Anda di halaman 1dari 55

i

HALAMAN JUDUL

MODUL
KEPERAWATAN

FINGER PAINTING

SEBAGAI SARANA STIMULASI

MOTORIK HALUS ANAK PRA-SEKOLAH

OLEH :
ANIFFATUL MISKIYAH

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


ii

HALAMAN HAK CIPTA

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, modul yang
berjudul “Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Pada Anak
Prasekolah” dapat terselesaikan dengan baik. Keberhasilan dalam penyusunan
modul ini tentunya tidak lepas dari kerjasama dosen hebat dan pihak lain yang
tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan waktu, tenaga dan
pikiran untuk menyumbangkan wawasan dan pengetahuan dalam bentuk materi
pada modul ini.
Perawat merupakan seorang provider atau pemberi layanan kesehatan yang
tidak lepas dari perannya dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Perawat diharapkan dapat menggerakkan dan mengembangkan kemampuan
masyarakat agar secara swadaya turut serta membimbing masyarakat untuk
memecahkan permasalahan kesehatan terkhususnya dalam ruang lingkup
keperawatan anak.
Modul “Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Pada
Anak Prasekolah hadir sebagai panduan agar dapat memberikan ilmu
pengetahuan serta wawasan yang dibutuhkan oleh seorang perawat dalam
menjalankan tugas sebagai perawat anak dalam melakukan stimulasi dan
pengembangan motorik halus anak sehingga nantinya dapat menjadi seorang
provider yang profesional untuk membangun derajat kesehatan yang optimal.

Modul ini membahas tentang :


Bab 1 Pendahuluan
Bab 2 Konsep Finger Painting dan Stimulasi Motorik Halus
Bab 3 Standar Operasional Prosedur

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


iv

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang


telah memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam penulisan modul ini. Kritik dan saran yang membangun penulis
harapkan dari para pembaca demi perbaikan dalam penulisan buku di masa
yang akan datang.

Salam Hangat

Aniffatul Miskiyah

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


v

IDENTITAS PEMILIK BUKU

A. IDENTITAS

Nama : Aniffatul Miskiyah

NIM : 112019030089

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir : Jepara,20 September 2002

Agama : Islam

Alamat :

Desa. Gemiring Lor RT.2 RW.4, Kecamatan Nalumsari Kabupaten

Jepara, Jawa Tengah

Institusi : Universitas Muhammadiyah Kudus

Email : aniffatul96@gmail.com

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. 2005-2007 : TK Hadziqiyyah

2. 2007-2013 : SD N 2 Gemiring Lor

3. 2013-2016 : SMP N 1 Mayong

4. 2016-2019 : SMA N 1 Nalumsari

5. 2019-2022 : Universitas Muhammadiyah Kudus

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


vi

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN HAK CIPTA ..................................................................................ii

KATA PENGANTAR ......................................................................................iii

IDENTITAS PEMILIK BUKU ...........................................................................v

BAB I

PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang ...................................................................................1

B. TUJUAN .............................................................................................5

C. METODE ........................................................................................... 5

D. MEDIA ............................................................................................... 5

E. WAKTU ..............................................................................................6

BAB II

KONSEP FINGER PAINTING DAN STIMULASI

MOTORIK HALUS ..........................................................................................7

A. Stimulasi Motorik Halus ..................................................................... 7

B. Konsep Finger Painting ................................................................... 24

C. Anak Usia Prasekolah ..................................................................... 26

D. Alat Ukur Perkembangan Anak Dengan DDST II ............................30

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


vii

BAB III

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ................................................... 41

A. FINGER PAINTING .........................................................................41

B. DENVER DEVELOPMENTAL SCREENING TEST (DDST) ........... 43

DAFTAR PUSTAKA

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa usia prasekolah anak mengalami perkembangan yang


berbeda-beda dengan yang lain, di masa seperti ini anak mengalami
perubahan tinggi badan, berat badan, perkembangan motorik kasar
dan perkembangan motorik halus. Di usia prasekolah anak lebih aktif
dalam motorik kasarnya misalnya berlari, melompat-lompat,
mengangkat satu kaki, sepak bola dan lain-lain, disaat seperti inilah
dibutuhkan stimulasi perkembangan motorik halusnya seperti
menggambar, menulis, menggunting, dan melukis (Saraswati, 2017).
Anak usia prasekolah adalah anak usia 3-6 tahun yang belum
menempuh sekolah dasar (Yuniati et al., 2018).
Anak usia prasekolah diharapakan telah mampu menguasai
beberapa keterampilan kemampuan motorik halus, seperti
menggunakan gunting dengan baik meskipun belum lurus dalam
menggunting, mengikat tali sepatu, mewarnai dengan rapi, dan lain-
lain. Sesuai dengan perkembangan motorik halus yang dicapai, maka
kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada anak usia prasekolah harus
diarahkan untuk meningkatkan keterampilannya dalam hal-hal tersebut.
Hal ini sangat penting karena hanya kesempatan dan latihan secara
terus menerus yang dapat meningkatkan keterampilan anak dalam
melakukan kegiatan-kegiatan yang menuntut gerakan motorik halus
(Maghfuroh & Chayaning Putri, 2018)
Motorik halus yaitu gerakan yang menggunakan otot halus yang
dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih, misalnya

