Anda di halaman 1dari 6

BLADDER TRAINING

Pengertian
Bladder training adalah salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi kandung kemih yang
mengalami gangguan ke keadaan normal atau ke fungsi optimal neurogenik (potter & perry,
2010)

Tujuan
Terapi ini bertujuan memperpanjang interval berkemih yang normal dengan berbagai teknik
distraksi atau Teknik relaksasi sehingga frekuensi berkemih dapat berkurang, hanya 6-7 kali per
hari atau 3-4 jam sekali. Melalui latihan, penderita diharapkan dapat menahan sensasi berkemih.
Latihan ini dilakukan pada pasien pasca bedah yang di pasang kateter (Suharyanto,2008).
Indikasi
1. Pasien yang mengalami retensi urin.
2. Pasien yang terpasang kateter dalam waktu yang lama sehingga fungsi sfingter kandung kemih
terganggu.
3. Pasien yang menderita inkontinensia urin (inkontinensia urin stres,inkontinensia urin urge,
atau kombinasi keduanya).
4. Klien post operasi pada daerah pelvik (Nababan, 2011).
5. Klien yang pemasangan kateter dengan cukup lama
6. Klien yang akan dilakukan pelepasan dower kateter
7. Klien yang mengalami inkontenesia urin
8. Klien post operasi
9. Orang yang mengalami masalah dalam hal perkemihan
10.Klien dengan kesulitan memulai atau menghentikan aliran urin.
Kontra Indikasi
1. Sistitis (infeksi kandung kemih yang paling sering disebabkan oleh menyebarnya infeksi dari
uretra) berat.
2. Pielonefritis (inflamasi pada pelvis ginjal dan parenkim ginjal yang disebabkan karena adanya
infeksi oleh bakteri).
3. Gangguan atau kelainan pada uretra.
4. Hidronefrosis (pembengkakan ginjal yang terjadi sebagai akibat akumulasi urin di saluran
kemih baqian atas).
5. Vesicourethral reflux.
6. Batu traktus urinarius (Maulida, 2011).
7. Gagal ginjal
Jenis
Terdapat tiga macam jenis metode bladder training, yaitu
1. Kegel exercises (latihan pengencangan atau penguatan otot-otot dasar panggul),
2. Delay urination (menunda berkemih),
3. Scheduled bathroom trips (jadwal berkemih).
Pengkajian
PERAN PERAWAT DALAM BLADDER TRAINING
Peran Perawat (termasuk pengkajian yang dilakukan saat bladder training)
Saat melepas kateter urin, perawat mengobservasi mengkaji dengan teliti apakah ada tanda-tanda
infeksi atau cidera pada meatus uretra pasien.
Perawat perlu melakukan pengkajian dan pemantauan pola berkemih setelah selesai bladder
training dan pelepasan kateter urin. Perawat medikal bedah juga harus responsif terhadap
keluhan yang mungkin timbul setelah kateter urin dilepas. Pasien diminta untuk seger
melaporkan pada perawat atau dokter jika ada keluhan yang dirasakan pasien saat berkemih.
Pengkajian bladder training
• Pola berkemih
Info ini memungkinkan perawat merencanakan sebuah program yang sering memakan waktu 2
minggu atau lebih untuk di pelajari
•Ada tidaknya ISK atau penyakit penyebab
Bila terdapat ISK atau penyakit yang lainnya maka harus diobati dalam waktu yang sama
• Kebutuhan klien akan baldder training
Pastikan bahwa pasien benar-benar membutuhkan bladder training
Prosedur Kerja Dalam Melakukan Bladder Training, Yaitu:
1) Mengucapkan salam.
2) Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan.
3) Ciptakan lingkungan yang nyaman dengan menutup ruangan atau tirai ruangan (ciptakan
privasi bagi klien).
4) Pelaksanaan.
a. Klien masih menggunakan kateter.
Prosedur 1 jam:
- Cuci tangan.
