Anda di halaman 1dari 16

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM TAHAP EVALUASI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi Keperawatan

Dosen : Dr. H. Iwan Somantri, SKp, M.Kes

Disusun Oleh :
Silvi Magfirotul Maula (P2.06.20.1.19.033)
Sinta Widianingsih (P2.06.20.1.19.034)
Siti Nuryanti Fatimah (P2.06.20.1.19.035)
Sri Rahayu Utami (P2.06.20.1.19.036)
Temi Ruswanti Utami (P2.06.20.1.19.037)
Wilda Kusmaida (P2.06.20.1.19.038)
Windayani (P2.06.20.1.19.039)
Zidan Zazuli (P2.06.20.1.19.040)

POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA


Jl. Cilolohan no.35 Kel. Kahuripan, Kec. Tawang, Kota Tasikmalaya,
Jawa Barat 46115
Tlp. 0265 – 340186 – 7035678 Fax. 0265 – 338939
Email : direktorat@poltekkestasikmalaya
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatnya penulis bisa menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berjudul Komunikasi
Terapeutik Dalam Tahap Evaluasi Secara garis besar makalah ini membahas seputar evaluasi
dalam Asuhan Keperawatan.

Makalah ini telah disusun semaksimal mungkin, namun demikian mungkin saja ada kesalahan
disana sini baik dalam segi pemilihan kata dan kesalahan tulisan. Dengan demikian penulis
meminta maaf kepada para pembaca dan pihak-pihak yang bersangkutan.

Seiring dengan itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan termakasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Iwan Somantri, SKp, M.Kes


2. Tim penyusun makalah.

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis umumnya bagi pembaca.

Tasikmalaya, 19 februari 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................................1

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................................4

A. Latar Belakang ...................................................................................................................4

B. Rumusan masalah ..............................................................................................................5

C. Tujuan ...............................................................................................................................5

D. Metode penulisan ..............................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................6

A. Definisi Komunikasi Terapeutik ......................................................................................6

B. Tahap – Tahap Komunikasi Terapeutik.............................................................................6

C. Definisi Evaluasi Dalam Proses Asuhan Keperawatan .....................................................8

D. Komponen Evaluasi ...........................................................................................................9

E. Proses Evaluasi ................................................................................................................11

F. Penentuan Keputusan Dalam Proses Evaluasi .................................................................12

G. Tujuan Evaluasi Dalam Asuhan Keperawatan ................................................................12

H. Manfaat Evaluasi Dalam Asuhan Keperawatan ..............................................................13

I. Komunikasi Terapeutik Dalam Tahap Evaluasi ...............................................................13

BAB III PENUTUP ......................................................................................................................14

3.1 Kesimpulan .....................................................................................................................14

3.2 Saran ...............................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................15

LAMPIRAN..................................................................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi terapeutik terdengar tak asing bagi seorang perawat. Karena sejatinya
perawat selalu menggunakan komunikasi terapeutik saat berinteraksi dengan kliennya.
Komunikasi terapeutik itu sendiri adalah komunikasi yg direncanakan secara sadar,
bertujuan dan dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Komunikasi terapeutik mengarah
pada bentuk komunikasi interpersonal. Dalam pengertian lain mengatakan bahwa
komunikasi terapeutik adalah proses yang digunakan oleh perawat memakai pendekatan
yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan pada klien.
Persoalan yang mendasar dari komunikasi ini adalah adanya saling membutuhkan antara
perawat dan klien, sehingga dapat dikategorikan ke dalam komunikasi pribadi di antara
perawat dan klien, perawat membantu dan klien menerima bantuan.
Komunikasi terapeutik merupakan salah satu implementasi dari proses keperawatan
yang di berikan seorang perawat kepada kliennya. Komunikasi terapeutik ini digunakan
untuk salah satunya dalam pemberian asuhan keperawatan. Asuhan Keperawatan adalah
proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan secara langsung
kepada klien / pasien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Dalam asuhan
keperawatan salah satunya terdapat evaluasi.
Evaluasi dalam asuhan keperawatan adalah tindakan intelektual untuk melengkapi
proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana
tindakan, dan pelaksanaannya yang sudah berhasil dicapai. Maka dari itu penting bagi
seorang calon perawat memahami betul mengenai asuhan keperawatan. Asuhan
keperawatan berhubungan erat dengan komunikasi terapeutik. Dimana seorang perawat
akan mencari data melalui komunikasi terapeutik yang nantinya data tersebut digunakan
perawat dalam membuat asuhan keperawatan.
Sehubungan dengan hal tersebut, disini kami sebagai mahasiwa perawat akan
mempelajari bagaimana seorang perawat menggunakan komunikasi terapeutik untuk

4
mendapatkan data yang nantinya data tersebut digunakan dalam pembuatan asuhan
keperawatan khususnya pada bagian evaluasi.

