I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Dasar Pemikiran ........................................................................ 1
B. Landasan Yuridis ....................................................................... 3
C. Fungsi ........................................................................................ 4
D. Tujuan ........................................................................................ 5
E. Pendekatan Pembelajaran ......................................................... 5
II. KONSEP PERKEMBANGAN MOTORIK PADA ANAK TK ............. 6
A. Pengertian Motorik ..................................................................... 6
B. Perkembangan Motorik .............................................................. 7
C. Kemampuan Motorik .................................................................. 8
III. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ................... 10
A. Pengertian Motorik Halus ........................................................... 10
B. Pengembangan Motorik Halus Anak TK .................................... 10
C. Pelaksanaan dan Pengembangan Motorik Halus Anak TK ...... 18
IV. TAHAPAN PERKEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK
HALUS ANAK TK ............................................................................ 36
V. PENUTUP ...................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 41
A. Dasar Pemikiran
Taman kanak-kanak (TK) adalah pendidikan anak usia dini jalur formal
yang menyelenggarakan pendidikan anak usia 4-6 tahun. Usia tersebut
merupakan masa usia emas (golden age) bagi anak dalam menerima
berbagai upaya pengembangan seluruh potensi dirinya. Masa tersebut adalah
masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang merespons stimulasi
yang diberikan oleh lingkungan untuk mendasari pengembangan kemampuan
fisik, kognitif, bahasa, sosial, emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian,
seni, moral, dan nilai-nilai agama. Masa ini juga memberikan pengalaman
tentang hal-hal yang mampu dilakukan dan dialami anak untuk menuju jenjang
pendidikan selanjutnya.
Di Indonesia dewasa ini perkembangan pendidikan bagi anak TK
mendapatkan perhatian yang serius, terutama pemerintah. Hal ini sesuai
dengan target Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 2009 APK (angka
partisipasi kasar) TK atau sederajat harus dapat mencapai 35% (dalam
Renstra Key Development Milestones Depdiknas) Untuk itu, diperlukan upaya
pengembangan anak yang sesuai dengan masa pertumbuhan dan
perkembangannya. Agar semua aspek dapat berkembang dengan baik,
diperlukan pengembangan kemampuan motorik, yang salah satu di antaranya
adalah pengembangan kemampuan motorik halus di TK.
Motorik halus adalah gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil (halus) serta memerlukan koordinasi
yang cermat, sedangkan perkembangan motorik, menurut Elizabeth B.
Hurlock (1978), adalah perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah
melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf, dan otot yang terkoordinasi. Hal ini
dapat diperoleh dari, baik pengalaman langsung maupun pencarian berbagai
informasi. Pemahaman mengenai tugas perkembangan anak pada usia ini
sangat diperlukan agar pendidik dapat memberikan bantuan dan rangsangan
yang tepat. Menurut Piaget (dalam Santrock, 2002), perkembangan kognitif
PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 1
Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
anak pada usia 4-6 tahun (usia TK) berada pada periode praoperasional ( 2-7
tahun) Pada periode ini anak mulai menggunakan simbol, kata, dan/atau
gambar untuk mempresentasikan dunia (lingkungan) Vygotsky (dalam Stone
1993) menyatakan, ada hubungan yang kuat antara perkembangan kognitif
dan perkembangan bermain pada anak. Dikatakan bahwa permainan
mempunyai peran langsung dalam perkembangan kognitif melalui simbol-
simbol yang merupakan bagian penting dalam pengembangan berpikir abstrak
pada diri anak. Perkembangan motorik halus anak berkembang secara gradual
dengan pengalaman, pelatihan, dan perkembangan neurologis.
Pengembangan kemampuan ini sering kali kurang diperhatikan oleh pendidik.
Hal ini lebih disebabkan oleh masih kurangnya pengetahuan terhadap
perkembangan motorik halus yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari kehidupan anak sehari-hari. Oleh karena itu, pendidikan di TK yang
menekankan bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain harus dapat
mendorong anak untuk mengeluarkan semua daya kreativitasnya. Pada masa
kanak-kanak kegiatan tersebut dapat membantu proses perkembangan otak
anak secara seimbang, baik belahan otak kanan yang banyak terkait dengan
emosional maupun belahan otak kiri yang banyak terkait dengan logika/berpikir
logis. Oleh karena itu, diperlukan proses pembelajaran secara benar sesuai
dengan karakter pertumbuhan dan perkembangan anak, serta dapat
dikembangkan secara optimal agar tidak mengakibatkan adanya hambatan
atau penyimpangan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak yang
menyebabkan hilangnya potensi anak dalam menghadapi masa depan,
keluarga, dan bangsa.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pembelajaran pengembangan
kemampuan motorik halus adalah perkembangan kecerdasan, bakat, kesiapan
dan kesempatan belajar, kesempatan berpraktik, model yang baik,
pembimbingan, motivasi, rangsangan dari lingkungan, dan pendidikan jasmani.
