TRAINING
Winda Yuniarsih
Fisiologi Miksi
Kontrol persyarafan Kontinensia
& miksi diatur ditingkat :
Serebral (korteks & batang otak)
Spinal
Perifer (otonom & somatik)
Bekerja saling berkitan
Medulla Spinalis
Persyarafan
Bladder
Pengkajian
Riwayat spesifik medis, diagnostik,
genitourinaria & pengunaan obatobatan
Eksplorasi gejala, frekwensi, durasi
Penilaian kemampuan fungsional
(ADLs)
Pola pemasukan cairan
Penilaian mobilitas & lingkungan sosial
Pemeriksaan penunjang
Urinalisa & kultur menyingkirkan
kemungkinan hematuri, tumor,
glukosuria, dll
Test lanjutan sistoskopi, test
urodynamik & citometry
Inkontinensia urine
Adalah kondisi dimana seseorang
kehilangan kemampuan untuk dapat
berkemih secara sadar
Keinginan yg kuat utk BAK, panik mencari
toilet, ketakutan tidak mampu
menemukanny pada waktu yg tepat
Membatasi & mengganggu kehidupan
sehari- hari, memyebabkan perasaan malu,
cemas, takut, frustasi & depresi yg berat
Gejala
1. Frekwensi : lebih dr 8x dlm 24 jam
2. Nokturia : terbangun > 1x utk
berkemih
3. Urgensi : keinginan yg kuat utk
berkemih walaupun vesika belum terisi
penuh
4. Urge inkontinensia : dorongan yg kuat
utk BAK, tdk tertahankan
mengompol
Management Inkontinensia
Tergantung Pada :
1.Derajat kesulitan pasien dan atau
orang ug merawat
2.Motivasi
3.Tingkat kerjasama / kepatuhan
4.Prognosis secara keseluruhan,
termasuk usia harapan hidup
Tatalaksana
A.Konservatif
a) Terapi perilaku
1. Catatan harian kandung kemih (bladder
diary)
2. Bladder re-Training / micturition training
3. Training kebiasaan
4. Miksi terjadwal (timed voiding)
5. Miksi atas perintah (promted voiding)
Bladder re-training
Adalah upaya mengembalikan pola BAK dng
menghambat atau merangsang keinginan
BAK pada pasien yg secara kognitif siap .
Tujuan :
1.Memperbaiki kontrol bladder & mencapai
pola berkemih normal
2.Memperpanjang jarak miksi, kapasitas
bladder & mengurangi episode ngompol
3.Pasien harus mampu menahan miksi sampai
ketoilet
Proses Defekasi
Kriteria
Konstipasi
Fungsional
Penundaan
pada muara
rectum
Manifistasi klinis
konstipasi
Tatalaksana
Latihan usus besar
Diet
Olahraga
Perhatian penting :
Nadi saat istirahat sebelum prosedur
Nadi selama prosedur
Monitor tensi sebelum, selama dan setelah prosedur.
Tensi pada garis batas dapat dijadikan pembanding
Tanda dan gejala disrefleksia otonom yg terjadi pada
pasien SCI : nyeri kepala, flushing, keringat dingin,
hipertensi.
Distress, nyeri dan tidak nyaman
Bleeding
Kolaps
Konsistensi feses
Langkah-langkah
Mencuci tangan
Menjelaskan manifestasi dan timbulnya impaksi
feses, tujuan tindakan, dan efek pada rectal jika
dirangsang berlebihan.
Menyiapkan klien sesuai prosedur, mengukur
denyut nadi, dan menjelaskan prosedur terutama
rasa tidak nyaman karena manipulasi rectum
Mengatur posisi klien miring kekiri dengan kaki
kanan fleksi
Menyelimuti klien dari pinggang kebawah
Memasang pengalas pada bokong