امحلد هلل رب امعاملني وبه وس تعني عىل امور ادلهيا وادلين وامصالة وامسالم عىل
س يدان محمد وعىل آهل وحصبه آمجعني (آمابعد) ان اكهت هذه امكتابة غلطا من املكمة
وهقصا من احلروف فال ثلومن ايل لن الوسان حمل اخلطاء وامنس يان .مسيته :
Objek kajian Ilmu ini adalah puisi arab tradisional, yaitu puisi arab yang masih terikat dengan
pola puisi (ٕٝصُٞٔ)اٌُالّ ا. Sedangkan tujuan umum mempelajari ilmu ini adalah agar mampu
membedakan antara puisi dengan selain puisi dan untuk memelihara dari perbuatan mencampur-
adukkan antara satu pola puisi dengan pola lainnya serta menghindari terjadinya perubahan-
perubahan yang dilarang. Mas‟an Hamid (1995:83) menambahkan ilmu „Aruđ berguna untuk
mempermudah seseorang dalam membaca teks-teks sastra kuno atau puisi-puisi arab lama.
(Chotibul Umam, 1992:6). „Audy al-Wakil (1964:47) berpendapat ilmu ini diberi nama „Aruđ
diidentikkan antara istilah ذ٤ض اُجٝ( ػشtengah-tengah bait puisi) dengan keberadaan dan tempat
penemuannya di tengah-tengah Saudi Arabia.
Manakala kita membaca kitab-kitab sastera, tentunya kita akan menemukan banyak istilah-
istilah berhubungan dengan ilmu 'arudh dan ilmu qofiyah jika tidak faham bagaimana kita dapat
menterjemahkannya dengan baik, jika sudah berhubungan dengan istilah, membuka kamus
bahasa arab apapun kami rasa tidak akan mencukupi, lagipula kalam arab itu terbagi dua ya'ni
natsar dan syair, kedua-duanya tidak dapat dipisahkan jadi kalau mempelajari natsar saja seakan-
akan berjalan dengan satu kaki.
2
D. KAITAN ARUDH DENGAN SENI MUSIK
Arudh diciptakan oleh Imam Khalil berlandaskan kemampuan ilmu musik yang dimiliki oleh
beliau. Dengan kemampuan tersebut, beliau memilah dan memilih syair-syair arab yang
berwazan (mempunyai nada) yang sama? dari penelitian tersebut tercetuslah nama-nama bahar
yang berjumlah 15 kemudian wazan tersebut ditambah muridnya satu wazan lagi.
Dari sanalah (maksudnya dari sakin, mutaharik, sabab khofif dst) terciptalah taf'ilat yang
memiliki 8 lafadh dan 10 hukum. Agar tidak terjadi kekeliruan dalam membaca maka kami
sertakan padanan kata arabnya, sebagai berikut:
فاصلة كبرى- فاصلة صغرى- وتد مفروق- وتد مجموع- سبب ثقيل- سبب خفيف- متحرك
ّ - ساكن
3
BAB II KAIDAH ILMU ARUDH
A. KAIDAH-KAIDAH ILMU ARUDH
Sebelum masuk ke pembagian bahar, terlebih dahulu kita mempelajari kaidah ilmu arudh
diantaranya yaitu:
1. Potongan-potongan irama puisi (taf'ilah) dan cara memotongnya (ذ٤غ اُج٤ )روطmentaqthi' huruf
satu persatu berdasarkan apa yang kita dengar bukan apa yang tertulis. Yang dimaksud adalah
membuat potongan-potongan pada puisi (mentaqti‟) satu persatu huruf, contoh :
2. satuan bunyi suara yang terdiri dari : (1) Sabab ()اُغجت, (2) Watad (رذُٞ)ا, dan (3) Fashilah
()اُلبصِخ.
a) Sabab )(سبب
sabab yaitu secara bahasa berarti "tali" atau َ دجdalam ilmu arudh, sabab adalah satuan
suara yang terdiri dari 2 huruf, sabab terbagi mnjadi 2 yaitu :
(1) Sabab khafif ) (سبب خفيفyaitu متحارك بعده ساكن atau huruf hidup yang stelahnya
huruf mati (huruf pertama hidup dan kedua mati) atau dengan simbol "0/" contohnya :
قُ ْم
(2) Sabab tsaqil )ثقل (سببyaitu متحاركانatau dua huruf hidup (huruf pertama dan kedua
hidup) atau dengan simbol "//" contohnya : ك
َ َل
b) Watad ()وتد
watad secra bahasa yaitu kayu yang tertancap di atas tanah sebagai tonggak pengikat kayu,
sedang dalam ilmu arudh berarti satuan suara yang terdri dari 3 huruf, watad ada 2 macam
yaitu :
(1) Watad majmu' ) (وتد مجموعyaitu متحاركان بعده ساكنatau dua huruf hidup setelahnya
huruf mati (huruf pertama dan kedua hidup sedangkan ketiga mati), simbolnya "0//"
cntohnya : لَ ُك ْم
(2) watad mafruq ) (وتد مفروقyaitu متحاركان بينهما ساكنatau dua huruf hidup diselingi
dengan huruf mati (satu huruf mati diapit oleh dua huruf hidup), simbolnya "/0/"
contohnya : اف
َ َخ
4
c) Fashilah )(فاصلة
fashilah secra harfiah berarti tali panjang yang melambai-lambai karena menahan terpaan
angin, sedang dalam ilmu arudh berarti satuan suara yang terdiri dari 4/5 huruf, ada 2
macam yaitu :
(1) fashilah sughro )(فاصلة سغرى yaitu ثالث متحاكات بعده ساكن atau tiga huruf hidup
setelahnya huruf mati (satuan suara yang terdiri 3 huruf hidup berturut-turut dan keempat
mati) atau dengan smbol "0///" contohnya : تْ َقَـتَـل
(2) fashilah kubro )(فاصلة كبرى yaitu ارباع متحاركات بعده ساكن atau empat huruf hidup
setelahnya huruf mati (4 huruf hidup dan kelimanya mati seperti) atau dengan smbol "0////"
contohnya : قَـتَـلَ ُه ْم
Catatan :
Untuk Faśilah Suĝra dapat kita pecah menjadi 2 jenis satuan suara yaitu sabab şaqil dan
sabab khafif, sedangkan Faśilah Kubra dipecah menjadi sabab şaqil dan watad majmu‟.
Untuk mempermudah memahami dan menghafal nama-nama satuan suara ini, lihat bagan
berikut :
األمثلة
تعريف كل قسم األقسام األنواع
متحرك فساكن خفيف السبب ال إن من لم
متحركان ثقيل مع ىي ىو لك
متحركان فساكن مجموع الوتد ترى بلى لكم لنا
ساكن بين متحركان مفروق نال تلك منك قام
ثالثة متحركات فساكن صغرى الفاصلة كلما عربا عمال طلبا
صفتكم أربعة متحركات فساكن كبرى فنقصت فجلسوا فضربوا
3. wazan syi'ir arab sesuai dengan taf'ilahnya, taf'ilah yaitu : bagian-bagian bait puisi yang
terdiri dari beberapa satuan suara yang digunakan untuk menyanyikan sesuai dengan pola
puisi.
taf'ilah ada 10 macam yaitu :
a. ُٖٞكؼ
b. ِٖ٤ٓلبػ
c. ٖٓلبػِز
d. ٖكبع الر
e. ِٖكبػ
f. ٖكبػالر
g. ِٖٓغزلؼ
h. ِٖٓزلبػ
i. الدٞٓلؼ
j. ُٖ ٓغزلغ
5
B. MENTAQTI’ SYI’IR
Hal-hal yang harus diperhatikan di dalam mentaqti‟ puisi adalah :
1. Garis miring (/) sebagai symbol huruf hidup, tanda bulat (o) untuk huruf mati
2. Hanya menuliskan apa yang terucapkan, misalnya اُ٘بس٢ِػ, ditaqti‟ dengan /o/o// (hidup bagi
huruf – عhidup bagi huruf ٍ – mati bagi huruf ٍ,أ, ١– hidup bagi huruf ٕ – mati bagi huruf ا
– hidup bagi huruf )س.
3. Huruf yang menggunakan tasydid (misal ّ ) طdituliskan dengan dua symbol; symbol o (mati)
untuk yang pertama dan / (hidup) untuk yang kedua.
4. Huruf yang menggunakan tanwin (misal َ ) عبdituliskan dengan dua symbol; symbol / (hidup)
untuk yang pertama dan o (mati) untuk yang kedua.
5. Huruf yang bermad (berbunyi panjang seperti ~طatau )طdituliskan dengan dua symbol;
symbol / (hi dup) untuk yang pertama dan o (mati) untuk yang kedua.
6. Huruf mim (ّ) yang merupakan tanda jamak, terkadang dipanjangkan, seperti : ًِْٜ menjadi
ًِْٜ dengan taqti‟ o///o/.
7. Huruf yang berharakat di akhir „Aruđ (ضٝ )ػشdituliskan berbunyi panjang.
8. Huruf ha (ـٛ) yang menunjukkan đamir dituliskan berbunyi panjang.
C. TAF’ILAH ()التفعيلة
Taf‟ilah (ِخ٤ )اُزلؼsecara etimologis berarti memotong-motong bait puisi sesuai dengan polanya
menjadi beberapa bagian. (Mas‟an Hamid, 1995:107). Sedangkan menurut terminology adalah
bagian-bagian bait puisi yang tersusun dari beberapa satuan suara yang digunakan untuk
menyanyikan sesuai dengan pola puisi. Adapun taf‟ilah yang terdiri atas 5 huruf ada 2 macam,
yaitu ِٖ كبػdan ُٖٞكؼ, sedangkan yang terdiri atas 7 huruf yaitu ِٖ ٓغزلؼ,ِٖ٤ ٓلبػmemiliki 5 macam
taf‟ilah :
مستفعلن, مفاعلتن فاعالتن, متفاعلن, مفعوالت,فاعالتن
6
BAB III MACAM-MACAM BAHAR
A. MACAM-MACAM BAHAR
Bahar ada enam belas macam, yaitu :
1. Thawil
Bahar ŝhawil (َ٣ٞ)اُط, dinamakan demikian karena merupakan bahar yang paling sempurna
untuk digunakan, karena bahar ini hampir tidak pernah rusak. Biasanya bahar ini dipakai
untuk puisi semangat ()اُذٔبعخ, puisi yang bertujuan untuk berbangga-bangga atau sombong
()اُلخش, atau puisi cerita ()اُوصص. Adapun polanya adalah :
فعولن مفاعيلن فعولن مفاعيلن# طويل لو دون البحور فضائل
2. Madid
Bahar madid (ذ٣)أُذ, dinamakan demikian karena terpaparnya 2 buah sabab di setiap taf‟ilah
yang berhuruf 7. Adapula yang menyebutkan karena terpaparnya watad majmu‟ di tengah-
tengah. Bahar ini jarang digunakan dan termasuk bahar pendek yang sebaiknya dipakai untuk
puisi rayuan (ٍ)اُـض, puisi-puisi nyanyian dan nasyid. Adapun polanya adalah :
فاعالتن فاعلن فاعالتن# لمديد الشعرعندي صفات
3. Basith
Bahar basiŝ (ػ٤)اُجغ, dinamakan demikian karena dimulai dengan 2 buah sabab pada taf‟ilah
pertama yang terdiri atas 7 huruf. Bahar ini terdengar lebih lembut dari bahar ŝawil (َ٣ٞ)اُط
sehingga banyak dipakai oleh para penyair Muwallidin dan penyair masa jahiliyah. Adapun
polanya adalah :
مستفعلن فاعلن مستفعلن فاعلن# إن البسيط لديو يبسط األمل
4. Wafir
Bahar wafir (اكشُٞ)ا, dinamakan demikian banyak harakatnya di dalam taf‟ilahnya, juga
merupakan bahar yang paling sering digunakan dan paling banyak dipakai untuk puisi
sombong ( )اُلخشdan ratapan ()اُشصبء. Adapun polanya adalah :
مفاعلتن مفاعلتن فعولن# بحورالشعر وافرىا جميل
5. Kamil
Bahar Kamil (ٍ)ًبٓال, dinamakan demikian karena taf‟ilah dan harakatnya sempurna. Bahar
ini mengandung paling banyak huruf dan terdapat 30 harakat. Bahar ini pun cocok untuk
semua jenis puisi, sehingga sering dipakai baik oleh penyair kuno maupun modern. Adapun
polanya adalah :
متفاعلن متفاعلن متفاعلن# بلغ الجمال من البحور الكامل
6. Hazaj
Bahar Hazaj (ضطُٜ)ا, dinamakan demikian karena konon bangsa Arab bernyanyi (ضطٜ )رdengan
menggunakan bahar ini. Adapun polanya adalah :
مفاعيلن مفاعيلن# ىزجنا في بواديكم
7. Rajaz
Bahar Rajaz ()اُشجض, dinamakan demikian karena semua taf‟ilahnya sama dan sedikit hurufnya
serta karena getarannya. Ia bergetar disebabkan oleh pembolehan membuang 2 huruf pada
tiap taf‟ilah. Bangsa Arab menyebut unta yang sedang meringkih dengan rajza‟ ()سجضاء.
7
Bahar ini enak didengar dan masuk ke dalam batin. Biasanya bangsa Arab bernyanyi sambil
menghalau unta mereka dengan menggunakan bahar ini. Bahar ini pula yang mirip dengan
prosa, karena banyak mengalami perubahan.
