HALAMAN JUDUL
MODUL
KEPERAWATAN
FINGER PAINTING
OLEH :
ANIFFATUL MISKIYAH
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, modul yang
berjudul “Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Pada Anak
Prasekolah” dapat terselesaikan dengan baik. Keberhasilan dalam penyusunan
modul ini tentunya tidak lepas dari kerjasama dosen hebat dan pihak lain yang
tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan waktu, tenaga dan
pikiran untuk menyumbangkan wawasan dan pengetahuan dalam bentuk materi
pada modul ini.
Perawat merupakan seorang provider atau pemberi layanan kesehatan yang
tidak lepas dari perannya dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Perawat diharapkan dapat menggerakkan dan mengembangkan kemampuan
masyarakat agar secara swadaya turut serta membimbing masyarakat untuk
memecahkan permasalahan kesehatan terkhususnya dalam ruang lingkup
keperawatan anak.
Modul “Finger Painting Sebagai Sarana Stimulasi Motorik Halus Pada
Anak Prasekolah hadir sebagai panduan agar dapat memberikan ilmu
pengetahuan serta wawasan yang dibutuhkan oleh seorang perawat dalam
menjalankan tugas sebagai perawat anak dalam melakukan stimulasi dan
pengembangan motorik halus anak sehingga nantinya dapat menjadi seorang
provider yang profesional untuk membangun derajat kesehatan yang optimal.
Salam Hangat
Aniffatul Miskiyah
A. IDENTITAS
NIM : 112019030089
Agama : Islam
Alamat :
Email : aniffatul96@gmail.com
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. 2005-2007 : TK Hadziqiyyah
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
B. TUJUAN .............................................................................................5
C. METODE ........................................................................................... 5
D. MEDIA ............................................................................................... 5
E. WAKTU ..............................................................................................6
BAB II
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. TUJUAN
C. METODE
D. MEDIA
E. WAKTU
BAB II
MOTORIK HALUS
5. Kelainan
Seorang individu yang memili kelainan fisik, psikis, sosial
dan mental biasanya mengalami gangguan pada
perkembangan motorik.
b. Faktor eksternal
1. Kesehatan dan gizi
Kesehatan dan gizi yang baik pada awal kehidupan pasca
bayi lahir perlu diperhatikan karena dapat mempercepat
perkembangan motorik anak.
2. Stimulasi
Perkembangan anak memerlukan rangsangan atau stimulasi,
bimbingan, dorongan dan kesempatan untuk menggerakkan
semua bagian tubuhnya sehingga perkembangan motorik
anak dapat berjalan dengan cepat.
3. Perlindungan
Perlindungan orang tua terhadap anak yang terlalu
berlebihan dapat mengganggu kebebasan anak dalam
bergerak sehingga perkembangan motorik anak juga bisa
terhambat.
4. Status sosial ekonomi
Status sosial ekonomi dapat ditunjukkan dengan tingkat
pendidikan dan pekerjaan orang tua. Pendidikan berperan
penting dalam perkembangan anak. Tingkat pendidikan
orang tua dapat mempengaruhi orang tua dalam mendidik
anak agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan yaitu
b. Usia 4 tahun
1. Menggoyangkan ibu jari
2. Mencontoh lingkaran
3. Menggambar orang 3 bagian
4. Mencontoh +
5. Memilih garis yang lebih panjang
c. Usia 5 tahun
1. Memilih garis yang lebih panjang
2. Mencontoh persegi ditunjukkan
3. Menggambar orang 6 bagian
4. Mencontoh persegi
d. Usia 6 tahun
1. Mencontoh persegi
c. Membentuk
Kegiatan membentuk pada anak usia prasekolah dapat
dilakukan dengan membentuk pasir, tanah liat, plastisin,
adonan dan lain-lain yang aman bagi anak. Membentuk dapat
dilakukan langsung atau dibantu dengan menggunakan cetakan
seperti membentuk pasir menggunakan cetakan gambar
kepiting, membentuk adonan menjadi bentuk donat tanpa
cetakan.
d. Menggambar
e. Mewarnai
Kegiatan mewarnai pada anak usia prasekolah dapat dilakukan
dengan memberi warna atau mengecat gambar yang sudah
dibuat oleh anak sendiri atau pola gambar yang sudah
disediakan. Kegiatan ini dapat melatih otot-otot halus pada jari
jemari anak. Perlu menjadi perhatian bagi guru dan orang tua
bahwa seiring bertambahnya usianya maka tingkat kesulitan
dalam mewarnai juga harus ditingkatkan guna melatih otot-otot
halus dan kecermatan anak. Misalnya, pada usia awal 3-4
tahun anak bisa diberikan gambar yang memiliki ruang yang
cukup luas untuk diwarnai seperti gambar satu buah jeruk yang
besar, bunga yang besar dan lain-lain. Setelah anak mampu
g. Melipat
Kegiatan melipat kertas adalah kegiatan yang sangat
menyenangkan bagi anak karena dapat dibuat dengan bentuk
apa saja, mulai dari melipat yang sederhana seperti bentuk
segitiga, segiempat, kemudian dapat dilanjutkan dengan
bentuk-bentuk yang lebih sulit seperti melipat bentuk kupu-kupu,
katak, kapal, pesawat terbang, bunga tulip dan lain-lain.
