Anda di halaman 1dari 6

BAB 2

B. Kajian Teori
a. Biografi Umar Ibn Ali Al – Farid
Penyair ini mempunyai nama asli Abu Hafs dan Abu al-Qosim Umar bin Abi al-
Hasan Ali bin Mursyid bin Ali, beliau dikenal dengan nama Ibnu al-Farid karena
ayah beliau adalah seorang pengacara yang selalu membela kaum hawa di
pengadilan untuk mendapatkan bagiannya (al-furudh) atas suaminya, sehingga ayah
beliau dijuluki al-Farid.(Fuadi, 2013) Ia merupakan salah seorang penyair sufi asal
Mesir yang berjuluk  “Raja Para Pecinta”. Gelar demikian agaknya tidak berlebihan
diberikan kepada Ibn Al-Faridh jika melihat syair-syair gubahanya yang memang
lebih banyak bernuansa cinta.
b. Kajian Arudh
Ilmu Arudh merupakan salah satu ilmu Arab murni yang ditemukan pada masa
Islam. Kata ‘arûdh menurut etimologi berasal dari kata ‘âridhah yang berarti
melintang/ menghalang; yaitu kayu yang melintang di dalam rumah. Menurut istilah,
ilmu ‘arudh didefinisikan sebagai berikut:

‫علم العروض هو علم بقواعد يعرف هبا صحة أوزان الشعر وفسدها‬
Ilmu ‘arudh adalah ilmu yang membahas pola-pola syi’ir Arab untuk mengetahui
wazan yang benar dan yang salah. (Setelah & Ilmu, n.d.)
Sedangkan menurut (Tohe, 2010) Ilm al- ‘Arudh merupakan ilmu yang berisi
kaidah- kaidah untuk mengetahui pola-pola mawazin syair dan nadzam, perubahan yang
terjadi pada pola-pola tersebut, mengenali tuturan berpola dan tidak, serta untuk
membedakan suatu pola dari satu pola ke pola lainnya, bahkan untuk mengetahui pola
syair yang benar dan salah. Wazan adalah timbangan berupa ketukan-ketukan lagu
yang memecah kata – kata dalam tiap bait pada sebuah syair atau nadzam ke dalam
maqathi’ atau potongan - potongan.(Tohe, 2010).
Ilmu Arudh dan qawafi merupakan dua cabang keilmuan bahasa Arab. Menurut
Abdullah Yahya asy-Syu’bi dalam kitab al Kawakib ad-Duriyah ada 12 cabang keilmuan
bahasa Arab yaitu ilmu bahasa, ilmu tashrif, ilmu nahwu, ilmu ma’ani, ilmu bayan, ilmu
badi’, ilmu Arudh, ilmu qawafi, ilmu qawanin al-kitabah, ilmu qawanin al-qur’an, ilmu
insya’ ar-risail wa al-khatab dan ilmu muhadloroh. Baik ilmu Arudh maupun ilmu qawafi
keduanya adalah keilmuan yang mempelajari tentang syair. Oleh karena itu banyak
pengarang-pengarang kitab yang menuliskan ilmu Arudh selalu dipadukan dengan ilmu
qawafi.
Ilmu Arudh adalah ilmu yang mempelajari tentang wazan syair. Wazan artinya
adalah timbangan atau secara istilah patokan rumus syair. Jika suatu syair tidak sesuai
dengan kaidah ilmu Arudh maka dapat dikatakan syair tersebut fasid (rusak). Seperti
yang diungkapkan oleh Muhammad Asyura ilmu Arudh secara bahasa adalah at-thariq
ash-shu’bah (jalan yang sulit). Sedangkan secara istilah adalah mizan asy-syi’ri, ilmu
yang mempelajari tentang kesahihan atau kerusakan suatu syair dari segi zihaf dan Ilah.
Pembahasan dalam ilmu Arudh meliputi bahar, taf’ilah, taqti’, not taqti’, zihaf dan ilah.
Istilah wazan dalam Ilm ‘Arudh erat kaitannya dengan al-Bayt . Bayt adalah
kalimat yang sempurna yang terdiri dari beberapa bagian dan diakhiri dengan qafiyah.
Nama-nama bayt terbagi atas empat yaitu mufrad (terdiri dari satu bayt), nutfah (terdiri
dari dua bayt), kit’ah (yang terdiri dari 3-6 bayt ), dan qasidah (terdiri dari 7 bayt ke atas)
(safa, 2000:10-11).
Unsur – unsur al- Bayt dari bagian - bagian juz yaitu :
1. Al – Shadr yaitu setengah bayt pertama.
2. Al- ‘Ajz yaitu setengah bayt yang kedua.
3. Syathr yaitu setengah bayt, bayt setengah yang pertama dinamakan shadr dan
setengah yang kedua dinamakan ‘ajz.
4. Al- ‘Arudh yaitu taf’ilah yang terakhir dari shadr.
5. Al- Hasw yaitu taf’ilah – taf’ilah yang selain ‘arudh dan dharb.
6. Al – Dharb yaitu taf’ilah yang terakhir dari ‘ajz.(Nur Mujadilah, 2019)