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


memindahkan benda dari tangan, mencoret, menyusun, menggunting,

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


menggambar dan menulis. Perkembangan kemampuan motorik


halus diperlukan stimulasi yang diberikan kepada anak (Ph et al.,
2018). Menurut Denver Development Screening Test (DDST),
perkembangan motorik halus anak usia prasekolah pada usia 3 tahun
anak sudah bisa membangun menara dari kubus, menirukan garis
vertikal, menggoyangkan ibu jari dan menggambar contoh bentuk
lingkaran. Pada usia 4 tahun motorik halus anak bisa menggambar
contoh bentuk lingkaran, menggambar orang 3 bagian, mencontoh
gambar +, memilih garis yang lebih panjang, mencontoh bentuk kotak.
Pada usia 5 tahun motorik halus anak sudah bisa memilih garis yang
lebih panjang, mencontoh bentuk kotak, menggambar orang 6 bagian.
Faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik halus anak
salah satunya faktor psikososial (stimulasi, motivasi belajar, edukasi,
kelompok sebaya, sekolah, cinta dan kasih, dan kualitas interaksi anak
dengan orang tua). Dalam proses menanggulangi keterlambatan
perkembangan motorik pada anak diperlukan banyak stimulasi dalam
aktivitas bermain (Panzilion, 2020). Perkembangan kreatifitas motorik
anak dipengaruhi oleh stimulus yang berupa rangsangan, dorongan
dan kesempatan untuk menggerakan anggota tubuhnya yang
ditunjukkan oleh kemampuan anak yang dapat melakukan kegiatan
yang menggunakan motorik halus sesuai dengan usianya (Marta & Siti,
2022). Anak-anak yang mengalami keterlambatan dalam
perkembangan motorik halus, mengalami kesulitan untuk
mengkoordinasikan gerakan tangan dan jari-jemarinya secara fleksibel
(Faizatin, 2018).
Perkembangan motorik halus pada anak dapat diberikan
stimulasi atau rangsangan berupa kegiatan yang menarik agar anak
dapat belajar dengan bersemangat dan tidak bosan. Kegiatan yang

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


dapat dilakukan adalah bermain puzzle, menggunting, membuat cerita


gambar tempel, menempel gambar, menjahit, menggambar, menulis,
menghitung, mencampur warna, menggambar dengan jari (finger
painting ), dan bermain lilin mainan atau plastisin. Semakin diberi
stimulasi pada anak semakin cepat perkembangan motorik halus pada
anak (Doloksaribu, 2019). Salah satu cara untuk mengembangkan
kemampuan motorik halus sekaligus menanggulangi rasa bosan pada
anak, dapat diberikan stimulasi atau rangsangan berupa kegiatan yang
menarik agar anak dapat belajar dengan bersemangat dan tidak bosan.
Kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan perkembangan
motorik halus salah satunya yaitu menggambar dengan jari (finger
painting).
Kegiatan finger painting dapat melatih anak untuk
menggunakan inderanya yaitu indera peraba karena kegiatan finger
painting ini mengharuskan anak untuk bersentuhan langsung dengan
adonan warna untuk bahan melukis dengan menggunakan jari-jari
mereka. Dengan kegiatan finger painting anak juga akan mengalami
proses berfikir agar lebih fokus dan membangkitkan imajinasi atau
fantasi anak sehingga anak mampu merespon lebih tepat dan lancar
(Sari, 2020). Finger painting dapat membantu anak meningkatkan
perkembangan karena kegiatan ini dapat melatih koordinasi mata dan
tangan dengan cara atau teknik melukisnya yang mampu melenturkan
jari-jemari anak, selain itu finger painting dapat melatih ingatan dan
cara berfikir pada anak. Kelebihan dari finger painting dapat
membantu melatih kamampuan motorik halus pada anak karena
melibatkan aktivitas jari-jemari yang nantinya dapat dibutuhkan dalam
segi akademis. Finger painting merupakan salah satu sentra seni yang
dapat meningkatkan perkembangan imajinasi atau fantasi, kreativitas,

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


sosial emosional, serta fisik motorik. Finger painting dapat


mempengaruhi perkembangan fisik motorik halus karna sembari
bermain, anak dapat melatih jari tangan saat kegiatan mewarnai
(Ningtyas, 2022)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Maghfuroh &
Chayaning Putri, 2018) yang berjudul “Pengaruh Finger Painting
Terhadap Perkebangan Motorik Halus Anak Usia Prasekolah Di TK
Sartika I Sumurgenuk Kecamatan Babat Lamongan” dijelaskan bahwa
dari 29 anak perkembangan motorik halusnya normal sebelum
diberikan finger painting, setelah diberikan finger painting
perkembangan motorik halus seluruhnya 29 anak dan dari 13 anak
yang perkembangan motorik halusnya suspek sebelum diberikan
finger painting, dimana setelah diberikan finger painting sebagian
besar motorik halusnya normal sebesar 11 anak (84,6%) dan sebagian
kecil suspek sebesar 2 anak (15,4%).

B. TUJUAN

Metode finger painting adalah metode bermain yang bertujuan


untuk merangsang stimulasi perkembangan motorik halus pada anak
usia prasekolah (3-6 tahun).

C. METODE

Metode yang diberikan adalah kegiatan finger painting


(menggambar dengan jari) pada anak pra-sekolah (usia 3 - 6 tahun)

D. MEDIA

1. Cat air aman untuk anak-anak


2. Kertas gambar

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


3. Kertas warna-warni (origami)


4. Kain Lap / tissue
5. Koran
6. Air Sabun

E. WAKTU

Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan finger painting


adalah 30 - 45 menit setiap 1 sesi.

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


BAB II

KONSEP FINGER PAINTING DAN STIMULASI

MOTORIK HALUS

A. Stimulasi Motorik Halus

1. Definisi Perkembangan Motorik Halus


Perkembangan motorik halus adalah suatu gerakan yang
langsung melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan
oleh otot-otot kecil (halus) untuk bergerak serta memerlukan
koordinasi yang cermat seperti menggunting mengikuti pola,
menulis, meremas, menggenggam dan menggambar.
Perkembangan setiap anak tidak bisa dipaksakan, harus mengikuti
tahapannya (Fatmawati, 2020).

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik


Halus
Febriyanti (2019), menjelaskan beberapa faktor yang
mempengaruhi perkembangan motorik halus anak. Ada 2 faktor
yang mempengaruhi perkembangan motorik halus anak yaitu faktor
internal dan faktor eksternal, diantaranya yaitu:
a. Faktor internal
1. Faktor genetik
Setiap individu mempunyai beberapa faktor keturunan yang
dapat menunjang perkembangan motorik anak misal otot
kuat, syaraf baik, dan kecerdasan yang menyebabkan
perkembangan motorik individu menjadi baik dan cepat.
2. Faktor kesehatan pada pariode prenatal
Janin yang selama dalam kandungan dalam keadaan sehat,
tidak keracuanan, gizi makanan ibu selalu tercukupi dengan
baik, dan tidak kekurangan vitamin dapat mendorong
perkembangan motorik anak lebih cepat pada masa pasca
natal.
3. Faktor kesulitan dalam melahirkan
Faktor kesulitan dalam melahirkan seperti dalam perjalanan
kelahiran dengan bantuan alat vacuum sehingga bayi
mengalami kerusakan otak dan akan memperlambat
perkembangan motorik bayi.
4. Premature
Kelahiran sebelum waktunya dapat menyebabkan
perkembangan motorik anak terlambat karena tingkat
perkembangan motorik pada waktu lahir biasanya lebih

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


buruk dibandingkan perkembangan anak yang lahir tepat


pada waktunya.

