Anda di halaman 1dari 45

KATA PENGANTAR

Pendidikan memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam


mengembangkan mutu sumber daya manusia suatu bangsa. Pengembangan
pendidikan ini akan sangat berarti jika dilakukan sejak usia dini, yakni sejak
taman kanak-kanak (TK). TK merupakan bentuk pendidikan anak usia dini
jalur formal yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak usia empat
tahun sampai masuk pendidikan dasar.
Pendidikan taman kanak-kanak memiliki nilai yang amat penting bagi
perkembangan psikofisik anak. Pendidikan pada usia TK bersifat fundamental,
artinya hasil pendidikan usia TK akan mendasari berbagai aspek
perkembangan berikutnya. Pendidikan TK yang tepat dapat merangsang
miliaran neuron pada otak anak yang sedang tumbuh kembang secara
fantastis. Pada usia ini perkembangan otak manusia mencapai 80%,
sedangkan sisanya terjadi pada masa perkembangan berikutnya. Oleh sebab
itu, para ahli menyebut usia ini sebagai usia emas (golden age). Pada
prinsipnya, antara perkembangan otak, emosi, sosial, moral, religi dan
fisik/motorik pada usia emas ini saling terkait. Jika stimulasi perkembangan
fisik/motorik tidak tepat, tidak hanya berisiko bagi perkembangan motorik,
tetapi juga bagi perkembangan aspek lainnya. Pada masa usia emas ini
diperlukan sentuhan dan rangsangan pendidikan yang tepat. Untuk itu,
diperlukan pengembangan anak sesuai dengan masa pertumbuhan dan
perkembangannya. Agar semua aspek dapat berkembang dengan baik,
diperlukan buku acuan untuk pengembangan kemampuan motorik. Salah satu
di antaranya adalah Pengembangan Kemampuan Motorik Halus di Taman
Kanak-Kanak.
Buku ini termasuk salah satu program Direktorat Pembinaan TK dan
SD, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, untuk
memenuhi kebutuhan pendidik TK dalam membantu anak didik
mengembangkan berbagai potensi yang berkaitan dengan pengembangan
motorik halus sehingga siap mengikuti pendidikan pada jenjang sekolah
dasar. Semoga buku ini bermanfaat bagi semua pihak, khususnya para
pendidik anak TK.

Jakarta, Oktober 2008

a.n. Direktur Jenderal Manajemen


Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktur Pembinaan TK dan SD

Drs. Mudjito AK., M.Si


NIP. 131 112 700

PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK ii


Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................... iii

I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Dasar Pemikiran ........................................................................ 1
B. Landasan Yuridis ....................................................................... 3
C. Fungsi ........................................................................................ 4
D. Tujuan ........................................................................................ 5
E. Pendekatan Pembelajaran ......................................................... 5
II. KONSEP PERKEMBANGAN MOTORIK PADA ANAK TK ............. 6
A. Pengertian Motorik ..................................................................... 6
B. Perkembangan Motorik .............................................................. 7
C. Kemampuan Motorik .................................................................. 8
III. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ................... 10
A. Pengertian Motorik Halus ........................................................... 10
B. Pengembangan Motorik Halus Anak TK .................................... 10
C. Pelaksanaan dan Pengembangan Motorik Halus Anak TK ...... 18
IV. TAHAPAN PERKEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK
HALUS ANAK TK ............................................................................ 36
V. PENUTUP ...................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 41

PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK iii


Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
BAB I
PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran
Taman kanak-kanak (TK) adalah pendidikan anak usia dini jalur formal
yang menyelenggarakan pendidikan anak usia 4-6 tahun. Usia tersebut
merupakan masa usia emas (golden age) bagi anak dalam menerima
berbagai upaya pengembangan seluruh potensi dirinya. Masa tersebut adalah
masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang merespons stimulasi
yang diberikan oleh lingkungan untuk mendasari pengembangan kemampuan
fisik, kognitif, bahasa, sosial, emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian,
seni, moral, dan nilai-nilai agama. Masa ini juga memberikan pengalaman
tentang hal-hal yang mampu dilakukan dan dialami anak untuk menuju jenjang
pendidikan selanjutnya.
Di Indonesia dewasa ini perkembangan pendidikan bagi anak TK
mendapatkan perhatian yang serius, terutama pemerintah. Hal ini sesuai
dengan target Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 2009 APK (angka
partisipasi kasar) TK atau sederajat harus dapat mencapai 35% (dalam
Renstra Key Development Milestones Depdiknas) Untuk itu, diperlukan upaya
pengembangan anak yang sesuai dengan masa pertumbuhan dan
perkembangannya. Agar semua aspek dapat berkembang dengan baik,
diperlukan pengembangan kemampuan motorik, yang salah satu di antaranya
adalah pengembangan kemampuan motorik halus di TK.
Motorik halus adalah gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil (halus) serta memerlukan koordinasi
yang cermat, sedangkan perkembangan motorik, menurut Elizabeth B.
Hurlock (1978), adalah perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah
melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf, dan otot yang terkoordinasi. Hal ini
dapat diperoleh dari, baik pengalaman langsung maupun pencarian berbagai
informasi. Pemahaman mengenai tugas perkembangan anak pada usia ini
sangat diperlukan agar pendidik dapat memberikan bantuan dan rangsangan
yang tepat. Menurut Piaget (dalam Santrock, 2002), perkembangan kognitif
PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 1
Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
anak pada usia 4-6 tahun (usia TK) berada pada periode praoperasional ( 2-7
tahun) Pada periode ini anak mulai menggunakan simbol, kata, dan/atau
gambar untuk mempresentasikan dunia (lingkungan) Vygotsky (dalam Stone
1993) menyatakan, ada hubungan yang kuat antara perkembangan kognitif
dan perkembangan bermain pada anak. Dikatakan bahwa permainan
mempunyai peran langsung dalam perkembangan kognitif melalui simbol-
simbol yang merupakan bagian penting dalam pengembangan berpikir abstrak
pada diri anak. Perkembangan motorik halus anak berkembang secara gradual
dengan pengalaman, pelatihan, dan perkembangan neurologis.
Pengembangan kemampuan ini sering kali kurang diperhatikan oleh pendidik.
Hal ini lebih disebabkan oleh masih kurangnya pengetahuan terhadap
perkembangan motorik halus yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari kehidupan anak sehari-hari. Oleh karena itu, pendidikan di TK yang
menekankan bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain harus dapat
mendorong anak untuk mengeluarkan semua daya kreativitasnya. Pada masa
kanak-kanak kegiatan tersebut dapat membantu proses perkembangan otak
anak secara seimbang, baik belahan otak kanan yang banyak terkait dengan
emosional maupun belahan otak kiri yang banyak terkait dengan logika/berpikir
logis. Oleh karena itu, diperlukan proses pembelajaran secara benar sesuai
dengan karakter pertumbuhan dan perkembangan anak, serta dapat
dikembangkan secara optimal agar tidak mengakibatkan adanya hambatan
atau penyimpangan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak yang
menyebabkan hilangnya potensi anak dalam menghadapi masa depan,
keluarga, dan bangsa.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pembelajaran pengembangan
kemampuan motorik halus adalah perkembangan kecerdasan, bakat, kesiapan
dan kesempatan belajar, kesempatan berpraktik, model yang baik,
pembimbingan, motivasi, rangsangan dari lingkungan, dan pendidikan jasmani.
Berbagai manfaat dapat diperoleh anak TK ketika mereka semakin
terampil menguasai motorik halusnya. Selain kondisi badannya yang sehat
karena beraktivitas, anak akan dapat mandiri dan mempunyai rasa percaya
diri. Hal itu memungkinkan anak aktif dalam kegiatan yang memberikan

PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 2


Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
kesenangan dan kesempatan untuk mempelajari keterampilan sosial yang
positif.
Untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan pendidik TK dalam
membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi yang berkaitan
dengan pengembangan motorik halus yang terintegrasi dengan kemampuan
pengembangan fisik, kognitif, bahasa, sosial, emosional, konsep diri, disiplin,
kemandirian, seni, moral, dan nilai-nilai agama, diperlukan pengembangan
motorik halus agar anak siap untuk mengikuti pendidikan pada jenjang
sekolah dasar (SD) dan dalam kehidupan anak sehari-hari.