Dalam Ilmu ‘Arudl jenis-jenis al-bayt dilihat sebagai berikut :


1. Bayt Tam adalah bayt yang lengkap bagian-bagiannya.
2. Bayt Majzu’ adalah bayt yang dibuang dua taf’ilah (taf’ilah arudl dan dharab
Selanjutnya sisa taf’ilah yang terakhir dari shadr menjadi ‘arudh dan sisa taf’ilah
yang terakhir dari ‘ajz menjadi dharab. Jika bayt itu asalnya terdiri dari 6 taf’ilah,
maka bayt majzu’ menjadi 4 taf’ilah.
3. Bayt Masythur, yaitu bayt yang dibuang satu mishra’ atau setengah bayt. Apabila
yang ada hanya satu mishra’, maka yang satu mishra’ ini sekaligus menjadi shadar
dan ‘ajz. Dan taf’ilahnya yang terakhir pun sekaligus menjadi ‘arudh dan dharab.
4. Bayt Manhuk, adalah bayt yang dibuang dua pertiganya. Apabila yang ada hanya
satu pertiganya. Bayt Manhuk hanya terdapat pada bayt yang terdiri dari 6 taf’ilah .
Maka bayt manhuk hanya terdiri dari 2 taf’ilah. Kedua taf’ilah itu otomatis sebagai
shadar dan ‘ajz. Dan taf’ilah yang kedua otomatis pula menjadi ‘arudh dan dhatab.
5. Bayt mushmit, yaitu bayt yang berbeda rawi ‘arudh dengan rawi dharabnya.
6. Bayt musharra’ yaitu bayt yang mendapat perubahan pada ‘arudhnya untuk
mengikuti dharabnya. Perubahan ini kadang-kadang dengan cara menambah atau
mengurangi.
7. Bayt Muqaffa’ yaitu bayt yang ‘arudh dan dharabnya sama tanpa ada perubahan.
8. Bayt Mudawwir, yaitu bait yang kedua syatharnya bersama-sama pada satu kata :
yaitu sepotong katanya masuk pada syathr awal dan sepotong lagi masuk pada
syathr tsani.(Alawi et al., 2019)

Pengkajian mengenai perubahan wazan dalam syair juga adakalany dengan


terjadinya zihaf. Zihaf adalah perubahan yang terjadi pada huruf kedua dari sabab
tsaqil dengan mensukun huruf hidup, atau sabab khafif dengan membuang huruf yang
bersukun. Zihaf terdiri dari dua macam, yaitu zihaf mufrad dan zihaf murakkab.
(Setelah & Ilmu, n.d.)

1. Zihaf Mufrad (tunggal) yaitu zihaf yang terjadi pada satu sabab yang ada di
taf’ilah. Zihaf mufrad ada 8 (Nur Mujadilah, 2019) yaitu:
a. Idlmar yaitu mematikan huruf ke 2 yang hidup.
Seperti  ‫اعلُ ْن‬
ِ َ‫ ُمتَف‬ menjadi ‫ ُم ْتفَا ِعلُ ْن‬ diganti menjadi ‫ ُم ْستَ ْف ِعلُ ْن‬.

b. Khaban yaitu pembuangan huruf ke 2 yang mati.