- Klien diberi mium setiap 1 jam sebanyak 200 cc dari pukul 07.00-19.00. Setiap kali
klien diberi minum, kateter diklem. -Kemudian, setiap jam kandung kemih dikosongkan
mulai pukul 08.00-20.00 dengan cara klem kateter dibuka. Pada malam hari (setelah
pukul 20.00) buka klem kateter dan klien
- Boleh minum tanpa ketentuan seperti pada siang hari. Prosedur terus diulang sampai
berhasil bladder Training
Prosedur 2 jam:
- Cuci tangan.
-Klien diberi minum setiap 2 jam sebanyak 200 cc dari pukul 07.00- 19.00. Setiap kali
diberi minum, kateter diklem.
-Kemudian, setiap jam kandung kemih dikosongkan mulai pukul 08.00-21.00 dengan
cara klem kateter dibuka.
-Pada malam hari (setelah pukul 21.00) buka klem kateter dan klien boleh minum tanpa
ketentuan seperti pada siang hari. -Prosedur terus diulang sampai berhasil.
b. Pada klien yang tidak menggunakan kateter.
- Cuci tangan.
- Klien diberi minum setiap 1 jam sebanyak 200 cc dari pukul 07.00- 19.00, lalu kandung
kemih dikosongkan.
- Kateter dilepas.
- Monitor pengeluaran urin klien setiap 8 jam selama 1-2 hari setelah pelepasan kateter. -
Atur posisi yang nyaman untuk klien, bantu klien untuk konsentrasi BAK, kemudian
lakukan penekanan pada area kandung kemih dan lakukan pengosongan kandung kemih
setiap 2 jam secara urinal.
- Berikan minum terakhir pukul 19.00, selanjutnya klien tidak boleh diberi minum sampai
pukul 07.00 pagi untuk menghindari klien berkemih pada malam hari.
- Beritahu klien bahwa pengosongan kandung kemih selanjutnya dijadwalkan setiap 2
jam sekali, apabila ada rangsangan BAK sebelum 2 jam klien diharuskan untuk
menahannya.
- Buatlah sebuah jadwal bagi pasien untuk mencoba mengosongkan
- Anjurkan klien untuk menggunakan kegel exercise dan teknik pengosongan kandung
kemih
5) Alat-alat dibereskan
6) Akhiri interaksi dengan mengucapkan salam
7) Dokumentasi
Prosedur Bladder Training Yang Dapat Dilakukan Secara Mandiri, Yaitu :
1) Cobalah untuk buang air kecil pada waktu yang teratur. Mulailah dengan memilih
interval waktu (jumlah waktu), seperti satu jam.
2) Selama satu hari, pergilah ke kamr mandi setiap jam toileting yang telah dijadwalkan,
terlepas dari apakah toileting atau tidak. Hal ini untuk melatih kandung kemih mematuhi
jadwal yang telah dibuat. Jumlah urin yang dikeluarkan tidaklah penting.
3) Jika selama 4 hari metode per jam ini berhasil, maka tingkatkan interval toileting 15-30
menit selama 4 hari berikutnya.
4) Jangan menambah interval waktu sampai interval waktu awal dipenuhi. Tingkatkan
interval waktu 15-30 menit sampai dapat menahan kencing selama 3-4 jam.
5) Buatlah jadwal khusus untuk toileting dan jangan melanggar jadwal tersebut.
6) Jika merasa ingin sekali toileting, maka cobalah tahan dan gunakan teknik relaksasi
(napas dalam). Jika terpaksa, maka diperbolehkan untuk toileting, namun tetap mengikuti
jadwal toileting yang dibuat sebelumnya.
Cara untuk Mengoptimalkan Kerja Bladder Training
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk membantu mengoptimalkan kerja dari
bladder training, yaitu:
1) Batasi konsumsi kafein (kopi, teh, soda, dan cokelat) karena kafein bersifat diuretik serta
batasi atau hindari konsumsi alkohol.
2) Batasi atau hindari konsumsi makanan yang mengandung pemanis buatan yang dapat
membuat penyakit pada kandung kemih bertambah parah.
3) Jagalah IMT dalam batas normal.
4) Jangan mengurangi dengan drastis intake cairan untuk menghindari toileting, minimal
intake cairan adalah 5-6 gelas per hari.