B. Landasan Yuridis
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Pasal 1, butir (14), menetapkan pendidikan anak usia
dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut. Pasal 28 butir (2) menyatakan bahwa pendidikan
anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal,
nonformal, dan/atau informal. Pasal 28 butir (3) menyatakan bahwa
pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk taman
kanak-kanak (TK), raudatul athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1990 tentang


Pendidikan Prasekolah, Bab VII, Pasal 13, butir (1) menetapkan bahwa
pengelolaan taman kanak-kanak dilakukan oleh seorang kepala dan
dibantu oleh tenaga kependidikan lainnya. Butir (2) menyatakan bahwa
kepala, sebagaimana dimaksud dalam butir (1), bertanggung jawab atas
pengelolaan tenaga kependidikan, anak didik, pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar, dana, sarana dan prasarana, serta administrasi. Bab VII, Pasal
14, butir (1), berisikan bahwa pendidik TK merupakan tenaga pendidik yang
memiliki kualifikasi sebagai pendidik TK. Pada butir (2) disebutkan bahwa

PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 3


Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
anggota masyarakat yang memiliki kemampuan tertentu dapat membantu
pendidik dalam penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar atau bermain.

3. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor


486/U/1992 tanggal 30 November 1992 tentang Taman Kanak-kanak.

4. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor


053/U/2001 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal
Penyelenggaraan Prasekolah Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah.

5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.14/2005 tentang organisasi dan


Tata Kerja Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Menengah
memberikan tugas kepada Direktorat Pembinaan TK dan SD untuk
menyiapkan bahan perumusan kebijakan dan pertimbangan teknis di
bidang pembinaan taman kanak-kanak dan sekolah dasar.

C. Fungsi
Buku Pengembangan Kemampuan Motorik Halus di Taman Kanak-Kanak
berfungsi sebagai panduan bagi pendidik:
1. tentang pembelajaran TK agar memiliki kemampuan melaksanakan
pembelajaran bagi anak secara seimbang, baik jasmani maupun rohani;
2. memberikan pembelajaran dan pengembangan motorik halus secara
sistematik dengan menggunakan media yang tepat;
3. meningkatkan penggunaan metode pembelajaran yang dapat
mengembangkan kemampuan motorik halus anak TK;
4. mengidentifikasi hambatan atau penyimpangan yang mungkin terjadi
dalam proses pengembangan kemampuan motorik halus di TK sehingga
jika terjadi hambatan atau penyimpangan dapat dilakukan perbaikan sejak
dini;
5. membantu proses menyeimbangkan fungsi belahan otak kiri dan otak
kanan anak TK;
6. membantu proses pertumbuhan otot dan saraf, yang merupakan bagian
sensor perkembangan motorik anak yang sedang tumbuh dan
berkembang;
PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 4
Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
7. mengembangkan kemampuan motorik anak sesuai dengan sistem anatomi
dan karakteristik pertumbuhan anak.

D. Tujuan
Buku Pengembangan Kemampuan Motorik Halus di Taman Kanak-Kanak ini
ditujukan bagi pendidik dalam membantu:
1. melaksanakan pembelajaran yang mengarah kepada kelenturan otot-otot
kecil (halus) sehingga menghasilkan koordinasi mata dengan tangan;
2. melihat dan memilih aktivitas yang sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan
dan perkembangan anak sehingga kesalahan melakukan gerak dapat
diminimalkan;
3. membantu mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak didik
berkaitan dengan pengembangan motorik halus dalam berbagai bidang
sehingga siap untuk mengikuti pendidikan pada jenjang SD dan dalam
kehidupan anak sehari-hari;
4. melatih kepekaan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan karya seni
sehingga anak kelak dapat menghargai dan mencipta karya seni.

E. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dilakukan dengan cara:
1. berorientasi pada prinsip perkembangan anak;
2. berorientasi pada kebutuhan anak;
3. bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain;
4. tematik;
5. kreatif dan inovatif;
6. lingkungan kondusif;
7. pengembangan kecakapan hidup.

PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 5


Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
BAB II
KONSEP PERKEMBANGAN MOTORIK
PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK

A. Pengertian Motorik
Motorik merupakan terjemahan dari kata motor yang artinya ’dasar
mekanika yang menyebabkan terjadinya suatu gerak’. Gerak (movement)
adalah suatu aktivitas yang didasari oleh proses motorik. Proses motorik ini
melibatkan sebuah sistem pola gerakan yang terkoordinasi (otak, saraf, otot,
dan rangka) dengan proses mental yang sangat kompleks, yang disebut
sebagai proses cipta gerak. Keempat unsur tersebut tidak bisa bekerja secara
sendiri-sendiri, tetapi selalu terkoordinasi. Apabila salah satu unsur mengalami
gangguan, gerak yang dilakukan dapat mengalami gangguan pula. Dengan
kata lain, gerakan yang dilakukan oleh anak secara sadar dipengaruhi oleh
stimulus dari lingkungannya (informasi verbal atau lisan, gambar, dan alat
lainnya) yang dapat direspons oleh anak.
Kemampuan gerak dasar sudah dimulai sejak anak dalam kandungan
sampai lahir. Pada saat lahir bayi mulai menggerakkan kedua tangannya,
kemudian menarik dan menjulurkan kedua kakinya, memutar badan ke
samping, tengkurap, merangkak, merambat untuk berdiri, dan berjalan hingga
berlari. Gerak dasar meliputi gerak lokomotor, nonlokomotor, dan gerak
manipulatif.
Gerak lokomotor adalah gerakan yang memindahkan tubuh atau berat
badan dari satu tempat ke tempat lainnya dan biasanya membutuhkan ruang
yang cukup lebar dan luas, seperti jalan, jinjit, lari, loncat, dan lompat serta
gerak kombinasi; meluncur, menggeser ke kanan dan ke kiri.
Gerak nonlokomotor adalah gerak yang dilakukan di tempat, tanpa
menggunakan ruang yang lebar dan luas seperti membungkuk, menekuk,
mengayun, bergoyang, berputar, dan meliuk.
Gerak manipulatif dilakukan apabila anak menghadapi berbagai macam
objek dan cenderung mengarah pada koordinasi antara mata dan kaki, mata
PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 6
Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
dan tangan, seperti mendorong, memukul, memantul, melempar, menendang,
berguling, menerima, menangkap, menghentikan, menari, dan melakukan gerak
pantomim. Kemampuan gerak dasar inilah yang akan berperan sebagai
landasan perkembangan keterampilan motorik halus anak.

B. Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik, adalah perkembangan pengendalian gerakan
jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf, dan otot yang terkoordinasi
(Elizabeth, 1978), Pengendalian tersebut berasal dari perkembangan refleksi
dan kegiatan anak pada masa atau sejak lahir. Dalam proses perkembangan
motorik tersebut ada beberapa prinsip perkembangan motorik berdasarkan
beberapa hasil penelitian yang cukup lama (longitudinal), yaitu:
1. perkembangan motorik bergantung pada kematangan otot dan saraf;
2. belajar keterampilan motorik tidak terjadi sebelum anak matang (otot dan
sarafnya);
3. perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat diramalkan
(Cephalocaudal: dari kepala ke kaki dan Proximaodistal: dari sendi utama
ke bagian terkecil);
4. dimungkinkan menentukan norma perkembangan motorik (berdasarkan
umur rata-rata untuk menentukan norma bentuk kegiatan motorik lainnya);
5. terjadi perbedaan individual dalam laju perkembangan motorik.
Endang (2007) mengemukakan, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi perkembangan motorik anak yang menyebabkan perbedaan
individual antara anak yang satu dan yang lainnya di antaranya adalah:
1. sifat dasar genetik (faktor bawaan);
2. keaktifan janin dalam kandungan;
3. kondisi pranatal yang menyenangkan, khususnya kondisi ibu dan gizi
makanan sang ibu;
4. proses kelahiran, apabila ada kerusakan pada otak akan memperlambat
perkembangan motoriknya;
5. kondisi pascalahir, berkaitan dengan kondisi lingkungan sekitar yang dapat
menghambat/mempercepat laju perkembangan motoriknya;

PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 7


Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
6. ada tidaknya rangsangan, dorongan, dan kesempatan untuk mengerakkan
semua anggota tubuh;
7. cacat fisik, akan dapat memperlambat perkembangan motorik anak.
Tugas perkembangan anak yang penting dalam masa TK dan dalam
tahun-tahun permulaan sekolah terdiri atas perkembangan motorik yang
didasarkan pada penggunaan kumpulan otot yang berbeda secara
terkoordinasi.

C. Kemampuan Motorik Anak TK


Kemampuan motorik dapat berkembang secara alami tanpa dilatih
karena adanya pengaruh pertumbuhan dan kematangan anak. Perubahan
kematangan itu hanya meningkatkan keterampilan sampai batas minimal.
Contoh sederhana adalah keterampilan memegang pensil. Tanpa berlatih pun
kemampuan anak memegang pensil tetap akan berkembang. Namun, perlu
dipertanyakan seberapa jauh tingkat keterampilan itu dapat berkembang jika
tidak dilatih secara khusus sesuai dengan tujuan dan fungsinya.
Agar kemampuan motorik anak TK terlatih dibutuhkan pemahaman
tentang kesadaran motorik yang meliputi: pancaindera, keseimbangan, ruang,
tubuh, waktu, dan arah dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Kesadaran motorik yang berhubungan dengan pancaindera merupakan
alat yang digunakan untuk mengenali lingkungan sekeliling anak TK
sehingga anak dapat berinteraksi.
2. Kesadaran motorik yang berhubungan dengan keseimbangan adalah
kemampuan menjaga pusat berat badan.
3. Kesadaran motorik yang berhubungan dengan ruang merupakan
kemampuan memahami ruang eksternal atau sekitar anak TK dan
memfungsikan motorik melalui ruang tersebut, seperti lingkaran, segi tiga,
dan segi empat.
4. Kesadaran motorik yang berhubungan dengan tubuh merupakan
kemampuan untuk mengetahui dan memahami nama dan fungsi macam-
macam bagian tubuh yang melekat pada diri anak TK, seperti kaki, tangan,
mata, dan telinga.

PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 8


Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
5. Kesadaran motorik yang berhubungan dengan waktu merupakan
kemampuan menduga waktu kedatangan didasarkan pada ciri kecepatan
jalannya benda, berat, dan jarak benda. Dengan kata lain, waktu
merupakan kemampuan individu mengantisipasi suatu benda yang datang
kepadanya.
Perubahan keterampilan motorik anak karena faktor kematangan jelas
tidak dapat dinyatakan sebagai hasil belajar atau latihan. Pemberian latihan
yang sistematis dan terprogram secara baik memerlukan pengembangan
kemampuan motorik, dalam hal ini motorik halus, yang menjadi upaya konkret
dalam memfasilitasi peningkatan keterampilan motorik halus anak secara
optimal.

PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 9


Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
BAB III
PENGEMBANGAN
KEMAMPUAN MOTORIK HALUS

A. Pengertian Motorik Halus


Motorik halus adalah gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil (halus) serta memerlukan koordinasi
yang cermat, seperti menggunting mengikuti garis, menulis, meremas,
menggenggam, menggambar, menyusun balok, memasukkan kelereng ke
lubang, membuka dan menutup objek dengan mudah, menuangkan air ke
dalam gelas tanpa berceceran, menggunakan kuas, krayon dan spidol, serta
melipat.

B. Pengembangan Motorik Halus Anak TK


Perkembangan motorik halus untuk anak usia empat dan lima tahun
(Milestones dalam Gronlund, 2001) adalah sebagai berikut.
1. Untuk Anak usia Empat Tahun
a. menyusun puzzle dengan jumlah potongan sedikit, papan pasak kecil,
meronce, bermain playdough, meneteskan air, dll.;
b. menuang pasir dan air ke dalam wadah kecil;
c. membangun struktur balok yang kompleks;
d. menggambar orang paling sedikit empat bagian;
e. memakai baju tanpa bantuan orang lain

2. Untuk Anak Usia Lima Tahun:


a. menyusun puzzle dengan jumlah potongan banyak, menggunakan
permainan manipulatif berukuran kecil dengan mudah;
b. membangun struktur dengan balok tiga dimensi;
c. menggambar orang dengan pola geometri;
d. menulis nama pertama/nama panggilannya dan menulis beberapa huruf
secara kasar (belum rapi), tetapi terbaca oleh orang dewasa;
PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 10
Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
e. menggunakan palu, gunting, obeng, dan pelubang kertas tanpa bantuan
orang lain;
f. memakai baju dengan mudah, mengikat tali sepatu dengan sedikit
bimbingan orang dewasa.
Pada usia 4 s.d. 5 tahun anak sudah dapat menggambar ”orang” berupa
lingkaran untuk kepala, dua lingkaran yang lebih kecil dan garis untuk mata
dan mulut, dan empat garis untuk tangan dan kaki (Bealy, 1998)
Dari uraian di atas ternyata pengembangan motorik halus dapat
dilakukan melalui pengembangan kemampuan dasar yang lain, seperti
kemampuan kognitif (misalnya bermain puzzle), kemampuan untuk menolong
diri sendiri (mandiri), kemampuan bahasa (khususnya pramenulis), dan
kemampuan seni. Hal ini sesuai dengan pendapat Neo-Piaget, bahwa proses
berpikir anak untuk memperoleh konsep melibatkan beberapa area otak.
Biasanya pada usia 4 s.d. 10 tahun melibatkan tiga area otak. Sebagai contoh,
ketika anak menghitung balok, anak akan membilang (pengembangan kognitif)
balok tersebut, mengucapkan urutan bilangan, misalnya satu, dua, tiga,
empat, ... (pengembangan kognitif dan bahasa), serta memegang,
memindahkan dan menyusun balok (pengembangan motorik halus). Dalam
pembelajaran dapat digunakan metode the whole brain learning (pembelajaran
otak seutuhnya) karena belahan otak kanan dan kiri mempunyai fungsi atau
kemampuan yang berbeda atau spesialisasi hemisfer/hemispheric
specialization (W.R Sperry et.al. dalam Sidiarto & Lily, 2008). Belahan otak
kanan mempunyai sifat menyatukan (unity) dan belahan otak kiri mempunyai
sifat memisahkan (disunity).

PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 11


Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
Berikut ini adalah fungsi belahan otak kiri dan kanan yang lebih detail:
Kemampuan hemisfer kiri
(belahan otak kiri) mencakup: Kemampuan hemisfer kanan
(belahan otak kanan) mencakup:
1) komunikasi verbal;
2) linguistik; 1) komunikasi pragmatik;
3) logis dan analitis; 2) visual imajinasi;
4) simbolik; 3) pengenalan wajah;
5) praktis; 4) konfigurasi eksternal;
6) rincian internal; 5) holistik-intuitif;
7) proses aritmatik; 6) usunan spasial;
8) serial; 7) pararel;
9) fokus; 8) tidak bergantung waktu;
10) perbedaan; 9) spasial, global;
11) bergantung pada waktu; 10) pikiran divergen;
12) segmental; dan 11) seni, spiritual, kreativitas.
13) pikiran konvergen.