Contoh: ‫فَا ِعاَل تُ ْن‬  menjadi ‫فَا ِعلُ ْن‬ , ‫فَ ِعاَل تُ ْن‬  menjadi ‫فَ ِعلُ ْن‬ .

c. Thayyu yaitu pembuangan huruf ke 4 yang mati.


Seperti: ‫ ُم ْستَ ْف ِعلُ ْن‬  menjadi ‫ ُم ْستَ ِعلُ ْن‬ maka diganti ‫ ُم ْفت َِعلُ ْن‬ .

d. Waqash yaitu pembuangan pada huruf ke 2 yang hidup.


Seperti: ‫اعلُ ْن‬
ِ َ‫ ُمتَف‬   menjadi  ‫ ُمفَا ِعلُ ْن‬ .

e. ‘Ashab / Ma’shub yaitu mematikan huruf ke 5.


Contoh: ‫ ُمفَا َعلَتُ ْن‬   menjadi  ‫ ُمفَاع َْلتُ ْن‬ .

f. Qabadl yaitu pembuangan huruf ke 5 yang mati.


Seperti: ‫فَعُوْ لُ ْن‬  menjadi ُ‫فَعُوْ ل‬.

g. ‘Aqal yaitu pembuangan huruf ke 5 yang hidup.


 ‫ ُمفَا َعلَتُ ْن‬  menjadi ‫ ُمفَا َعتُ ْن‬ maka diganti ‫ َمفَا ِعلُ ْن‬ .

h.  Kaff. yaitu pembuangan pada huruf ke 7 yang mati. Seperti:


a. ‫ ُم ْستَ ْف ِع لُن‬ menjadi  ُ‫ُم ْستَ ْف ِع ل‬
b. ‫اعاَل تُ ْن‬ ِ َ‫ف‬  menjadi ‫ت‬ ُ ‫فَا ِعاَل‬
c. ‫اع اَل تُ ْن‬ ِ َ ‫ف‬  menjadi  ُ ‫اع اَل‬
‫ت‬ ِ َ‫ف‬
ُ
d. ‫ َمفَا ِع ْيل ْن‬  menjadi ‫اع ْي ُل‬ ِ َ‫َمف‬
2. Zihaf Muzdawaj (tersusun) yaitu zihaf yang terjadi pada dua sabab yang ada
pada taf’ilah. Zihaf muzdawaj (Alawi et al., 2019)ada 4:
a. Khabal yaitu kumpulan khaban dan thayyu.
Contoh: ‫ ُم ْستَ ْف ِعلُ ْن‬   menjadi   ‫ ُمتَ ِعلُ ْن‬  maka diganti  ‫فَ ِعلَتُ ْن‬ ,
ُ ‫ َم ْفعُوْ اَل‬  menjadi ‫ت‬
 ‫ت‬ ُ ‫ َم ُعاَل‬ maka diganti ‫ت‬ ُ ‫فَ ِعاَل‬

b. Khazl. yaitu kumpulan idlmar dan thayyu.


Seperti: ‫ ُمتَفَا ِعلُ ْن‬  menjadi ‫ ُم ْتفَ ِعلُ ْن‬ maka diganti ‫ُم ْفت َِعلُ ْن‬

c. Syakl yaitu kumpulan khaban dan kuf.


Contoh: ‫فَا ِعاَل تُ ْن‬  menjadi ‫ ُم ْستَ ْف ِعلُ ْن‬ , ‫ت‬
ُ ‫فَ ِعاَل‬ menjadi ُ‫ ُمتَ ْف ِعل‬ .

d. Naqash yaitu kumpulnya ‘ashab dan kuf”.