Berbagai manfaat dapat diperoleh anak TK ketika mereka semakin
terampil menguasai motorik halusnya. Selain kondisi badannya yang sehat
karena beraktivitas, anak akan dapat mandiri dan mempunyai rasa percaya
diri. Hal itu memungkinkan anak aktif dalam kegiatan yang memberikan
B. Landasan Yuridis
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Pasal 1, butir (14), menetapkan pendidikan anak usia
dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut. Pasal 28 butir (2) menyatakan bahwa pendidikan
anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal,
nonformal, dan/atau informal. Pasal 28 butir (3) menyatakan bahwa
pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk taman
kanak-kanak (TK), raudatul athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.
C. Fungsi
Buku Pengembangan Kemampuan Motorik Halus di Taman Kanak-Kanak
berfungsi sebagai panduan bagi pendidik:
1. tentang pembelajaran TK agar memiliki kemampuan melaksanakan
pembelajaran bagi anak secara seimbang, baik jasmani maupun rohani;
2. memberikan pembelajaran dan pengembangan motorik halus secara
sistematik dengan menggunakan media yang tepat;
3. meningkatkan penggunaan metode pembelajaran yang dapat
mengembangkan kemampuan motorik halus anak TK;
4. mengidentifikasi hambatan atau penyimpangan yang mungkin terjadi
dalam proses pengembangan kemampuan motorik halus di TK sehingga
jika terjadi hambatan atau penyimpangan dapat dilakukan perbaikan sejak
dini;
5. membantu proses menyeimbangkan fungsi belahan otak kiri dan otak
kanan anak TK;
6. membantu proses pertumbuhan otot dan saraf, yang merupakan bagian
sensor perkembangan motorik anak yang sedang tumbuh dan
berkembang;
PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 4
Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
7. mengembangkan kemampuan motorik anak sesuai dengan sistem anatomi
dan karakteristik pertumbuhan anak.
D. Tujuan
Buku Pengembangan Kemampuan Motorik Halus di Taman Kanak-Kanak ini
ditujukan bagi pendidik dalam membantu:
1. melaksanakan pembelajaran yang mengarah kepada kelenturan otot-otot
kecil (halus) sehingga menghasilkan koordinasi mata dengan tangan;
2. melihat dan memilih aktivitas yang sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan
dan perkembangan anak sehingga kesalahan melakukan gerak dapat
diminimalkan;
3. membantu mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak didik
berkaitan dengan pengembangan motorik halus dalam berbagai bidang
sehingga siap untuk mengikuti pendidikan pada jenjang SD dan dalam
kehidupan anak sehari-hari;
4. melatih kepekaan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan karya seni
sehingga anak kelak dapat menghargai dan mencipta karya seni.
E. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dilakukan dengan cara:
1. berorientasi pada prinsip perkembangan anak;
2. berorientasi pada kebutuhan anak;
3. bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain;
4. tematik;
5. kreatif dan inovatif;
6. lingkungan kondusif;
7. pengembangan kecakapan hidup.
A. Pengertian Motorik
Motorik merupakan terjemahan dari kata motor yang artinya ’dasar
mekanika yang menyebabkan terjadinya suatu gerak’. Gerak (movement)
adalah suatu aktivitas yang didasari oleh proses motorik. Proses motorik ini
melibatkan sebuah sistem pola gerakan yang terkoordinasi (otak, saraf, otot,
dan rangka) dengan proses mental yang sangat kompleks, yang disebut
sebagai proses cipta gerak. Keempat unsur tersebut tidak bisa bekerja secara
sendiri-sendiri, tetapi selalu terkoordinasi. Apabila salah satu unsur mengalami
gangguan, gerak yang dilakukan dapat mengalami gangguan pula. Dengan
kata lain, gerakan yang dilakukan oleh anak secara sadar dipengaruhi oleh
stimulus dari lingkungannya (informasi verbal atau lisan, gambar, dan alat
lainnya) yang dapat direspons oleh anak.
