Oleh:
Sonia Desiriana Putri
G2B009048
Dasar pemikiran
Stroke merupakan kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya
suplai darah ke bagian otak. Salah satu akibat dari terhentinya suplai darah ke
otak ini adalah ganguan fungsi vegetatif yang mengakibatkan kelemahan otot
sfingter. Hal ini bisa membuat klien inkontinensia urin atau sebaliknya retensi
urin. Retensi urin merupakan ketidakmampuan untuk melakukan urinasi
meskipun terdapat keinginan atau dorongan terhadap hal tersebut sehingga
kandung kemih teraba penuh dan terasa nyeri. Sebagian besar klien dengan
stroke, mengalami inkontinensia urinarius karena kerusakan kontrol urinarik
dan postural. Setelah stroke, kandung kemih menjadi atonik dengan kerusakan
sensasi dalam respon pengisian kandung kemih. Saat kontrol urinarius
eksternal hilang atau berkurang, kemudian dilakukan katerisasi urin dengan
teknik steril.
3. Prinsip-prinsip tindakan
a. Steril.
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar.
c. Pastikan ukuran selang kateter yang tepat.
d. Pastikan pemasukan yang tepat pada lubang uretra.
e. Pastikan melumasi selang kateter dengan jeli.
f. Pastikan mengunci selang kateter dengan aquabides 20 30 cc.
8. Evaluasi diri
Pemasangan selang kateter berjalan dengan lancar. Setelah selang kateter
terpasang, dilakukan tindakan monitoring dan menghitung balance cairan.
9. Kepustakaan
Brunner & Suddarth. 2000. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8.
Jakarta: EGC.
Herdman, Heather. 2010. NANDA International, Diagnosis Keperawatan:
Definisi dan Klasifikasi 2009-2011. Jakarta: EGC.
Nama dan tanda tangan mahasiswa