Anda di halaman 1dari 3

BLADDER TRAINING

a. Pengantar

Bladder Training adalah latihan yang dilakukan untuk mengembalikan tonus otot kandung kemih
agar fungsinya kembali normal. Suatu latihan yang dilakukan dalam rangka melatih otot-otot
kandung kemih (Eni Kusyati, 2004). Tindakan yang bertujuan untuk mengembalikan pola normal
perkemihan dengan menghambat atau menstimulasi pengeluaran air kemih. Adalah suatu upaya
untuk mengembalikan fungsi kandung kemih yang mengalami gangguan ke keadaan normal atau ke
fungsi optimal neurogenik (potter and perry, 2005). Merupakan salah satu terapi yang efektif
diantara nonfarmakologi. Terdapat tiga macam metode bladder training yaitu kegel exercise (latihan
pengencangan atau penguatan otot-otot dasar panggul.

b. Tujuan
1. Umum
 Untuk melatih kandung kemih dan mengembalikan pengoptimalan perkemihan dengan
menghambat atau menstimulasi pengeluaran urin
 Memperpanjang interval berkemih yang normal dengan berbagai teknik distraksi atau teknik
relaksasi sehingga frekuensi berkemih dapat berkurang hanya 6-7 kali perhari atau 3-4 jam
sekali
2. Khusus
 Melalui latihan, penderita diharapkan dapat menahan sensasi berkemih
 Klien dapat mengontrol berkemih
 Klien dapat mengontrol buang air besar
 Menghindari kelembababn dan iritasi pada kulit lansia
 Menghindari isolasi bagi klien

c. Indikasi
Dilakukan pada:
1. Klien yang dilakukan pemasangan kateter cukup lama
2. Klien yang akan dilakukan pelepasan dower kateter
3. Klien yang mengalami masalah dalam hal perkemihan
4. Klien dengan kesulitan memulai atau menghentikan aliran urin
5. Klien post op

d. Kontra indikasi: Pada pasien BPH


e. Prosedur
No Kegiatan Keterangan
1 1. Persiapan Alat
 Jam
 Air minum
 Klem
2. Persiapan pasien
 Atur posisi klien pada posisi yang nyaman
 Komunikasi terapeutik
 Jelaskan prosedur dan tujuan yang akan dilakukan
II Prosedur Tindakan
1 Prosedur 1 jam
1. Cuci tangan
2. Klien diberi minum setiap 1 jam sebanyak 250-300 cc dari jam 07.00 s.d
jam 17.00. setiap kali habis diberi minum kateter di klem
3. Kemudian setiap jam kandung kemih dikosongkan mulai dari jam 08.00
s.d jam 17.00 dengan cara kateter dibuka
4. Pada malam hari (setelah jam 17.00) kateter dibuka (tidak di klem) dan
klien boleh minum tanpa ketentuan sepeti siang hari
5. Prosedur tersebut di ulang untuk hari berikutnya sampai program
tersebut berjalan lancar

2 Prosedur 2 jam
1. Cuci tangan
2. Klien diberi minum setiap 2 jam sebanyak 250-300 cc dari jam 07.00 s.d
jam 17.00. setiap kali habis diberi minum kateter di klem
3. Kemudian setiap jam kandung kemih dikosongkan mulai dari jam 09.00
s.d jam 17.00 dengan cara kateter dibuka
4. Pada malam hari (setelah jam 17.00) kateter dibuka (tidak di klem) dan
klien boleh minum tanpa ketentuan sepeti siang hari
5. Prosedur tersebut di ulang untuk hari berikutnya sampai program
tersebut berjalan lancar
3 Prosedur bebas kateter, prosedur ini dilaksanakan apabila prosedur 1
sudah berjalan lancar selama 3-7 hari
1. Cuci tangan
2. Klien diberi minum setiap 1 jam sebanyak 250-300 cc dari jam 07.00 s.d
jam 17.00. setiap kali habis diberi minum kateter di klem
3. Kemudian kateter dilepas
4. Atur posisi yang nyaman untuk klien, bantu klien untuk konsentrasi
BAK, kemudian lakukan penekanan pada area kandung kemih dan
lakukan peengosongan kandung kemih setiap jam dengan menggunakan
urinal atau komode
5. Berikan minum terakhir jam 17.00 tidak boleh diberi minum sampai jam
19.00 malam untuk menghindari klien dari basahnya urine pada malam
hari
6. Beritahu klien bahwa pengosongan kandung kemih selanjtnya
dijadwalkan setiap 2 jam sekali, apabila rangsangan BAK sebelum 2
jam klien diharuskan untuk menahannya
7. Buatlah jadwal bagi klien untuk mencoba mengosongkan kandung
kemih menggunakan urinal
4 Evaluasi hasil tindakan
5 Dokumentasi
Catat hasil latihan dengan rinci dan sistematis:
1. Nama Tindakan
2. Hari/tanggal
3. Jam
4. Kesimpulan
Medan,
Penanggung Jawab

(…………………)

Anda mungkin juga menyukai