Anda di halaman 1dari 7

BLADDER TRAINING

A.PENGERTIAN

Bladder training adalah salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi kandung
kencing yang mengalami gangguan ke keadaan normal atau ke fungsi optimal. Bladder
training juga merupakan latihan berkemih (bladder drill). Caranya dengan mengaktifkan
penghambat kortikal sampai di pusat reflex miksi sacral. Ada 3 komponen untuk dilatih :
edukasi pasien, jadwal pengosongan dan penguatan positif.

B.TUJUAN BLADDER TRAINING

Tujuan dari bladder training adalah untuk melatih kandung kemih dan
mengembalikan pola normal perkemihan dengan menghambat atau menstimulasi pengeluaran
air kemih.
Terapi ini bertujuan memperpanjang interval berkemih yang normal dengan berbagai
teknik distraksi atau teknik relaksasi sehingga frekuensi berkemih dapat berkurang, hanya 6-7
kali per hari atau 3-4 jam sekali. Melalui latihan, penderita diharapkan dapat menahan sensasi
berkemih.

Tujuan lain dari bladder training antara lain:


- Klien dapat mengontrol berkemih
- Klien dapat mengontrol buang air besar
- Menghindari kelembaban dan iritasi pada kulit lansia.

C.INDIKASI

Latihan ini diperuntukkan bagi :


- Orang yang mengalami masalah dalam hal perkemihan
- Klien dengan kesulitan memulai atau menghentikan aliran urin.
- Orang dengan pemasangan kateter yang relative lama.
- Klien dengan inkontinentia urin

D. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


Pastikan kebutuhan untuk bladder training

E.PROGRAM LATIHAN BLADDER TRAINING (SOP)

- Penyuluhan
Memberikan pengertian kepada klien tentang tata cara latihan bledder training yang
baik, manfaat yang akan dicapai dan kerugian jika tidak melaksanakan bladder
training dengan baik.
- Tahapan latihan mengontrol berkemih
Beberapa tindakan yang dapat membantu klien untuk mengembalikan kontrol kemih
yang normal :

I. Persiapan alat
- Jam
- Air minum dalam tempatnya
- Obat deuritik jika diperlukan

II. Persiapan pasien


- Jelaskan maksud dan tujuan dari tindakan tersebut
- Jelaskan prosedur tindakan yang harus dilakukan klien

III. Langkah langkah


1. Beritahu pasien untuk memulai jadwal berkemih pada bangun tidur, setiap 2-3 jam
sepanjang siang dan sore hari, sebelum tidur dan 4 jam sekali pada malam hari.
2.Berikan pasien minum yang banyak sekitar 30 menit sebelum waktu jadwal untuk
berkemih
3.Beritahu klien untuk menahan berkemih dan memberitahu perawat jika rangsangan
berkemihnya tidak dapat ditahan.
4.Klien disuruh menunggu atau menahan berkemih dalam rentang waktu yang telah
ditentukan 2-3 jam sekali
5.30 menit kemudian, tepat pada jadwal berkemih yang telah ditentukan, mintalah
klien untuk memulai berkemih dengan teknik latihan dasar panggul:
A.Latihan 1
1)intruksikan klien untuk berkonsentrasi pada otot panggul
2)Minta klien berupaya menghentikan aliran urine selama berkemih kemudian
memulainya kembali
3)Praktikkan setiap kali berkemih

B.Latihan 2
1)minta klien untuk mengambil posisi duduk atau berdiri.
2)Instruksikan klien untukmenahankenginginanaberkemih

C.Latihan 3
1)Apabila memungkinkan anjurkan Sit-Up yang dimodifikasi (lutut ditekuk)
kepada klien.

D.Evaluasi
1)Klien dapat menahan berkemih dalam 6-7 kali per hari atau 3-4 jam sekali.
2)Klien merasa senang dengan prosedur.

6.Bila tindakan tersebut dirasakan belum optimal atau terdapat gangguan :


a.Maka metode di atas dapat ditunjang dengan metode rangsangan dari eksternal
misalnya dengan suara aliran air dan menepuk paha bagian dalam
b.Menggunakan metode untuk relaksasi guna membantu pengosongan kandung
kemih secara total, misalnya dengan membaca dan menarik napas dalam.
c.Mengindari minuman yang mengandung cafein
d.Minum obat deuritik yang telah diprogramkan atau cairan untuk meningkatkan
deuritik.

