Anda di halaman 1dari 8

PERTANYAAN

ANALISA SWOT PUSKESMAS

Di susun oleh :
Kelompok IV
1.
2.
3.

Andri Nur Rahman


Desy Rosaliana
Fitria Raudatul Jannah

16.NS.137
16.NS.143
16.NS.150

4.
5.

Kiki Andriyani
Marlina

16.NS.155
16.NS.160

6.
7.
8.
9.
10.

Nina Novita sari


Normalisa
Rizki Amelia
Robby Cahyadie
Tri Mariono

16.NS.171
16.NS.172
16.NS.180
16.NS.182
16.NS.190

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA
BANJARMASIN
2016

DRAF PERTANYAAN
ANALISA SWOT (STRENGTH, WEAKNES, OPORTUNITY, THREAT)
DI PUSKESMAS

A. Kekuatan (Strength) dan Kelemahan (Weakness)


1. Apakah ada visi dan misi Puskesmas?
Jawab : Ya
a. Visi
Terwujudnya masyarakat secara mandiri di wilayah kerja puskesmas
terminal kota Banjarmasin
b. Misi
1) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
kota

Banjarmasin,

melalui

peningkatan

pengetahuan

dan

kemampuan.
2) Menggerakan
manajemen

pembangunan
kesehatan

berwawasan

masyarakat

kesehatan
beserta

didukung

keluarganya

meningkatkan mutu serta keterjangkauan pelayanan kesehatan


2. Apakah ada aset tetap yang dimiliki Puskesmas berupa tanah, gedung atau
bangunan fisik lainnya yang menjadi modal potensial?
Jawab : Ada
3. Apakah ada puskesmas pembantu dan keliling?
Jawab : Ada

Puskesmas induk 1 buah, puskesmas pembantu 3 buah, 1 buah puskesmas


keliling, 3 buah poskesdes, 15 posyandu balita, 7 posyandu lansia, 2
posbindu.
4. Berapa SDM (tenaga kesehatan) di Puskesmas?
Jawab : 37
Berikut adalah keadaan tenaga di puskesmas terminal pada tahun 2015
No
1
2

Profesi
Kepala puskesmas
Kepala tata usaha

Jumlah tenaga
1
1

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Dokter umum
Dokter gigi
Perawat
Perawat gigi
Apoteker
Asisten apoteker
Bidan
Petugas gizi
Petugas kesling
Petugas laboratorium
Verifikator keuangan

3
1
6
2
1
2
8
1
2
2
1

14
15

Pekarya/ administrasi
Satpam/ cleaning servis
Jumlah

5
2
37 orang

5. Apakah

ada syarat

tertentu untuk menjadi

pemegang

Puskesmas?
Jawab : Ya
6. Apakah ada pemegang program ganda?
Jawab : Ya
7. Apakah ada program untuk menanggulangi penyakit menular?

program di

Jawab : Ya
8. Apakah petugas memahami program terkait penanggulangan?
Jawab : Ya
9. Adakah pelatihan untuk petugas terkait program penanggulangan?
Jawab : Ya
10. Apakah ada tupoksi pemegang program penanggulangan?
Jawab : Ada
11. Apakah ada modul/buku panduan terkait program penanggulangan?
Jawab : Ada, tapi tidak semua
12. Apakah ada dukungan terkait penanggulangan penyakit dari pemegang
kebijakan di Puskesmas?
Jawab : Ada
13. Apakah ada alokasi dana khusus untuk program penanggulangan di
Puskesmas?
Jawab : Ya
14. Apakah ada indikator keberhasilan program penanggulangan?
Jawab : Ya
15. Apakah ada koordinasi lintas program dan lintas sektor?
Jawab : Ya
16. Apakah ada kader kesehatan di setipa desa dibawah wilayah kerja
puskesmas?
Jawab : Ada

17. Apakah dalam menjalankan program penanggulangan petugas Puskesmas


bekerja sama dengan masyarakat (kader)?
Jawab : Ya
18. Apakah pencatatan dan pelaporan penderita sudah berjalan dengan baik?
Jawab : Kurang Baik
19. Apakah ada ruangan khusus untuk konseling tentang?
Jawab : Ada
20. Apakah ada evaluasi dari setiap program?
Jawab : Ada

B. Peluang (Oportunity)
1.

Apakah ada peluang kerjasama dengan instansi pemerintah maupun swasta


dan LSM dalam penanggulangan?
Jawab : Ada, tapi jarang

2.