Berdasarkan uraian di atas, dalam proses pembelajaran yang


menggunakan metode pembelajaran otak seutuhnya (the whole brain
learning) diperlukan pengetahuan tentang mekanisme kerja otak. Dari
segi pembelajaran, mekanisme kerja otak dapat ditinjau dari
pendekatan lateral (dari belahan otak kanan ke belahan otak kiri) dan
pendekatan longitudinal (dari otak bagian belakang ke bagian depan).
Sehingga dapat menciptakan peserta didik yang kreatif, produktif dan
mempunyai pola pikir yang menyeluruh, yaitu cerdik dan cerdas.

Anterior/bagian Posterior/bagian
depan : pusat belakang : pusat
beraksi, bertin- pengenalan,
dak dan bertu- pengertian, dan
tur pemahaman

PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 12


Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
Gerakan dapat merekatkan belahan otak kanan dan kiri, oleh
sebab itu anak usia dini akan lebih mudah belajar apabila mereka
bergerak, tidak hanya duduk diam. Gerakan dapat dilakukan melalui
bermain, pengembangan kemampuan motorik kasar dan halus.
Menurut Paul Denisson, ”Movement is the door to learning”. Mereka
akan mudah belajar jika bergerak dan suasana belajarnya
menyenangkan.
Pengembangan motorik halus yang terintegrasi dengan
kemampuan dasar lain di kurikulum TK akan merangsang
perkembangan otak secara menyeluruh. Pengembangan tersebut
mencakup hal-hal berikut ini:
1) Pengembangan motorik halus untuk TK kelompok A (usia 4-5
tahun):
a) Pengembangan kemandirian yang sekaligus kemampuan
motorik halus:
(1) membersihkan diri sendiri dengan bantuan (misalnya meng-
gosok gigi, mandi, dan buang air);
(2) mengurus diri sendiri dengan sedikit bantuan (misalnya ber-
pakaian dan makan);
b) Pengembangan kemampuan bahasa, khususnya pramenulis,
sekaligus kemampuan motorik halus:
membuat berbagai macam coretan membuat gambar dan
coretan (tulisan) tentang cerita mengenai gambar yang
dibuatnya.
c) Pengembangan kognitif, sekaligus kemampuan motorik halus:
(1) menyusun 4-6 kepingan puzzel menjadi bentuk utuh;
(2) mengisi wadah dengan air, pasir, biji-bijian, beras, dll.;
(3) membilang dengan benda-benda;
(4) mengelompokkan bentuk geometri.

PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 14


Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
d) Pengembangan motorik halus:
(1) memegang pensil (belum sempurna) untuk menggambar
bebas dengan gerakan naik turun bersambungan;
(2) membuat berbagai bentuk dengan menggunakan plastisin,
playdough, dan tanah liat;
(3) menjiplak dan meniru membuat garis tegak, datar, miring,
lengkung, dan lingkaran;
(4) meniru melipat kertas sederhana (1-6 lipatan);
(5) menjahit jelujur sepuluh lubang dengan tali sepatu;
(6) menggunting bebas;
(7) merobek bebas;
(8) menyusun menara dari kubus minimal delapan kubus;
(9) membuat lingkaran dan segi empat.
e) Pengembangan seni, sekaligus kemampuan motorik halus:
(1) menggambar bebas dengan berbagai media (pensil warna,
krayon, arang, dll.);
(2) menggambar orang dengan lengkap dan sederhana (belum
proporsional);
(3) mewarnai bentuk geometri dengan ukuran besar;
(4) meronce dengan manik-manik;
(5) menciptakan dua bentuk bangunan dari balok;
(6) mencipta dua bentuk dari kepingan bentuk geometri
(7) mencipta bentuk dengan lidi, sedotan, dan sendok es krim;
(8) menganyam dengan kertas atau pita;
(9) membatik dan jumputan;
(10) mencocok dengan pola buatan pendidik;
(11) permainan warna dengan berbagai media;
(12) melukis dengan jari (finger painting);
(13) bertepuk tangan dengan dua pola.
(14) mengekpresikan diri dalam bentuk gerak sederhana;
(15) memainkan alat musik sederhana.
PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 15
Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
2) Pengembangan motorik halus untuk TK kelompok B (usia 5-6 ta-
hun) sebagai berikut:
a) Pengembangan kemandirian, sekaligus kemampuan motorik
halus:
(1) membersihkan diri sendiri tanpa bantuan orang lain
(misalnya menggosok gigi, mandi, dan buang air);
(2) mengurus diri sendiri tanpa bantuan orang lain (misalnya
berpakaian dan makan);
b) Pengembangan bahasa, sekaligus kemampuan motorik halus:
membuat gambar dan menceritakan isi gambar dengan
beberapa coretan/tulisan yang sudah berbentuk huruf/kata;
c) Pengembangan kognitif, sekaligus kemampuan motorik halus:
(1) membuat bentuk-bentuk geometri;
(2) mengisi dan menyebutkan isi wadah (satu gelas, satu botol,
dll.) dengan air, pasir, biji-bijian, beras, dll.
(3) menyusun kepingan puzzel menjadi bentuk utuh (lebih dari
delapan kepingan)
d) Pengembangan motorik halus:
(1) mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain, misalnya
makan, mandi, menyisir rambut, memasang kancing,
mencuci dan mengelap tangan, dan mengikat tali sepatu;
(2) memegang pensil dengan benar (antara ibu jari dan dua
jari);
(3) membuat dengan bentuk berbagai media (tanah liat, pe-
lepah pisang, batang pepaya, karet busa, dll.);
(4) meniru membuat garis tegak, datar, miring, lengkung, dan
lingkar;
(5) meniru melipat kertas sederhana (tujuh lipatan);
(6) menjahit bervariasi (jelujur dan silang) lima belas lubang
dengan tali rafiah, benang wol, benang kasur, dan pita;

PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 16


Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
(7) menggunting dengan berbagai media berdasarkan ben-
tuk/pola (lurus, lengkung, gelombang, zig-zag, lingkaran,
segi empat, dan segi tiga);
(8) mencocok bentuk sederhana dengan cocokan yang rapi;
(9) menyusun bentuk menara dari kubus minimal dua belas
kubus;
(10) membuat lingkaran dan bujur sangkar dengan rapi.
e) Pengembangan seni, sekaligus kemampuan motorik halus:
(1) menggambar bebas dengan berbagai media (pensil warna,
krayon, arang, dll) dengan rapi;
(2) menggambar bebas dari bentuk dasar titik, lingkaran, segi
tiga, dan segi empat;
(3) menggambar orang dengan lengkap, baik proporsional
maupun sederhana;
(4) mencetak dengan berbagai media (cap dengan jari, kuas,
pelepah pisang, daun, bulu ayam) dengan lebih rapi;
(5) melukis dengan jari (finger painting);
(6) mewarnai bentuk gambar sederhana dengan rapi;
(7) mewarnai benda tiga dimensi dengan berbagai media;
(8) meronce dengan manik-manik sesuai dengan pola (dua
pola)
(9) meronce dengan berbagai media. misalnya bagian tanam-
an, bahan bekas, karton, dan kain);
(10) menciptakan tiga bentuk bangunan dari balok;
(11) mencipta tiga bentuk dari kepingan bentuk geometri;
(12) mencipta bentuk dengan lidi, sedotan, sendok es krim, dll.;
(13) menganyam dengan berbagai media, misalnya kain perca,
daun, sedotan, dan kertas;
(14) membatik dan jumputan;

PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 17


Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
(15) menggambar dengan teknik kolase dengan memakai
berbagai media (kertas, ranting dan daun kering, biji-bijian,
kain perca, batu-batuan, dll.)
(16) membuat gambar dengan teknik mozaik memakai berbagai
bentuk dan bahan (segi empat, segi tiga, lingkaran, dll.);
(17) membuat mainan dengan teknik menggunting, melipat, dan
menempel;
(18) mencocok dengan pola sederhana buatan pendidik atau
ciptaan anak sendiri;
(19) permainan warna dengan berbagai media, misalnya
krayon dan cat air;
(20) melukis dengan jari;
(21) melukis dengan berbagai media (kuas, bulu ayam, daun-
daunan, dll.);
(22) membuat berbagai bentuk dari kertas, daun-daun, dll.;
(23) bertepuk tangan dengan tiga pola;
(24) mengekspresikan diri dalam berbagai bentuk sederhana
(menari, bergerak mengikuti musik, dan gerak pantomim).

