kemampuan, dan kebutuhannya. Fleksibel juga diberikan kepada guru, yang artinya
kurikulum harus memberikan ruang gerak bagi guru untuk mengembangkan program
pengajarannya sesuai dengan kondisi yang ada, asalkan tidak menyimpang jauh dari apa
yang telah digariskan dalam kurikulum.

4. Langkah kedua pengembangan kurikulum yaitu perumusan tujuan. Dalam pengembangan


kurikulum, tujuan dibagi dalam beberapa taksonomi yang disusun secara hierarkis:

a. Sebutkan taksonomi tujuan menurut Benyamin S. Bloom:


Di samping bersifat hierarkis, komponen tujuan juga dapat dibagi ke dalam beberapa
taksonomi tujuan. Benyamin S. Bloom dengan Taxonomy of Educational Objectives
membagi tujuan ini menjadi tiga ranah/domain, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

b. Jelaskan masing-masing taksonomi tujuan tersebut:


1) Domain Kognitif
Domain kognitif berkenaan dengan penguasaan kemampuan-kemampuan intelektual
atau berpikir.
Bloom membagi domain kognitif ke dalam 6 tingkatan. Domain ini terdiri dari dua
bagian: Bagian pertama berupa Pengetahuan (kategori 1) dan bagian kedua berupa
Kemampuan dan Keterampilan Intelektual (kategori 2-6)

a) Pengetahuan
Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi,
fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dsb. Tingkatan atau
jenjang ini merupakan tingkatan terendah namun menjadi prasyarat bagi
tingkatan selanjutnya. Di jenjang ini, peserta didik menjawab pertanyaan
berdasarkan dengan hapalan saja. Sebagai contoh, ketika diminta menjelaskan
manajemen kualitas, orang yang berada di level ini bisa menguraikan dengan
baik definisi dari kualitas, karakteristik produk yang berkualitas, standar kualitas
minimum untuk produk.

b) Pemahaman
Berisikan kemampuan mendemonstrasikan fakta dan gagasan mengelompokkan
dengan mengorganisir, membandingkan, menerjemahkan, memaknai, memberi
deskripsi, dan menyatakan gagasan utama, seperti:

• Terjemahan

• Pemaknaan
lOMoARcPSD|25682269

• Ekstrapolasi
Pertanyaan seperti: Membandingkan manfaat mengkonsumsi apel dan jeruk
terhadap kesehatan

c. Aplikasi
Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan,
prosedur, metode, rumus, teori, dan sebagainya di dalam kondisi kerja. Sebagai
contoh, ketika diberi informasi tentang penyebab meningkatnya reject di
produksi, seseorang yg berada di tingkat aplikasi akan mampu merangkum dan
menggambarkan penyebab turunnya kualitas dalam bentuk fish bone diagram.

d. Analisis
Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisis informasi yang masuk
dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih
kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu mengenali serta
membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yg rumit. Sebagai
contoh, di level ini seseorang akan mampu memilah-milah penyebab
meningkatnya reject, membanding-bandingkan tingkat keparahan dari setiap
penyebab, dan menggolongkan setiap penyebab ke dalam tingkat keparahan yg
ditimbulkan.

e. Sintesis
Satu tingkat di atas analisis, seseorang di tingkat sintesis akan mampu
menjelaskan struktur atau pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak
terlihat, dan mampu mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk
menghasilkan solusi yg dibutuhkan. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang
manajer kualitas mampu memberikan solusi untuk menurunkan tingkat reject di
produksi berdasarkan pengamatannya terhadap semua penyebab turunnya
kualitas produk.

f. Evaluasi
Dikenali dari kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan,
metodologi, dan sebagainya dengan menggunakan kriteria yang cocok atau
standar yg ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya. Sebagai
contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas harus mampu menilai alternatif
solusi yg sesuai untuk dijalankan berdasarkan efektivitas, urgensi, nilai manfaat,
nilai ekonomis, dan sebagainya.

2) Domain Afektif
Domain afektif berkenaan dengan penguasaan dan pengembangan perasaan, sikap,
minat, dan nilai-nilai.
Pembagian domain ini disusun Bloom bersama dengan David Krathwol, berupa:

a) Penerimaan
Kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di lingkungannya. Dalam
pengajaran bentuknya berupa mendapatkan perhatian, mempertahankannya,
dan mengarahkannya.
lOMoARcPSD|25682269

b) Tanggapan
Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya. Meliputi
persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan tanggapan.

c) Penghargaan
Berkaitan dengan harga atau nilai yang diterapkan pada suatu objek, fenomena,
atau tingkah laku. Penilaian berdasar pada internalisasi dari serangkaian nilai
tertentu yang diekspresikan ke dalam tingkah laku.

d) Pengorganisasian
Memadukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik di antaranya, dan
membentuk suatu sistem nilai yang konsisten.

e) Karakterisasi Berdasarkan Nilai-nilai


Memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkah-lakunya sehingga menjadi
karakteristik gaya-hidupnya.

3) Domain Psikomotorik
Domain psikomotorik berkenaan dengan penguasaan dan pengembangan
keterampilan-keterampilan motorik.
Rincian dalam domain ini tidak dibuat oleh Bloom, tapi oleh Dave pada tahun 1970
berdasarkan domain yang dibuat Bloom, hal itu berupa:

a) Persepsi
Penggunaan alat indra untuk menjadi pegangan dalam membantu gerakan.

b) Kesiapan
Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan.

c) Respon Terpimpin
Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks, termasuk di
dalamnya imitasi dan gerakan coba-coba.

d) Mekanisme
Membiasakan gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga tampil dengan
meyakinkan dan cakap.

e) Respon Tampak yang Kompleks


Gerakan motoris yang terampil yang di dalamnya terdiri dari pola-pola gerakan
yang kompleks.

f) Penyesuaian
Keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat disesuaikan dalam
berbagai situasi.

g) Penciptaan
lOMoARcPSD|25682269

Membuat pola gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi, kondisi atau
permasalahan tertentu.

Anda mungkin juga menyukai