Gerakan yang dilatih dari anak melalui kegiatan melipat ini
adalah bagaimana anak melipat dan menekan lipatan demi
lipatan itu karena kegiatan ini akan memperkuat otot-otot pada
telapak tangan dan jari-jari tangan anak.
h. Mozaik
Mozaik merupakan bagian dari kegiatan menempel dengan
elemen-elemen yang disusun dan direkatkan diatas sebuah
permukaan bidang. Elemen-elemen mozaik berupa benda
padat dalam bentuk lempengan-lempengan, kubus-kubus kecil,
potongan-potongan, kepingan-kepingan atau bentuk lainnya.
Ukuran elemen-elemen mozaik pada dasarnya hampir sama
namun bentuk potongannya dapat saja bervariasi. Bahan-
bahan yang dapat dijadikan mozaik banyak sekali. Pada
dasarnya hampir semua bahan dapat dipakai, asalkan bahan
tersebut dapat dipotong-potong menjadi lempengan-lempengan,
kubus-kubus dana potongan-potongan kecil. Berdasarkan hasil
penelitian Indraswari dikemukakan bahwa melalui kegiatan
mozaik yang di dalamnya terdapat kegiatan menyusun dan
menempel dapat meningkatkan kemampuan motorik halus
halus anak usia dini.
i. Montase
Bahan montase berasal dari gambar-gambar yang ada di
majalah, koran, buku, poster dan macam-macam media
gambar yang lain. Teknik montase ini diawali dengan
menggunting beberapa gambar pada majalah, koran, buku atau
sejenisnya, kemudian gambar-gambar tersebut disusun menjadi
sebuah karya. Contoh membuat sebuah karya “kebun binatang”
melalui teknik montase. Maka terlebih dahulu mencari gambar-
gambar, hewan-hewan dan pohon-pohonan dari majalah atau
sumber lain kemudian digunting, lalu ditempelkan. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Intan (2019) menunjukkan
bahwa kegiatan montase dapat meningkatkan kemampuan
motorik halus halus anak usia dini.
j. Kolase
Kegiatan kolase ini menyenangkan bagi anak sekaligus dapat
meningkatkan kreativitas dan motorik halus halus anak usia dini.
Hasil penelitian Fahira (2021) menunjukkan bahwa kegiatan
kolase dapat meningkatkan perkembangan motorik halus halus
anak usia prasekolah.
k. Morance
Pada kegiatan meronce anak belajar cara membedakan.
Kegiatan membedakan inilah yang dapat melatih kemampuan
anak dalam membedakan benda, bentuk dan ukuran karena
dengan meronce melatih koordinasi mata dan tangan. Cara
pembuatan benda hias atau benda pakai yang dilakukan
l. Finger painting
Permainan finger painting adalah bermain yang bersentuhan
langsung dengan adonan warna untuk bahan melukis dengan
jari tangan mereka. Finger painting membantu anak berfikir
lebih fokus dan membangkitkan imajinasi anak.
m. Menganyam
Kegiatan menganyam dapat diberikan pada anak usia
prasekolah dengan bimbingan yang tepat, yaitu bagaimana
b. Normal
Bila seorang anak gagal atau menolak melakukan tugas
perkembangan disebelah kanan garis umur dikategorikan
sebagai normal.
Demikian juga bila anak lulus (P), gagal (F) atau menolak (R)
pada tugas perkembangan dimana garis umur terletak diantara
persentil 25 dan 75, maka dikategorikan sebagai normal.
c. Caution/Peringatan
Bila seorang anak gagal (F) atau menolak (R) tugas
perkembangan, dimana garis umur terletak pada atau anatara
persentil 75 dan 90.
d. Delayed/Keterlambatan
Bila seorang anak gagal (F) atau menolak (R) melakukan uji
coba yang terletak lengkap disebelah kiri garis umur.
a. Normal
- Bila tidak ada keterlambatan/delay dan atau paling banyak
satu caution.
- Lakukan ulangan pada kontrol berikutnya.
b. Suspect / di duga
- Bila didapatkan ≥ 2 caution dan / atau ≥ 1 keterlambatan.
- Lakukan uji ulang dalam 1 – 2 minggu untuk menghilangkan
factor sesaat seperti rasa takut, keadaan sakit atau
kelelahan.
c. Untestable / tidak dapat dites
- Bila ada skor menolak pada ≥ 1 uji coba tertelak disebelah
kiri garis umur atau menolak pada > 1 uji coba yang
ditembus garis umur pada daerah 75–90%(warna hijau)
- Lakukan uji ulang dalam 1 – 2 minggu.
Lembar DDST II
BAB III
A. FINGER PAINTING
HASIL
I. Persiapan Alat
1. Lembar formulir DDST II.
2. Buku petunjuk sebagai referensi yang
menjelaskan cara-cara melakukan test dan
cara menilainya.
II. Tahap Kerja
1. Menejelaskan prosedur kepada responden
yang akan dilakukan.
2. Menanyakan kesiapan kepada responden
sebelum kegiatan dilakukan.
3. Menyiapakan ruangan yang cukup luas dan
berikan kesan santai dan menyenagkan.
4. Menarik umur pada lembar DDST II dan
PROSEDUR
menentukan tugas perkembangan yang akan
diujikan.
5. Memberikan petunjuk pada anak cara
melakukan tes, kemudian meminta anak
untuk melakukannya.
6. Melakukan tes dimulai dari yang paling
mudah.
7. Memberikan pujian pada anak bila berhasil
melakukan tes.
8. Menulis skor pada lembar DDST II setiap
satu tindakan.
9. Menyimpulkan hasil tes setelah selesai
menyelesaikan tindakan.
HASIL
DAFTAR PUSTAKA