Di samping itu bahar ini banyak dipakai pada akhir pemerintahan Umayyah dan awal
Abbasiyah yang dikenal dengan Arjuzah (صحٞ)األسج. Mereka menggunakannya untuk memberi
semangat kepada para pejuang di medan perang. Akan tetapi al-Ma‟arry menganggap bahar
ini bukan puisi, seperti dikatakannya pada bait puisi berikut :
إن القصائد لم يلحق بها الرجز# قصرت أن تدرك العلياء في شرف
تقنع في نظم برتبة راجز# ومن لم ينل في القول رتبة شاعر
Artinya:
Engkau memendekkan untuk memperoleh kemulyaan #
Maka puisi yang menggunakan rajaz tidak termasuk puisi
Siapa yang puisinya tidak mencapai derajat penyair#
Itu mereka yang hanya puas dengan rajaznya.
Adapun polanya adalah :
مستفعلن مستفعلن مستفعلن# في أبحراألرجاز بحر يسهل
8. Ramal
Bahar Ramal (َٓ)اُش, ramal artinya cepat dalam berjalan kaki, oleh sebab itu bahar ini
dinamakan ramal karena memiliki irama yang cepat disebabkan terdiri dari 3 taf‟ilah yang
sama. Bahar ini banyak digunakan untuk puisi gembira ()اُلشح, sedih (ٕ)اُذض, dan zuhud (ذٛ)اُض.
Adapun polanya adalah :
فاعالتن فاعالتن فاعالتن# رمل األبحر ترويو الثقات
9. Sari'
Bahar Sari‟ (غ٣)اُغش, dinamakan demikian karena memiliki irama yang cepat, itu disebabkan
karena terdiri dari 3 taf‟ilah dan 7 sabab. Sebagaimana diketahui bahwa sabab itu lebih cepat
dari watad. Bahar ini biasanya digunakan untuk puisi deskriptif dan melukiskan perasaan.
Para penyair jahiliyah jarang menggunakan bahar ini. Adapun polanya adalah :
مستفعلن مستفعلن فاعلن# بحر سريع مالو أخر
10. Munsarih
Bahar Munsarih ()أُ٘غشح, dinamakan demikian karena mudah dan ringan untuk diucapkan.
Adapun polanya adalah :
مستفعلن مفعوالت مستعلن# منسرح فيو يضرب المثل
11. Khafif
Bahar Khafif (ق٤)اُخل, dinamakan demikian karena ringan ( )خلخharakatnya, walaupun
kelembutannya mirip dengan bahar wafir, tapi lebih mudah dari wafir. Adapun polanya
adalah :
ياخفيفا خفت بك الحركات# فاعالتن مستفع لن فاعالتن
8
12. Mudhari'
Bahar Muđhari‟ ()أُعبسع,dinamakan demikian karena kemiripannya (ٚ )ٓعبسػزdengan bahar
khafif ketika salah satu taf‟ilahnya terdiri atas watad majmu‟ dan watad mafruq. Bahar ini
jarang digunakan. Adapun polanya adalah :
مفاعيلن فاعالت# تعد المضارعات
13. Muqtadhab
Bahar Muqtadab ()أُوزعت, dinamakan demikian karena mengambil dari bahar munsarih
dengan memotong ( )اهزعتtaf‟ilah pertamanya, yaitu ِٖ ٓغزلؼ. Bahar ini jarang digunaan.
Adapun polanya adalah :
مفعوالت مستفعلن# اقتضب كما سألوا
14. Mujtats
Bahar Mujtaş ()أُجزش, dinamakan demikian karena mengambil dari bahar khafif dengan
memotong ( )اجزشatau membuang taf‟ilah pertamanya, yaitu ٖكبػالر. Adapun polanya adalah :
مستفع لن فاعالتن# إن جثت الحركات
15. Mutaqarib
Bahar Mutaqarib ( )أُزوبسة, dinamakan demikian karena mengandung taf‟ilah-taf‟ilah yang
sama, yaitu yang terdiri dari 5 huruf, jadi 1 taf‟ilah diulang sebanyak 8 kali. Bahar ini lebih
cocok untuk tema yang bertujuan untuk menumbuhkan kekuatan daripada kelembutan.
Adapun polanya adalah :
فعولن فعولن فعولن فعولن# عن المتقارب قال الخليل
16. Mutadarik
Bahar Mutadarik ()أُزذاسى, dinamakan demikian karena al-Akhfasy telah menemukan lebih
dahulu dari gurunya. Bahar ini disebut juga Muhdaş ( )أُذذسatau khabab ( )اُخجتdan
Mukhtara‟ ()أُخزشع. Bahar ini banyak digunakan dimaksudkan untuk mencela atau menyerbu
musuh, akan tetapi ini jarang sekali, baik dahulu kala atau sekarang. Adapun polanya adalah :
فاعلن فاعلن فاعلن# سبقت دركي فإذا نفرت
9
C. JADWAL (TABLE) BAHAR
Adapun bagan berikut sangat diperlukan untuk memberi kemudahan dalam memahami bahkan
menghafal pola-pola puisi di atas :
Satuan Suara Taf’ilah Bahar (Pola)
No Bahar Taf’ilah
Sabab Khafif مستفعلن مفعوالت فاعالتن فاعلن
1 Basiţ ِٖٓغزلؼ ِٖكبػ ِٖٓغزلؼ ِٖكبػ
2 Rajaz ِٖٓغزلؼ ِٖٓغزلؼ ِٖٓغزلؼ
3 Sari’ ِٖٓغزلؼ ِٖٓغزلؼ ِٖكبػ
4 Munsarih ِٖٓغزلؼ الدٞٓلؼ ِٖٓغزلؼ
5 Mujtaş ِٖٓغزلؼ ٖكبػالر
6 Muqtađab الدٞٓلؼ ِٖٓغزلؼ
7 Ramal ٖكبػالر ٖكبػالر ٖكبػالر
8 Khafif ٖكبػالر ِٖٓغزلؼ ٖكبػالر
9 Madid ٖكبػالر ِٖكبػ ٖكبػالر
10 Mutadarik ِٖكبػ ِٖكبػ ِٖكبػ ِٖكبػ
Watad Majmu’ فعولن مفاعلتن مفاعيلن
1 Ţhawil ُٖٞكؼ ِٖ٤ٓلبػ ُٖٞكؼ ِٖ٤ٓلبػ
2 Mutaqarib ُٖٞكؼ ُٖٞكؼ ُٖٞكؼ ُٖٞكؼ
3 Wafir ٖٓلبػِز ٖٓلبػِز ُٖٞكؼ
4 Hazaj ِٖ٤ٓلبػ ِٖ٤ٓلبػ
5 Muđari’ ِٖ٤ٓلبػ ٖكبػالر
Fashilah Sughra متفاعلن
1 Kamil ِٖٓزلبػ ِٖٓزلبػ ِٖٓزلبػ
متفاعلن متفاعلن
Khaban ( )الخبنMembuang huruf kedua yang mati
مستفعلن فاعلن متفعلن مستفعلن مفعوالت فاعالتن فعلن متفعلن معوالت فعالتن
Waqś ( )الوقصMembuang huruf kedua yang hidup
متفاعلن مفاعلن
Ŝhai ( )الطيMembuang huruf keempat yang mati
مفاعلتن مفاعلتن
Qabd ( )القبضMembuang huruf kelima yang mati
مفاعلتن مفاعتن
Kaff ( )الكفMembuang huruf ketujuh yang mati
11
3. ‘Illat Tambahan (بالزيادة )العلة
„Illat tambahan terbagi atas 3 macam; Tarfil (َ٤ )اُزشكyaitu penambahan sabab khafif di akhir
watad majmu‟. Taźyil (َ٤٣)اُزز, yaitu dengan menambahkan huruf mati pada akhir watad
majmu‟. Tasbiĝ (ؾ٤)اُزغج, yaitu menambahkan satu huruf mati pada akhir sabab khafif. Lihat
bagan berikut : Jadwal ‘Illat bi Ziyadah
„Illat Ziyadah definisi taf‟ilah menjadi:
Tarfil Menambah sabab khafif di akhir watad majmu‟
ِٖٓزلبػ ٖٓزلبػِٖ ر ِٖكبػ ٖكبػِٖ ر
Taźyil Menambah huruf mati di akhir watad majmu‟
ِٖٓغزلؼ ِٖٓزلبػ ٕ ِٖٓغزلؼ ِٖكبػ ٕ ِٖٓزلبػ ٕ ِٖكبػ
Tasbiĝ Menambah huruf mati di akhir sabab khafif
ٕ ٖكبػالر ٖكبػالر
a. Tasy‟iş (ش٤)اُزشؼ, yaitu membuang huruf awal watad majmu‟. Terjadi pada taf‟ilah ٖكبػالر
yang menjadi ٖ كبالرdan taf‟ilah ِٖ كبػmenjadi ُٖكب.
b. Haźźaf ( ) اُذزف, yaitu membuang sabab khafif di akhir „aruđnya bahar mutaqarib. Terjadi
pada taf‟ilah ُٖٞ كؼyang menjadi ٞكؼ.
c. Kharm (ّ) اُخش, yaitu membuang watad majmu‟ yang terdapat pada şadr. Terjadi pada
taf‟ilah ُٖٞ كؼyang menjadi ُٖٞ ػdan taf‟ilah ٖ ٓلبػِزyang menjadi ٖ كبػِزdan taf‟ilah ِٖ٤ٓلبػ
yang menjadi ِٖ٤كبػ.
13
E. CONTOH TAF’ILAH BAHAR DALAM SYA’IR ARAB
تفاعيل البحور في الشعر العربي
:فعولن مفاعيلن فعولن مفاعيلن .1البحر الطويل
المثال :
ويأتيك باألخبار ما لم تزود ستبدى لك األيام ما كنت جاىال
14
:مستفعلن مستفعلن مستفعلن .7البحر الرجز
المثال :
قفر ترى آيتهـا مثـل الزبر دار لسلمى إذ سليمى جارة
16
BAB IV KITABAH ARUDHIYYAH
Seperti yang telah kita ketahui, bahwa sistem penulisan kalam arab itu terbagi kepada dua, yaitu
natsar dan sya'ir. Bahkan sebagian ulama berpendapat, setelah diturunkannya al-Qur'an sistem
penulisan kalam arab terbagi menjadi tiga: al-Qur'an, natsar, sya'ir. Mengapa al-Qur'an dimasukan
ke dalam salah satu sistem penulisan kalam arab (walaupun al-Qur'an tidak bisa ditambah ataupun
dikurangi)? Itu dikarenakan al-Qur'an memiliki sistematika penulisan yang tersendiri yang berbeda
dengan penulisan sistem kalam arab lainnya, al-Qur'an bukanlah natsar, al-Qur'an juga bukanlah
sya'ir. Untuk mempelajari al-Qur'an, natsar, sya'ir sudah barang tentu harus ditunjang dengan ilmu
yang memadai, diantaranya adalah ilmu 'adab.
Menurut Syekh Jarullah Zamakhsyari dalam kitab karangan beliau yang berjudul al-Qisthōs fi 'Ilmi
al-'Arudh ilmu ''adab itu terbagi ke dalam dua belas ashnaf/fan (disiplin ilmu) yaitu: Ilmu I'rab
(yang sekarang terkenal dengan nama Ilmu Nahwu), Ilmu Abniyyah (yang sekarang terkenal
dengan nama Ilmu Sharf), Ilmu Badi', Ilmu Ma'ani, Ilmu Bayan, Ilmu 'Arudh, Ilmu Qowafi, Ilmu
Qordu Syi'ri, Ilmu Kitabah, Ilmu Isytiqaq, Ilmu Insya (Insya al-Natsar), Muhādhorot. Dalam buku
ini, kita akan mempelajari sedikit dari aplikasi ilmu 'arudh, sebuah ilmu yang sudah langka dan
jarang sekali dipelajari. Padahal ilmu tersebut masih memiliki tingkat relevansi yang tingggi jika
kita pelajari sekarang, dikarenakan masih banyaknya yang mengkaji kitab-kitab yang berbasis
nadzom.
Perlu kita ketahui, untuk membaca bait nadzom dengan baik dan benar itu sedikitnya dibutuhkan
empat disiplin ilmu pendukung yaitu nahwu, sharf, 'arudh, serta qowafi. Karena hampir tidak
adanya buku ataupun karangan dalam Bahasa Indonesia mengenai tata cara membaca dan memberi
wazan pada nadzom.
Perlu Anda ketahui, kitabah arudhiyyah (penulisan arab berdasarkan ilmu 'arudh) berbeda dengan
penulisan imla lazim yang biasa kita kenal. Baiklah kita pelajari saja kitabah arudhiyyah secara
terperinci, yang meliputi huruf yang ditambah serta dihilangkan.
1. Darurat Ziyadah
Yang dimaksud dengan darurat ziyadah adalah darurat nadzom yang berupa penambahan
huruf-huruf tertentu. Darurat ziyadah meliputi:
a) Pemberian tanwin pada isim ghair munsharif
ٍ دخلت الخدر خدر
عنيزة ويوم ِ ِ َ َّت إِن
َ َ ُ َ ... ك ُم ْرجل ْي ُ َالويْال
َ فقالت لك
Yang menjadi syahid dalam syi'iran di atas adalah lafadh َض ٍح٤ْ َ٘ ِخ ْذ َس ُػseharusnya َ َضح٤ْ َِ٘خ ْذ َس ُػ
2. Darurat Naqs
Yang dimaksud dengan darurat naqs adalah darurat sya'ir atau nadzom yang berupa
pengurangan huruf-huruf tertentu, yang meliputi:
a) Memaqsurahkan isim mamdudah
الس َف ْر
َّ ص ْنـ َعا وإن طال َّ ... ودبِ ْر ٍ كل
َ البد من َ عود ُّ وإ ْن تَ َحنَّى
Yang menjadi syahid adalah ص ْ٘ؼب
َ seharusnya ص ْ٘ َؼبء
َ .
