OLEH :
SGD 5
Ni Luh Nining Pratami
( 0902015007 )
( 0902106026 )
( 0902105030 )
( 0902105048 )
P. Evi Noviantini
( 0902105056 )
( 0902105057 )
( 0902105058 )
I Dw Gd Suapriyantara
( 0902105062 )
( 0902105063 )
Ni Made Dwiyanti
( 0902105072 )
( 0902105077)
Kasus:
Ny. Benny 56 tahun mengalami inkontinensia urine sejak 1 tahun yang lalu. Ny. Benny
mempunyai 6orang anak dan keluhan ini mulai dirasakan sejak melahirkan anak terakhir.
Ny. Benny bekerja sebagai tukang suun diPeken Badung. Ny. Benny merasa sangat
terganggu dengan kondisinya saat ini dan dating ke Anda untuk meminta solusi.
Soal:
1. Apa yg dimaksud dengan bladder training?
2. Apa tujuan dilakukannya bladder training?
3. Apa indikasi dan kontraindikasi dilakukan bladder training?
4. Apa tindakan yang dilakukan yang termasuk bladder training? Jelaskan fisiologi
latihan tersebut
5. Apa usaha yang dilakukan untuk meningkatkan keberhasilan bladder training
6. Kapan bladder training dimulai dan dihentikan
7. Kapan dikatakan bladder training berhasil / memberikan efek positif pada pasien
8. Buatlah prosedur lakukan latihan otot dasar panggul dan diperagakan saat pleno
9. Buatlah SAP tentang bladder training untuk pasien yg dirawat
10. Carilah minimal 10 gambar atau video yg berhubungan dengan topik bladder
training (misalnya gambar otot dasar panggul dan vidio kegel exercise)
1. Apa yang dimaksud dengan bladder training?
Jawaban:
Bladder training adalah salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi kandung kencing
yang mengalami gangguan ke keadaan normal atau ke fungsi optimal neurogenik.
Bladder training merupakan salah satu terapi yang efektif di antara terapi
nonfarmakologis (Farmacia.com)
Bladder retraining adalah suatu latihan untuk meningkatkan kekuatan otot dasar panggul
yang terdiri dari kontraksi kelompok otot yang berulang.
2. Apa tujuan dilakukannya bladder training?
Jawaban:
Tujuan dari bladder training adalah untuk melatih kandung kemih dan mengembalikan
pola normal perkemihan dengan menghambat atau menstimulasi pengeluaran air kemih.
(AHCPR, 1992 dalam buku fundamental keperawatan vol. 2 karangan Potter dan Perry ;
kasa, 2009)
Sedangkan menurut Smeltzer dan Bare,(2001:1390) bladder retraining bertujuan untuk
mengembangkan tonus kandung kemih dan untuk mencegah retensi.
Terapi ini bertujuan memperpanjang interval berkemih yang normal dengan berbagai
teknik distraksi atau teknik relaksasi sehingga frekuensi berkemih dapat berkurang, hanya
6-7 kali per hari atau 3-4 jam sekali. Melalui latihan, penderita diharapkan dapat
menahan sensasi berkemih.
Tujuan yang dapat di capai dalam sumber yang lain adalah :
Klien dapat mengontrol berkemih
Klien dapat mengontrol buang air besar
Menghindari kelembaban
Pielonefritis
Pielonefritis merupakan infeksi yang terjadi pada saluran kemih pada bagian atas
(parenkim ginjal), pasien yang mengalami infeksi saluran kemih, biasanya akan
disertai dengan kelainan dalam eleminasi urine seperti halnya retensi urine,
poliuri, disuri dan lain-lain. Dengan kondisi demikian pasien akan diberikan terapi
atau dibantu untuk eleminasi urine dengan menggunakan kateter, sampai
kemampuan eleminasi atau fungsi ginjal pasien kembali normal dan akhirnya
kateter akan dilepaskan, oleh karena itu bila pasien mengalami infeksi saluran
kemih tidak dapat di berikan bladder training karena latihan ini akan dapat
memperparah kondisi klien, sehingga bladder training baru dapat diajarkan bila
infeksi tersebut telah sembuh.
makan malam. Kemudian secara bertahap periode waktu berkemih dapat ditambah.
Dibutuhkan kerjasama dengan keluarga untuk keberhasilan metode ini (Hariyati, 2000).