7.Sikap:
a.Jaga privasi klien
b.Lakukan prosedur dengan teliti.
c.Pemberian umpan balik positif:
Memberikan penghargaan atas apa yang telah dilakukannya, memberikan
penghargaan atas keberhasilannya dalam melaksanakan program bladder training.
Cek List :

NO LANGKAH YA TIDAK
1 Persiapan Alat :
1. Arloji
2. Air minumdalamtempatnya
3. Obatdiuretic
2 Persiapan pasien
1. Tahapprainteraksi:
Periksacatatankeperawatandancatatanmedispasien
Kajikebutuhanpasien
Explorasidanfalidasiperasaanpasien
2. Tahaporientasi
Berisalamdanpanggilpasiendengannamanya
Jelaskanpadapasiententangtujuandanperosedurtindakan-tindakan
yang di lakukan
Kajigejala-gejalaspesifik yang dialamipasien

3 Prosedur kerja
1. Beritahu pasien untuk memulai jadwal berkemih pada bangun tidur, setiap 2-3
jam sepanjang siang dan sore hari, sebelum tidur dan 4 jam sekali pada malam
hari.
2. Berikan pasien minum yang banyak sekitar 30 menit sebelum waktu jadwal
untuk berkemih
3. Beritahu klien untuk menahan berkemih dan memberitahu perawat jika
rangsangan berkemihnya tidak dapat ditahan.
4. Klien disuruh menunggu atau menahan berkemih dalam rentang waktu yang
telah ditentukan 2-3 jam sekali
5. 30 menit kemudian, tepat pada jadwal berkemih yang telah ditentukan,
mintalah klien untuk memulai berkemih dengan teknik latihan dasar panggul:

Latihan 1
1) Intruksikan klien untuk berkonsentrasi pada otot panggul
2) Minta klien berupaya menghentikan aliran urine selama berkemih
kemudian memulainya kembali
Praktikkan setiap kali berkemih

Latihan 2
1) Minta klien untuk mengambil posisi duduk atau berdiri.
2)Instruksikan klien mengencangkan otot - otot disekitar anus.

Latihan 3
Apabila memungkinkan anjurkan Sit-Up yang dimodifikasi (lutut ditekuk)
kepada klien.

Evaluasi
1)Klien dapat menahan berkemih dalam 6-7 kali per hari atau 3-4 jam sekali.
2)Klien merasa senang dengan prosedur.

6. Bila tindakan tersebut dirasakan belum optimal atau terdapat gangguan,


Maka metode di atas dapat ditunjang dengan metode rangsangan dari
eksternal misalnya:
Dengan suara aliran air dan menepuk paha bagian dalam
Menggunakan metode untuk relaksasi guna membantu pengosongan
kandung kemih secara total, misalnya dengan menarik napas dalam.
Menghindari minuman yang mengandung cafein
Minum obat deuritik yang telah diprogramkan atau cairan untuk
meningkatkan deuritik.
7. Sikap
Jaga privasi klien
Lakukan prosedur dengan teliti.
Pemberian umpan balik positif:
Memberikan penghargaan atas apa yang telah dilakukannya, memberikan
penghargaan atas keberhasilannya dalam melaksanakan program bladder
training.
4 Tahapterminasi

1. Tanyakanperasaanpasiensetelahdilakukantindakan
2. Simpulkanhasilprosedur yang dilakukan
3. Rapikanpakaiandancucitangan
4. Dokumentasikantindakan yang telahdilakukansertalakukanobservasi
MAKALAH

BLADDER TRAINING

Disusun Oleh:

Rodesa Barnawi
Samsil Bahar
Sari Ratna Agustiani
Selvania Astuti
Soleha Murbayani
Sosalita Ayu Lestari
Sri Haryati
Sulaeman
Susandi Wiraguna
Tati Erma Suriani

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM

PRODI D III KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2012/2013

Anda mungkin juga menyukai