Anda di halaman 1dari 4

Nama : Revina dwi putri talenta sitompul

NIM : 2051041

Diagnosa Keperawatan dan Intervensi

Gangguan pola eliminasi urine:inkontinensia


        Definisi:Kondisi dimana seseorang tidak mampu mengendalikan pengeluaran urin.
Kemungkinan berhubungan dengan:
·         Gangguan neuromuskuler.
·         Spasme bladder.
·         Trauma pelvic.
·         Infeksi Saluran kemih.
·         Trauma medulla spinalis.
Kemungkinan Data yang ditemukan:
·         Inkontinensia
·         Keinginan berkemih yang segera
·         Sering ke toilet
·         Menghindari minum
·         Spassme bladder
·         Setiap berkemih kurang dari 100 ml atau lebih dari 550 ml.

NIC:    Gangguan pola eliminasi urine:Inkotinensia


·         Monitor keadaan bladder setiap 2 jam
·         Tingkatkan aktivitas dengan kolaborasi Dokter
·         Kolaborasi dalam bladder Training
·         Hindari faktor pencetus inkontinensia urine seperti cemas
·         Kolaborasi dengan Dokter dalam pengobatan dan kateterisasi

     
     
     
  
NOC:    Gangguan pola eliminasi urine:Inkontinensia
·         Klien dapat mengontrol pengeluaran urine setiap 4 jam
·         Tidak ada tanda-tanda retensi dan inkontinensia urine
·         Klien berkemih dalam keadaan rileks

Ø  Retensi Urine
         Definisi:Kondisi di mana seseorang tidak mampu mengosongkan bladder secara tuntas.
       Kemungkinan berhubungan dengan:
·         Obstruksi mekanik
·         Pembesaran Prostat
·         Trauma
·         Pembedahan
·         Kehamilan
            Kemungkinan data yang di temukan:
·         Tidak tuntasnya pengeluaran urine
·         Distensi bladder
·         Hipertropi prostate
·         Kanker
·         Infeksi saluran kemih
·         Pembedahan besar abdomen

NIC:   Retensi urine


·         Monitor keadaan bladder setiap 2 jam
·         Ukur intake dan output cairan setiap 4 jam
·         Berikan cairan 2.000 ml/hari dengan kolaborasi
·         Kurangi minum setelah jam 6 malam
·         Kaji dan monitor analisis urine elektrolit dan berat badan
·         Lakukan latihan pergerakan
·         Lakukan relaksasi ketika duduk berkemih
·         Ajarkan tekhnik latihan dengan kolaborasi Dokter/fisioteraphy
·         Kolaborasi dalam pemasangan kateter
NOC:   Retensi urine
·         Pasien dapat mengontrol pengeluaran bladder setiap 4 jam
·         Tanda dan gejala retensi urine tidak ada

BLADDER TRAINING
Definisi
Bladder training adalah suatu latihan yang dilakukan dalam rangka melatih otot otot kandung
kemih.
Tujuan
Untuk mengembalikan pola kebiasaan berkemih
Hal hal yang perlu disiapkan :
a.       Tentukan pola waktu biasanya klien berkemih sendiri. Bila tidak dapat dibuat pola
berkemih, rencanakan waktu ke toilet, misal 1 – 2 jam sekali.
b.       Usahakan agar intake cairan sekitar 2 – 3 liter/hari
c.       Posisi berkemih yang normal dan nyaman
Prosedur :
1.       Sesuai dengan pola waktu berkemih yang telah ditentukan, usahakan agar klien
mempertahankan saat klien merasa ingin berkemih baik urgen atau tidak. Kontraksi dan
relaksasi secara teratur akan meningkatkan tonus otot bladder dan meningkatkan kontrol
volunter.
2.       Berikan cairan sekitar 30 menit sebelum waktu BAK sesuai pola tersebut sebanyak 600 –
800cc. Intake cairan ini untuk membantu proses produksi urine yang adekuat, sehingga
merangsang refleks miksi.
3.       Lakukan program untuk meningkatkan tobus otot abdomen dan pelvis melalui latihan
kegel’s caranya :
a.       Posisi klien duduk atau berdiri dengan kaki diregangkan.
b.       Kontraksikan rektum, uretra dan vagina ke arah atas dalam lalu tahan selama 5 detik.
Kontraksi seharusnya dirasakan pada panggul.
c.       Ulangi latihan tersebut 5 – 6 kali pada tahap awal dengan interval waktu. Setelah otot
semakin kuat tingkatkan jumlah latihan sampai akhirnya dapat melakukan sampai 200 kali
tiap hari.
4.       Cobakan klien untuk memulai dan menghentikan aliran urine.
Rasional

- Agar klien mengetahui kegunaan dan tujuan dari pemasangan kateter.


- Agar perawat mengetahui intake dan output cairan dan karakteristik cairan.
- Agar bisa mengetahui intake dan output urine.
- Agar bisa mengetahui adanya ketidaknormalan saat berkemih.
- Agar mengetahui tanda dan gejala pasti dari retensi urine.

Evauasi

Evaluasi keperawatan terhadap gangguan kebutuhan eliminasi urine secara umum dapat
dinilai dari adanya kemampuan dalam :

1. Miksi dengan normal, ditunjukkan dengan kemampuan berkemih sesuai dengan


asupan cairan dan pasien mampu berkemih tanpa menggunakan obat, kompresi pada
kandung kemih atau kateter.
2. Mengosongkan kandung kemih, ditunjukkan dengan berkurangnya distensi, volume
urine residu, dan lancarnya kepatenan drainase.
3. Mencegah infeksi/bebas dari infeksi, ditunjukkan dengan tidak adanya infeksi, tidak
ditemukan adanya dysuria, urgensi, frekuensi, dan rasa terbakar.
4. Mempertahankan integritas kulit, ditunjukkan dengan adanya perineal kering tanpa
inflamasi dan kulit di sekitar uterostomi kering.
5. Memberikan rasa nyaman, ditunjukkan dengan berkurangnya dysuria, tidak
ditemukan adanya distensi kandung kemih dan adanya ekspresi senang.
6. Melakukan Bladder training, ditunjukkan dengan berkurangnya frekuensi
intokontinensia dan mampu berkemih saat ingin berkemih.

Anda mungkin juga menyukai