C. Pelaksanaan dan Pengembangan Motorik Halus Anak TK


1. Pelaksanaan
Pelaksanaan aktivitas motorik halus dapat dikembangkan oleh
pendidik bersifat adaptif (sesuai dengan situasi, kondisi, dan
kemampuannya) Oleh karena itu, pelaksanaan aktivitas motorik
halus ini dapat diaplikasikan ke dalam berbagai bentuk yang
bervariasi.
2. Pengembangan
Dalam pengembangan motorik halus, pendidik perlu memanfaatkan
sumber daya manusia dan sumber daya alam di daerah masing-
masing. Kerja sama dengan instansi pemerintah, swasta, dan
industri yang terkait dengan program aktivitas anak TK perlu dibina
PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 18
Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
secara intensif sehingga tujuan untuk menciptakan sumber daya
manusia yang andal dan berdaya saing tinggi tercapai.

a. Contoh pelaksanaan aktivitas pengembangan motorik halus


yang terintegrasi dengan pengembangan kemampuan lain

Gambar 1
Kegiatan Menjahit Lembaran Kata

Media: Dus bekas, benang kasur, kertas warna, dan cetakan pada
kertas (dapat diubah kata-katanya sesuai dengan tema dan
materi)
Cara membuat :
• Dus susu ukuran 800 gr bagian depan dipotong menjadi tiga
bagian
• Dua lembar dus, lalu ditempeli tulisan dan kertas warna yang
sama
• Diberi lubang dengan jumlah yang sama pula
• Disediakan benang kasur untuk menjahit

Integrasi dengan pengembangan kemampuan dasar lain:


• Bahasa : 1. Menyebut suku kata awal yang sama
2. Menyebutkan posisi ”di atas dan bawah”
PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 19
Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
• Kognitif : 1. Mengelompokkan benda sesuai dengan warna
2. Membilang lubang jahitan
• Motorik halus : Menjahit jelujur dengan benang ”garis lurus”
Dengan melakukan kegiatan pembelajaran di atas, pendidik telah
melaksanakan pembelajaran otak seutuhnya (whole brain learning)
1. Pendekatan longitudinal (dari otak bagian belakang ke depan)
Belakang depan
- melihat warna dan tulisan - menyebutkan suku
kata awal yang sama
- menghitung lubang - memasangkan kartu
kata dan menjahit
2. Pendekatan lateral belahan otak kanan ke belahan otak kiri
Belahan otak kanan Belahan otak kiri
- menjahit - menyebutkan suku
kata awal yang sama
- menunjukkan warna
yang sama
- membilang lubang
jahitan

Gambar 2 Kegiatan Menjahit Suku Kata


Media : Dus Snack, gambar, suku kata, dan benang kania
Cara Membuat :
• Potong dus snack bentuk persegi
PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 20
Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
• Gambar sendiri atau potong gambar dari majalah, tempelkan di
samping kiri potongan dus, lalu laminating
• Siapkan suku kata sesuai dengan gambar, kemudian dilaminating
• Beri lubang pada potongan dus dan suku kata
• Ikat ujung benang kania dan beri isolasi di ujung satunya

Integrasi dengan pengembangan kemampuan dasar lain:


• Berbahasa : 1. Menghubungkan gambar dengan kata
2. Menyusun suku kata menjadi kata
3. Memberikan keterangan posisi ”di atas, di bawah,
di depan, di belakang”
• Kognitif : Membilang lubang jahitan
• Motorik halus : Menjahit jelujur dengan benang ”garis lurus”
Dengan melakukan kegiatan pembelajaran di atas, pendidik telah
melaksanakan pembelajaran otak seutuhnya dengan:
1. Pendekatan longitudinal (bagian belakang ke arah depan)
Belakang depan
- melihat gambar dan suku kata - Menyebutkan nama
benda
- membilang lubang jahitan - Menyusun kata dari
suku kata
- Memasangkan kartu
kata dan menjahit
2. Pendekatan lateral (belahan otak kanan ke arah belahan otak kiri)
Belahan otak kanan Belahan otak kiri
- menjahit - menyebutkan kata dan
suku kata
- Membilang lubang jahitan
- Memasangkan kartu kata

PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 21


Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
Gambar 3 Kegiatan Menjahit Bersama

Media : Kardus bekas ukuran besar, benang kasur, gambar (kardus


akan dibuat rumah joglo dan rumah gadang, tema: rumah tradisional)
Cara membuat :
• Tiga kardus dibuka dan digabungkan menjadi satu sehingga
ukurannya menjadi besar dan anak bisa masuk ke dalamnya.
• Guru membuat lubang dengan alat mencocok
• Guru menebalkan bekas lubang dan alur jahitan dengan spidol
• Guru menempel gambar di awal jahitan dan di akhir jahitan
• Guru menyediakan benang kasur untuk menjahit yang ujungnya
sudah diberi isolasi

Integrasi dengan pengembangan kemampuan dasar lain:


• Bahasa : 1. Melakukan tiga perintah ” urutan menjahit”
2. Memberikan keterangan posisi ”di atas, di bawah,
di depan, di belakang”
• Kognitif : Membilang lubang jahitan
• Fisik Motorik : Menjahit jelujur dengan benang ”garis lurus,
lengkung, zig-zag”

Dengan melakukan kegiatan pembelajaran di atas, pendidik telah


melaksanakan pembelajaran otak seutuhnya dengan:
PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 22
Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
1. Pendekatan longitudinal (bagian belakang ke arah depan)
Posterior Anterior
- menghitung lubang jahitan - mengomunikasikan
- anak mendengarkan, melihat apa yang akan dilaku-
dan menghitung lubang jahitan kan dan mulai menjahit
2. Pendekatan lateral (belahan otak kanan ke belahan otak kiri)
Belahan otak kanan Belahan otak kiri
- menjahit - berkomunikasi dan mem
bilang

Gambar 4 Kegiatan Bermain Pasir

Media : Pasir basah, alat bermain pasir, cetakan, kartu kata, kertas
dan spidol

Integrasi dengan pengembangan kemampuan dasar lain:


• Bahasa : 1. Mencontoh tulisan dari kartu kata
2. Menulis sesuai dengan gambar cetakan
• Kognitif : Mengisi wadah dengan pasir
• Motorik halus : Mencetak berbagai bentuk dengan pasir basah
• Seni : Menggambar hasil cetakan

PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 23


Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
Metode Pembelajaran otak seutuhnya :
1. Pendekatan longitudinal (bagian belakang ke arah depan)
Belakang depan
- anak melihat cetakan dan - mencetak pasir basah
hasil cetakan - menggambar hasil cetakan
- menyebutkan nama benda
yang dicetak
- mencari kartu kata yang se
suai dengan hasil cetakan
- mencontoh tulisan dengan
kartu kata
2. Pendekatan lateral (belahan otak kanan ke arah belahan otak kiri)
Belahan otak kanan Belahan otak kiri
- Mencetak dan menggambar - mencari kartu kata yang
sesuai dengan hasil cetak-
an kemudian menuliskan-
nnya