3. Darurat Taghyir
Yang dimaksud dengan darurat taghyir adalah darurat sya'ir atau nadzom yang berupa
perubahan kata, yang meliputi:
1. Menjadikan hamzah qoto', awalnya hamzah washol
ًأحسن شيمة ِ ان الدى ِر منِّي
أال الأرى إِثْـنَـ ْي ِن... وم ْن ُج ْم ِل ِ ََ ث
َ على َح َد
َ
Yang menjadi syahid adalah ٖ٤٘ إصٟ ال أسseharusnya ٖ٤٘ اصٟال أس
Belajar ilmu Arudh, kita akan dihadapkan oleh beragam macam Syair-syair Arab. Karena objek
ilmu Arudh adalah syair arab. Setidaknya jika seseorang ingin mempelajari ilmu Arudh, dia
sudah bisa membaca literatur arab gundul tanpa baris harokat. Fungsinya untuk membantu
membaca syair dan menentukan taf‟ilah-taf‟lah yang sesuai dengan baharnya.
Mengetahui Ilmu Nahwu dan shorf. Membaca redaksi arab tanpa harokat alias gundul
membutuhkan banyak latihan dan pengetahuan tentang ilmu nahwu. Dengan ilmu nahwu
membaca redaksi teks arab bisa mengerti kedudukan suatu kalimat, apakah dia objek, atau
predikat, atau subjek. Membedakan idhofah dan na’at man’ut dan lain-lainnya yang ditopang
oleh perubahan bentuk kata yang disebut ilmu shorf.
Mengetahui ilmu Balaghah, Ilmu Balaghah dibagi menjadi tiga, Ilmu Bayan, Ilmu Ma‟ani dan
Ilmu Badi‟. Setidaknya bagi yang mempelajari ilmu arudh mengetahui tiga ilmu balaghah ini.
Kenapa? Seperti unsur-unsur syair yang terdiri dari uslub, imajinasi, perasaan, dan irama. Nah,
ilmu balaghah inilah yang menjadi penopang dari uslub dan iimajinasi, serta dapat mengetahui
perasaan penggubah syari dari imajinasi uslub dalam syairnya.
20
Kemudian kepekaan dan kejelian. Hal ini penting karena dalam ilmu Arudh terdapat illat dan
zihafat yang merubah satu taf‟ilah dari taf‟lah yang dikaidahkan oleh Imam Al Khalil. Maka
kepekaan dan kejelian dari sima‟aah atau nalar menjadi hal yang penting dalam mempelajari
ilmu Arudh.
Kegunaan notasi dalam ilmu 'arudh untuk mempermudah dalam memberi wazan dan mencari
jenis bahar. Sebelumnya perlu kita ketahui bahwa betapapun sangat tebalnya sebuah diwan
(yang terdiri dari puluhan qosidah bahkan ratusan qosidah dan qosidah tersebut terdiri dari
ratusan bayt) atau betapapun banyaknya nadzom dalam sebuah kitab (yang terdiri dari puluhan,
ratusan, bahkan ribuan bayt), hanya terdiri dari dua notasi saja.
Pertama adalah sakin (huruf yang tidak berharkat) dan yang kedua mutaharik (huruf yang
berharkat). Sakin dalam ilmu 'arudh dilambangkan dengan angka lima arab (۵) atau titik (.) atau
huruf ha arab (ٙ) sedangkan mutaharik dilambangkan dengan garis miring (/). Notasi turunan dari
sakin dan mutaharik susunannya tidak ditulis dengan (۵/) , (./) atau (ٙ) tetapi diganti dengan garis
penghubung (-) dan apabila mutaharik tidak ditulis (/) tetapi diganti dengan huruf nun (ٕ).
Kita akan mengambil contoh dari muqadimah kitab nadzom mandzumah baiquniyyah
(mustholah hadits).
َ يِْنأ ُْر ِسال- َخ ْي ِرنَبِ ْي- ُم َح ْم َم ِد ْن... لِْيـيَـ ْنـ َعلَى- ص ْل ِ
َ َح ْمد ُم- أَبْ َدأُبِ ْل
ه//ه/ه/_ه///ه/_ه//ه//... ه//ه//_ه///ه/_ه///ه/
-ن--|-نن-|-ن- ن... -ن-|ن-نن-|-نن-
مستفعلن- مفتعلن- مفاعلن... مفاعلن- مفتعلن- مفتعلن
صحيح- مطويّة- مخبونة... مطويّة- مطويّة- مطويّة
21
BAB V ILMU SYI’IR
A. SYA’IR DAN BAYT
Menurut orang Indonesia puisi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988:706) adalah ragam sastra
yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima serta penyusunan larik dan bait. Sedangkan
menurut orang Arab puisi disebut Syi‟r ( )اُشؼشberarti kata-kata yang disusun dengan pola
tertentu sehingga dapat menjadi ungkapan yang indah, hasil dari imajinasi seseorang (penyair).
(Ahmad Hasan Ziyat, tth:28). Syauqi Daif (tth:13) memaknai puisi sebagai karya yang terikat
dan tunduk kepada kaidah-kaidah tertentu sesuai dengan perkembangannya. Kaidah yang
dimaksud adalah unsur-unsur utama puisi arab yaitu lafal, pola tertentu (ٕصٝ), tema (عٞظٞٓ),
irama (خ٤)هبك, dan niat (sengaja disusun sebagai puisi, )هصذ. Adapun menurut ahli „Aruđ, puisi
memiliki arti nazam yaitu kalimat yang berpola, berirama dan sengaja diciptakan sebagai puisi.
(Mas‟an Hamid, 1995:74 dan Chatibul Umam, 1992:8). Nayif Ma‟ruf (1993:147) meringkas
bahwa yang dinamakan puisi adalah kalimat yang bernada/bernazam yang mengandung kesatuan
antara pola (ٕصٝ) dan irama (خ٤)هبك.
B.SYI’IR ))شعر
Syi'ir secara bahasa berasal dari kata " "شؼشyang berarti ٚ أدظ ثٝ ِْ ػartinya:mengetahui dan
merasakan,sedangkan syi'ir menurut ahli ilmu arudh yaitu:
كالم موزون قصدا بوزن عربي
"Kalam yang 'sengaja' disusun dengan menggunakan irama wazan arab”. atau juga
الكالم الموزون المقفى المعبر عن األخيلة البديعة
"Kalam yang berirama dan bersajak, yang diungkapkan dengan khayalan yang indah"
Seperti yang telah kita ketahui, bahwa sistem penulisan kalam arab itu terbagi kepada dua, yaitu
natsar dan sya'ir. Bahkan sebagian ulama berpendapat, setelah diturunkannya al-Qur'an sistem
penulisan kalam arab terbagi menjadi tiga: al-Qur'an, natsar, sya'ir. Mengapa al-Qur'an
dimasukan ke dalam salah satu sistem penulisan kalam arab (walaupun al-Qur'an tidak bisa
ditambah ataupun dikurangi)? Itu dikarenakan al-Qur'an memiliki sistematika penulisan yang
tersendiri yang berbeda dengan penulisan sistem kalam arab lainnya, al-Qur'an bukanlah natsar,
al-Qur'an juga bukanlah sya'ir. Untuk mempelajari al-Qur'an, natsar, sya'ir sudah barang tentu
harus ditunjang dengan ilmu yang memadai, diantaranya adalah ilmu 'adab.
Menurut Syekh Jarullah Zamakhsyari dalam kitab karangan beliau yang berjudul al-Qisthos fi
'Ilmi al 'Arudh ilmu ''adab itu terbagi ke dalam dua belas ashnaf/fan (disiplin ilmu) yaitu: Ilmu
I'rab (yang sekarang terkenal dengan nama Ilmu Nahwu), Ilmu Abniyyah (yang sekarang
terkenal dengan nama Ilmu Sharf), Ilmu Badi', Ilmu Ma'ani, Ilmu Bayan, Ilmu 'Arudh, Ilmu
Qowafi, Ilmu Qordu Syi'ri, Ilmu Kitabah (Khat), Ilmu Isytiqaq, Ilmu Insya (Insya al-Natsar),
Muhadhorot.
Dalam hal ini, kita akan mempelajari sedikit dari aplikasi ilmu 'arudh, sebuah ilmu yang sudah
langka dan jarang sekali dipelajari. Padahal ilmu tersebut masih memiliki tingkat relevansi yang
tingggi jika kita pelajari sekarang, dikarenakan masih banyaknya yang mengkaji kitab-kitab
yang berbasis nadzom. Perlu kita ketahui, untuk membaca bait nadzom dengan baik dan benar
itu sedikitnya dibutuhkan empat disiplin ilmu pendukung yaitu nahwu, sharf, 'arudh, serta
qowafi.
22
a. Sya’ir
Sebelum kita melangkah jauh mempelajari nadzom yang umumnya dibuat dengan
menggunakan bahar rojaz, marilah kita mempelejari seputar sya'ir terlebih dahulu.
Entah siapa yang pertama kali membuat sya'ir tidak ada keterangan yang absah mengenai ini,
yang jelas sya'ir telah dikenal oleh orang-orang arab dahulu belasan abad kebelakang.
Terdapat enam belas bahar dalam sya'ir arab, 15 hasil penemuan Imam Khalil Bin Ahmad Al
Farahidiy Azdy Basry (100 H -175 H) sedang sisanya yaitu bahar mutadarok/mutadarik
adalah hasil penemuan Imam Ahfasy Al-Ausath yang juga merupakan murid Khalil bin
Ahmad. Bahar-bahar tersebut yaitu:
Kami tidak akan panjang lebar menjelaskan kedua ilmu tersebut. Kami hanya akan membahas
ilmu arudh dan qofiyah yang ada hubungannya dengan pembuatan bait/nadzom.
Sebelum kita membahas panjang lebar mengenai bahar rojaz (bahar yang digunakan dalam
pembuatan bait/nadzom) ada baiknya kita memahami istilah-istilah di bawah ini:
23
ِ َ الف، ال َوتِد،سبَة
e. Sabab, Watid/Watad, Fa-shilah (صيلَة َ )ال
Taf'ilat terbentuk dari:
الفاصلة الكبر, الفاصلة الصغرى, الوتد المفروق, الوتد المجموع, السبب الثقيل, السبب الخفيف
Sabab Khofi-f adalah susunan dua huruf yang terdiri dari mutaharik sakin, contohnya: قَ ْد،لَ ْم.
Sabab Tsaqi-l adalah susunan dua huruf yang terdiri dari mutaharik mutaharik, Contohnya: ،ََسأ
َثِي.
Watid/watad Majmu-' adalah susunan tiga huruf yang tediri dari mutaharik mutaharik sakin,
contohnya: ٠َٓ َس،٠ْ َِ َػ.
- Watid/watad Mafru-q adalah susunan tiga huruf yang tediri dari mutaharik sakin
mutaharik, contohnya: َٔبْٜ َٓ ، ِْشَٜظ.
- Fa-shilah Shugra- adalah susunan empat huruf yang terdiri dari mutaharik mutaharik
mutaharik sakin, contohnya: ٍَ َ َجج.
- Fa-shilah Kubra adalah susunan lima huruf yang terdiri dari mutharik mutaharik
mutaharik mutaharik sakin, contohnya: ً َع َٔ ٌَخ. Untuk memudahkan dalam menghapal
maka kita rangkaikan menjadi satu kalimat yaitu:
.ًكة
َ َس َم لَ ْم أ ََر َعلَ ْى ظَ ْه ِر َجبَ ٍل
f. Taf'ilat/Ajza ()التَ ْف ِع ْيلَة
Bayt dalam nadzom terdiri dari 6 taf'ilat, taf'ilat tersusun dari bebarapa sabab, watid/watad,
atau fasilah, sedangkan sabab, watid, dan fasilah tersusun dari beberapa haraf taqte'. Haraf
taqte' seluruhnya ada 10 huruf . Agar mudah dalam menghafal maka haraf taqte' itu kita
kumpulan dalam sebuah kalimat yaitu: كَُ٘بُٞ٤َذ ُع
ْ ُ َْ ِِػ.
Seperti halnya haraf taqte', taf'ilat juga berjumlah 10 buah, 2 diantaranya khumasi (tersusun
dari 5 huruf) dan sisanya yang berjumlah 8 buah adalah suba'I (tersusun dari 7 huruf).