5. Kelainan
Seorang individu yang memili kelainan fisik, psikis, sosial
dan mental biasanya mengalami gangguan pada
perkembangan motorik.
b. Faktor eksternal
1. Kesehatan dan gizi
Kesehatan dan gizi yang baik pada awal kehidupan pasca
bayi lahir perlu diperhatikan karena dapat mempercepat
perkembangan motorik anak.
2. Stimulasi
Perkembangan anak memerlukan rangsangan atau stimulasi,
bimbingan, dorongan dan kesempatan untuk menggerakkan
semua bagian tubuhnya sehingga perkembangan motorik
anak dapat berjalan dengan cepat.
3. Perlindungan
Perlindungan orang tua terhadap anak yang terlalu
berlebihan dapat mengganggu kebebasan anak dalam
bergerak sehingga perkembangan motorik anak juga bisa
terhambat.
4. Status sosial ekonomi
Status sosial ekonomi dapat ditunjukkan dengan tingkat
pendidikan dan pekerjaan orang tua. Pendidikan berperan
penting dalam perkembangan anak. Tingkat pendidikan
orang tua dapat mempengaruhi orang tua dalam mendidik
anak agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan yaitu

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


10

perkembangan anak sesuai dengan bertambah usia dan


tugas perkembangannya. Sedangkan ibu yang bekerja akan
memiliki peran ganda sebagai wanita karir dan sebagai ibu
rumah tangga sehingga dapat muncul suatu dampak negatif
yaitu ibu tidak dapat memberikan perhatian secara penuh
pada anak ketika anak dalam tahap tumbuh kembang yang
pesat.

3. Prinsip-prinsip Perkembangan Motorik Halus


Afandi (2019), menjelaskan untuk mengembangkan motorik
halus anak usia prasekolah agar berkembang secara optimal,
maka perlu memperhatikan prinsip-prinsip diantaranya yaitu:
a. Memberikan kebebasan anak utuk berekspresi.
b. Melakukan pengaturan tempat, waktu, media (alat dan bahan)
agar dapat merangsang anak untuk berimajinasi.
c. Membimbing anak untuk menentukan cara yang baik dalam
melakuakan kegiatan dengan berbagai media.
d. Menumbuhkan keberanian anak dan hindarkan dari petunjuk
yang dapat merusak keberanian dan perkembangan anak.
e. Membimbing anak sesuai dengan kemampuan anak.
f. Menumbukan rasa gembira dan menciptakan suasana yang
menyenangkan untuk anak.
g. Melakukan pengawasan menyeluruh setiap pelaksanaan
kegiatan.

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


11

4. Karakteristik Perkembangan Motorik Halus


Anak usia prasekolah memiliki karakter yang berbeda dalam
aspek perkembangan motorik halusnya. Menurut DDST II
Karakteristik perkembangan motorik halus anak sebagai berikut:
a. Usia 3 tahun
1. Meniru garis vertikal
2. Menara dari 8 kubus
3. Menggoyangkan ibu jari
4. Mencontoh lingkaran

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


12

b. Usia 4 tahun
1. Menggoyangkan ibu jari
2. Mencontoh lingkaran
3. Menggambar orang 3 bagian
4. Mencontoh +
5. Memilih garis yang lebih panjang

c. Usia 5 tahun
1. Memilih garis yang lebih panjang
2. Mencontoh persegi ditunjukkan
3. Menggambar orang 6 bagian
4. Mencontoh persegi

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


13

d. Usia 6 tahun
1. Mencontoh persegi

5. Tujuan Perkembangan Motorik Halus


Tujuan perkembangan motorik halus anak di antaranya yaitu:
a. Anak mampu mengembangkan kemampuan motorik halus
dengan keterampilan dalam menggerakkan kedua tangan.
b. Anak mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan
dengan gerakan jari-jari tangan, seperti menulis, menggambar,
dan menggunting.

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


14

c. Anak mampu mengkoordinasikan antara indra mata dengan


tangan.
d. Anak mampu mengendalikan emosi dengan aktivitas yang
merangsang motorik halus.

6. Fungsi Perkembangan Motorik Halus


Menurut Syarifah (2022), fungsi perkembangan motorik halus anak
diantaranya yaitu:
a. Melalui keterampilan motorik halus anak dapat menghibur dan
memperoleh perasaan senang, seperti anak merasa senang
dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar,
dan menangkap bola atau memainkan alat-alat permainan yang
lainnya.
b. Melalui keterampilan motorik anak dapat menyesuaikan dirinya
dengan lingkungan sekolah, pada usia prasekolah (taman
kanak-kanak) anak sudah dapat diilatih menulis, menggambar,
melukis semakin baik kemampuan yang dimiliki anak maka
prestasi sekolahnya pun akan semakin baik pula.
c. Melalui keterampilan motorik dapat membantu anak
memperoleh kemandiriannya dengan keterampilan kemandirian
diantaranya makan, berpakaian, merawat diri, dan mandi.
d. Melalui keterampilan motorik dapat membantu anak
mendapatkan keterampilan sosialnya anak dapat diterima oleh
lingkungannya, maka anak harus kooperatif. Anak memerlukan
keterampilan seperti membantu pekerjaan rumah atau
membantu pekerjaan sekolah.

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


15

7. Stimulasi Perkembangan Motorik Halus


Nurlaili (2019), menjelaskan jenis-jenis permainan yang bisa
membantu anak dalam membangun kemampuan perkembangan
motorik halus diantaranya yaitu:
a. Mencoret dan menarik garis
Pada usia awal yaitu 12-18 bulan anak sudah dapat dikenalkan
dan diajarkan menggenggam alat tulis. Tahap awal anak akan
mencoret-coret dengan bebas pada media yang disediakan.
Dengan bertambahnya usia maka kemampuannya dalam
memegang alat tulis harus terus dilatih dengan cara mengajari
anak untuk dapat membentuk garis seperti garis tegak, garis
datar dan lingkaran, segitiga, silang. Kegiatan ini melatih otot-
otot pada jari-jari tangan anak dan sebagai langkah awal yang
nantinya akan memudahkan anak dalam belajar menulis.

b. Menyusun balok dan puzzle.


