Anda di halaman 1dari 4

ANALISA TINDAKAN

PEMASANGAN NASOGATRIC TUBE (NGT)


RSUD Dr. MOEWARDI

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Keperawatan Dewasa IV

Oleh:
Sonia Desiriana Putri
G2B009048

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
Inisial Klien : Ny. W
Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragik
No. Register : 01150584
Tanggal Masuk : 18 September 2012
Tanggal Tindakan : 18 September 2012
Ruang : IGD Triase Medikal

1. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikiran


Data Masalah Etiologi
DS : Gangguan menelan Masalah neurologis
- Keluarga klien mengatakan bahwa klien (gangguan
menolak untuk makan karena susah neuromuskular)
menelan.
DO :
- Kesadaran klien somnolen dengan GCS
E3M5Vafasia
- Klien tampak mengalami kesulitan
menelan.

Diagnosa Keperawatan : Gangguan menelan berhubungan dengan masalah


neurologis (gangguan neuromuskular)

Dasar pemikiran
Stroke non hemorrhagik merupakan gangguan yang terjadi pada otak karena
adanya penyumbatan atau obstruksi pada pembuluh darah otak sehingga
menurunkan suplai nutrisi ke bagian tersebut. Tanda dan gejala yang dialami
pada penderita SNH tergantung pada bagian otak mana yang mengalami
kekurangan suplai nutrisi dan oksigen. Pemasangan NGT pada pasien dengan
stroke non hemoragik perlu dilakukan untuk menanggulangi risiko kerusakan
menelan, serta resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

2. Tindakan keperawatan yang dilakukan


Pemasangan nasogatric tube (NGT) untuk mencegah kerusakan menelan.
3. Prinsip-prinsip tindakan
a. Prinsip tindakan steril.
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar.
c. Pastikan ukuran selang NGT yang tepat.
d. Pastikan melumasi selang NGT dengan jeli.
e. Posisikan kepala ekstensi saat akan memasukkan selang NGT.
f. Evaluasi selang NGT masuk ke paru-paru atau lambung.
g. Kunci selang NGT menggunakan spuit atau gunting sirugis untuk
menghindari udara masuk.

4. Analisa tindakan keperawatan


Alat yang digunakan untuk memasang nasogatric tube (NGT) dan prosedur
tindakan yang dilakukan sudah hampir sesuai dengan teori yang telah
ditetapkan. Prinsip tindakan yang dilakukan adalah steril. Pemberian jeli
sebelum memasukkan selang NGT, memposisikan kepala ekstensi, mengunci
selang NGT dengan spuit, dan mengevaluasi letak masuk selang NGT telah
dilakukan. Komunikasi terapeutik tetap dilakukan meskipun klien dalam
kesadaran somnolen.

5. Risiko yang dapat terjadi


a. Komplikasi mekanis
- NGT tersumbat
- Dislokasi NGT, misalnya ketidaksempurnaan melekatnya NGT dengan
plester di hidung.
b. Komplikasi pulmonal
- Aspirasi

6. Hasil yang didapat dan maknanya


S:-
O : NGT berhasil terpasang, klien tampak ingin melepas NGT.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Lanjutkan intervensi (kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat
dan nutrisi sesuai indikasi).

7. Tindakan keperawatan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi


diagnosa keperawatan di atas
a. Pantau dan latih klien dalam upaya meningkatkan kemampuan menelan.
b. Pertahankan intake dan output cairan.

8. Evaluasi diri
Pemasangan NGT berjalan dengan lancar. Pertahankan prinsip steril saat
memasang NGT.

9. Kepustakaan
Brunner & Suddarth. 2000. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8.
Jakarta: EGC.
Herdman, Heather. 2010. NANDA International, Diagnosis Keperawatan:
Definisi dan Klasifikasi 2009-2011. Jakarta: EGC.

Nama dan tanda tangan mahasiswa

Sonia Desiriana Putri

Anda mungkin juga menyukai