Perhatikan taf'ilat di bawah ini:
1. Khumasi
Taf'ilat yang khumasi seluruhnya ada dua, yaitu:
ِ َف
فَـعُ ْولُ ْنdan اعلُ ْن
2. Suba'i
Taf'ilat yang suba'I seluruhnya berjumlah tujuh, yaitu:
ِ متـ َف،اعالَتُن
ُ ُ َم ْفع، ُم ْستَـ ْف ِعلُ ْن،اعلُ ْن
والت ِ َ ف، مستـ ْف ِعلُن،اعالَتُن
ِ َ ف، م َفاعلَتن،م َفا ِعيـلُن
َُ ْ ْ َْ ُ ْ ُْ َ ُ ْ ْ َ
Di dalam syathar awal sebuah nadzom terdapat 3 taf'ilat (ajza), demikian pula dalam
syathar tsani terdapat 3 taf'ilat (ajza). Sebelum kita dapat memisahkan syathar menjadi
taf'ilat-taf'ilat, maka kita harus memahami terlebih dahulu:
24
C. BAYT )(بيت
Secara bahasa داره و قصره. أي: بيت الرجل: البيتArtinya rumah atau istana, dikatakan demikian
karena "bait" menghimpun kalam,sebagaimana rumah menghimpun se-isinya. Bait mnurut ahli
arudh :
" االجزاء " كالم موزون قصدا بوزن عربي مكون من مصراعين حقيقة أو حكما متساويين في عدد
Yaitu: kalam yang sengaja disusun dengan wazan 'Arab yang terdiri dari dua sayap,baik secra
hakikat ataupun scra hukumnya,yang sama kedua sayap tersebut didalam jumlah bagian-
bagianya. Misal :
وال أقوي على النار الجحيم# الهي لست للفردوس أىال
الهي لست للفردوس أىال
merupakan sayap pertama dari bait tersebut,sayap prtama dalam suatu bait biasa disebut
dengan""صذسshodar"
ْ٤ اُ٘بس اُجذ٠ِ ػ١ٞال أهٝ merupakan sayap kedua dari bait tersebut,sayap kedua dari suatu bait biasa
disebut dengan 'ajuz ""ػجض
NB :
Bait yang jumlahnya satu disebut "ٔب٤ز٣/ "ٓلشدا
Bait yang jumlahnya dua disebut "natfah ""ٗزلخ
Bait yang jmlahnya tiga-enam disebut ""هطؼخ
Bait yang jumlahnya tujuh dst disebut "ذح٤"هص
a. Macam-macam Bait
Bait puisi Arab terbagi 2 yaitu : Śadr ( )اُصذسatau ٍٝ أُصشاع األatau ٍٝ اُشطش األdan „Ajz
( )اُؼجضatau ٠ٗ أُصشاع اُضبatau ٠ٗاُشطشاُضب. Śadr ( )اُصذسadalah bagian pertama bait , sedangkan
„Ajz ( )اُؼجضadalah bagian kedua. Bagian akhir (taf‟ilah akhir) dari Śadr ( )اُصذسdisebut
„Arudh ( ضٝ )اُؼشdan bagian akhir (taf‟ilah akhir) dari „Ajz ( )اُؼجضdinamakan đarb () اُعشة,
sedangkan selainnya disebut Hasywu (ٞ) اُذش. Perhatikan gambaran berikut :
وأغوز الصدق فى األخبار والقسم# غاض الوفاء فما تلقاه فى عدة
—————————— ——————————–
الع ــجز/ الشطرالثانى/ الـ ــصد ر المصراع الثانى/ الشطر األول/المصراع األول
——————- ——— ——————— ——–
الحشو العروض الحشو الضرب
Macam-macam bait puisi arab dilihat dari bentuknya adalah : ( lihat Nayif Ma‟ruf, 1993:
155-157 dan Mas‟an Hamid, 1995: 178-183).
2. Bait Tam yaitu Bait tam (ّذ اُزب٤)اُج, jika sempurna bentuknya. Kalau memang ada
kekurangannya, itu hanya perubahan-perubahan pada taf‟ilah saja (seperti ada „ilal atau
zihaf). Contoh :
ولم أر بدرا قط يمشي على األرض# رأيت بها بدرا على األرض ماشيا
3. Bait Majzu' (ءٝذ أُجض٤ ) اُجyaitu jika dibuang „aruđ dan đarabnya, seperti :
وقصدي الفوز فى األمل# أنا ابن الجد فى العمل
25
4. Bait Masythur (سٞذ أُشط٤ )اُجyaitu jika dibuang salah satu sayab dari dua sayap sebuah
bait, jika dibuang salah satu belahan baris puisi, baik sadr mapun „ajz. Terkadang pula
pada akhir puisi, „aruđ dan đarbnya tampil secara bersamaan. Contoh :
تحـ ــية كـ ــالورد ف ــى األكـ ـم ـ ــام
5. Bait Manhuk (ىُٜٞ٘ٔذ ا٤ )اُجyaitu jika dibuang 2/3 dari sadar (sayap prtama) dan 2/3 dari
'ajuz (sayap kedua) jadi yang tersisa hanya arudh (bgian trakhir shdar) dan dharb (bagian
terakhir 'ajuz), jika dibuang duapertiga dari sadrnya dan duapertiga dari „ajznya.
Terkadang yang tinggal hanya „aruđ dan đarabnya, seperti :
مـ ـ ـ ـ ــاأغفلك# يا خ ـ ـ ـ ــاطئا
Catatan : Al-Akhfasy al-Ausat menganggap bait Masytur dan Manhuk bukan termasuk
puisi, akan tetapi Sajak.
6. Bait Mudawwar (سٝذ أُذ٤ )اُجyaitu bait yang „aruđnya terpotong dan potongannya ada
pada awal (sayap kedua) belahan keduanya (٠ٗ)اُشطش اُضب, seperti :
ــم بالظهر الذلــول# وماظهرى لباغى الضيـ
7. Bait Muqaffa (٠ذ أُول٤ ) اُجyaitu pola „aruđnya dan huruf akhirnya (rawi) sama persis
dengan pola đarabnya, seperti puisi berikut :
ودمع ال يكفكف يادمشق# سالم من صبا بردى أرق
„Aruđ dan đarabnya memiliki pola yang sama yaitu ُٖٞ كؼdan qafiyahnya sama-sama
berhuruf م.
8. Bait Musarra' (ذ٤ )أُصشع اُجyaitu jika „aruđnya mengalami perubahan baik polanya
maupun huruf akhirnya agar memperoleh bentuk yang sama. Perubahan itu dapat berupa
ditambah atau dikurangi. Seperti puisi Umrul Qais berikut yang mengalami pengurangan:
وإني مقيم ماأقام عسيب# إن الخطوب تنوب,أجارتنا
Untuk menyamakan dengan đarabnya, maka pola „aruđnya dikurangi dari ِٖ ٓلبػmenjadi
٢ٓلبػatau ُٖٞكؼ. Adapun contoh puisi yang mengalami penambahan karena
menyesuaikan dengan đarabnya adalah:
وربع خلت اياتو منذ أزمان# قفانبك نبك من ذكرى حبيب وعرفان
Penambahan terjadi pada pola aruđnya dari ِٖ ٓلبػmenjadi ِٖ٤ ٓلبػ. Bait ini hampir sama
dengan bait Muqaffa, akan tetapi bait ini mengalami perubahan sedangkan bait muqaffa
tidak.
9. Bait Mushmat (ذ أُصٔذ٤ ) اُجyaitu jika aruđ dan đarabnya berbeda rawinya (huruf akhir),
contoh :
ولكن أخالق الرجال تضيق# لعمرك ماضاقت بالد بأىلها
10. Bait Maufur ( سٞكُٞٔذ ا٤ )اُجyaitu jika suatu bait yang tidak mengalami perubahan berupa
kharm (ّ)اُخش, seperti :
يقولون التهلك أسى وتحملي# وقوفا بها صحبي علي مطيهم
11. Baiti I'timad (ذ اإلػزٔبد٤ ) اُجyaitu jika bait yang hasywunya mengalami perubahan berupa
zihaf , akan tetapi tidak sesuai dengan aturan zihaf, seperti puisi berikut yang diubah oleh
zihaf khaban :
26
أو برذونى ذاك األدىم# مالى مال إال درىم
12. Bait Maksur (سٞذ أٌُغ٤ )اُجyaitu jika bait śadrnya berpola, akan tetapi „ajznya tidak
bahkan menyerupai prosa karena banyaknya mengalami perubahan, seperti :
فكم أصاب القلب بالنبال# لحي اهلل الفراق وال رعاه
b. Nama-nama Bait
Berdasarkan jumlah barisnya, maka bait puisi memiliki nama-nama antara lain :
1. Syi‟r Mufrad ( )شؼشٓلشدatau Yatim (ْ شؼش٤ز٣), jika terdiri atas 1 baris saja.
2. Syi‟r Natfah () شؼش ٗزلخ, jika terdiri atas 2 baris
3. Qiŝ‟ah () هطؼخ, jika terdiri atas 3 sampai 6 baris.
4. Qaśidah (ذح٤) هص, jika terdiri dari 7 baris atau lebih.
27
BAB VI ILMU QAFIYYAH
A. PENGERTIAN ILMU QAWAFI
اء ٍ ِِ
Kata “Al-Qawafi” (٠اكٞ )اُوmenurut etimologi adalah berasal dari kata: َ اَلْقافيَةُ َج ْمعُ َها قَـ َواف اَ ْي َوَر
الْعُنُ ِق Artinya: “Belakang leher atau tengkuk”. Sedangkan menurut terminologi (istilah ahli
Arudl) ialah :
.ت اِلَى اَ َّوِل ُمتَ َح ِّر ٍك قَـ ْب َل َساكِ ٍن بَـ ْيـنَـ ُه َما ِ اَلْ َقافِيةُ ِىي ِمن
ِ آخ ِر الْبـ ْي
َ ْ َ َ
Artinya : “Qafiyah adalah kata terakhir pada bait syai’ir (puisi arab), yang dihitung mulai dari
huruf yang terakhir pada bait sampai dengan huruf hidup sebelum huruf mati yang ada di
antara kedua huruf hidup tersebut”. Hal ini dinamakan “Qafiyah” kerena mengikuti keadaan
yang ada pada bait sebelumnya.
Ari bet tegesna nadzom atawa syi'iran eta pasti dimimitian ku huruf hirup jeung pasti
ditungtungan ku huruf paeh, ayena kumaha lamun tungtung nadzom atawa syi'iranna atawa
hurufna hirup? paehan! make huruf lin anu mujanasah (sajinis).
artinya:
Bait itu maksudnya nadzom atau syair selalu diawali dengan huruf hidup (mutaharik) dan selalu
diakhiri dengan huruf mati (sakin). Sekarang bagaimana jika ujung bait (nadzom atau syair)
tersebut diakhiri dengan huruf hidup? matikan saja! dengan menambahkan huruf lin (mad) yang
sesuai. Contohnya seperti sya‟ir:
ص ْحبِى َعلَ َّى َم ِطيُّـ ُه ْم
َ ُوقُـ ْوفًا بِ َها
ك اَ ًسى َوتَ َح َّم ِل ْي ْ يَـ ُق ْولُْو َن الَ تُـ ْه ِل
Jika diperhatikan maka qafiyah pada bait ini adalah kata "٢ْ َِِّٔ "رَ َذyakni mulai dari huruf Hak ()ح
sampai dengan huruf yak (١) pada kata tersebut dinamakan “Qafiyah.” Jadi bunyi li, li, li dan
seterusnya, adalah akibat dari aturan Qafiyah. Sedangakan ilmu yang mempelajari tentang aturan
kata pada akhir bait sya‟ir Multazim (sya‟ir Arab Multazim adalah terdiri dari 2(dua) rukun,
yaitu wazan dan qafiyah), dinamakan “Ilmu Qawafi.”
28
Dan seperti pada puisi :
Dalam memahami puisi arab tradisional, selain harus menguasai ilmu „Aruđ juga harus
mendalami ilmu Qawafy. Ini sangat penting bagi para penyair atau sastrawan guna
mempermudah mereka dalam menyusun aturan huruf dan harakat yang terdapat pada kata-kata
di akhir bait. Di samping itu berguna untuk menghindari kesalahan-kesalahan dalam menentukan
macam-macam qafiyah yang akan dipergunakan pada suatu qasidah. Selain itu bagi kita, yang
bukan orang Arab dan tertarik dengan puisi arab bahkan ingin menciptakan bait puisi berbahasa
Arab, ilmu qawafy (selain ilmu „Aruđ) ini sangat membantu.
Sama halnya dengan ilmu „aruđ, ilmu qawafy ini pertama kali dibukukan oleh al-Khalil bin
Ahmad al Farahidi dengan nama ilmu Qawafy walaupun aturan-aturan qafiyah sudah ada sejak
„Adi bin Rabi‟ah al-Muhalhil.
B. MACAM-MACAM QAWAFY
Qafiyah pada suatu bait terdiri dari 9 (Sembilan) macam bayt dan terbagi menjadi dua macam,
yaitu (1) Berdasarkan Ithlaq dan Taqyid dan (2) Berdasarkan Mutaharik antara dua Sakin.
1) Qafiyah Muthlaqah Mujarradah (خ ٓطِوخ ٓجشدح٤ )هبكyang sunyi (terhindar) dari Ta‟sis
(Ta‟sis yaitu alif yang antara huruf Rawi dan huruf Alif tersebut terdapat satu huruf)
dan Ridif (Ridif ()اُشدف, artinya mengikuti di belakangnya. Menurut istilah adalah huruf
mad ( ١ ,ٝ , )اyang ada sebelum huruf rawi. Seperti ridif alif ( )اberikut :
لو وجو وليس لو لسان # كفى بالمرء عيبا أن تراه
Huruf rawi dari bait di atas adalah nun ( ٕ) dan huruf ridifnya adalah alif ( )ا.) atau dari
Mu‟assasah dan Mardufah akan tetapi rawinya bersambung dengan huruf Layyinah
(huruf-huruf layyinah yaitu ١ ,ٝ , ) اatau dengan huruf Ha‟ waśal (yang bersambung
dengan huruf). Kaidahnya :
29
)ص ْولَةٌ بِا للَّْي ِن اَ ْو بِل َْه ِاء
ُ (مطْلَ َقةٌ ُم َج َّر َدةٌ َم ْو
ُ
Contohnya yang kosong dari ridif dan ta‟sis bersambung dengan huruf Layyinah adalah
seperti syi‟ir Khuwailid bin Murrah dalam bahar Thawil:
ِ الش ِّر اَ ْى َو ُن ِم ْن بَـ ْع
)ض(ي َّ ضُ اش َوبَـ ْع
ِ
ٌ خ َر ت اِل ِهى بَـ ْع َد عُ ْرَوةِ اِ ْذنَ َجا
ُ َج ِم ْد
Maka kata ْط
ِ ”ثَؼyang kedua adalah qafiyah Muthlaqah, karena huruf Dlad ( )ضnya
hidup sunyi dari Ta‟sis atau Ridif dan bersambung dengan huruf Ya‟ (١) yang
merupakan Isyba‟nya huruf Dladl.
Contoh lain yang yang kosong dari ridif dan ta‟sis bersambung dengan huruf Ha‟ (ٛ)
washal seperti sya‟ir dalam bahar Rajaz :
،تى الَقَى اْلعُالَ بِ َه ِّم ْو ً َاَالَف
س اَبـُ ْوهُ بِابْ ِن َع ِّم اُِّم ْو
َ لَْي
Maka kata ْٚ ِّٓ ُ اadalah qafiyah Muthlaqah, karena huruf Mim )ّ( nya hidup dan sunyi
dari ta‟sis atau ridif dan bersambung dengan huruf Ha‟ (ٛ) nya mati.