Gambar 5 Kegiatan Bermain Peran Mikro di Pasir Kering

Media : 1. Wayang daun


2. Balok, mainan binatang dan tumbuhan

PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 24


Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
Integrasi dengan pengembangan kemampuan dasar lain:
• Bahasa : bermain peran mikro
• Kognitif : mengisi wadah dengan pasir
• Motorik halus dan sain :
- menata setting pasir kering atau pasir basah
- menggunting kepala wayang daun
- Mengelompokkan ”ukuran daun kering” dan
ranting kering
- Menarik garis kerangkan daun
• Seni : Menggambar wajah wayang daun
Metode Pembelajaran otak seutuhnya :
1. Pendekatan longitudinal (otak bagian belakang ke arah depan)
Belakang Depan
- mengenal ukuran daun kering - membuat wayang daun
dan ranting - menata setting pasir kering
- memasang sesuai dengan ukuran dan pasir basah
- bermain peran mikro
- menggambar dan mencerita
Kan ”Wayang daun”
2. Pendekatan lateral belahan otak kanan ke arah belahan otak kiri
Belahan otak kanan Belahan otak kiri
- mensetting pasir - mengelompokkan daun
- memmbuat wayang daun dan ranting kering
(menggambar dan menggunting) - menceritakan ”wayang daun
- bermain peran ”wayang daun”

PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 25


Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
Gambar 6. Kegiatan memasak bayam dan memasak nasi

Media : bayam, air, bumbu dan alat-alat memasak


Integrasi dengan pengembangan kemampuan dasar lain:
• Motorik halus : memetik ”bayam”
• Kognitif : - Mengelompokkan ukuran ”daun-batang bayam”
- Mengukur ” volume air”, ”takaran bumbu”
• Motorik halus : mencuci ”daun bayam”
• Bahasa - mengurutkan gambar seri ” memasak bayam”
- membuat science chart memasak bayam
Pembelajaran otak seutuhnya yang dapat dikembangkan melalui:
1. Pendekatan longitudinal (bagian belakang ke arah depan)
Belakang Depan
- mengenal ukuran daun kering - memetik bayam
dan batang bayam - mengelompokkan daun
- mengenal bahan dan alat bayam, batang bayam
- mencuci daun bayam
- menarik garis kerangka daun
- mengukur ”volume air”
- mengukur takaran bumbu
- mengurutkan gambar seri
“Memasak Bayam”
- membuat science chart
“Memasak Bayam”

PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 26


Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
2. Pendekatan lateral belahan otak kanan ke belahan otak kiri
Belahan otak kanan Belahan otak kiri
- memetik bayam - mengelompokkan sesuai
- mencuci daun bayam ukuran daun-batang bayam
- menarik garis kerangka daun - mengukur volume air
- melibatkan kemampuan visual - mengukur takaran bumbu
- mengurutkan gambar seri - “Memasak Bayam”
- membuat science chart
“Memasak Bayam”

b. Contoh pelaksanaan aktivitas pengembangan motorik halus


yang terintegrasi dengan kemampuan lain

Gambar 7. Kegiatan Melukis di papan easel


Tujuan:
Untuk pengembangan seni sekaligus melatih kelenturan otot-otot halus
pada jari tangan pada saat anak menggoreskan media di atas kertas
Kemampuan dasar yang dikembangkan :
Bahasa : Bercerita tentang gambar yang disediakan atau yang dibuat
sendiri dengan urut dan bahasa yang jelas
Seni : Menggambar bebas dengan berbagai media

PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 27


Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
Gambar 8. Kegiatan Melukis dengan Jari
Tujuan:
Untuk pengembangan seni, sekaligus melatih koordinasi dan kelenturan
sepuluh jari tangan anak pada saat bergerak memainkan warna.
Kemampuan dasar yang dikembangkan :
Kognitif : Mencoba dan menceritakan apa yang terjadi jika warna
dicampur
Seni : - Permainan warna dengan berbagai media
- Melukis dengan jari

Gambar 9 Kegiatan Mencipta bentuk dengan berbagai media


Tujuan :
Mengembangkan seni, sekaligus melatih keterampilan tangan.

Kemampuan dasar yang dikembangkan :


PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 28
Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
Motorik halus : - Meniru melipat kertas sederhana
- Menggunting bebas, menggunting lurus ”kandang”
- Merobek bebas
Seni :- Mencipta bentuk ”singa”
- Ekspresi warna, anyaman warna berpola
Kognitif :- Urutan pola ”3 warna”
Bahasa : - Bercerita, bermain peran mikro ”kebun binatang mini”

Jadi hasil karya menggambar, melukis dan ekspresi warna dapat dijadikan
bahan untuk mencipta bentuk tiga dimensi dan sebagai media
pengembangan kemampuan dasar lain.

Gambar 10. Kegiatan Meronce dengan Manik-Manik


Tujuan :
Untuk mengembangkan seni dan melatih koordinasi tangan dengan mata
ketika memasukan benang ke dalam manik-manik/merjan.
Kemampuan dasar yang dikembangkan
Kognitif : - mengelompokkan warna, membilang.
- memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat bentuk
dua pola yang berurutan
- Meniru pola dengan menggunakan media meronce
Seni : - Meronce dengan berbagai media
- Meronce dengan manik-manik sesuai dengan pola

PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 29


Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
Motorik halus : menggunting media yang akan dironce (anak dapat
menyiapkan sendiri media yang akan dipakai untuk
meronce)
Bahasa : Bermain peran makro

Gambar 11. Kegiatan Melukis dengan Teknik Sedotan digabung dengan


ekspresi warna yang lain, seperti : membatik dan mencap
Tujuan :
Untuk mengembangkan seni dan melatih koordinasi jari tangan dengan
mulut pada saat meniup warna
Kemampuan dasar yang dikembangkan :
Seni : Permainan warna dengan berbagai media, seperti : mem-
batik ”laut” dengan krayon dan cat air, setelah kering di
atasnya dibuat ”rumput laut” dengan lukisan tiup. Mencap
dengan spons ”ikan, ubur-ubur”
Motorik halus : Mencipta bentuk 2 atau 3 dimensi dengan menggunting
”ubur-ubur, ikan, rajungan” membuat ”deorama taman laut”
Kognitif : membilang ”ikan dan ubur-ubur”
Bahasa : bermain peran mikro ”deorama taman laut”

PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 30


Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
Gambar 12. Dinding Ekspresi
Tujuan :
Menuangkan ide, gagasan, cerita, kebahagiaan, kesedihan, kemarahan,
anak setiap hari, setiap saat dalam bentuk gambar, tulisan dan huruf
Kemampuan dasar yang dikembangkan :
Pembiasaan : - Mau mengemukakan pendapat secara sederhana
Bahasa : - Menceritakan pengalaman/kejadian secara sederhana
- Membuat gambar dan menceritakan isi gambar dan
beberapa coretan/tulisan yang sudah berbentuk
huruf/kata
- Bercerita tentang gambar yang disediakan atau yang
dibuat sendiri dengan urut dan bahasa yang jelas
Seni : - Menggambar bebas dengan berbagai media

PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 31


Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
c. Contoh Alat Permainan Edukatif yang Berperan Mengembangkan
Motorik halus