Permainan lain yang bisa membantu perkembangan motorik
halus anak adalah menyusun balok dan puzzle. Mintalah anak
menyusun balok dan puzzle hingga menjadi bentuk yang dia
sukai. Permainan ini bisa membantu kemampuan motorik

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


16

halusnya berkembang dengan baik.

c. Membentuk
Kegiatan membentuk pada anak usia prasekolah dapat
dilakukan dengan membentuk pasir, tanah liat, plastisin,
adonan dan lain-lain yang aman bagi anak. Membentuk dapat
dilakukan langsung atau dibantu dengan menggunakan cetakan
seperti membentuk pasir menggunakan cetakan gambar
kepiting, membentuk adonan menjadi bentuk donat tanpa
cetakan.

d. Menggambar

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


17

Menggambar adalah kegiatan membuat tiruan barang (orang,


binatang, tumbuhan, dan sebagainya) yang dibuat dengan
coretan pensil pada kertas dan sebagainya. Menggambar
adalah kegiatan yang sangat menyenangkan baginanak karena
bisa menyalurkan imajinasinya dan menghasilkan karya-karya
seni yang kreatif.

e. Mewarnai
Kegiatan mewarnai pada anak usia prasekolah dapat dilakukan
dengan memberi warna atau mengecat gambar yang sudah
dibuat oleh anak sendiri atau pola gambar yang sudah
disediakan. Kegiatan ini dapat melatih otot-otot halus pada jari
jemari anak. Perlu menjadi perhatian bagi guru dan orang tua
bahwa seiring bertambahnya usianya maka tingkat kesulitan
dalam mewarnai juga harus ditingkatkan guna melatih otot-otot
halus dan kecermatan anak. Misalnya, pada usia awal 3-4
tahun anak bisa diberikan gambar yang memiliki ruang yang
cukup luas untuk diwarnai seperti gambar satu buah jeruk yang
besar, bunga yang besar dan lain-lain. Setelah anak mampu

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


18

mewarnai gambar dengan ruang yang lebih luas maka


dilanjutkan dengan mewarnai gambar yang memilik ruang yang
lebih sempit seperti gambar mobil, pesawat, radio, bermacam
buah dalam keranjang dan lain-lain.

f. Menggunting dan Menempel


Menggunting merupakan kegiatan kreatif yang menarik bagi
anak-anak. Menggunting termasuk teknik dasar untuk membuat
aneka bentuk kerajinan tangan, bentuk hiasan dan gambar dari
bahan kertas dengan memakai bantuan alat pemotong. Anak
dapat menggunting aneka kertas maupun bahan-bahan lain
dengan mengikuti alur, garis atau bentuk-bentuk lain.
Pengembangan motorik halus dengan kegiatan menggunting
kertas mengikuti pola garis lurus bagi anak usia prasekolah
adalah kegiatan yang menyenangkan, karena dengan kegiatan
menggunting kertas mengikuti pola garis lurus anak dapat
mengungkapkan perasaan dan emosinya melalui kegiatan yang
positif. Melalui kegiatan ini juga anak dapat mengkoordinasi
mata dan jari tangan dan dalam memegang gunting akan lebih
sempurna, selain itu anak akan belajar mengontrol emosi dan

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


19

anak dapat bermain sambil belajar.

g. Melipat
Kegiatan melipat kertas adalah kegiatan yang sangat
menyenangkan bagi anak karena dapat dibuat dengan bentuk
apa saja, mulai dari melipat yang sederhana seperti bentuk
segitiga, segiempat, kemudian dapat dilanjutkan dengan
bentuk-bentuk yang lebih sulit seperti melipat bentuk kupu-kupu,
katak, kapal, pesawat terbang, bunga tulip dan lain-lain.
Gerakan yang dilatih dari anak melalui kegiatan melipat ini
adalah bagaimana anak melipat dan menekan lipatan demi
lipatan itu karena kegiatan ini akan memperkuat otot-otot pada
telapak tangan dan jari-jari tangan anak.

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


20

h. Mozaik
Mozaik merupakan bagian dari kegiatan menempel dengan
elemen-elemen yang disusun dan direkatkan diatas sebuah
permukaan bidang. Elemen-elemen mozaik berupa benda
padat dalam bentuk lempengan-lempengan, kubus-kubus kecil,
potongan-potongan, kepingan-kepingan atau bentuk lainnya.
Ukuran elemen-elemen mozaik pada dasarnya hampir sama
namun bentuk potongannya dapat saja bervariasi. Bahan-
bahan yang dapat dijadikan mozaik banyak sekali. Pada
dasarnya hampir semua bahan dapat dipakai, asalkan bahan
tersebut dapat dipotong-potong menjadi lempengan-lempengan,
kubus-kubus dana potongan-potongan kecil. Berdasarkan hasil
penelitian Indraswari dikemukakan bahwa melalui kegiatan
mozaik yang di dalamnya terdapat kegiatan menyusun dan
menempel dapat meningkatkan kemampuan motorik halus
halus anak usia dini.

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


21

i. Montase
Bahan montase berasal dari gambar-gambar yang ada di
majalah, koran, buku, poster dan macam-macam media
gambar yang lain. Teknik montase ini diawali dengan
menggunting beberapa gambar pada majalah, koran, buku atau
sejenisnya, kemudian gambar-gambar tersebut disusun menjadi
sebuah karya. Contoh membuat sebuah karya “kebun binatang”
melalui teknik montase. Maka terlebih dahulu mencari gambar-
gambar, hewan-hewan dan pohon-pohonan dari majalah atau
sumber lain kemudian digunting, lalu ditempelkan. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Intan (2019) menunjukkan
bahwa kegiatan montase dapat meningkatkan kemampuan
motorik halus halus anak usia dini.