ُ ‫ ُمفَاع َْل‬  maka diganti ُ‫َمفَا ِع ْيل‬
Seperti: ‫ ُمفَا َعلَتُ ْن‬  menjadi ‫ت‬
c. Kajian Syair
Syair merupakan di defenisikan sebagai tuturan yang terikat oleh wazan
(keseimbangan ketukan tiap bayt ) dan qafiyah (kesamaan bunyi akhir tiap
bayt )
Syair (puisi Arab) didasarkan pada bentuk dan isi(Tohe, 2010). Adapun
bentuk pada puisi Arab yaitu:
a. Puisi tradisional (puisi klasik) biasa atau (konvensional)
b. Puisi Mursal
c. Puisi Muwasysyahat
d. Puisi bebas (hurr)
e. pada isinya syair (puisi Arab) terbagi atas tiga bagian besar, yaitu:
Puisi epic (qisasi) sifatnya objektif (mawdu’i) yaitu puisi yang berisi sebuah
cerita panjang hingga beribu-ribu bayt .
Contohnya: epos/al-malhamah (cerita panjang), fable (cerita tentang
kehidupan binatang), dan balada/sya’bi (cerita rakyat yang mengharukan).
f. Puisi lirik (ginai) yang bersifat subjektif, yaitu puisi berisi perasaan,
pikiran, dan sikap penyair.
Contohnya: puisi elegy (berisi tentang ratapan kematian), puisi madh (berisi
puji-pujian), epigram (berisi ajaran kehidupan), dan satir (ejekan pedas/kritik).
g. Puisi dramatik (tamsili), yaitu puisi yang dibuat untuk sebuah drama yang
panjangnya terbatas, tidak sepanjang puisi epik.
Syair memiliki empat komponen sebagai karakteristiknya, yaitu lafadz (teks),
wazan, qafiyah dan makna (Nuryatin, 2017).
Selain itu, syair memiliki ciri-ciri antara lain:
(1) teks tuturan,
(2) memiliki keseimbangan ketukan dalam tiap bayt (wazan),
(3) memiliki kesamaan (bunyi) huruf di akhir masing-masing bayt
(qafiyah),
(4) memiliki kekuatan estetis, imajinatif dan emotif yang intens,
(5) memuat perasaan, gagasan dan rahasia ruhani manusia,
(6) dapat dibuat baik secara sadar dan direkayasa maupun bersifat intuitif
dan tak direkayasa,
(7) tuturan yang mengungkapkan sesuatu secara tidak langsung

d. Kajian Bahr
Bahr menurut bahasa artinya “laut”, sedangkan menurut istilah bahr dalam
ilm al ‘Arudl adalah wazan tertentu yang dijadikan pola dalam mengubah
syair Arab.
Menurut Al Khalili bin Ahmad al- Farahidiy yang menjadi pencetus
pertama ilmu ‘Arudh, bahr syair itu ada 15 macam, Namun Al – Akhsafy al –
Awsath menambahkan satu bahr sehingga menjadi 16 bahr(Nur Mujadilah,
2019).

Macam-macam Bahar dalam 'Ilmu 'Arudh(Setelah & Ilmu, n.d.), yaitu:


1. Bahar Thowil mempunyai 8 taf’ilah.
Juz Tafa'ilnya adalah:  ‫فعولن مفاعيلن‬ ‫فعولن مفاعيلن‬ #  ‫فعولن مفاعيلن‬ ‫فعولن مفاعيلن‬ 
2. Bahar Madid mempunyai 6 taf’ilah.
Juz tafa'ilnya adalah: ‫فاعالتن فاعلن فاعالتن فاعلن‬ # ‫فاعالتن فاعلن فاعالتن فاعلن‬

3. Bahar Basit mempunyai 8 taf’ilah untuk yang tam, dan 6 taf’ilah untuk
yang majzu’.
Juz tafa'ilnya adalah: ‫مستفعلن فاعلنمستفعلن فاعلن‬ # ‫مستفعلن فاعلن‬ ‫مستفعلن فاعلن‬

4. Bahar Wafir mempunyai 6 taf’ilah yang tam dan 4 taf’ilah bagi yang
majzu’
Juz tafa'ilnya adalah: ‫مفاعلتن‬ ‫مفاعلتن‬ ‫مفاعلتن‬ # ‫مفاعلتن‬ ‫مفاعلتن‬ ‫مفاعلتن‬

5. Bahar Kamil mempunyai 6 taf’ilah yang tam dan 4 taf’ilah yang majzu’.
Juz tafa'ilnya adalah: ‫متفاعلن‬ ‫متفاعلن‬ ‫متفاعلن‬ # ‫متفاعلن‬ ‫متفاعلن‬ ‫متفاعلن‬

