Anda di halaman 1dari 3

Studi Kasus/Rekfleksi Diri 12

Falsafah dan Teori Keperawatan

2 Desember 2020

Nama : Revina Dwi Putri Talenta Sitompul

Kasus: seorang perempuan berusia 52 tahun, pekerjaan pedagang sembako diwarung milik
pribadi, mengalami nyeri abdomen yang berat dan mengalami diare berkali-kali dengan
frekuensi lebih dari 15 kali dalam 24 jam. Pasien harus dirawat dirumah sakit karena harus
beristirahat ditempat tidur dan mendapat terapi cairan melalui infus untuk menganti cairan
yang keluar, karena mengalami dehidrasi ringan. Pasien terlihat cemas dan takut saat
pemeriksaan dan memikirkan kelancaran usahanya sebagai pedagang sembako. Dari hasil
interview dengan pasien diketahui bahwa pasien memiki pola makan yang tidak teratur, dan
suka memakan makanan yang pedas sekali.

1. Bagaimanakah anda sebagai perawat mengaplikasikan teori Madeleine Leininger


dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien tersebut?
2. Bagaimanakah anda mengaplikasikan teori Resemarie Rizzo Parse, dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien tersebut?

Jawaban

1. Teori Madeleine Leininger


A. Riset (Research)
Yaitu kita sebagai perawat berperan atau melakukan tugas kita dengan mencari
permasalah dari pasien, mencari data atau mewawancara dan observasi pasien.
Pada kasus di atas bahwa klien yang berumur 52 tahun ia adalah seorang
pedagang sembako, dan ia mengalami nyeri abdomen yang berat. Setelah kita
wawancarai bahwa didapatkan pasien dalam pola makanan nya tidak teratur dan
suka memakan makanan yang pedas sekali, ini yang membuat abdomen nya
merasa nyeri dan kita sebagai perawat akan melakukan tindak lanjut.
B. Edukasi (Education)
Yaitu kita sebagai perawat mempromosikan kesehatan pada klien dengan
pendidikan atau menurut yang sudah kita pelajari. Seperti pada kasus diatas kita
promosikan bahwa salah satu menjaga kesehatan yaitu makan dengan teratur
dan menyesuaikan makanan dengan kondisi abdomen kita. Sehingga tidak
menyebabkan kita seperti nyeri abdomen bahkan dehidrasi ringan.
C. Kolaborasi (Colaboration)
Ada strategi dalam mengkolaborasi yaitu:
- Strategi I, Perlindungan/mempertahankan budaya
Yaitu kita sebagai perawat harus juga mengetahui beberapa budaya klien dan
jika bertentangan pada kesehatan pasien, disitulah kita mempertahankan
budaya pasien/klien. Seperti contoh berolah raga setiap pagi, kita lihat
kondisi pasien jika memungkinkan kita ijinkan. Namun pada kasus di atas
tidak ketahui bagaimana budaya pasien namun pasien dianjurkan istirahat
yang cukup.
- Strategi II, Mengakomodasi/negosiasi budaya
Kita sebagai perawat akan membantu klien untuk beradaptasi terhadap
budaya tertentu, seperti kasus diatas bahwa pasien menyukai makanan yang
pedas sekali, maka kita sebagai perawat akan membantu klien untuk
mengurangi level pedas pada makanan klien agar mengurangi nyeri pada
abdomen.
- Strategi III, Mengubah/menggantikan budaya klien
Kita sebagai perawat akan berperan untuk meningkatkan kesehatan pasien
yaitu pada klien yang berusia 52 tahun yang menyukai makanan pedas dan
tidak teratur makan kita akan mengubah cara hidup sehatnya secara
perlahan, yaitu menurunkan level pedas makanan sampai pasien terbiasa dan
mengajurkan pola makan yang teratur. Serta menguatkan pasien agar tidak
terlalu cemas akan usaha yang dilakukan dan selalu bergantung pada Tuhan.
D. Pemberian Perawatan (Care Giver)
Kita sebagai perawat akan memberikan perawatan kepada klien dengan
memperhatikan pola makanan dan makanan klien, klien sangat menyukai
makanan pedas dan tidak teratur makan maka kita sebagai perawat agar
mengajurkan pada klien untuk mulai mengurangi level makan pedas nya karena
tidak sesuai dengan kondisi lambungnya yang menyebabkan nyeri abdomen
sehingga kehilangan cairan.
Dan memperhatikan seberapa banyak cairan yang dibutuhkan klien.
E. Manajemen
Yaitu kita sebagai perawat juga memperhatikan bahasa yang kita gunakan
kepada pasien seperti contoh jika klien tersebut orang jawa, kita perawat harus
berbicara lembut dan penuh perhatian. ini salah satu perawatan yang membuat
nyaman pasien.
F. Sehat dan Sakit
Budaya akan mempengaruhi sehat dan sakit nya klien. Maka jika budaya klien
yaitu makan tidak teratur dan menyukai makanan pedas, maka kita sebagai
perawat harus membantu pasien untuk makan dengan teratur dan mengurangi
level pedas dari makanan.
Budaya :
Saya orang batak terkhususnya di sumatera biasanya saya harus makan nasi
dalam tiga kali sehari. Dan biasanya walaupun sudah makan roti atau yang
lainnya dan nasi belum masuk saya merasa ada yang kurang atau tidak kenyang.
Sama hal nya dengan pasien yang akan kita rawat, kita perhatikan budaya
mereka dengan menanyakan apa yang ingin di makan untuk dipagi hari dan
selanjutnya. Dan pada pasien di atas budaya dia suka dengan makan yang pedas
padahal lambungnya tidak kuat menahan rasa pedas sehinggga menyebabkan
dehidrasi. Maka dari situ kita tinjau pasien agar menurunkan level pedas dari
makanan tersebut.
2. Teori Resemarie Rizzo Parse
Pada teori Resemarie mengatakan bahwa Lingkungan adalah segalanya dalam
pribadi dan pengalamannya. Maka kita sebagai perawat juga dikatakan harus
berfokus pada kualitas hidup pasien dan melihat pasien bukan sebagai aspek yang
berbeda dari keseluruhan, tetapi sebagai pribadi. Kita perawat akan menangani
kasus di atas bahwa pasien mengalami dehidrasi ringan dan nyeri abdomen yang
berat disebabkan karena makan makanan yang pedas dan tidak teratur makan. Maka
kita perawat memperhatikan lingkungan pasien yaitu pasien adalah seorang
pedagang sembako, mungkin karna kesibukan berdagang pasien tidak teratur makan
dan mengalami nyeri pada abdomennya. Kita perawat akan merawat pasien dengan
memperhatikan pola makan pasien dan menurunkan sedikit demi sedikit level pedas
pada makanan pasien. Serta memberikan cairan sesuai yang dibutuhkan pasien.

Anda mungkin juga menyukai