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


22

j. Kolase
Kegiatan kolase ini menyenangkan bagi anak sekaligus dapat
meningkatkan kreativitas dan motorik halus halus anak usia dini.
Hasil penelitian Fahira (2021) menunjukkan bahwa kegiatan
kolase dapat meningkatkan perkembangan motorik halus halus
anak usia prasekolah.

k. Morance
Pada kegiatan meronce anak belajar cara membedakan.
Kegiatan membedakan inilah yang dapat melatih kemampuan
anak dalam membedakan benda, bentuk dan ukuran karena
dengan meronce melatih koordinasi mata dan tangan. Cara
pembuatan benda hias atau benda pakai yang dilakukan

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


23

dengan menyusun bagian-bagian bahan berlubang atau


sengaja dilubangi memakai bantuan benang, tali dan sejenisnya.

l. Finger painting
Permainan finger painting adalah bermain yang bersentuhan
langsung dengan adonan warna untuk bahan melukis dengan
jari tangan mereka. Finger painting membantu anak berfikir
lebih fokus dan membangkitkan imajinasi anak.

m. Menganyam
Kegiatan menganyam dapat diberikan pada anak usia
prasekolah dengan bimbingan yang tepat, yaitu bagaimana

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


24

cara membuat karya seni dari kegiatan menganyam secara


sederhana. Dalam kegiatan menganyam anak dapat
menggerakkan jari jemari secara perlahan-lahan mengikuti pola
yang diajarkan. Menurut Daulay (2019), kegiatan menganyam
dapat meningkatkan kemampuan motorik halus halus anak usia
5-6 tahun diiringi dengan pemilihan metode dan media yang
tepat.

B. Konsep Finger Painting

1. Definisi Finger Painting


Finger painting adalah teknik melukis secara langsung tanpa
menggunakan bantuan alat, anak dapat mengganti kuas dengan
jari-jari tangannya secara langsung. Didalam kegiatan finger
painting, anak dengan bebas menuangkan imajinasi yang akan
diwujudkannya (Maghfuroh & Chayaning Putri, 2018)

2. Manfaat Finger Painting

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


25

Tarbiyah (2020), menjeslakan beberapa manfaat


diadakannya bermain finger painting antara lain:
a. Melatih motorik halus yang melibatkan otot-otot kecil dan
kematangan saraf
b. Mengembangkan koordinasi mata dan tangan
c. Mengembangkan indra peraba dan sensori
d. Membantu anak untuk fokus dan bekonsentrasi
e. Mengenal warna dan melatih mengkombinasikan warna
f. Mengembangkan fantaasi, imajinasi dan kreativitas anak
g. Percaya diri
h. Mengembangkan eskpresi

3. Alat dan Bahan Finger Painting


Alat dan bahan untuk bermain finger painting yaitu:
a. Cat finger painting
b. Kertas HVS atau buku gambar
c. Kain lap
d. Koran
e. Air dan sabun untuk mencuci tangan

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


26

4. Langkah Kerja Finger Painting


Langkah-langkah melakukan bermain finger painting yaitu:
a. Siapkan cat finger painting dan kertas gambar.
b. Oleskan cat warna tersebut dengan jari secara langsung
sehingga menghasilkan jejak jari tangan, dengan bebas anak
bisa menggambar sesuai dengan imajinasi dan kreativitas
mereka.
c. Setelah selesai menggambar anak bisa mencuci tangan
dengan sabun.

5. Menggambar Sesuai Anak Prasekolah


Listyowati (2019), menjelaskan beberapa contoh
menggambar finger painting untuk anak prasekolah diataranya
yaitu:
a. Menggambar hewan
b. Menggambar tumbuhan
c. Menggambar buah-buahan
d. Menggambar kendaraan
e. Menggambar lingkungan
f. Menggambar diri sendiri atau seseorang
g. Menggambar alat komunikasi
h. Menggambar air, udara, api.

C. Anak Usia Prasekolah

1. Definisi Anak Usia Prasekolah


Anak usia prasekolah adalah anak yang usianya antara 3-6

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


27

tahun yang belum menempuh sekolah dasar. Dalam usia ini


umumnya anak mengikuti program anak (3-5 tahun) dan kelompok
bermain usia (3 tahun), sedangkan usia (4-6 tahun) anak mengikuti
program taman kanak-kanak (Yuniati et al., 2018). Anak usia ini
diharapkan telah mampu menguasai beberapa keterampilan yang
menuntut kemampuan motorik halus, seperti menggunting dengan
baik meskipun belum lurus, mengikat tali sepatu, mewarnai dengan
rapi dan kegiatan yang lain sesuai perkembangan motorik halus
yang harus dicapainya (Maghfuroh & Chayaning Putri, 2018)

2. Ciri-Ciri Perkembangan Anak Usia Prasekolah


Menurut (Dewi, 2015) mengemukakan ciri-ciri anak usia
prasekolah meliputi aspek fisik, sosial, emosi, dan kognitif anak.
a. Ciri fisik anak usia prasekolah
Anak usia prasekolah umumnya sangat aktif. Mereka telah
memiliki penguasaan terhadap tubuhnya dan sangat menyukai
kegiatan yang dilakukan sendiri. Setelah anak melakukan
berbagai kegiatan, anak membutuhkan istirahat yang cukup.
Otot-otot besar pada pada anak usia sekolah lebih berkembang
dari kontrol terhadap jari dan tangan. Anak masih sering
mengalami kesulitan apabila harus memfokuskan
pandangannya pada objek-objek yang kecil ukurannya, itulah
sebabnya koordinasi tangan dan mata masih kurang sempurna.
Rata-rata kenaikan berat badan per tahun sekitar 16,7-18,7 kg
dan tiggi badan sekitar 103-11 cm. Mulai terjadi erupsi gigi
permanen.
b. Ciri sosial anak usia prasekolah

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


28

Anak usia prasekolah biasanya mudah bersosialisasi dengan


orang sekitarnya. Biasanya mereka mempunyai sahabat yang
berjenis kelamin sama. Kelompok bermainnya cenderung kecil
dan tidak terlalu terorganisasi dengan baik. Oleh karena itu,
kelompok tersebut cepat berganti-ganti. Anak menjadi sangat
mandiri agresif secara fisik dan verbal, bermain secara asosiatif,
dan mulai mengeksplorasi seksualitas.
c. Ciri emosional anak usia pra sekolah
Anak usia prasekolah cenderung mengekspresikan emosinya
dengan bebas dan terbuka. Sikap sering marah dan iri hati
sering diperlihatkan.
d. Ciri kognitif anak usia pra sekolah
Anak usia prasekolah umumnya telah terampil dalam
berbahasa. Sebagian besar dari mereka sering bicara,
khususnya dalam kelompoknya. Sebaliknya anak diberi
kesempatan untuk berbicara. Sebagian dari mereka perlu dilatih
untuk menjadi pendengar yang baik.