1) Qafiyah Muthlaqah Mardufah (كخٝخ ٓطِوخ ٓشد٤ )هبكyang ada ridifnya dan kosong dari ta‟sis
yang bersambung dengan huruf Layyinah atau huruf Ha‟ washal. Kaidahnya :
)ص ْولَةٌ بِا للَّْي ِن اَ ْو بِل َْه ِاء
ُ (م ْر ُد ْوفَةٌ َم ْو
َ
Contohnya yang bersambung dengan huruf Layyinah adalah seperti syi‟ir Al-A‟sya
dalam bahar wafir:
الح ْسنَاءُ ذَ َاما ِ
َ َوقَ ْد الَ تَـ ْعد ُم ت بـُثَـ ْيـنَةُ اِ ْذ َراَتْنِى
ْ َاَالَ قَال
Maka di dalam kata َرا َٓبterdapat huruf Alif ( )اsesudah Rawi berupa huruf Mim (ٛ).
Atau seperti contoh lain:
الج ِح ْي ِم
َ أقوى على نا ِر ِ
َ وال... للفردوس أىال لست
ُ إلهي
ْ
Adapun contohnya yang bersambung dengan huruf Ha‟ adalah seperti sya‟ir Lubed
dalam bahar kamil:
ار َم َحلَّ َها فَ َم َق َام َها ِ
ُ ََع َفت الدِّي
Maka di dalam kata َبَٜٓ كَ َٔوَبterdapat huruf Ha (ٛ) sesudah Rawi yang berupa huruf Mim
(ّ). Atau seperti contoh lain :
طق في غي ِر ِح ْينِ ْو
ٍ من م ْن
ْ ... أجمل بالفتى
ُ الصمت
ُ
2) Qafiyah Muthlaqah Mu‟assasah (خ ٓطِوخ ٓؤعغخ٤ )هبكyaitu qafiyah Muŝlaqah yang ada
ta‟sisnya dan kosong dari ridif yang bersambung dengan huruf Layyinah atau dengan
huruf Ha‟ washal. Kaidahnya :
)ص ْولَةٌ بِا للَّْي ِن اَ ْو بِل َْه ِاء
ُ سةٌ َم ْو
َ (م َؤ َّس
ُ
30
Contohnya yang bersambung dengan huruf Layyinah adalah seperti syi‟ir Nabighah
Adz-Dzubyani dalam bahar Thawil:
ِ ِاس ْي ِو بَ ِط ِئ ال َك َواك
ب ِ َولَيِ ٍل اُق
َ ب ِ َكِلِ ْينِى لِ َه ٍّم يا أُم ْيمةَ ن
ِ اص ََ َ
Maka didalam kata ت ٍ ًِ اَٞ ًَ terdapat huruf alif ) (اdan washalnya (Waśal (َصُٞ)ا, artinya
bersambung. Menurut istilah adalah huruf-huruf layyinah yaitu ١ ,ٝ ,اyang timbul
karena isyba‟ (perpanjangan) nya harakat rawi sebelumnya , alif ( )اuntuk rawi yang
berharakat fathah, waw (ٝ) untuk yang đammah, dan ya (١) untuk yang kasrah. Atau
harakat huruf ha (ـٛ) yang ada di sekitarnya) berupa huruf yak ٠اًجًٞ .
Atau seperti contoh lain :
نعيم المحالةَ زائِ ُل
ٍ كل ُّ و... باطل ٍ ُّ أال
ُ َكل شيء ما خال اهلل
Adapun contohnya yang bersambung dengan huruf H‟ adalah seperti syi‟ir Adi bin Zaid
dalam bahar Munsarih:
يَ ْح ِك ْى َعلَْيـنَا اِالَّ َك َواكِبُـ َها فِي لَْيـلَ ٍة الَ نَـ َرا بِ َها اَ َح ًدا
Maka di dalam kata َبُٜا ًِجَٞ ًَ terdapat huruf alif "اًٞ" )(اdan washalnya berupa huruf ha‟
)َبُٜ( ًِج. Contoh lain :
تلق الذي ال َتعاتِبُ ْو
َ صدي َقك لم... ًكل األموِر معاتبا
ِ كنت في
َ إذا
1) Qafiyah Muqayyadah Mujarradah (ذح ٓجشدح٤خ ٓو٤ ) هبكyang sunyi (terhindar) dari ta‟sis dan
ridif atau dari mu‟assasah dan mardufah.
Contohnya yang kosong dari ta‟sis dan ridif bersambung dengan huruf Layyinah adalah
seperti syi‟ir Al-A‟sya dalam bahar Mutaqarab:
ْح ْب ُل َواهٍ بِ َها ُم ْن َج ِذم
َ اَِم ال اَتَـ ْه ُج ُر غَانِيَةٌ اَ ْم تُلِ ْم
Maka kata ّْ ُٓ ْ٘ َج ِزadalah qafiyah muqayyadah mujarradah, karena huruf mim )ّ( nya
mati dan sunyi dari ridif dan ta‟sis. Contoh lain :
القلم
ْ ي َ السر ْبر
ِّ ويبريك في يُريك البشاشة عند اللقا
2) Qafiyah Muqayyadah Mardufah (كخٝذح ٓشد٤خ ٓو٤ )هبكyang terkena ridif (yang ada ridifnya)
dan kosong dari ta‟sis. Contohnya seperti syi‟ir :
َّ ِش َسائٌِر ل
ْ لزَو
ال ٍ ُك ُّل َع ْي
Maka kata ٍْاَٝ ُِِ َّضadalah qafiyah muqayyadah mardufah, karena terdapat huruf mad
berupa alif ) (اsebelum rawi. Contoh yang lain :
ْ لود
المآل ُ وإنما العُ ْقبَى ُخ... الزَواْ ْل
َّ ُساعات سراع
ٌ دنياك
َ
3) Qafiyah Muqayyadah Mu‟assasah (ذح ٓؤعغخ٤خ ٓو٤ )هبكyang terkena ta‟sis (yang ada
ta‟sisnya) dan kosong dari ridif. Contohnya seperti syi‟ir huthai‟ah dalam bait majzu‟
kamil muraffa :
ف تَ ِام ْر َّ ك الَبِ ٌن ِفي
ِ الص ْي َ َوغَ َرْرتَنِى َوَز َع ْم
َ َّت اَن
31
Maka kata ْ رَب ِٓشadalah qafiyah muqayyadah mu‟assasah, karena terdapat huruf alif
ta‟sis didalamnya. Contoh lain seperti :
ِ خليل أو مع ِ
اش ْر َ ُ ْ ٍ ٍر م ْن... ال تطْلُبَ َّن ُدنـُ َّو َدا
2. Qofiyah Dilihat Dari Mutaharrik Yang Berada Antara Dua Sakinnya
Qafiyah dilihat dari segi mutahrrik yanb berada antara dua sukunnya terbagi menjadi lima,
yaitu : Mutakawis, Mutarokib, Mutadarik, Mutawatir dan Mutaradhif.
1. Mutakawis ()المتكاوس
Qofiyah Mutakawis yaitu qofiyah yang diantara dua sukunnya terdapat empat mutaharrik
(huruf berharkat). Contoh ucapan Hatiah:
ِ
الحضيض ق َد ُم ْو ْ َّ زل...ـ
ت بو إل
Perhatikan bayt terakhir di atas, apabila kita taqte' maka akan menjadi seperti ini:
ِ / ض ْي
ض قَ َد ُم ْو ِ إِلَلْح/ ت بِ ِهي
ْ َزلْل
َ
ٙ//// ـٙ//ٙ// ـٙ//ٙ/ٙ/ـ
Maka qofiyahnya adalah ٙ////ٙ/ = ْٚ ُٓ هَ َذ٢ْ ظ
ِ antara dua sakinnya terdapat empat mutaharrik.
2. Mutarokib ()المتراكب
Mutaroqib adalah qofiyah yang diantara dua sakinnya terdapat tiga mutaharrik. Contoh
ucapan Hasan bin Tsabit r.a:
ب ِ ِ ِ يا أيها النَّاس أبدوا ذات
ُ الص ْد ُق عند اهلل والكذ ِّ ال يستوي... أنفسكم ُ ّ
َك ِذبـُ ْو/ َدلْالَهِ َو ْل/ ص ْد ُق ِع ْن
ِ / ال يستَ ِوص
ْ َْ
ٙ/// ـٙ//ٙ/ٙ/ ـٙ//ٙ/ ـٙ//ٙ/ٙ/ـ
Maka qofiyahnya adalah ٙ///ٙ/ = ُْٞ ُْ ٌَ ِزثَٝ antara dua sakinnya terdapat tiga mutaharrik.
3. Mutadarik ()المتدارك
Mutadarik adalah qofiyah yang diantara dua sakinnya terdapat dua mutaharrik. Contoh:
األدىم
َ لبانِ أشطا ُن بئ ٍر في... والرماح كأنها
ُ َ ِّ عنترَ يدعو َن
نِألَ ْد َى ِم ْي/ ِر ْن ِف ْي لبَا/ أ ْشطا ُن بِْئـ
Maka qofiyahnya adalah ٙ//ٙ/ = ٢ْ ِٔ َٛأَ ْدantara dua sakinnya terdapat dua mutaharrik.
4. Mutawatir ()المتواتر
Mutawatir adalah qofiyah yang diantara dua sakinnya terdapat satu mutaharrik. Contoh
ucpan Hasan bin Tsabitr.a:
ِ
قطوب غير ِ
ُ يع إلى ال َخيرات
ٌ سر... ُمتى ما ي ُق ْل ال يكذب القول فعلو
ِ
قطوب / غير ِ
ُ ت/ إلى ال َخيرا/ سريعن
ٙ/ٙ// ـ/ٙ// ـٙ /ٙ/ٙ// ـٙ/ٙ//ـ
Maka qofiyahnya adalah ٙ/ٙ/ = ٢ْ ِثُٞغantara dua sakinnya terdapat satu mutaharrik.
32
5. Mutaradif ()المترادف
Mutaradif adalah qofiyah yang diantara dua sakinnya tidak terdapat mutaharrik. Contoh:
ىور ُّ بور َم َح َثها
ْ الد ٌ ْأم َز... ت ْ دارُى ْم أق َف َر
ُ ىذه
ىور
ْ الدُّ بور َم َح َثها
ٌ ْأم َز
Maka qofiyahnya adalah ٙ ٙ/ = ْْ سُٞٛ antara dua sakinnya tidak terdapat mutaharrik.
a. Rawi ()الروي
Rawi artinya pikiran. Menurut istilah adalah huruf yang dijadikan dasar dan pedoman di
dalam qasidah (huruf pembentuk qosidah). Para pakar menyebutkan bahwa 1 huruf śahih
yang terakhir di dalam satu bait disebut huruf rawi. Kemudian huruf itu disamakan dengan
bait-bait sesudahnya atau dinisbatkan sebuah qosidah kepada huruf rowi tersebut. Jika
dalam qosidah huruf rowinya lam maka qosidah tersebut dinamakan qosidah lamiyyah
(nisbat), jika huruf rowinya ba maka dinamakan qosidah baiyyah, jika huruf rowinya ro
maka qosidahnya dinamakan qosidah roiyyah, sehingga ada qasidah mimiyah (jika huruf
rawinya mim) dan seterusnya.
Berdasarkan jumlah syi‟iran yang dibuat oleh seorang penyair maka syair-syair memiliki
penamaan tersendiri diantaranya:
- Yatim, yaitu syair yang berjumlah satu bait saja.
- Nutfah, yaitu syair yang berjumlah dua bait saja. (dengan rowi yang sama).
- Qith'ah, yaitu syair yang berjumlah antara 3 sampai 6 bait dengan rowi yang sama.
- Qosidah, yaitu syair yang berjumlah minimal 7 dan seterusnya dengan rowi yang sama.
- Diwan, yaitu umpulan dari qosidah. Qosidah-qosidah dalam sebuah diwan tentu saja
memiliki tema-tema tertentu. Beberapa tema yang mashur diantaranya:
a. Heja
b. Ritsa
c. Madah
33
d. Hamasah
e. dll
b. Waśhal ()الوصل
Washal artinya bersambung. Menurut istilah adalah huruf-huruf layyinah yaitu ١ ,ٝ , اyang
timbul karena isyba‟ (perpanjangan) nya harakat rawi sebelumnya (huruf lin yang muncul
sebagai isyba' harokat rowi atau huruf ha yang mengikutinya), alif ( )اuntuk rawi yang
berharakat fathah, waw (ٝ) untuk yang đammah, dan ya (١) untuk yang kasrah. Atau
harakat huruf ha (ـٛ) yang ada di sekitarnya. Contoh huruf waśal alif ( )ا:
فداه الورى أمضى السيوف مضاربا# أال ما لسيف الدولة اليوم عاتيا
Contoh huruf waśal ha (ـٛ) yang berharakat kasrah :
لم يأمن الناس أن ينهد باقيو# إن البناء إذا ما انهد جانبو
c. Khuruj ()الخروج
Khuruj artinya keluar. Menurut istilah adalah huruf yang timbul dari harakat ha (ـٛ) waśal
(lin yang muncul setelah huruf ha washol. Perlu diketahui khuruj ini disesuaikan dengan
harokat ha washolnya. Sehingga khuruj ini terkadang berupa alif, wawu, atau ya). Di sini
ia keluar dari waśhal yang bersambung dengan huruf rawi. Huruf-huruf khuruj ini sama
dengan huruf layyinah yaitu ١ ,ٝ ,ا. Contoh khuruj alif ( )ا:
يحب الغانيات وال يراىا# فبت كأننى أعمى معنى
d. Ridif ()الردف
Ridif artinya mengikuti di belakangnya. Menurut istilah adalah huruf mad ( ١ ,ٝ , )اyang
ada sebelum huruf rawi (huruf mad yang terletak sebelum huruf rowi). Seperti ridif alif ()ا
berikut :
لو وجو وليس لو لسان# كفى بالمرء عيبا أن تراه
Huruf rawi dari bait di atas adalah nun (ٕ ) dan huruf ridifnya adalah alif ( )ا.
e. Ta’sis ()التأسيس
Ta‟sis artinya membuat landasan atau mendirikan. Menurut istilah adalah huruf alif ()ا
yang menjadi huruf kedua sebelum rawi (alif yang terletak sebelum huruf rowi yang
diselang oleh satu huruf sebelumnya), misal :
د لمثلها وحياة راسك# وحياة واسك ال أعو
f. Dakhil ()الدخيل
Dakhil artinya yang masuk atau berada di sela-sela. Menurut istilah ia bermakna huruf
hidup yang ada di tengah-tengah antara rawi dan ta‟sis (mutaharik setelah ta'sis). Maka
jika kita lihat pada contoh yang e, huruf طpada kata ساعيdinamakan dakhil.
