Anda di halaman 1dari 5

ANALISA TINDAKAN

PEMASANGAN KATETER URIN


RSUD Dr. MOEWARDI

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Keperawatan Dewasa IV

Oleh:
Sonia Desiriana Putri
G2B009048

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
Inisial Klien : Tn. B
Diagnosa Medis : Suspect Stroke Hemoragik
No. Register : 01140512
Tanggal Masuk : 17 September 2012
Tanggal Tindakan : 17 September 2012
Ruang : IGD Triase Medikal

1. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikiran


Data Masalah Etiologi
DS : Retensi urin Penurunan fungsi otot
- Klien mengatakan ingin BAK tetapi sfingter

tidak bisa keluar.


- Klien mengatakan nyeri pada area perut
bawah.
DO :
- Palpasi abdomen : teraba distensi
kandung kemih.
- Klien tampak gelisah.
- TTV :
TD : 190/120 mmHg
RR : 24 x/mnt
N : 80 x/mnt
S : 37,5C

Diagnosa Keperawatan : Retensi urin berhubungan dengan penurunan fungsi


otot sfingter

Dasar pemikiran
Stroke merupakan kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya
suplai darah ke bagian otak. Salah satu akibat dari terhentinya suplai darah ke
otak ini adalah ganguan fungsi vegetatif yang mengakibatkan kelemahan otot
sfingter. Hal ini bisa membuat klien inkontinensia urin atau sebaliknya retensi
urin. Retensi urin merupakan ketidakmampuan untuk melakukan urinasi
meskipun terdapat keinginan atau dorongan terhadap hal tersebut sehingga
kandung kemih teraba penuh dan terasa nyeri. Sebagian besar klien dengan
stroke, mengalami inkontinensia urinarius karena kerusakan kontrol urinarik
dan postural. Setelah stroke, kandung kemih menjadi atonik dengan kerusakan
sensasi dalam respon pengisian kandung kemih. Saat kontrol urinarius
eksternal hilang atau berkurang, kemudian dilakukan katerisasi urin dengan
teknik steril.

2. Tindakan keperawatan yang dilakukan


Melakukan pemasangan kateter urin atau dower cateter.

3. Prinsip-prinsip tindakan
a. Steril.
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar.
c. Pastikan ukuran selang kateter yang tepat.
d. Pastikan pemasukan yang tepat pada lubang uretra.
e. Pastikan melumasi selang kateter dengan jeli.
f. Pastikan mengunci selang kateter dengan aquabides 20 30 cc.

4. Analisa tindakan keperawatan


Alat yang digunakan untuk memasang kateter dan prosedur tindakan yang
dilakukan sudah hampir sesuai dengan teori yang telah ditetapkan. Prinsip
yang digunakan adalah prinsip steril. Ukuran selang kateter yang digunakan
adalah 18. Pemberian pelumas dan penguncian selang kateter sudah
dilaksanakan. Privasi klien terjaga dengan baik. Komunikasi terapeutik telah
dilakukan dan klien kooperatif.

5. Risiko yang dapat terjadi


a. Risiko infeksi jika prinsip pemasangan kateter tidak steril.
b. Risiko cidera jika tidak melumasi selang kateter dengan jeli, ukuran selang
kateter tidak sesuai, dan salah memasukkan selang kateter ke lubang
uretra.

6. Hasil yang didapat dan maknanya


S : Klien mengatakan nyeri pada area perut bawah berkurang dan merasa lebih
nyaman setelah urin bisa keluar.
O : Karakteristik urin : warna kuning pekat, tidak terdapat endapan dalam
urin.
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi (monitor karakteristik urin dan balance cairan).

7. Tindakan keperawatan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi


diagnosa keperawatan di atas
a. Observasi tanda-tanda vital.
b. Berikan posisi yang nyaman.
c. Berikan teknik relaksasi jika nyeri belum berkurang.

8. Evaluasi diri
Pemasangan selang kateter berjalan dengan lancar. Setelah selang kateter
terpasang, dilakukan tindakan monitoring dan menghitung balance cairan.

9. Kepustakaan
Brunner & Suddarth. 2000. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8.
Jakarta: EGC.
Herdman, Heather. 2010. NANDA International, Diagnosis Keperawatan:
Definisi dan Klasifikasi 2009-2011. Jakarta: EGC.
Nama dan tanda tangan mahasiswa

Sonia Desiriana Putri

Anda mungkin juga menyukai