3. Karakteristik Perkembangan Anak Prasekolah


Dewi (2015), menjelaskan karakteristik perkembangan anak
prasekolah diantaranya yaitu :
a. Perkembangan Kognitif (Menurut Piaget)
Perkembangan kognitif anak usia prasekolah masih masuk
pada tahap pra-operasional. Tahap ini ditandai oleh adanya
pemakaian kata-kata lebih awal dan memanipulasi simbol-
simbol yang menggambarkan objek atau benda dan keterikatan
atau hubungan diantara mereka. Tahap pra-operasional ini juga
ditandai oleh beberapa hal, antara lain: egosentrisme, ketidak

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


29

matangan pikiran/ide/gagasan tentang sebab-sebab dunia di


fisik, kebingungan antara simbol dan objek yang mereka wakili,
kemampuan untuk fokus pada satu dimensi pada satu waktu
dan kebingungan tentang identitas orang dan objek.
b. Perkembangan Bahasa
Anak usia 3 tahun dapat mengatakan 900 kata, menggunakan
tiga sampai empat kalimat dan berbicara dengan tidak putus-
putusnya (ceriwis). Anak usia 4 tahun dapat mengatakan 1500
kata, menceritakan cerita yang berlebihan dan menyanyikan
lagu sederhana (ini merupakan usia puncak untuk pertanyaan
“mengapa”). Anak usia 5 tahun dapat mengatakan 2100 kata,
mengetahui empat warna atau lebih, nama-nama hari dalam
seminggu dan nama bulan.
c. Perkembangan Psikososial (Menurut Erikson)
Bahwa anak usia prasekolah berada pada tahap ke-3: inisiatif
vs kesalahan. Tahap ini dialami pada anak saat usia 4-5 tahun
(preschool age). Antara usia 3 dan 6 tahun, anak menghadapi
krisis psikososial dimana Erikson mengistilahkannya sebagai
‘inisiatif melawan rasa bersalah’ (initiative versus guilt). Pada
usia ini, anak secara normal telah menguasai rasa otonomi dan
memindahkan untuk menguasai rasa inisiatif. Anak prasekolah
adalah seorang pelajar yang energik, antusiasme dan
pengganggu dengan imajinasi yang aktif. Perkembangan rasa
bersalah terjadi pada waktu anak dibuat merasa bahwa
imajinasi dan aktivitasnya tidak dapat diterima.
d. Perkembangan Moral (Menurut Kholberg)
Anak prasekolah berada pada tahap pre konvesional pada
tahap perkembangan moral yang berlangsung, sampai usia 10

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


30

tahun. Pada fase ini, kesadaraan timbul dan penekanannya


pada kontrol eksternal. Standar moral anak berada pada orang
lain dan dia mengobservasi mereka untuk menghindari
hukuman dan mendapatkan ganjaran.

D. Alat Ukur Perkembangan Anak Dengan DDST II

1. Definisi DDST II (Denver Developmental Screening Test)


DDST II (Denver Development Screening Test) adalah suatu
metode skrining yang digunakan secara luas untuk menilai
kemajuan perkembangan anak usia 0-6 tahun. DDST II digunakan
untuk mendeteksi adanya masalah perkembangan anak untuk
mengidentifikasi anak yang memerlukan evaluasi lebih lanjut.
DDST II tergolong cepat, mudah dan mempunyai validitas yang
tinggi. DDST II ini bukan untuk mendiagnosis atau test Kecerdasan
Intelegensi Quotient (IQ) (Azwaldi, 2021). Dari beberapa penelitian
yang dilakukan ternyata DDST II secara efektif dapat
mengidentifikasi antara 85-100% bayi dan anak-anak pra sekolah
yang mengalami keterlambatan perkembangan, dan pada follow up
selanjutnya ternyata 89% dari kelompok DDST II abnormal
mengalami kegagalan di sekolah 5-6 tahun (Yuliastati, 2016)

2. Aspek Perkembangan Motorik Halus yang Dinilai


Menurut Denver II, aspek perkembangan motorik halus yang
dinilai untuk anak usia 3-6 tahun yaitu:
a. Meniru garis vertikal
b. Menara dari kubus
c. Menggoyangkan ibu jari
d. Mencontoh bentuk lingkaran

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


31

e. Menggambar orang 3 bagian


f. Mencontoh gambar + (tanda plus)
g. Memilih garis yang lebih panjang
h. Mencontoh bentuk kotak
i. Menggambar orangg 6 bagian.

3. Alat Yang Digunakan Dalam Pemeriksaan


Syarifah (2022), menjelaskan alat yang digunakan untuk
pemeriksaan DDST II di antaranya sebagai berikut:
a. Lembar formulir DDST II.
b. Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara
melakukan test dan cara menilainya.

4. Langkah-Langkah Melakukan DDST II


a. Menuliskan Nama pemeriksa, Nama pasien, tangga lahir &
tanggal Pemeriksaan
b. Menghitung usia perkembangan anak
Tentukan umur anak dengan menggunakan patokan 30 hari
untuk 1 bulan dan 12 bulan untuk 1 tahun. Bila hasil
perhitungan umur kurang dari 15 hari maka dibulatkan ke
bawah, bila sama dengan atau lebih dari 15 hari di bulatkan ke
atas. Contoh: Nina lahir pada tanggal 1 januari 2011 dari
kehamilan cukup bulan dan tes dilakukan pada tanggal 9
November 2015, maka perhitungannya adalah sebagai berikut:
2015 – 11 – 9 (saat tes dilakukan)
2011– 01 – 1 (tanggal lahir Nina)

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


32

4– 10 – 8, jadi umur Nina 4 tahun 10 bulan 8 hari. Karena 8


hari lebih kecil dari 15 hari, maka dibulatkan ke bawah
sehingga umur Nina adalah 4 tahun 10 bulan.
c. Menentukan usia perkembangan anak dengan membuat garis
usia perkembangan pada formast Denver II
d. Menanyakan ke orang tua tugas perkembangan yang telah
dikuasai anak dimulai dari tugas yang mudah baru tugas yang
sulit.
e. Menanyakan ke orang tua tugas perkembangan yang telah
dikuasai anak mulai di sebelah kiri garis usia, teruskan ke kanan
sampai tugas yang berada di sebelah kanan garis usia.
1. Pada tiap sektor dilakukan minimal 3 tugas perkembangan
yang paling dekat disebelah kiri garis umur serta tiap tugas
perkembanagan yan ditembus garis umur.
2. Bila anak tidak mampu untuk melakukan salah satu uji coba
pada langkah i (gagal / menolak / tidak ada kesempatan),
lakukan uji coba tambahan kesebelah kiri garis umur pada
sektor yang sama sampai anak dapat ”lulus” 3 tugas
perkembangan.
3. Bila anak mampu melakukan salah satu tugas
perkambangan pada langkah i, lakukan tugas
perkembangan tambahan kesebelah kanan garis umur pada
sektor yang sama sampai anak :gagal” pada 3 tugas
perkembangan.
f. Menanyakan ke orang tua tugas perkembangan yang telah
dikuasai anak pada aspek motorik halus sesuai usia
perkembangan. Aspek motorik halus yaitu aspek yang
berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