Nah sekarang kita mulai saja point kedua mengenai harkat qofiyah. Harkat huruf qofiyah
seluruhnya ada enam, yaitu: majro, nafadz, hadwu, ros, isyba', dan taujih.
b) Majro ()المجرى
Majro adalah harkat rowi muthlaq (yang dimaksud dengan rowi muthlaq adalah rowi yang
memiliki harkat baik dhommah, fathah, maupun kasrah kebalikan dari rowi muqayyad).
Contoh yang dhommah:
مسلُ ْو ُل
ْ مهن ٌد من سيوف اهلل... لنور يستضاء بو
ٌ إن الرسول
Contoh yang fathah:
ِ
السيل مجراهُ َم ْرتَـ َعا ِ فتًى ِعيش في معروفو بعد
كما كان بع َد... موتو َ
Contoh yang kasrah:
الح ْنظَ ِل ٍ ِ
َ كأس
َ بالعز
ِّ بل واسقني
ْ ... سقني ماء الحياة بذلة
ْ َال ت
c) Nafadz ()النفاذ
Nafadz adalah harkat بءُٜ اwashol yang memiliki harakat fathah, dhomah dan kasrah.
Contoh بءُٜ اyang berharkat fathah:
الشك يفنينا َويُـ ْفنِْيـ َها
َّ فالموت
ُ ... التركنَ َّن إلى الدنيا ومافيها
d) Hadwu ()الحدو
Hadwu adalah harkat huruf sebelum ridif yang memiliki harakat fathah, dhomah dan
kasrah.
Contoh yang berharkat fathah:
يضرك إ ْن عاداك إِ ْس َرا َرا
ُّ فما... عدوك لم يظهر عداوتَو
ُّ إذا
Contoh yang berharkat dhommah:
ولم يمت من يكن بالخير َم ْذ ُك ْوَرا... ما عاش من عاش مذموما خصائلو
35
ِ التقي ىو
السعي ُد َّ ولكن ٍ ولست أرى السعادة جمع
َّ ... مال ُ
e) Ros ()الرس
ّ
Ros adalah harkat sebelum alif ta'sis. Maka ros akan selalu berharkat fathah. Contoh:
أتتو الرزايا من وجوهِ ال َف َواْئِ ِد... ًغير اهلل للمرء عدة
ُ إذا كان
f) Isyba' ()اإلشباع
Isyba' adalah harkat dakhil baik dalam qofiyah muthlaqah maupun qofiyah muqayyadah.
Contoh:
َّساْ ُم ُح
َ وشيمتوُ إن أغضبوه الت... سهل الخليقة في الورى
َ وكن رجال
تطاولِ ْي ِ
َ تطاولي ما شئت أن
ِ ِ
َ ... نخل ذات السد ِر والجرا ِول
َ يا
ب ِ ِ ِ
ُ وليس لو عن طالب العُ ْرف َحاْج... ُحاجب عن كل أمر يَش ْيـنُو
ٌ لو
g) Taujih ()التوجيو
Taujih adalah harkat sebelum huruf rowi muqayyad atau bisa dikatakan harakatnya huruf
sebelum rawi muqayyad (rawi yang bertanda sukun). Contoh:
ِّع ْم َّ ... فار َع َها ٍ
َ يل النـ
ُ المعاصي تز
ْ فإن ْ كنت في نعمة َ إذا
والحر عب ٌد إ ْن طَ ِم ْع
ُّ ... حر إن قنِ ْع ٌ العب ُد
بعض أم ٍر فَـ ُه ْن
ِ َك في... أخ ْو ُ يوما
ً إذا َع َّز
4. Jenis dan Nama-nama Qafiyah )قافية (اسم
Ada 5 nama untuk Qafiyah :
a. Mutakawis (طٝ) أُزٌب, yang artinya condong. Maknanya adalah Qafiyahnya mengandung 4
huruf hidup secara berurutan yang terletak diantara 2 huruf mati.
b. Mutarakib ()أُزشاًت, secara harfiah berarti datangnya suatu benda pada benda yang lain.
Di sini bermakna tiap-tiap qafiyahnya terdiri atas 3 huruf hidup secara berurutan yang
terletak di antara 2 huruf mati.
c. Mutadarak ()أُزذاسى, berarti saling bertemu. Maknanya di sini adalah tiap qafiyah
mengandung 2 huruf hidup di antara 2 huruf mati.
d. Mutawatir (ارشٞ)أُز, berarti datangnya sesuatu sesudah sesuatu yang lain , dalam keadaan
terpisah. Maknanya di sini adalah tiap qafiyah mengandung satu huruf hidup di antara 2
huruf mati.
e. Mutaradif ()أُزشادف, artinya saling beriringan. Maknanya adalah tiap qafiyah mengandung
dua huruf mati berurutan.
36
5. Cacatnya Qafiyah ( )عيوب القافية
Qafiyah akan cacat bila terkena 7 hal, yaitu :
a. Iţha ()اإليطاء
Itha‟ yaitu mengulang-ngulang kata rawi pada bait berikutnya, baik secara lafal maupun
makna atau pengulangan lafadh rowi, maksudnya pengulangan lafadh serta ma'nanya
setelah dua sampai tujuh bayt. Contoh ucapan Abu Dueb Hudliy:
مصرع
ُ ٍ ولكل
جنب ِّ فنُ ُخ ِّرموا... لهواىم
ُ ىوي وأعنقوا
َّ سبقوا
Dalam bayt selanjutnya (sebelum melewati tujuh bayt) Abu Dueb Hudly melanjutkan:
ٍ ولكل
ُجنب مصرع ِّ ب
ٌ ُمتَتَـ ِّر... العجاج فجنبو
ِ تحت
َ فصرعنَو
b. Tađmin ()التضمين
Tadhmin yaitu adanya kalimat yang tidak sempurna pada satu bait, lalu disempurnakan
oleh bait kedua dan seterusnya atau menta'liq qofiyah bayt terhadap shodar bayt
sesudahnya. Contoh ucapan Nabighah Dubyani:
يوم عكاظ إِنِّي
َ أصحاب
ُ ٍ الجفار على
وىم... تميم َ وىم وردوا
الصدر منِّي
َّ بود
ِّ أتينهم... سهدت لهم مواطن صادقات
ُ
c. Iqwa’ (اإلقواء )
Iqwa‟ yaitu adanya perbedaan harakat rawi antara satu bait yang berharakat kasrah dengan
bait lainnya yang berharakat đammah di dalam satu qasidah atau berbedanya huruf rowi
mutlaq dengan dhommah atau kasrah. Seperti ucapan Nabighah Dubyani:
مزو ِد
َّ عجال َن ذا َز ٍاد وغير... ائح أو مغتدي
ٌ آل ميَّة رِ ِأمن
األسود
ُ ُ وبذاك خبَّرنا الغر... البوارح أ َّن رحلتنا غ ًدا
اب ُ زعم
َ
d. Iśhraf ()اإلصراف
Ishraf adalah jika harakat rawi yang satu adalah fathah, sedangkan yang lain đammah atau
berbedanya harkat rowi mutlaq antara fathah dengan kasrah atau dhommah.
Contoh yang beserta dhommah:
البكاء
َ أتمنعني على يحيى... كالم يحيى
َ منعت
َ أريتك إن
ُ وفي قلبي على يحيى البالء... ففي طرفي على يحيى سها ٌد
Contoh yang beserta kasrah:
برئت إلى عرينة من عري ِن... ين من عُ َرينَةً ليس ِمنَّا
ٌ عر
زعانف آخرينَا
َ وأنكرنا... جعفرا وبني أبيو
ً عرفنا
e. Iqfa’ ()اإلقفاء
Iqfa‟ yaitu jika huruf rawi yang satu dengan yang lain berbeda, akan tetapi berdekatan
makhrajnya, seperti rawi yang pertama adalah lam (ٍ ), sedangkan yang lain nun (ٕ) atau
berbedanya rowi dengan huruf yang berdekatan makhrajnya. Seperti mim dengan nun atau
dal dengan tho, dan sebagainya. Contoh:
37
البر شيءٌ ىيِّ ْن َّ إن َّ بـُنَ َّي
المنطق الليِّ ُن والطَُعيِّ ْم
ُ
f. Ijazah ()اإلجازة
Ijazah yaitu jika perbedaannya berjauhan makhrajnya, seperti lam (ٍ) dengan mim (ّ) atau
berbedanya rowi dengan huruf yang jauh makhrajnya, seperti lam dengan mim. Contoh:
قليل ِ بم
َّ لك يَدي ٍ أال ىل ترى إن لم تكن أم
ِ ... مالك
ُ الكفاء
َ إن
ذميم
ُ يبتاع القلوص
ُ قامَ إذا... جفاء وغلظة
ً رأى من خليليو
g. Sinad ()السناد
Sinad yaitu perbedaan antara bait satu dengan yang lainnya terletak pada huruf dan
harakat sebelum rawi atau berbedanya keadaan yang lazim sebelum rowi baik berupa
huruf maupun harkat. Sinad ini terbagi 5 macam, yaitu :
1) Sinad Ridif (الردف )سناد
Sinad ridif adalah terdapatnya ridif pada sebuah bayt atau lebih serta tidak ada pada
bayt lainnya (perbedaan ridif). Contoh:
وص ِو ً ْ
ٍ
ِ ُ فأرسل حكيما وال ت... حاجة مرسال كنت في
َ إذا
تعص ِو
ِ فشاور لبيبا وال... وإن باب أم ٍر عليك التوى
ً ْ ُ
38
مور األندرينا َ وال تبقي ُخ... فاصبحيناْ أال ىبِّي بصحنك
ياح إِذا َج َرينَا
ُ الر ِّ ... غضونهن غُ ْد ٍر
ِّ تصففها َّ َّ
كأن
5) Sinad Taujih (التوجيو )سناد
Sinad Taujih adalah berbedanya harkat sebelum rowi muqayyad. Contoh:
المختر ْق
َ
ِ
األعماق خاوي وقاتِ ِم....ـ
ِ اعي
الحم ْق ِ بالر
َّ ألف شتَّى ليس....ـ
الس ُح ْق
َ الرب ِع
َّ شذابة عنها شذا....ـ
PRAKTEK
Jelaskan mana yang menjadi qofiyah dari bait-bait syair di bawah ini!
ِ
فحومل بين الدخول ِ ِ ِ ِ ِ
َ بسقط الل َّوى... ق َفا نَـ ْبك م ْن ذكرى َحبيب ومنزل
ولم آعطكم بالطوع مالي وال عرضي... أبا منذر كانت غرورا صحيفتي
untuk menentukan sebuah qofiyah kita hanya membutuhkan syatar tsani saja. Selanjutnya
rubahlah tulisan syatar tsani tersebut ke dalam kitabah arudhiyyah. hitunglah dari sisi paling kiri
sampai menemukan sebuah sakin (huruf yang tidak memiliki harkat) tambahkan sebuah
mutaharik (huruf yang memiliki harkat). selesai. maka:
qofiyah bait syiiran yang pertama adalah: ح ْوَملِي
َ
ْ
qofiyah bait syiiran yang kedua adalah: ِع ْرضي
ِ
ْ
Menentukan ‘Arud dan Qawafy Dalam Sebuah Syi’ir
Itulah pembahasan sekitar ilmu „Aruđ dan Ilmu Qawafy. Agar para pembaca tidak„pusing‟, mari
saya ajak untuk membaca puisi di bawah ini :
Perhatikan Puisi al-Nabiĝah al-źubyani berikut ini :
إذا طلعت لم يبد منهن كوكب# كأنك الشمس والملوك كواكب
2. Menentukan nama puisi. Maka puisi di atas kita namakan Syi‟r Mufrad atau Syi‟r Yatim
karena terdiri atas 1 baris saja.
3. Kita bagi belahan-belahannya. Maka Belahan pertama bait di atas اًتًٞ ىُِٞٔاٝ ًأٗي اُشٔظkita
sebut śadr ( )اُصذسatau ٍٝ أُصشاع األatau ٍٝاُشطش األ. Belahan keduanya ًتًٞ ٖٜ٘ٓ جذ٣ ُْ إرا غِؼذ
kita sebut „Ajz ( )اُؼجضatau ٠ٗ أُصشاع اُضبatau ٠ٗ اُشطشاُضب.
4. Mentaqti‟ dan menentukan bahar serta mengetahui taf‟ilah. Apabila kita taqti‟, maka akan
menjadi :
إذا طلعت لم يبد منهن كوكب# كـأنــك شمس والملوك كواكب
//0// /0/0 /0//0/ //0//0 //0 ///0 /0/0/ /0/0/ /0//0
39
Kemudian untuk mengetahui baharnya, maka kita perhatikan taqti‟ awal pada śadr, ternyata
bait ini diawali oleh watad (bukan sabab dan juga bukan faśilah). Artinya ada 3 pilihan
taf‟ilah awal, apakah ُٖٞكؼ, ataukah ٖٓلبػِز, ataukah ِٖ٤ٓلبػ. Bait di atas menunjukkan bahwa
taf‟ilah yang digunakan adalah ُٖٞ كؼatau ٖٓلبػِز.
