Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah I
Disusun Oleh :
Windayani (P2.06.20.1.19.039)
Tingkat 2A
KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES KEMENKES
TASIKMALAYA
b. Kegel exercise
1. Berikan salam, perkenalkan diri dan identitas klien
2. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan
3. Berikan kesempatan klien untuk bertanya tentang prosedur
4. Menanyakan kesiapan klien
5. Minta klien mengambil posisi bisa dengan duduk, terlentang ataupun berdiri
6. Instruksikan klien untuk berkonsentrasi pada otot panggul
7. Instruksikan klien untuk mengencangkan otot-otot di sekitar anus, dengan cara kaki
ditekuk dan mengangkat pantat ditahan 5 sampai 10 detik
8. Kemudian minta klien merelaksasikan otot-otot secara keseluruhan
9. Ulangi latihan tersebut selama kurang dari 15 menit
D. Indikasi Tindakan
a. Bladder Training
1. Klien yang dilakukan pemasangan kateter cukup lama.
2. Orang yang mengalami masalah dalam hal perkemihan.
3. Klien dengan kesulitan memulai atau menghentikan aliran urine.
4. Orang dengan pemasangan kateter yang relative lama
5. Klien dengan inkontinentia urine
b. Kegel Exercise
1. Untuk ibu hamil dan bersalin
2. Untuk ibu pasca melahirkan
3. Untuk lansia dengan masalah inkontinensia urine
E. Prinsip dan Rasional Tindakan
Pelatihan ini meggunakan pinsip kerja steril. Latihan ini dapat digunakan pada
individu yang secara kognitif utuh yang mengalami inkontinensia dorongan. Jadwal
berkemih atau toileting dirumuskan berdasarkan analisa data pengkajian. Jadwal
menguraikan waktu bagi untuk berusaha mengosongkan kandung kemih menggunakan
toilet atau commode. Privasi diberikan agar nyaman saat berkemih. Interval antar
berkemih pada fase awal pelatihan adalah singkat (1 ½ - 2 jam). Keberhasilan berkemih
pada inkontinensia dicatat. Dengan meningkatnya kapasitas kandung kemih, interval
antar berkemih dapat diperpanjang.
Latihan dasar panggul (kegel exercise) memperkust otot pubokoksigeus. Pasien
diintruksikan agar mengencangkan otot-otot dasar panggul selama 4 detik sebanyak 10
kali. Empat sampai 6 kali sehari. Menghentikan dan mengalirkan kembali keluarnya urin
selama berkemih dianjurksn untuk meningkatkan control. Latihan ini sangat membantu
bagi wanita yang fungsi kognitifnya utuh yang mengalami inkotinensia stress.
Stimulasi kutan untuk menstimulasi kontraksi kandung kemih dan berkemih dapat
mengontrol inkotinensia reflex. Kompress suprapubis atau menggosok bagian dalam paha
dpat mengawali berkemih yang diajadwalkan dengan menstimulasi arkus reflex.
F. Bahaya dan Pencegahannya
1. Dapat menyebabkan perubahan fungsi berkemih.
Pencegahan : Lakukan pengkajian usia klien, lama pemasangan kateter, hingga
penyakit yang menyertai.
2. Prosedur ini tidak dapat digunakan pada klien :
1. Sistitis
2. Pielonefritis
3. Gangguan atau kelainan pada uretra
4. Hidronefrosis
5. Vesicourethral Reflux
6. Batu traktus urinarius
7. Gagal ginjal
Karena dapat memungkinkan terjadinya peningkatan infeksi atau komplikasi
lainnya akibat menahan untuk berkemih.
Pencegahan : Pengkajian secara tepat pada klien, mulai identitas, penyakit dahulu,
penyajkit sekarang serta penyakit yang menyertainya, usia klien
Hadi Purwanto. 2016. Buku Ajar Praktikum KMB Komprhensif 2. Jakarta : Pusdik SDM
Kesehatan.
Kusumaningrum Dwi Asih. 2007. Manfaat Bladder Trainin Pada Pasien Dengan Douwer
Catheter. (Available at http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?
article=407615&val=5015&title=Manfaat%20Bladder%20Training%20Pada%20Pasien
%20dengan%20Douwer%20Catheter) , diakses 28 November 2020
Suzzane C. Smeltzer. Dan Brenda G. Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah:
Prinsip dan Praktik Rehabilitasi. Edisi 8. Vol 1. Jakarta : EGC.
ANALISA VIDEO TINDAKAN BLADDER TRAINING DAN KEGEL EXERCISE
A. Bladder Training
Disini saya menganalisa video tindakan bladder training prosedur 2 jam dengan klien
terpasang kateter.
Dalam video pelaksanaan tindakan bladder training yang saya simak, disebutkan
beberapa alat yang digunakan dalam tindakan namun tidak menampilkan ketika perawat
mempersiapkan alat.
Setelah itu, masuk ke tahap kerja yang prosedur tindakannya sudah sesuai dengan standar
operasional tindakan bladder training pada pasien yang terpasang kateter dengan prosedur 2 jam.
Selanjutnya untuk tahap evaluasi, dalam video perawat tidak menanyakan perasaan klien
setelah dilakukan tindakan. Tapi perawat hanya mengatakan bahwa tindakan sudah selesai
dilaksanakan dan mengucapkan salam kemudian ia kembali ke ruang perawat.
Berikut saya lampirkan hasil analisa mengenai tujuan tindakan, persiapan pasien, langkah
tindakan dan evaluasi tindakan bladder training dalam video.
Jadi, kesimpulan untuk video tindakan bladder training sudah sesuai dengan standar operasional
prosedur. Namun, akan lebih lengkap jika pada saat evaluasi terdapat pengkajian respon klien
setelah tindakan dilaksanakan dan merumuskan tindak lanjut.
B. Kegel Exercise
Sumber video : https://www.youtube.com/watch?v=pnah35iLzbY
Dalam video, persiapan alat, persiapan pasien, langkah-langkah dan evaluasi sudah sesuai
dengan SOP.
1. Persiapan Alat
Tidak ada persiapan alat karena latihan ini bisa tanpa menggunakan alat.
2. Persiapan Pasien
- Mengucapkan salam
- Menjelaskan tujuan
- Menjelaskan prosedur
- Memperlihatkan contoh pelaksanaan dalam bentuk video
- Menanyakan kesiapan klien
3. Langkah-langkah
- Minta klien mengambil posisi bisa dengan duduk, terlentang ataupun berdiri
- Instruksikan klien untuk berkonsentrasi pada otot panggul
- Instruksikan klien untuk mengencangkan otot-otot di sekitar anus, dengan cara kaki
ditekuk dan mengangkat pantat ditahan 5 sampai 10 detik
- Kemudian minta klien merelaksasikan otot-otot secara keseluruhan
- Ulangi latihan tersebut selama kurang dari 15 menit
4. Evaluasi
Perawat melakukan pengkajian respon klien setelah tindakan dilaksanakan dan
merumuskan tindak lanjut.