Bladder training dapat dilakukan dengan latihan menahan kencing (menunda untuk
berkemih). Pada pasien yang terpasang keteter, bladder training dapat dilakukan dengan
mengklem atau mengikat aliran urin ke urin bag (Hariyati, 2000). Bladder training
dilakukan sebelum kateterisasi diberhentikan. Tindakan ini dapat dilakukan dengan
menjepit kateter urin dengan klem kemudian jepitannya dilepas setiap beberapa jam
sekali. Kateter di klem selama 20 menit dan kemudian dilepas. Tindakan menjepit kateter
ini memungkinkan kandung kemih terisi urin dan otot detrusor berkontraksi sedangkan
pelepasan klem memungkinkan kandung kemih untuk mengosongkan isinya. (Smeltzer,
2001).
5. Apa usaha yang dilakukan untuk meningkatkan keberhasilan bladder training?
Jawaban:
Tindakan berikut dapat membantu klien yang menderita inkontinensia untuk memperoleh
kembali kontrol berkemihnya dan merupakan bagian dari perawatan rehabilitatif serta
restorasi.
1. Mempelajari latihan untuk menguatkan dasar panggul.
2. Memulai jadwal berkemih pada bangun tidur, setiap 2 jam sepanjang siang dan
sore hari, sebelum tidur, dan setiap 4 jam pada malam hari.
3. Menggunakan metode untuk mengawali berkemih (misalnya air mengalir dan
menepuk paha bagian dalam)
4. Menggunakan metode untuk relaks guna membantu pengosongan kandung kemih
secara total (misalnya membaca dan menarik nafas dalam).
5. Jangan pernah mengabaikan keinginan untuk berkemih (hanya jika masalah klien
melibatkan pengeluaran urine yang jarang sehingga dapat mengakibatkan retensi).
6. Mengonsumsi cairan sekitar 30 menit sebelum jadwal waktu berkemih.
7. Hindari teh, kopi, alkohol, dan minuman berkafein lainnya.
8. Minum obat-obatan diuretic yang sudah diprogramkan atau cairan yang dapat
meningkatkan dieresis (seperti teh atau kopi) dini pada pagi hari.
8. Buatlah prosedur Lakukan Latihan Otot Dasar Panggul dan diperagakan saat pleno
Jawaban:
LATIHAN DASAR OTOT PANGGUL
Persiapan alat :
Jam
Persiapan pasien :
LANGKAH
RASIONAL
Latihan I
Instruksikan
klien
untuk
anterior
pada
dasar
panggul
Minta
klien
berupaya
untuk
dan
kemudian
memulainya kembali.
Praktikkan setiap kali berkemih
Latihan II
Minta
klien
mengambil
posisi
klien
untuk
perlahan
sampai
hitungan
ke
empat.
Kemudian
minta
merelaksasikan
otot-otot
klien
secara
keseluruhan
Ulangi latihan empat kali per jam
saat terbangun dari tidur selama
tiga bulan.
Latihan IV
Apabila memungkinkan, ajar klien
Menguatkan
melakukan
untuk
sit-ups
yang
otot-otot
pengontrolan
abdomen
kandung
kemih.
Setelah latihan dasar otot panggul selesai, perlu dilakukan evaluasi hasil latihan misalnya
meliputi :
9. Buatlah SAP (Satuan Acara Penyuluhan) tentang bladder training yang ditujukan kepada
pasien yang dirawat dengan bladder training
Jawaban:
(SAP terlampir)
10. Carilah minimal 10 gambar atau video yang berhubungan dengan topic bladder training
(missal gambar otot dasar panggul dan video kegel exercise) saat pleno gambar atau
video tersebut dipresentasikan (dijelaskan )saat pleno
Jawaban:
DAFTAR PUSTAKA
Lutfie, Syarief Hasan. 2008. Penatalaksanaan Rehabilitasi Neurogenik Bladder. Available at :
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/09_165
Penatalaksanaanneurogenic.pdf/09_165Penatalaksanaanneurogenic.html.
Rakhmawan,
Agung.
2008.
Penatalaksanaan
Inkontinensia
Urine.
http://agungrakhmawan.wordpress.com/2008/09/17/penatalaksanaan-inkontinensia-urine/
Smeltzer, Suzanne C & Bare, Brenda G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth. Alih bahasa, Agung Waluyo,dkk. Editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester. Ed.8.
Jakarta : EGC
Potter, Perry . 2006. Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Ed 4, Vol 2.
Jakarta :EGC