Untuk memastikan bahar apa yang dipakai, mari kita tengok taf‟ilah selanjutnya. Dibelakang
ُٖٞ كؼada yang ِٖ٤ ٓلبػuntuk bahar ŝawil, ada juga yang ُٖٞ كؼjuga jika ia mutaqarib. Namun
jika ia ٖ ٓلبػِزawalnya, berarti taf‟ilah sesudahnya adalah ٖ ٓلبػِزjuga dan itu adalah bahar
mutaqarib.(coba sambil membaca bagan bahar).
Jika agak sulit menemukan pada belahan pertama, cobalah pada belahan kedua. Pada bait ini
tenyata baharnya adalah ŝawil, mari kita buktikan :
إذا طلعت لم يب ــد منه ــن كوكب# كـأن ــك شمس والملوك كواكب
//0/ / /0/0 /0//0/ //0//0 //0 / //0 /0 /0 / /0/0 / /0//0
فعول مــفاعيـ ــلن فعول مفاعلن ط ــوي ــل فعو ل مفا عيـلن فــعو لن مفـاعلن
الحشو العروض الحشو الضرب
5. Menentukan macam „illah dan zihaf. Jika kita perhatikan pada hasywunya, maka akan kita
lihat ada taf‟ilah yang tidak sempurna, yaitu ٍٞ كؼyang semestinya ُٖٞ كؼseperti pada taf‟ilah
ke-1, 3, dan 5. Ini adalah zihaf yang berjenis qabd, maka disebut ضٞ ٓوج. Demikian pula ِٖٓلبػ
pada „aruđ dan đarabnya juga disebut ضٞٓوج. Sedangkan „illah tidak ada.
6. Menentukan jenis bait. Maka bait di atas termasuk bait tam, karena tidak ada taf‟ilah yang
dibuang.
7. Menentukan qafiyah.
a) Kata : ½ kata, yaitu ًت
1 kata, yaitu اًتًٞ
1 1/2 kata, yaitu اًتًٞ ٖــ
2 kata, yaitu اًتًٞ ٖٜـ
b) Huruf Qafiyah: ًتًٞ ٖـــٜ٘ٓ جـــذ٣ ُْ إرا غِؼذ
Huruf ba ( ) ةpada (اًتًٞ) adalah Rawi śahih.
c) Harakat Qafiyah, yaitu mujra (harakat rawi mutlak).
d) Macam Qafiyah, bait di atas termasuk Qafiyah Muŝlaqah yang terlepas dari ta‟sis dan ridif.
e) Cacat Qafiyah. Untuk melihat kecacatan suatu qafiyah, sebenarnya kita harus melihat bait
perbait dalam satu qasidah, namun karena bait di atas hanya ada 1 bait saja, maka Bait tadi
dapat kita katakan di sini tidak terdapat cacat.
f) Nama Qafiyah. Bait di atas Qafiyahnya bernama mutadarak, karena 2 huruf hidup yang
terakhir diapit oleh huruf mati.
40
Membuat Sya’ir Dengan Arudh dan Qawafy
1. Menentukan tema.
Saya akan membuat puisi sedih, yaitu tentang perasaan hati yang sedang merindu karena
harus berpisah lama
2. Menentukan bahar.
Karena tema yang saya pakai adalah tema kesedihan, maka bahar yang cocok adalah bahar
ramal (َٓ)اُش, polanya :
فاعالتن فاعالتن فاعالتن# فاعالتن فاعالتن فاعالتن
6. Puisi di atas kita namakan Syi‟r Mufrad atau Syi‟r Yatim karena terdiri atas 1 baris saja.
7. Menentukan jenis bait. Maka bait di atas termasuk bait tam, karena tidak ada taf‟ilah yang
dibuang.
8. Menentukan qafiyah.
a) Kata : ½ kata, yaitu ادٞــ
- 1 kata, yaitu ادٞخط
- 1 1/2 kata, yaitu ادٞهــلذ خط
- 2 kata, yaitu ادٞهــلذ خطٝ
b) Huruf Qafiyah:
- Huruf Rawi adalah Huruf ta ( )دpada (ادٞ)خط
- Huruf Waśal adalah huruf ١ pada akhir kata ادٞخط
- Huruf Ridif adalah Alif ( )اsebelum ta ( )دrawi
c) Harakat Qafiyah, yaitu
- Mujra (harakat rawi).
- Haźwu, yaitu harakat sebelum ridif yaitu fathahnya huruf waw (ٝ)
d) Macam Qafiyah, bait di atas termasuk Qafiyah Mardufah
41
e) Cacat Qafiyah. Untuk melihat kecacatan suatu qafiyah, sebenarnya kita harus melihat bait
perbait dalam satu qasidah, namun karena bait di atas hanya ada 1 bait saja, maka Bait tadi
dapat kita katakan di sini tidak terdapat cacat.
f) Nama Qafiyah. Bait di atas Qafiyahnya bernama mutawatir, karena 1 huruf hidup yang
terakhir diapit oleh 2 huruf mati.
Pembaca yang dimuliakan oleh Allah, perhatikan susunan bahasa dalam syair arab ini, Semoga
mendapat faedah.
Berdasarkan Arudh:
syair:
إن السفينة لم تجر على اليبس... ترجو النجاة ولم تسلك مسالكها
Kitabah Arudhiyyah:
يَـبَ ِس ْي- تَ ْج ِر َع َل ْل- نَةَ لَ ْم- س ِف ْي ِ ِ
َ إنْ َن ْس.... ل ُك َها- سا
َ ك َم
ْ ُ تَ ْسل- ةَ َولَ ْم- ج نْـنَ َجا
ُ تَـ ْر
Wazan:
فَ ِعلُ ْن- ُم ْفتَ ِعلُ ْن- فَ ِعلُ ْن- ُم ْستَـ ْف ِعلُ ْن.. فَ ِعلُ ْن- ُم ْستَـ ْف ِعلُ ْن- فَ ِعلُ ْن- ُم ْستَـ ْف ِعلُ ْن
Nama Zihaf dan 'ilal:
المخبون- المطويّة- المخبونة- السالمة... المخبونة- السالمة- المخبونة- السالمة
Jenis Syair : Bahar Basith
Berdasarkan Qofiyah:
Qofiyah syair diatas adalah: lal yabasi (٢جغ٤ُ ٍ)Macam qofiyah yang seperti itu dinamakan
QOFIYAH MUTAROKIBAH
Qofiyah mutarokibah: adalah qofiyah yang antara dua sakinnya terdapat tiga mutaharik (dua
sakin yang mengapit tiga mutaharik). sakin pertama adalah huruf LAM dan sakin kedua adalah
huruf YA, antara LAM (sakin pertama) dan YA (sakin kedua), ditengahnya terdapat 3 mutaharik
berturut-turut yaitu: YA, BA, SIN.
42
Contoh Sya’ir Arab 2
Di bawah ini merupakan contoh syair arab yang sudah tidak asing lagi di telinga kita.
واغفرلنا ما مضى يا واسع الكرم... يا رب بالمصطفى بلغ مقاصدنا
Sama seperti contoh syair sebelumnya, syair ini merupakan bahar basith
Jika dilihat dari segi ithlaq اغالمdan taqyid ذ٤٤ روmaka qofiyahnya dinamakan qofiyah
muthlaqoh خ ٓطِوخ٤( هبكqofiyah yang diakhiri rowi muthlaq) jika dilihat dari mutaharik yang
berada dalam dua sakinnya maka qofiyahnya dinamakan qofiyah mutarokibah ٙ///ٙ/ خ ٓزشاًجخ٤هبك
dan jika dilihat dari ada dan tidaknya ta'sis dan ridif maka qofiyahnya disebut qofiyah muthlaqoh
mujarrodah min at-ta'sis wa ar-ridif mausulah bi lin ٖ٤ُُِخ ثبٞصٞٓ ظ٤اُزأعٝ خ ٓطِوخ ٓجشدح ٖٓ اُشدف٤هبك
(qofiyah muthlaqoh yang tidak memiliki ridif dan ta'sis serta huruf washolnya merupakan huruf
lin).
ومن َولَ ِد ِ مال ٍ وما أُثَ ِّمر ِمن... ْوام ُكلُّ ُهم
ُ ُ ُ َم ْهالً فِدا ٌء ل َك األَق
بالرفَ ِد
ِّ ُك األَ ْعداء َ وإِ ْن تَأَثـَّ َف... ُال تَـ ْق ِذفَـنِّي ُبرْك ٍن ال كِفاء لو
صاب ِمن َج َس ِد ِ ْيق على األَن َ وما ُى ِر... ُت َك ْعبَتَو ُ س ْح َّ فال لَ َع ْم ُر الذي َم
والسنَ ِد
َّ ُرْكبا ُن َم َّكةَ بَـ ْي َن الغَْي ِل... س ُحها َّ ِ ِ ِ
َ والم ْؤم ِن العائذات الط ْير يَ ْم ُ
ٍ َ ما إِ ْن أَتَـيت ب
لي يَ ِدي َّ ِت َس ْو ِطي إ ْ إِذَ ْن فال َرفَـ َع... َُنت تَ ْك َرُىو َ ش ْيء أ ُ ْ
بالزبَ ِد
َّ الع ْبـ َريْ ِن ِ َُواذيُّوِ تَـرِمي أ... ُت غَوا ِربو ْ ات إِذا جا َش ُ فما ال ُفر
ْ ُ
َّج ِد ِ ِ ِِ ِ
َ بال َخ ْيـ ُزرانَة بَـ ْع َد األَيْ ِن والن... ًح ُم ْعتَصما ُ َّالمال
َ يَظَ ُّل من َخ ْوفو
اليوم ُدو َن غَ ِد ِ ول عطاء ٍ ِ يـوماً بأَجو َد ِم ْنوُ سي
ُ َ ُ وال يَ ُح... ب نافلَة َ َْ َ ْ َْ
ُ ْ فما عَرَ ض... ع لِقائِِل ِو
َّ ت أَ َبٌْتَ اللَّعْ نَ بال
ص َف ِد ْ فِإ ْن تَ ْس َم،ُىذا الثَّناء
Perhatikan kitabah arudhiyyah, taf'ilat-taf'ilatnya serta zihaf dan 'ilal yang memasukinya,
perhatikan pula masing-masing qofiyahnya yang diberi tanda dengan warna merah.