33

sesuatu, melakukan kegiatan yang melibatkan gerakan-gerakan


tubuh tertentu yang dilakukan otot-otot kecil tetapi memerlukan
koordinasi yang cermat. Contohnya koordinasi mata, tangan,
memainkan, menggunakan benda-benda kecil).
g. Mengusahakan agar semua tugas yang dipotong garis usia
diusahakan / di test
h. Skoring pada format Denver II
1. Passed atau lulus (P/L). Anak melakukan uji coba dengan
baik, atau ibu / pengasuh anak memberi laporan (tepat /
dapat dipercaya bahwa anak dapat melakukannya).
2. Failure atau gagal (F/G). Anak tidak dapat melakukan uji
coba dengan baik atau ibu / pengasuh anak memberi
laporan (tepat) bahwa anak tidak dapat melakukannya
dengan baik.
3. Refuse atau menolak (R/M). Anak menolak untuk melakukan
uji coba. Penolakan dapat dikurangi dengan mengatakan
kepada anak “apa yang harus dilakukan”, jika tidak
menanyakan kepada anak apakah dapat melakukannya (uji
coba yang dilaporkan oleh ibu / pengasuh anak tidak diskor
sebagai penolakan).
4. By report berarti no opportunity (tidak ada kesempatan).
Anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan uji
coba karena ada hambatan. Skor ini hanya boleh dipakai
pada uji coba dengan tanda R.

5. Interpretasi Hasil Penilaian


a. Lebih (Advanced)

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


34

Bilamana seorang anak lewat pada uji coba yang terletak di


kanan garis umur, dinyatakan perkembangan anak lebih pada
uji coba tersebut.

b. Normal
Bila seorang anak gagal atau menolak melakukan tugas
perkembangan disebelah kanan garis umur dikategorikan
sebagai normal.

Demikian juga bila anak lulus (P), gagal (F) atau menolak (R)
pada tugas perkembangan dimana garis umur terletak diantara
persentil 25 dan 75, maka dikategorikan sebagai normal.

c. Caution/Peringatan
Bila seorang anak gagal (F) atau menolak (R) tugas
perkembangan, dimana garis umur terletak pada atau anatara
persentil 75 dan 90.

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


35

d. Delayed/Keterlambatan
Bila seorang anak gagal (F) atau menolak (R) melakukan uji
coba yang terletak lengkap disebelah kiri garis umur.

e. No Opportunity/Tidak ada kesempatan


Pada tugas perkembangan yang berdasarkan laporan, orang
tua melaporkan bahwa anaknya tidak ada kesempatan untuk
melakukan tugas perkembangan tersebut. Hasil ini tidak
dimasukkan dalam mengambil kesimpulan.

6. Kesimpulan Tes Denver II

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


36

a. Normal
- Bila tidak ada keterlambatan/delay dan atau paling banyak
satu caution.
- Lakukan ulangan pada kontrol berikutnya.
b. Suspect / di duga
- Bila didapatkan ≥ 2 caution dan / atau ≥ 1 keterlambatan.
- Lakukan uji ulang dalam 1 – 2 minggu untuk menghilangkan
factor sesaat seperti rasa takut, keadaan sakit atau
kelelahan.
c. Untestable / tidak dapat dites
- Bila ada skor menolak pada ≥ 1 uji coba tertelak disebelah
kiri garis umur atau menolak pada > 1 uji coba yang
ditembus garis umur pada daerah 75–90%(warna hijau)
- Lakukan uji ulang dalam 1 – 2 minggu.

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


37

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


38

Lembar DDST II

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


39

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


40

Lembar Petunjuk Pelaksanaan DDST II

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


41

BAB III

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

A. FINGER PAINTING

SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

FINGER PAINTING (Melukis Menggnakan Jari Tangan)

Teknik melukis secara langsung tanpa menggunakan bantuan alat,


PENGERTIAN
anak secara langsung menggunakan jari-jari tangan.

1. Untuk mengembangkan ekspresi melalui media lukis dengan


gerakan tangan; mengembangkan fantasi, imajinasi, dan
TUJUAN kreasi.
2. Untuk melatih otot-otot tangan/jari, koordinasi otot dan mata.
3. Untuk melatih keterampilan tangan, kelenturan dan kerapian.

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


42

I. Alat dan Bahan


1. Cat finger painting
2. Kertas HVS atau buku gambar
3. Kain lap
4. Koran
5. Air dan sabun untuk mencuci tangan
II. Tahap Kerja
1. Menjelaskan kepada anak tentang kegiatan yang akan
dilakukan
2. Menunjukkan satu persatu alat dan bahan yang akan
digunakan beserta fungsinya
PROSEDUR
3. Kemudian peneliti memberikan contoh melukis
tumbuhan terlebih dahulu pada anak-anak
4. Selanjutnya siapkan cat finger painting
5. Beri alas (Koran) agar meja tidak kotor
6. Lalu siapkan HVS atau buku gambar untuk melukis
7. Kemudian mintalah anak-anak untuk meluki tumbuhan
sesuai yang dicontohkan peneliti
8. Mengamati setiap kegiatan yang dilakukan oleh anak
selama kegiatan berlangsung
9. Cuci tangan setelah melukis
10. Mmenanyakan perasaan responden setelah bermain.

HASIL

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


43

B. DENVER DEVELOPMENTAL SCREENING TEST (DDST)

SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

DDST II (Denver Development Screening Test)

Suatu metode skrining yang digunakan secara luas


PENGERTIAN
untuk menilai kemajuan perkembangan anak.