6. Bahar Hazj mempuyai satu macam bayt yaitu majzu dan mempunyai 4
taf’ilah.
Juz tafa'ilnya adalah: ‫مفاعيلن‬ ‫مفاعيلن‬ ‫مفاعيلن‬ #  ‫مفاعيل‬ ‫مفاعيلن‬ ‫مفاعيلن‬

7. Bahar Rajaz mempunyai 6 taf’ilah yang tam, dan 4 taf’ilah yang majzu’, 3
taf’ilah untuk yang masythur dan 2 taf’ilah untuk yang manhuk.
Juz tafa'ilnya adalah: ‫مستفعلن‬ ‫مستفعلن‬ ‫مستفعلن‬ # ‫مستفعلن‬ ‫مستفعلن‬ ‫مستفعلن‬

8. Bahar Raml mempunyai 6 taf’ilah untuk yang tam, dan 4 taf’ilah untuk
yang majzu’.
Juz tafa'ilnya adalah: ‫فاعالتن‬ ‫فاعالتن‬ ‫فاعالتن‬ # ‫فاعالتن‬ ‫فاعالتن‬ ‫فاعالتن‬

9. Bahar Sari' mempunyai 6 taf’ilahnya yang tam dan 3 taf’ilah untuk yang
masythur.
Juz tafa'ilnya adalah: ‫مفعوالت‬ ‫مستفعلن‬ ‫مستفعلن‬ # ‫مفعوالت‬ ‫مستفعلن‬ ‫مستفعلن‬

10. Bahar Munsarah mempunyai 6 taf’ilah untk yang tam, dan 2 taf’ilah untuk
yang manhuk.
Juz tafa'ilnya adalah: ‫مستفعلن‬ ‫مفعوالت‬ ‫مستفعلن‬ # ‫مستفعلن‬ ‫مفعوالت‬ ‫مستفعلن‬ 

11. Bahar Khofif mempunyai 6 taf’ilah untuk yang tam, dan 4 tafilah untuk
yang majzu’.
Juz tafa'ilnya adalah:‫فاعالتن‬ ‫مستفع لن‬ ‫فاعالتن‬ # ‫فاعالتن‬ ‫مستفع لن‬ ‫فاعالتن‬

12. Bahar Mudhori' mempunyai satu bayt dan majzu yang terdiri dri 4 taf’ilah.
Juz tafa'ilnya adalah:‫مفاعيلن فاع التن مفاعيلن‬ # ‫مفاعيلن فاع التن مفاعيلن‬

13. Bahar Muqtadhob terdapat satu macam bayt dan majzu’ dengan 4 taf’ilah.
Juz tafa'ilnya adalah: ‫مستفعلن‬ ‫مستفعلن‬ ‫مفعوالت‬ # ‫مستفعلن‬ ‫مستفعلن‬ ‫مفعوالت‬
14. Bahar Mujtats terdapat satu macam bayt dan majzu’ yang terdiri dari 4
taf’ilah.
Juz tafa'ilnya adalah: ‫فاعالتن‬ ‫فاعالتن‬ ‫مستفع لن‬ # ‫فاعالتن‬ ‫فاعالتن‬ ‫مستفع لن‬

15. Bahar Mutaqarib mempunyai 8 taf’ilah yang tam dan 6 taf’ilah yang
majzu’.
Juz tafa'ilnya adalah: ‫فعولن‬ ‫فعولن‬ ‫فعولن‬ ‫فعولن‬ # ‫فعولن‬ ‫فعولن‬ ‫فعولن‬ ‫فعولن‬

16. Bahar Mutadarak mempunyai 8 taf’ilah yang tam dan 6 taf’ilah yang
majzu’.
Juz tafa'ilnya adalah: ‫فاعلن‬ ‫فاعلن‬ ‫فاعلن‬ ‫فاعلن‬ # ‫فاعلن‬ ‫فاعلن‬ ‫فاعلن‬ ‫فاعلن‬

Anda mungkin juga menyukai