Anda di halaman 1dari 3

Studi Kasus/Rekfleksi Diri 9

Falsafah dan Teori Keperawatan

11 November 2020

Nama : Revina Dwi Putri Talenta Sitompul

Kasus: seorang perempuan berusia 52 tahun, pekerjaan pedagang sembako diwarung milik pribadi,
mengalami nyeri abdomen yang berat dan mengalami diare berkali-kali dengan frekuensi lebih dari 15
kali dalam 24 jam. Pasien harus dirawat dirumah sakit karena harus beristirahat ditempat tidur dan
mendapat terapi cairan melalui infus untuk menganti cairan yang keluar, karena mengalami dehidrasi
ringan. Pasien terlihat cemas dan takut saat pemeriksaan dan memikirkan kelancaran usahanya sebagai
pedagang sembako. Dari hasil interview dengan pasien diketahui bahwa pasien memiki pola makan yang
tidak teratur, dan suka memakan makanan yang pedas sekali.

1. Bagaimanakah anda sebagai perawat mengaplikasikan teori Hildegard E. Peplau dalam


memberikan asuhan keperawatan kepada pasien tersebut?
2. Bagaimanakah anda mengaplikasikan teori Ida Jean Orlando Pelletier, dalam memberikan
asuhan keperawatan kepada pasien tersebut?

Jawaban :

1. Teori Hildegard E. Peplau


4 fase hubungan perawat-klien :
- Fase orientasi
Bahwa kedua individu ini belum pernah saling mengenal atau sebagai orang asing bagi pihak
lain, maka pada fase ini kita sebagai perawat harus sopan pada klien, tidak menilai dengan
sepihak dan memperlakukan pasian dengan penuh perasaan. Dan juga kita sebagai perawat
memperhatikan keperluan pasien dengan memperhatikan cairan karena pasien mengalami
dehidrasi dan juga istirahatnya.
- Fase identifikasi
Klien mulai merespon dan mengidetifikasi persoalan yang dihadapinya ,disini pasien harus
ikut terlibat dalam proses penyembuhannya dengan memberitahu di bagian mana sakit dan
mampu untuk mengatasinya. Seperti pada perempuan yang berusia 52 tahun ini,pasien
harus mulai makan teratur dan mengurangi selera pedas karna bisa melukai lambungnya.
- Fase eksploitasi
Disini klien mulai mengungkapkan perasaanya, emosinya, pikirannya, serta sikap tidak
terpaksa seperti perempuan ini yang mulai merasa cemas dan takut saat pemeriksaan dan
juga memikirkan bagaimana kelancaran usahanya sebagai pedagang sembako. Disini kita
sebagai perawat berperan sebagai penasihat dan memberi saran yang baik kepada pasien
agar dia merasa lega dan juga difase ini kita sebagai pemecah masalah klien.
- Fase resolusi/terminasi
Pada fase ini keduanya siap mengakhiri hubungan terapeutik yang selama ini terjalin. Fase
ini dikatakan berhasil saat pasien sudah mampu melakukan dengan mandiri tanpa bantuan
perawat, namun jika pasiennya sudah bisa pulang. Difase ini ada 6 peran perawat yang
harus dilaksanakan yaitu :
A. Peran sebagai orang asing : ketika kedua individu baru pertama kali berjumpa yang
dilakukan perawat yaitu sopan pada klien, tidak memandang dengan sepihak serta
memperlakukan klien dengan penuh perasaan.
B. Peran sebagai wali : yaitu kita perawat yang akan menemani pasien,membimbing klien
serta mengenali dirinya sendiri,seperti perempuan yang berusia 52 tahun dia terlalu
kelelahan dalam bekerja sehingga lupa mengurus dirinya sendiri. Jadi kita sebagai
perawat yang akan membimbing klien tersebut.
C. Peran sebagai penasihat : kita sebagai perawat menasehati klien seperti pasien yang
berusia 52 tahun yang merasa cemas dan takut akan pemeriksaan serta kelancaran
bisnis nya, kita sebagai perawat yang akan memberi saran agar pasien tidak perlu takut
dan optimis akan sembuh, serta menekankan bahwa rejeki di tangan Tuhan.
D. Peran sebagai kepemimpinan : yaitu dengan membantu klien dalam kebutuhannya
seperti pasien tersebut memerlukan cairan maka kita perhatikan cairan yang dibutuhkan
pasien dan memberinya lewat infus.
E. Peran sebagai narasumber : pada peran ini kita perawat akan menjawab semua masalah
klien dan juga masalah kesehatannya serta membantu klien untuk menyelesaikannya.
F. Peran sebagai pengajar : kita ajarkan kepada klien bahwa mengurus diri sendiri penting
seperti istirahat yang cukup, pola makan yang teratur dan juga memperhatikan
makanan yang kita makan apakah abdomen kita sanggup menerimanya. Inilah yang kita
terapkan pada pasien yang berusia 52 tahun tersebut.
2. Teori Ida Jean Orlando Pelletier
1. Tanggung jawab
Kita sebagai perawat, tanggung jawab kita adalah membantu apapun kebutuhan klien .
seperti perempuan yang berusia 52 tahun tersebut dia membutuhkan cairan dalam tubuh ,
maka kita sebagai perawat akan memperhatikan seberapa banyak cairan yang dibutuhkan
klien dan juga pasien tersebut membutuhkan istirahat yang cukup maka kita perhatikan
aktivitas yang dilakukan pasien.
2. Mengenal perilaku pasien
Kita sebagai perawat harus mengenal bagaimana tingkah laku dari pasien ini, yaitu dia
merasa takut dan cemas pada saat pemeriksaan dan takut akan kelancaran bisnisnya
sebagai pedangan sembako ,maka kita sebagai perawat akan menenangkan pasien dengan
memberi saran seperti jika pasien terlalu cemas dan takut maka akan berpengaruh pada
proses penyembuhannya dan kita menekankan bahwa rezeki di Tangan Tuhan.
3. Reaksi segera
Yaitu kita perawat dapat menggunakan persepsi kita kepada klien apakah klien keadaanya
semakin memburuk atau membaik?
4. Disiplin proses keperawatan
Yaitu kita sebagai perawat harus displin dalam proses pelayanan kita dengan
memperhatikan makanan pasien, istirahat dan kebutuhan pasien .
5. Kemajuan/peningkatan
Yaitu kita sebagai perawat memperhatikan apakah ada peningkatan kesehatannya setelah
kita atur pola istirahat, makan dan kebutuhan cairan dalam tubuh pasien atau malah
semakin memburuk? Namun ketika kita melaksanakan tugas kita dengan baik,disiplin dan
penuh perasaan optimis pasien bisa sembuh dengan melihat penyakit apa yang diderita.

Anda mungkin juga menyukai