Apakah ada dukungan dari Instansi pendidikan yang bisa di ajak kerjasama?
Jawab : Ada

3.

Apakah ada pendanaan (hibah) dari luar untuk mendukung program


penanggulangan?
Jawab : Tidak ada

4.

Apakah

ada

masyarakat

penanggulangan?
Jawab : Ada

yang

bersedia

menjadi

kader

kesehatan

C. Ancaman (Threat)
1.

Apakah penyakit menular masih banyak dikalangan masyarakat, khususnya?


Jawab : Ya ( TBC)

2.

Apakah ada kemungkinan alokasi dana untuk program penanggulangan


dikurangi?
Jawab : Ya

3.

Apakah ada kemungkinan obat untuk penderita dibayar?


Jawab : Tidak

4.

Bagaimana respon, stigma atau persepsi masyarakat terhadap masalah?


Jawab :

5.

Bagaimana respon, stigma atau persepsi masyarakat terhadap program


penanggulangan?
Jawab :

6.

Apakah masih banyak keluarga miskin yang menderita?


Jawab : Sebagian kecil

USULAN UPAYA PENGEMBANGAN PROGRAM DI PUSKESMAS TERKAIT?


1.

Direkomendasikan
program Kesja.

adanya

tupoksi

untuk

petugas/

penanggungjawab

2.

Direkomendasikan untuk membuat buku register khusus untuk program


kesehatan kerja.

3.

Direkomendasikan untuk menyediakan format laporan disesuaikan dengan


Dinas Kesehatan.

4.

Pelaporan setiap bulan ke Dinkes Kabupaten.

5.

Direkomendasikan untuk menyediakan ruangan khusus konseling.

6.

Sosialisasi program Kesja ke lintas sektor (perusahaan,


pengusaha,

Kelompok

tani)dan

lintas

program

pertanian,

(Perkesmas,

Kesling,Promkes, pengobatan, gizi, P2P).


7.

Direkomendasikan untuk membina Pos UKK di wilayah binaan.

8.

Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pemegang program PHBS dan


UKS melalui pelatihan atau penyegaran.

9.

Bekerjasama dengan lintas program dalam upaya pelaksanaan program


PHBS, seperti program UKS dan Perkesmas. Perkesmas dalam hal ini
bertanggung jawab memberikan perawatan

langsung dan membina

masyarakat, perawat perkesmas dapat terjun langsung ke daerah binaan


masing-masing untuk mendeteksi masalah kesehatan yang terjadi. Adapun
kerjasama dengan program UKS Melaksanakan program UKS melalui
pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah
10. Aktif dalam menciptakan lingkungan sekolah yang sehat, mengadakan
pelatihan kader kesehatan.
11. Mengadakan pelatihan kader kesehatan sekolah sebaya di sekolah se
wilayah kerja Puskesmas Margajaya secara rutin.
12. Meningkatkan pendidikan kesehatan di tingkat sekolah dasar secara rutin
minimal 1 kali setiap bulan
13. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pemegang program PKPR di
Puskesmas Sukasari melalui pelatihan atau penyegaran.
14. Bekerjasama dengan lintas program dalam upaya pelaksanaan program
PKPR, seperti program Perkesmas dan KIA. Perkesmas dalam hal ini
bertanggung jawab memberikan perawatan

langsung dan membina

masyarakat, perawat perkesmas dapat terjun langsung ke daerah binaan

masing-masing untuk mendeteksi masalah kesehatan yang terjadi dan


kemudian memetakannya. Adapun kerjasama dengan program KIA dalam hal
ini adalah untuk menekan angka kehamilan yang beresiko dikarenakan usia
ibu < 20 tahun.
15. Merekrut dan mengadakan pelatihan kader sebaya baik di dalam sekolah
maupun di setiap desa.
16. Membuat rancangan kegiatan secara rutin berupa penyuluhan kesehatan
pada remaja minimal 1 kali di setiap sekolah SMP/SMA dan setiap desa,
setelah itu laporan kegiatannya dilaporkan ke Dinas Kesehatan.
17. Membuka hot line bagi remaja yang ingin berkonsultasi lebih lanjut.
18. Mengadakan ruangan khusus di Puskesmas untuk konseling remaja.

Anda mungkin juga menyukai