Alat Permainan Edukatif Kemampuan Dasar yang


dikembangkan
- Melatih pengenalan konsep
bilangan 0-9, melatih logika
(kognitif)
- Melatih koordinasi mata dan jari
tangan ketika memasukan
kepingan ke dalam pasak
Gambar 13 : Angka Digital (motorik halus)
- Mengembangkan motorik ha-
lus melalui ”self help”, mengan
cingkan baju, zipe, pita, pere-
kat, mengaitkan.
- Menghitung lubang kancing,
memasangkan kancing-lubang
kancing dan menyebutkan per
bedaan ”kancing dan resleting”
Gambar 14 : Life Skills Montessori (kognitif)
- Mendengarkan dan mencerita-
kan kembali cerita, mengguna
kan kata ganti aku, membeda-
kan dan menirukan kembali
bunyi tertentu (Bahasa)
- Memainkan boneka (motorik
halus)
- Membedakan macam-macam
Gambar 15 : Boneka Jari Profesi suara, mengenal profesi (kog-
nitif)
PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 32
Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
Alat Permainan Edukatif Kemampuan Dasar yang
dikembangkan
- Pemahaman konsep tinggi
rendah, pengenalan bentuk
geometri atau bentuk tertentu,
jumlah, pengenalan warna,
logika berpikir, puzzle (kognitif)
- Melatih koordinasi mata dan
keterampilan tangan (motorik
halus)

Gambar 15. Papan Pasak dan


Pasak Binatang
- Pengenalan warna dan bentuk
geometri, mengelompokkan
sesuai bentuk, membilang,
konsep pecahan ½ dan 1/5,
puzzle (kognitif)
- Melatih keterampilan tangan
(motorik halus)
- Mencipta bentuk dari kepingan
geometri (seni)

Gambar 16 : Fraksi Lima Shape dan


Fraksi sembilan shape
PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 33
Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
Alat Permainan Edukatif Kemampuan Dasar yang
dikembangkan
- Pengenalan bentuk geometri ,
Gambar 17 : warna, mengelompokkan me-
Menara Kunci nurut ciri-ciri, membilang (kog-
nitif)
- Melatih konsentrasi sekaligus
koordinasi mata dan tangan
(motorik halus)
- Menyebutkan posisi di atas dan
bawah (Bahasa)

- Mengenal warna, mengem-


bangkan logika, membilang,
maze (kognitif)
- Melatih konsentrasi dan
koordinasi mata-tangan
(motorik halus)

Gambar 18 : Maze warna


- Mengembangkan logika dan
problem solving dengan puzzle,
mengenal warna dan bentuk,
membilang kepingan puzzle
(kognitif)

- Melatih keterampilan jari tangan


ketika menyusun kepingan
gambar (motorik halus
Gambar 19 : Puzzle Gajah

PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 34


Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
Dalam pelaksanaan aktivitas motorik halus anak suka
mengulang-ulang (repetition) kemampuan yang sudah dikuasai. Untuk
mengembangkan kemampuan anak dibutuhkan sesuatu untuk
membantu anak berfokus (decenter). Ketika anak masih suka
menggunting lurus berulang-ulang (repetition), gunakan “decenter”
untuk menggunting bentuk tertentu, misal : menggunting persegi
gunakan cergam-cergam bentuk persegi dari majalah bekas sebagai
decenter. Contoh lain, anak masih suka mengulang-ulang membuat
lingkaran-lingkaran tak beraturan (repetition), anak diajak menarik garis
lurus tetapi anak tetap mengulang-ulang hal yang sama. Anak dapat
diajak menempel gambar rumah dan mobil, kemudian anak diajak
berimajinasi menyetir mobil menuju rumah dengan menarik garis.
Akhirnya anak mau menarik garis lurus karena ada mobil dan rumah
sebagai decenter.
Apabila dalam aktivitas motorik halus anak masih kesulitan
menggerakkan sendi yang terkecil, anak dapat dilatih menggunakan
sendi yang lebih besar. Hal ini sesuai dengan pendapat Hurlock,
bahwa perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat diramalkan
(Cephalocaudal: dari kepala ke kaki dan Proximaodistal: dari sendi
utama ke bagian terkecil). Contoh: Ketika anak belum bisa
menganyam dengan media yang kecil (motorik halus), anak dapat
melakukan dengan tangan/badan/benda berukuran besar, dan
tentunya akan melibatkan sendi yang lebih besar. Contoh lain : ketika
anak belum bisa menulis di kertas, guru bisa melatih anak menulis di
papan tulis/di udara (melibatkan sendi yang lebih besar). Kalau masih
belum bias anak dapat dilatih berjalan atau bergerak mengikuti bentuk
huruf atau mengikuti pola di lantai dengan tubuhnya (melibatkan sendi
yang lebih besar lagi).

PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 35


Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
BAB IV
TAHAP PERKEMBANGAN
KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TK

Tahapan ini disusun sebagai acuan bagi pendidik untuk


mengetahui tahapan perkembangan kemampuan motorik halus anak,
sehingga pendidik dapat mempersiapkan aktivitas yang sesuai dengan
kebutuhan anak. Tahapan perkembangan setiap anak berbeda, oleh
karena itu tingkatan kesulitan aktivitas tidak bisa disamakan untuk setiap
anak.

TAHAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK TK

No. Keterampilan Motorik Halus


Tahap Perkembangan Menggambar
1 Coretan acak
2 Coretan terarah
3 Penambahan garis-titik di bulatan lonjong
4 Muncul gambar kepala besar (wajah)
5 Muncul gambar kaki pada kepala besar
6 Gambar tangan pada kepala besar dan awal tulisan seperti garis
7 Gambar batang/badan, anggota badan
8 Bentuk batang tubuh mulai tertutup
9 Gambar rumah menyerupai wajah, objek sederhana, misalnya
bunga, gambar masih melayang-layang
10 Bagian paling bawah kertas sebagai garis dasar objek
11 Garis dasar menopang rumah-objek
12 Membuat garis dasar sebagai garis batas langit, dasar dua
dimensi
Tahap Perkembangan Anak Mewarnai
1 Warna acak
2 Warna mulai mengumpul di sebagian objek dan di luar objek
gambar
3 Warna mulai mengumpul di beberapa bagian objek
4 Warna mengumpul di objek tetapi masih menabrak garis
5 Warna mengumpul mulai rapat, warna masih ke luar garis
6 Warna tidak ke luar garis, tetapi ada sedikit yang belum diwarnai
7 Warna sudah rapi, penuh, dan pemilihan warna bagus

PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 36


Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
No. Keterampilan Motorik Halus
Tahap Perkembangan Anak Melukis
1 Bercak warna secara acak
2 Pemisahan warna, mulai terarah (konsep warna daun, bunga, dll)
3 Warna bergabung dengan warna lain
4 Warna ditumpuk di atas warna, daerah gambar diwarnai hati-hati
5 Gambar kepala besar, kaki di kepala
6 Gambar tangan pada kepala besar, gambar awal tulisan (garis)
7 Gambar batang/badan, anggota badan
8 Bentuk batang tubuh mulai tertutup
9 Gambar sesuatu menyerupai bentuk aslinya, misalnya rumah
dan bunga
10 Bagian paling bawah kertas sebagai garis dasar objek
11 Garis dasar untuk menopang suatu objek yang akan digambar
12 Garis dasar sebagai garis batas langit, dasar dua dimensi
Tahap Perkembangan Menggunting
1 Menggunting sekitar pinggiran kertas
2 Menggunting dengan sepenuh gunting
3 Menggunting terus-menerus sepanjang kertas
4 Menggunting di antara dua garis
5 Menggunting bentuk tidak pada garis/belum terkendali
6 Menggunting pada garis tebal sesuai dengan garis dengan
terkendali
7 Menggunting berbagai macam bentuk
Tahap Perkembangan Mengisi Pola
1 Mengisi pola dengan acak
2 Mengisi pola di sebagian objek dan di luar objek gambar
3 Mengisi pola di beberapa bagian objek
4 Mengisi pola di objek tetapi masih melewati garis
5 Mengisi pola mulai rapat, masih sedikit keluar garis
6 Mengisi pola tidak keluar garis tapi ada sedikit yang belum rapat
7 Mengisi pola sudah rapi dan penuh
8 Mengisi pola sudah rapi, penuh dan pemilihan warna bagus
Tahap Perkembangan Seni Tiga Dimensi
1 Bentuk masih acak
2 Bentuk mulai terarah, tetapi masih dibimbing
3 Ada bentuk objek/pola, belum tepat
4 Ada bentuk objek/pola, hampir tepat tetapi belum rapi
5 Bentuk objek/pola yang tepat dan rapi
6 Bentuk objek/pola tepat, rapi dan ada pengembangan kreativitas
bentuk/pola

PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 37


Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
No. Keterampilan Motorik Halus
Tahap Perkembangan Anak Menjahit
1 Menjahit dengan tali secara acak
2 Menjahit dengan tali secara teratur, tetapi ada yang terlewati/arah
terbalik
3 Menjahit dengan tali secara teratur sampai sepuluh lubang
4 Menjahit dengan benang, jarum dan kertas, tetapi ada yang
terlewati/arah terbalik, di antara dua garis
5 Menjahit dengan benang, jarum dan kertas tidak ada yang
terlewati, tetapi belum tepat pada garis (belum terkendali)
6 Menjahit dengan benang, jarum, dan kertas berbagai bentuk
sederhana
Tahap Perkembangan Anak Meronce
1 Mengosongkan dan mengisi rangkaian
2 Meronce kalung untuk bermain peran/dalam jumlah sedikit
3 Meronce terus-menerus sampai batas benang
4 Meronce berdasarkan warna
5 Meronce berdasarkan bentuk
6 Meronce berdasarkan warna-bentuk
7 Meronce berdasarkan warna, bentuk dan ukuran
Tahap Perkembangan Pramenulis
1 Coretan acak (random scribbling)
2 Coretan terarah
3 Garis dan bentuk khusus diulang-ulang atau menulis garis tiruan
4 Latihan huruf-huruf acak atau nama
5 Menulis nama
6 Mencontoh kata-kata di lingkungan
7 Menemukan ejaan
8 Ejaan umum
Tahap Perkembangan Anak Melipat
1 Meremas berbagai jenis kertas
2 Meremas kertas menjadi bentuk tertentu
3 Melipat kertas dengan acak
4 Meniru melipat kertas menjadi satu lipatan, lipatan belum tepat
5 Meniru melipat kertas (1-2), lipatan belum tepat
6 Meniru melipat kertas (1-2), lipatan sudah tepat
7 Meniru melipat kertas (3-4), lipatan hampir tepat
8 Meniru melipat kertas (3-4), lipatan sudah tepat
9 Meniru melipat kertas (5-6), lipatan hampir tepat
10 Meniru melipat kertas (5-6), lipatan sudah tepat
11 Meniru melipat kertas (7-8), lipatan hampir tepat
12 Meniru melipat kertas (7-8), lipatan sudah tepat
13 Mampu meniru lipatan kertas di atas 8 lipatan dengan tepat
14 Mampu melipat berbagai bentuk lipatan dengan tepat

PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 38


Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
No. Keterampilan Motorik Halus
Tahap Perkembangan Anak Merobek
1 Merobek kertas menjadi beberapa bagian besar secara acak
2 Merobek kertas menjadi bagian kecil
3 Merobek di antara dua garis
4 Merobek tidak pada garis/belum terkendali
5 Merobek sesuai garis/dengan terkendali
6 Merobek berbagai macam bentuk pola yang dibuat sendiri
Tahap Perkembangan Anak Mencocok
1 Mencocok secara acak
2 Mencocok diantara dua garis lurus
3 Mencocok bentuk tidak pada garis/belum terkendali
4 Mencocok bentuk pada garis/dengan terkendali
5 Mencocok berbagai macam pola yang dibuat sendiri

PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 39


Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
BAB V
PENUTUP

Buku Pengembangan Kemampuan Motorik Halus di TK ini

diharapkan dapat menjadi acuan bagi lembaga pendidikan TK dalam

membuat aktivitas motorik halus. Sebelum melaksanakan aktivitas ini

secara keseluruhan, hendaknya para pendidik TK memahami konsep

perkembangan motorik halus anak TK.

Kajian teori yang ada dalam konsep pengembangan kemampuan

motorik anak TK hanya berupa pokok pikiran. Oleh karena itu, diperlukan

sumber bacaan lain untuk dapat menambah pengetahuan dan wawasan

pendidik tentang perkembangan motorik halus anak. Bentuk latihan yang

tercantum dalam buku ini merupakan dasar pengembangan motorik halus

yang dapat diaplikasikan menjadi berbagai bentuk yang tujuannya sama.

Para pendidik TK hendaknya mempelajari dan memahami tahapan

perkembangan motorik halus yang telah dipaparkan.

Akhirnya, kami berharap buku ini bermanfaat bagi khalayak

pembaca, khususnya bagi para pendidik anak TK di mana pun berada.

PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 40


Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2002. Model Pengembangan Motorik Anak Prasekolah.


Jakarta: Ditjen Olahraga Depdiknas, Direktorat Olahraga
Masyarakat.

Depdiknas. 2002. Petunjuk Teknis Model Pengembangan Motorik Anak


Prasekolah. Jakarta: Ditjen Olahraga Depdiknas, Direktorat
Olahraga Masyarakat.

Depdiknas. 2003. PAKEM di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Ditjen


Mandikdasmen, Direktorat Pendidikan Taman Kanak-kanak dan
Sekolah Dasar.

Depdiknas. 2005. Selayang Pandang Taman Kanak-Kanak. Jakarta:


Ditjen Mandikdasmen, Direktorat Pendidikan Taman Kanak-Kanak
dan Sekolah Dasar.

Depdiknas. 2005. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Taman Kanak-


Kanak dan Raudlatulathfah. Jakarta: Ditjen Mandikdasmen,
Direktorat Pendidikan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar.

Depdiknas. 2006. ”Pedoman Penerapan Pendekatan Beyond Centers and


Circles Time (BCCT)” dalam Pendidikan Anak Usia Dini, Direktorat
Jenderal Pendidikan Luar Sekolah.

Gronlund, G & Engel, B. 2001. Focused Portfolios: a Comolete


Assessment for the Young Child. USA: Redleaf Press.

Hurlock E. B.. 1978. Perkembangan Anak. Jilid 1. Solo: Erlangga

Endang R.S, 2007. ”Perkembangan Motorik”. Yogyakarta: FIK UNY

McDevitt, M.T., dkk. 2004. Child Development: Educating and Working


With Children and Adolescents. New Jersey: Pearson Prentice
Hall.

Rusli Lutan. 1988. Belajar Keterampilan Motorik: Pengantar Teori dan


Metodelogi. Jakarta: P2LPTK, Ditjen Perpendidikan Tinggi.

Saiful, Anam. 2007. Taman yang Paling Indah: Jangan Remehkan Taman
Kanak-Kanak. Solo: PT Wangsa Jatra Lestari.

PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 41


Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
Santrok, J.W. 2002. Life-Span Development. Jakarta: Erlangga.

Sidiarto, K & Lily, D.S. 2008. Belajar & Pola Pikir Berbasis Mekanika Otak
(Whole-Brain Thinking) Jakarta: UI PRESS.

Stone, J.S. 1993. Playing A kid’s Curriculum. United States of Amirica

Yudha, M.S & Amung M. 2000. Perkembangan Motorik dan Belajar


Motorik. Jakarta: Ditdasmen, Depdiknas.

Yudha, M.S & Husdarta J. S. 2000. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:


Ditdasmen, Depdiknas

Yusuf, S. 2001. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

, 2007. Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional


2005-2009. Jakarta: Pusat Informasi dan Humas Departemen
Pendidikan Nasional.

www.hatoedutoys.com

PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 42


Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

Anda mungkin juga menyukai