وما أ ُ َث ِّم ُر مِن ما ٍل ومِن َولَ ِد... ك األَ ْقوا ُم ُكلُّ ُه ُم َ َم ْهالً فِدا ٌء ل
ُ
وَ ما أ َث ْم ِم ُر مِن مالِنْ َومِن َولَدِي... ألقوا ُم ُك ْلل ُ ُهمُو
َ ك َ َمَهلَن فِداءنْ ل
َ ُ ُ ُ
َوما أث ْم| ِم ُر مِن|مالِنْ َومِن| َولَدِي... ْ|أقوا ُم كلْ|ل ُهمُو َ كل َ َمَهلَن فِدَا|ءُنْ ل
فعلن- مستفعلن- فعلن- مفاعلن... فعلن- مستفعلن- فاعلن- مستفعلن
المخبون- السالمة- المخبونة- المخبونة... المخبونة- السالمة- السالمة- السالمة
43
ك األَعْ دا ُء بالرِّ َف ِد
ال َت ْق ِذ َف ِّنً ب ُر ْك ٍن ال كِفاء ل ُه ...وإِنْ َتأ َ َّث َف َ
رر َفدِي ال َتق ِذ َفننًِ برُكنِنْ ال كِفاء لَهُو ...وإن َتأثث َف َ َ
ك ألعدا ُء بِ ِ
ر|ر َفدِي ال َتق ِذ َفن|نًِ برُك|نِنْ ال كِفا|ء لَهُو ...وإن َتأث|ث َف َ َ
ك لْ|أعدا ُء ِب ِ
مستفعلن -فاعلن -مستفعلن -فعلن ...مفاعلن -فعلن -مستفعلن -فعلن
السالمة -السالمة -السالمة -المخبونة ...المخبونة -المخبونة -السالمة -المخبون
ب مِن جَ َس ِدت َكعْ َب َت ُه ...وما ه ُِرٌقَ على األَ ْنصا ِ فال َل َع ْم ُر الذي َمسَّحْ ُ
ب مِن جَ َسدِي َ
ت َكعْ َب َتهُو َ ...وما ه ُِرٌقَ عل ألنصَا ِ فال لَ َع ْم ُر للَذِي مَس َسحْ ُ
ب مِن|جَ َسدِي ت َكعْ | َب َتهُو َ ...وما ه ُِري|قَ َع َل لْ|أَنصَا ِفال لَ َع ْم| ُر للَذِي|مَس َسحْ ُ
مفاعلن -فاعلن -مستفعلن -فعلن ...مفاعلن -فعلن -مستفعلن -فعلن
المخبونة -السالمة -السالمة -المخبونة ...المخبونة -المخبونة -السالمة -المخبون
ت َّ
الطٌْر ٌَ ْم َسحُها ُ ...ر ْكبانُ َم َّك َة َب ٌْنَ ال َغ ٌْ ِل وال َّس َن ِد والم ُْؤم ِ
ِن العائِذا ِ
ٌَل وَ س َس َندِي َ
ت ططٌرَ ٌَم َس ُحهَا ...رُكبانُ مَككة بٌَنَ لغ ِ َ ْ ْ
ِن لعائِذا ِولمؤم ِ
َ
ٌَل وَ س| َسندِي
مَك|كة بًَ|نَ لغ ِ َ ُكبانُ ُ
ت ططٌرَ ٌَم| َسحهَا ...رَ ْ ِن لْ|عائِذا| ِ ولمؤم ِ
مستفعلن -فاعلن -مستفعلن -فعلن ...مستفعلن -فعلن -مستفعلن -فعلن
السالمة -السالمة -السالمة -المخبونة ...السالمة -المخبونة -السالمة -المخبون
َت س َْوطِ ً إِلًَّ ٌَدِيْت ب َشًْ ٍء أَنتَ َت ْكرَ ُه ُه ...إِ َذنْ فال رَ َفع ْ
ما إِنْ أَ َتٌ ُ
عت سَوطِ ً إلًٌََ ٌَدِي َ َ
ٌت ِب َشً ِءن أنتَ َتكرَ هُهو ...إِذن َفال ر َف ْ ما إِن أَ َت ُ
عت|سَوطً إلًَ|يَ ٌَدِي ً|ت بِ َشً| ِءن أَنتَ َتك|رَ هُهو ...إِ َذن َفال|ر َف ْ ما إِن أَ َت ُ
مستفعلن -فعلن -مستفعلن -فعلن ...مفاعلن -فعلن -مستفعلن -فعلن
السالمة -المخبون -السالمة -المخبونة ...المخبونة -المخبونة -السالمة -المخبون
ْن َّ
بالز َب ِد وار ُب ُه َ ...ترْ مًِ أَوا ِذ ٌُّ ُه ال ِع ْبرَ ٌ ِ
ت َغ ِ فما الفُ ُ
رات إِذا جا َش ْ
ٌن ِب َ
زز َبدِي وار ُبهُو َ ...ترمًِ أَواذٌِ ٌُ ُه لعِبرَ ِ ت َغ ِ رات إذا جا َش ْفما لفُ ُ
ٌن ِب َ
ز|ز َبدِي َ
َوا|ر ُبهُو َ ...ترمًِ أوا|ذٌِ ٌُ ُه ل|عِبرَ ِ را|ت إذا|جا َش ْ
ُ فما لفُ
تغ ِ
مفاعلن -فعلن -مستفعلن -فعلن ...مستفعلن -فاعلن -مستفعلن -فعلن
المخبونة -المخبونة -السالمة -المخبونة ...السالمة -السالمة -السالمة -المخبون
44
Contoh Qasidah Dengan Menggunakan Bahar Rojaz
ُٓ ْجزَذَأٌ صَ ٌْ ٣ذ َٝػَب ِر ٌس َخجَشْ ...إِ ْٕ هُ ِْذَ َص ٌْ ٣ذ ػَب ِر ٌس َٓ ِٖ ا ْػزَ َزسْ
ُٓ ْجزَ َذئُ ْٖ َص ْ٣ذ ُْٕ َٝػَب ِرس ُْٕ َخجَشْ ...إِ ْٕ هُ ِْذَ َص ْ٣ذ ُْٕ ػَب ِرس ُْٕ َٓ ِٖ ْػزَ َزسْ
ُٓ ْلزَ ِؼُِ ْٖ ْ ُٓ -غزَ ْل ِؼُِ ْٖ َٓ -لَب ِػُِ ْٖ ْ ُٓ ...غزَ ْل ِؼُِ ْٖ ْ ُٓ -غزَ ْل ِؼُِ ْٖ َٓ -لَب ِػُِ ْٖ
أُطّ٣ٞخ -اُغبُٔخ -أُخجٗٞخ ...اُغبُٔخ -اُغبُٔخ – أُخجٕٞ
ٌ
بس َرا ِٕ َٝأَ َّْ ُٓ ٌٍ ٝجزَذَأ َٝاُضَّبِٗ ... ٢كَب ِػ ٌَ ا ْؿَ٘ ٠كِ ٢أَ َع ٍ
بس ْٕ دَاِٗ٢َٝأَْ ُٓ ْٖ َُُٝ ْٝجزَ َذئُ ْٖ َْ ٝصضَبِٗ ْ ... ٢كَب ِػُِٖ ْؿَ٘ ٠كِ ٢أَ َع ِ
َٝأَْ ُٓ - ْٖ َُُٝ ْٝجزَ َذئُ ْٖ ْ َٝ -صضَبِٗ ْ ... ٢كَب ِػُِٖ ْؽ ٠َٗ -كِ ٢أ َعب ِ -س ْٕ دَاِٗ٢
َ
َٓلَب ِػُِ ْٖ ْ ُٓ -لزَ ِؼُِ ْٖ ْ َٓ -لؼُْ ُٓ ... ْٖ ُُ ْٞلزَ ِؼُِ ْٖ ْ ُٓ -غزَ ْل ِؼُِ ْٖ ْ َٓ -لؼُْٖ ُُ ْٞ
أُخجٗٞخ -أُطّ٣ٞخ -أُوطٞػخ ...أُطّ٣ٞخ -اُغبُٔخ – أُوطٞع
َٝهِظْ ًََ ٝب ْعزِ ْلٍ َٜبّ اَُّ٘ ْل َُٝ ٢هَ ْذ َ٣ ...جُُ ٞص َٗذْ ُ ٞكَبئِ ٌض أُ ُُٞٝاُ َّش َش ْذ
َٝهِظْ َْ ًَ ٝغزِ ْلَٜب ِٓ ِٖ َْٗ٘ ْل َُٝ ٢هَ ْذ َ٣ ...جُُ ْٞص َٗذْ ُ ٞكَبئِ ُض ْٕ أُ ُُْٞ ْٝسْ َس َش ْذ
َٝهِظْ ًََ ٝظِْ -رِ ْلَٜب ِٓ ِٖ ْْٕ َٗ-ل َُٝ ٢هَ ْذ َ٣ ...جُُ ْٞص َٗخْ ُٝ -كَبئِ ُض ْٕ -أُ ُُْٞ ْٝسْ َس َش ْذ
َٓلَب ِػُِ ْٖ ْ ُٓ -غزَ ْل ِؼُِ ْٖ ْ ُٓ -لزَ ِؼُِ ْٖ َٓ ...لَب ِػُِ ْٖ َٓ -لَب ِػُِ ْٖ ْ ُٓ -غزَ ْل ِؼُِ ْٖ
أُخجٗٞخ -اُغبُٔخ -أُطّ٣ٞخ ...أُخجٗٞخ -أُخجٗٞخ -اُصذ٤خ
ى َس ْك ُغ َخجَ ٍش ثِبُ ُٔ ْجزَذَاََ ٝسكَؼُ ْٞا ُٓ ْجزَذَا ًء ثِب ِإل ْثزِذَا َ ًَ ...زا َ
ْ ْ
ى َسك ُغ َخجَ ِش ْٕ ثِِ ُٔ ْجزَذَا إل ْثزِذَا َ ًَ ...زا َََ ٝسكَؼُْ ُٓ ْٞجزَ َذئ َْٖ ثِ ِ
ع َخجَ ِش ْٕ-ثِ ِْ ُٔ ْجزَذَا فُ - ى َس ْ إل ْثزِذَا َ ًَ ...زا َ
ََ ٝسكَؼُْ ُٓ - ْٞجزَ َذئ َِْٖ ِ -
ث
كَ ِؼَِزُ ْٖ ْ ُٓ -لزَ ِؼُِ ْٖ ْ ُٓ -غزَ ْل ِؼُِ ْٖ َٓ ...لَب ِػُِ ْٖ -كَ ِؼَِزُ ْٖ ْ ُٓ -غزَ ْل ِؼُِْٖ
أُخجُٞخ -أُطّ٣ٞخ -اُصذ٤ذخ ...أُخجٗٞخ -أُخجُٞخ – اُصذ٤خ
َٝاُ َخجَ ُش اُج ُْض ُء اُ ُٔزِ ُّْ اُلَبئِ َذ ًَْ ... ٙبهلل ثَ ٌّش ٝاألََ٣ب ِد ١شَب َِ ٛذ ْٙ
ََ ُْ ٝخجَ ُش ُْج ُْض ُء ُْ ُٔزِ ْٔ ُْ ُْلَبئِ َذ ِْْ ًَ ... ٙال ُٙثَشْ س ُْٕ َٝألََ٣ب ِد ْ١شَب َِ ٛذ ْٙ
ََ ُْ ٝخجَ ُش ٍْ -ج ُْض ُء ُْ ُٔزِ ُْْْ ُّ -لَبئِ َذ ِْْ ًَ ... ٙال ُٙثَشْ -س ُْٕ َٝألََ٣بِ -د ْ١شَب َِ ٛذْٙ
ُٓ ْلزَ ِؼُِ ْٖ ْ ُٓ -غزَ ْل ِؼُِ ْٖ ْ ُٓ -غزَ ْل ِؼُِ ْٖ ْ ُٓ ...غزَ ْل ِؼُِ ْٖ ْ ُٓ -غزَ ْل ِؼُِ ْٖ ْ ُٓ -غزَ ْل ِؼُِ ْٖ
أُطّ٣ٞخ -اُغبُٔخ -اُصذ٤ذخ ...اُغبُٔخ -اُغبُٔخ – اُصذ٤خ
ذ َُ ْٚبَ٣ٝخً َٓ ْؼَ٘ ٠اُّ ِزِ ١ع ْ٤وَ ْ َْ ُٓ ٝل َشدًا َ٣أرَِ٣َٝ ٢أرُِ ٢ج َِْٔ َْ ... ٚد ِ
ذ َُ ْٚ بَ٣ٝز َْٖ َٓ ْؼَِ٘ َُِْ ٠زِ ْ١ع ْ٤وَ ْ
َْ ُٓ ٝل َشد َْٕ َ٣أرِ َْ٣َٝ ٢أرُِ ٢ج َِْٔ َْ ... ٚد ِ
ذ ُ َْٚ بَ٣ٝز َْٖ ْ َٓ -ؼَِ٘ َُِْ ٠زِ - ْ١ع ْ٤وَ ْ َْ ُٓ ٝل َشد ََْٕ٣ -أرِ َْ٣َٝ ٢أ-رُِ ٢ج َِْٔ َْ ... ٚد ِ
َٓلَب ِػُِ ْٖ ْ ُٓ -غزَ ْل ِؼُِ ْٖ ْ َٓ -لؼُْ ُٓ ... ْٖ ُُ ْٞلزَ ِؼِ ْٖ ْ ُٓ -غزَ ْل ِؼِ ْٖ ْ َٓ -لؼُْٖ ُ ْٞ
ُ ُ ُ
أُخجٗٞخ -اُغبُٔخ -أُوطٞػخ ...أُطّ٣ٞخ -اُغبُٔخ – أُوطٞع
45
Nadzom Bahar Rojaz 7
طوِ ٢هللا َد ْغجًَِ َٝ ٢لَ٠ َٝإِ ْٕ رَ ٌُ ْٖ إَِّ٣بْ َٓ ُٙؼً٘ ٠ا ًْزَلَِ ... ٠ثَٜب ًَُ٘ ْ
ن ُالَ ُٙد ْغجًَِ َٝ ٢لَ٠ ْ ط ِ َٝإِ ْٕ رَ ٌُ ْٖ إِ َْ٤٣بْ َٓ ُٙؼَٖ٘ ًْزَلَ ... ٠ثَِٜب ًَُ٘ ْ
م ُْالَ ُٙدظْ -ثًَِ َٝ ٢لَ٠ ػِ -َٝإِ ْٕ رَ ٌُ ْٖ -إِ َْ٤٣بْ َٓ ُٙغًْ َٖٗ-زَلَ ... ٠ثِ َٜب ًَُ٘ ْ
َٓلَب ِػُِ ْٖ ْ ُٓ -غزَ ْل ِؼُِ ْٖ َٓ -لَب ِػُِ ْٖ َٓ ...لَب ِػُِ ْٖ ْ ُٓ -غزَل ِؼِ ْٖ ُٓ -لزَ ِؼِ ْٖ
ُ ْ ُ ْ
أُخجٗٞخ -اُغبُٔخ -أُخجٗٞخ ...أُخجٗٞخ -اُغبُٔخ – أُطّ ٞ
١
46
MASHADIR AT TAHQIQ
- Abu al-„Abbas Syamsuddin Ahmad ibn Muhammad ibn Abi Bakr Khallikan, Wafayat
al-A‟yan, Beirut: Dar Sadir, 1900
- Ahmad Hasan al-Ziyyat, Tarikh adab al-„Arab, Kairo: dar al-Nahđah Miśr li al-Ŝab‟I
wa al-Nasyr, Tth., Cet. Ke-24
- Ali al-Jarimy, al-Balaĝah al-wađihah, Bairut : Dar al Fikr
- Chotibul Umam, Fi „ilm al-„Aruđ, Jakarta:Hikmah Syahid Indah, 1992, Cet. Ke-2
- Mas‟an Hamid, Ilmu Arudl dan Qawafi, Surabaya: Al-Ikhlas, 1995,
- Nayif Ma‟ruf, al-Mujazu al-Kafi fi „Ulum al-Balaĝah wa al-„Aruđ, Beirut:Dar Beirut al-
Mahrusah,1993
- Peter Salim dan Yenni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: Modern
English, 1991
- Syauqi Đaif, al-Fann wa maźahibu fi Syi‟ir
47
FIHIR MAJALISUL SYI’RI
C. TAF’ILAH ( )التفعٌلة.................................................................................................................................. 6
48
3. Darurat Taghyir .............................................................................................................................20
B. SYI’IR ) )شعر.........................................................................................................................................22
a. Sya’ir .............................................................................................................................................23
c. Sakin ( )السَاكِن..................................................................................................................................23
g. 'Arudh, Dhorob, dan Hasywu ( الحَ ْشو، الضَرَ ب، )ال َعرُوض...................................................................24
C. BAYT)(بيت............................................................................................................................................25
2. Qofiyah Dilihat Dari Mutaharrik Yang Berada Antara Dua Sakinnya ............................................32
50