1. Untuk mengetahui dan mengikuti proses dan tahap


perkembangan anak.
TUJUAN
2. Untuk menilai tingkat perkembangan anaka sesuai
umurnya.

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


44

I. Persiapan Alat
1. Lembar formulir DDST II.
2. Buku petunjuk sebagai referensi yang
menjelaskan cara-cara melakukan test dan
cara menilainya.
II. Tahap Kerja
1. Menejelaskan prosedur kepada responden
yang akan dilakukan.
2. Menanyakan kesiapan kepada responden
sebelum kegiatan dilakukan.
3. Menyiapakan ruangan yang cukup luas dan
berikan kesan santai dan menyenagkan.
4. Menarik umur pada lembar DDST II dan
PROSEDUR
menentukan tugas perkembangan yang akan
diujikan.
5. Memberikan petunjuk pada anak cara
melakukan tes, kemudian meminta anak
untuk melakukannya.
6. Melakukan tes dimulai dari yang paling
mudah.
7. Memberikan pujian pada anak bila berhasil
melakukan tes.
8. Menulis skor pada lembar DDST II setiap
satu tindakan.
9. Menyimpulkan hasil tes setelah selesai
menyelesaikan tindakan.

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


45

HASIL

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


46

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, A. (2019). Buku Ajar Pendidikan dan Perkembangan Motorik. Uwais


Inspirasi Indonesia.
Azwaldi. (2021). Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini Model Denver
Development Screening Test (DDST). Lembaga Chakra Brahmanda
Lentera.
Daulay, W. C. (2019). Pengaruh Kegiatan Menganyam Terhadap
Keterampilan Motorik Halus Pada Anak Usia 5-6 Tahun Di Tk Al-Ihsan
Medan T . A 2018 / 2019. Jurnal Usia Dini, 5(2), 7–19.
Dewi, R. C. (2015). Teori dan Konsep Tumbuh Kembang : Bayi, Toddler,
Anak dan Usia Remaja. Nuha Medika.
Doloksaribu, T. M. (2019). Finger Painting Berpengaruh Terhadap
Perkembangan Motorik Halus Anak Menggunakan Denver Ii Pada Anak
Usia 3-5 Tahun Di Yayasan Puteri Sion Medan. Jurnal Ilmiah PANNMED
(Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist),
13(1), 65–70. https://doi.org/10.36911/pannmed.v13i1.182
Fahira, N. (2021). Pengaruh Kolase terhadap Kemampuan Motorik Halus
Anak. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol 4, No, 4(2), 24–35.
https://doi.org/10.31849/paud-lectura.v4i02.5315
Faizatin, N. (2018). Peningkatan Motorik Halus Melalui Kegiatan Origami
Pada Anak Kelompok A Tk Dwp Kedungrukem Benjeng Gresik. Jurnal
Anak Usia Dini Dan Pendidikan Anak Usia Dini, 4, 72–80.
Fatmawati, F. A. (2020). Pengembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini.
Caremedia Commmunication.
Febriyanti, I. (2019). Efektivitas Terapi Bermain Montase Terhadap
Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Anak Prasekolah Usia 3-4

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


47

Tahun Di Paud Al-Islam Desa Tegalrejo Kecamatan Gerih Kabupaten


Ngawi. STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.
Listyowati. (2019). Finger Painting. PT. Penerbit Erlangga.
Maghfuroh, L., & Chayaning Putri, K. (2018). Pengaruh Finger Painting
Terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Prasekolah Di Tk
Sartika I Sumurgenuk Kecamatan Babat Lamongan. Journal of Health
Sciences, 10(1). https://doi.org/10.33086/jhs.v10i1.144
Marta, S., & Siti, E. (2022). Upaya Meningkatkan Kreativitas Anak melalui
Permainan Finger Painting Usia 5-6 Tahun di TK Harapan Bunda
Pekanbaru. Unversitas Lancang Kuning. Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini, 2(1), 31–39.
Masturoh, I. (2018). Metode Penelitian Kesehatan.
Ningtyas, D. P. (2022). Pengaruh Terapi Finger Painting Terhadap
Perkembangan Anak Prasekolah : Literature Review. Jurnal Medika
Hutama, 03(02), 2488–2497.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitin Kesehatan. Rineka Cipta.
Nurjanah, N. (2017). Pengaruh Finger Painting Terhadap Perkembangan
Motorik Halus Anak Prasekolah. Keperawatan, V(2), 65–73.
Nurlaili. (2019). Pengembangan Motorik Halus Anak Usia Dini.
Panzilion. (2020). Perkembangan Motorik Prasekolah Antara Inntervensi
Brain Gym Dengan Puzzle. Jurnal Keperawatan Silampari, 3, 510–519.
Ph, L., Armitasari, D., & Susanti, Y. (2018). Pengaruh Stimulasi Motorik Halus
Terhadap Tahap Perkembangan Psikososial Anak Usia Pra Sekolah.
Jurmal Pendidikan Keperawatan Indonesia, 30–41.
https://doi.org/10.17509/jpki.v4i1.12340

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah


48

Saraswati, Y. U. (2017). Pengaruh Terapi Bermain Paper Toys Terhadap


Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Pra Sekolah (Vol. 549).
Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Insan Cendekia Medika Jobang.
Sari, M. M. (2020). Kegiatan Finger Painting dalam Mengembangkan Motorik
Halus Anak Usia Dini. Jurnal Medika Hutama, 3(2), 136–145.
Singarimbun. (2001). Metode Penelitian Survei. LP3ES.
Sugiyono. (2006). Statistik untuk Penelitian. Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
syapitri, H. (2021). Metode Penelitian Kesehatan. Ahlimedia Press.
Syarifah, A. (2022). Mengembangkan Motorik Halus Anak Prasekolah
dengan Paper Toys. NEM- Anggota IKAPI.
Tarbiyah, S. (2020). Mengembangkan Kreativitas Motorik Halus Anak
Dengan Finger Painting Menggunakan Tepung Sagu di Konawe Selatan.
26, 85–98.
Yuliastati. (2016). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. ECG.
Yuniati, E., Keperawatan, D., Setih, A., Bungo, M., & Jawa, C. (2018). Puzzle
Mempengaruhi Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Prasekolah di
TK At Taqwa Mekarsari Cimahi. Junrnal Kesehatan Poltekkes Ternate,
11, 36–47.

Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Anak Pra-Sekolah

Anda mungkin juga menyukai