5) Minum hanya volume moderat cairan. Anjurkan klien untuk intake cairan minimum (5-6
cangkir) non-kafein, non-karbonasi setiap hari. Pengurangi cairan setelah pukul 18:00
harus dilakukan apabila klien bangun lebih dari sekali di malam hari untuk buang air
kecil. Cara Jangan minum dalam jumlah banyak sekaligus (lebih dari 8-10 gelas) karena
dapat membanjiri kandung kemih dan membuatnya lebih sulit untuk menahan urin.
6) Kosongkan kandung kemih sebelum tidur. Hal ini bisa dilakukan dengan tidak minum
selama 2-3 jam sebelum tidur. Metode ini dilakukan untuk menghindari toileting pada
malam hari. Hal ini juga dapat membantu agar bisa toileting tepat waktu pada pagi hari.
7) Selalu kosongkan kandung kemih secara komplit. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
memberikan kontraksi ektra pada akhir setiap kali berkemih.
8) Kosongkan kandung kemih sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual.
9) Konsumsi jus apel, anggur, dan cranberry satu sampai dua gelas sehari untuk membantu
meningkatkan kerja kandung kemih.
Cara untuk Mengurangi Urgensi :
1. Lakukan Kegel exercise selama 10 detik dan ulangi selama beberapa kali.
2. Beberapa macam teknik Kegel exercise yang dapat dilakukan:
a. Elevator
Bayangkan bahwa panggul Anda adalah lift. Ketika otot-otot rileks,
Anda berada di lantai dasar. Perlahan-lahan tarik otot Anda sampai lantai kedua, kemudian
berhenti. Kemudian tarik sekuat mungkin untuk mencapai lantai tiga, berhenti. Kembali ke lantai
dua, berhenti.
Kemudian rileks sepenuhnya dan kembali ke lantai dasar. Ambil napas dalam dan ulangi selama
beberapa kali.
b. Teknik Cepat
Kontraksikan dan relaksasikan otot-otot pelvik secepat mungkin 5 kali secara beraturan.
Relaksasi 10 detik, kemudian ulangi.
c. Long Haul
Kontraksikan otot-otot pelvik sekuat yang klien bisa. Lakukan teknik ini 1 kali/hari untuk
menghindari kelelahan otot.
3. Aktivitas mental juga dapat digunakan untuk menarik perhatian dari keinginan untuk buang air
kecil. Hal ini dapat digunakan sendiri atau bersama dengan latihan otot panggul. Sebagai contoh,
cobalah menghitung mundur dari seratus, melakukan latihan pernapasan dalam, membaca puisi,
atau menonton program televisi untuk. mengalihkan perhatian diri dari dorongan untuk
berkemih.
Schedule Bathroom Trips
1. Beritahu klien untuk memulai jadwal berkemih pada bangun tidur, setiap
2-3 jam sepanjang siang dan sore hari sebelum tidur dan 4 jam sekali pada malam hari.
2. Beritahu klien minum yang banyak sekitar 30 menit sebelum waktu jadwal untuk berkemih
3. Beritahu klien untuk menahan berkemih dan memberitahu perawat jika rangsangan
berkemihnya tidak dapat ditahan
4. Klien di suruh menunggu atau menahan berkemih dalam rentang waktu yang telah ditentukan
2-3 jam sekali
5. 30 menit kemudian, tepat pada jadwal berkemih yang telah ditentukan, mintalah klien untuk
memulai berkemih dengan teknik latihan dasar panggul.
Kegel Exercise
1. Minta kllien untuk mengembil posisi duduk atau berdiri
2. Instruksikan klien untuk mengencangkan otot-otot di sekitar anus
3. Minta klien mengencangkan otot bagian posterior dan kemudian kontraksikan otot anterior
secara perlahan sampai hitungan ke empat
4. Kemudian minta klien untuk merelaksasikan otot secara keseluruhan
5. Ulangi latihan 4 jam sekali, saat bangun tidur sealam 3 bulan
6. Apabila memungkinkan, anjurkan Sit-Up yang dimodifikasi (lutut di tekuk) kepada klien
Delay Urination
1. Instruksikan klien untuk berkonsentrasi pada tot panggul
2. Minta klien berupaya menghentikan aliran urine selama berkemin kemudian memulainya
kembali
3. Praktikan setiap kali berkemih

Anda mungkin juga menyukai