Kemampuan gerak dasar sudah dimulai sejak anak dalam kandungan
sampai lahir. Pada saat lahir bayi mulai menggerakkan kedua tangannya,
kemudian menarik dan menjulurkan kedua kakinya, memutar badan ke
samping, tengkurap, merangkak, merambat untuk berdiri, dan berjalan hingga
berlari. Gerak dasar meliputi gerak lokomotor, nonlokomotor, dan gerak
manipulatif.
Gerak lokomotor adalah gerakan yang memindahkan tubuh atau berat
badan dari satu tempat ke tempat lainnya dan biasanya membutuhkan ruang
yang cukup lebar dan luas, seperti jalan, jinjit, lari, loncat, dan lompat serta
gerak kombinasi; meluncur, menggeser ke kanan dan ke kiri.
Gerak nonlokomotor adalah gerak yang dilakukan di tempat, tanpa
menggunakan ruang yang lebar dan luas seperti membungkuk, menekuk,
mengayun, bergoyang, berputar, dan meliuk.
Gerak manipulatif dilakukan apabila anak menghadapi berbagai macam
objek dan cenderung mengarah pada koordinasi antara mata dan kaki, mata
PengembanganKemampuan Motorik Halus di TK 6
Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas
dan tangan, seperti mendorong, memukul, memantul, melempar, menendang,
berguling, menerima, menangkap, menghentikan, menari, dan melakukan gerak
pantomim. Kemampuan gerak dasar inilah yang akan berperan sebagai
landasan perkembangan keterampilan motorik halus anak.
B. Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik, adalah perkembangan pengendalian gerakan
jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf, dan otot yang terkoordinasi
(Elizabeth, 1978), Pengendalian tersebut berasal dari perkembangan refleksi
dan kegiatan anak pada masa atau sejak lahir. Dalam proses perkembangan
motorik tersebut ada beberapa prinsip perkembangan motorik berdasarkan
beberapa hasil penelitian yang cukup lama (longitudinal), yaitu:
1. perkembangan motorik bergantung pada kematangan otot dan saraf;
2. belajar keterampilan motorik tidak terjadi sebelum anak matang (otot dan
sarafnya);
3. perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat diramalkan
(Cephalocaudal: dari kepala ke kaki dan Proximaodistal: dari sendi utama
ke bagian terkecil);
4. dimungkinkan menentukan norma perkembangan motorik (berdasarkan
umur rata-rata untuk menentukan norma bentuk kegiatan motorik lainnya);
5. terjadi perbedaan individual dalam laju perkembangan motorik.
Endang (2007) mengemukakan, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi perkembangan motorik anak yang menyebabkan perbedaan
individual antara anak yang satu dan yang lainnya di antaranya adalah:
1. sifat dasar genetik (faktor bawaan);
2. keaktifan janin dalam kandungan;
3. kondisi pranatal yang menyenangkan, khususnya kondisi ibu dan gizi
makanan sang ibu;
4. proses kelahiran, apabila ada kerusakan pada otak akan memperlambat
perkembangan motoriknya;
5. kondisi pascalahir, berkaitan dengan kondisi lingkungan sekitar yang dapat
menghambat/mempercepat laju perkembangan motoriknya;
Anterior/bagian Posterior/bagian
depan : pusat belakang : pusat
beraksi, bertin- pengenalan,
dak dan bertu- pengertian, dan
tur pemahaman
Gambar 1
Kegiatan Menjahit Lembaran Kata
Media: Dus bekas, benang kasur, kertas warna, dan cetakan pada
kertas (dapat diubah kata-katanya sesuai dengan tema dan
materi)
Cara membuat :
• Dus susu ukuran 800 gr bagian depan dipotong menjadi tiga
bagian
• Dua lembar dus, lalu ditempeli tulisan dan kertas warna yang
sama
• Diberi lubang dengan jumlah yang sama pula
• Disediakan benang kasur untuk menjahit
Media : Pasir basah, alat bermain pasir, cetakan, kartu kata, kertas
dan spidol
Jadi hasil karya menggambar, melukis dan ekspresi warna dapat dijadikan
bahan untuk mencipta bentuk tiga dimensi dan sebagai media
pengembangan kemampuan dasar lain.
motorik anak TK hanya berupa pokok pikiran. Oleh karena itu, diperlukan
Saiful, Anam. 2007. Taman yang Paling Indah: Jangan Remehkan Taman
Kanak-Kanak. Solo: PT Wangsa Jatra Lestari.
Sidiarto, K & Lily, D.S. 2008. Belajar & Pola Pikir Berbasis Mekanika Otak
(Whole-Brain Thinking) Jakarta: UI PRESS.
www.hatoedutoys.com