B. Rumusan masalah
1. Apa itu definisi komunikasi terapeutik ?
2. Seperti apakah tahap - tahap dalam komunikasi terapeutik ?
3. Apa itu definisi evaluasi dalam proses asuhan keperawatan ?
4. Apa saja komponen evaluasi ?
5. Bagaimana proses evaluasi ?
6. Bagaimana penentuan keputusan dalam proses evaluasi ?
7. Apakah tujuan evaluasi dalam asuhan keperawatan ?
8. Apa Manfaat evaluasi dalam asuhan keperawatan ?
9. Bagaimana Komunikasi terapeutik dalam tahap evaluasi ?

C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami mengenai komunikasi terapeutik.
2. Mahasiswa mampu menerapkan komunikasi terapeutik pada kliennya.
3. Mahasiswa mampu memahami pembuatan evaluasi dalam asuhan keperawatan.
4. Mahasiswa mampu memahami bagaimana berkomunikasi terapeutik dalam tahap
evaluasi.
D. Metode Penulisan
 Metode yang kami gunakan dalam menulis makalah ini, yaitu :
1. Metode Kepustakaan adalah metode pengumpulan data yang digunakan penulis
dengan mempergunakan buku atau refrensi yang berkaitan dengan masalah yang
sedang dibahas.
2. Metode Media Informatika adalah metode dengan mencari data melalui situs-situs
di internet.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Komunikasi Terapeutik


Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang mendorong proses penyembuhan
klien. Dalam pengertian lain mengatakan bahwa komunikasi terapeutik adalah proses
yang digunakan oleh perawat memakai pendekatan yang direncanakan secara sadar,
bertujuan dan kegiatannya dipusatkan pada klien. Komunikasi terapeutik termasuk
komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling memberikan pengertian antara perawat
dengan klien. Persoalan yang mendasar dari komunikasi ini adalah adanya saling
membutuhkan antara perawat dan klien, sehingga dapat dikategorikan ke dalam
komunikasi pribadi di antara perawat dan klien, perawat membantu dan klien menerima
bantuan.

B. Tahap-tahap Komunikasi Teurapeutik


1. Tahap Persiapan/Pra-interaksi
Dalam tahapan ini perawat menggali perasaan dan menilik dirinya dengan cara
mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya. Pada tahap ini juga perawat mencari
informasi tentang klien sebagai lawan bicaranya. Setelah hal ini dilakukan perawat
merancang strategi untuk pertemuan pertama dengan klien. Tahapan ini dilakukan
oleh perawat dengan tujuan mengurangi rasa cemas atau kecemasan yang mungkin
dirasakan oleh perawat sebelum melakukan komunikasi terapeutik dengan klien.
Kecemasan yang dialami seseorang dapat sangat mempengaruhi interaksinya dengan
orang lain (Ellis, Gates dan Kenworthy, 20011 dalam Suryani, 2009). Hal ini
disebabkan oleh adanya kesalahan dalam menginterpretasikan apa yang diucapkan
oleh lawan bicara. Pada saat perawat merasa cemas, dia tidak akan mampu
mendengarkan apa yang dikatakan oleh klien dengan baik (Brammer, 2007 dalam
Suryani, 2009) sehingga tidak mampu melakukan active listening (mendengarkan
dengan aktif dan penuh perhatian). Tugas perawat dalam tahapan ini adalah:
 Mengeksplorasi perasaan, mendefinisikan harapan dan mengidentifikasi
kecemasan.

6
 Menganalisis kekuatan dan kelemahan diri.
 Mengumpulkan data tentang klien.
 Merencanakan pertemuan pertama dengan klien.

2. Tahap Perkenalan/Orientasi
Tahap perkenalan dilaksanakan setiap kali pertemuan dengan klien dilakukan.
Tujuan dalam tahap ini adalah memvalidasi keakuratan data dan rencana yang telah
dibuat sesuai dengan keadaan klien saat ini, serta mengevaluasi hasil tindakan yang
telah lalu (Stuart. G. W, 2009). Tugas perawat dalam tahapan ini adalah:
 Membina rasa saling percaya, menunjukkan penerimaan dan komunikasi
terbuka.
 Merumuskan kontrak (waktu, tempat pertemuan, dan topik pembicaraan)
bersama-sama dengan klien dan menjelaskan atau mengklarifikasi kembali
kontrak yang telah disepakati bersama.
 Menggali pikiran dan perasaan serta mengidentifikasi masalah klien yang
umumnya dilakukan dengan menggunakan teknik komunikasi pertanyaan
terbuka.
 Merumuskan tujuan interaksi dengan klien.
Sangat penting bagi perawat untuk melaksanakan tahapan ini dengan baik karena
tahapan ini merupakan dasar bagi hubungan terapeutik antara perawat dan klien.
3. Tahap Kerja
Tahap kerja merupakan inti dari keseluruhan proses komunikasi terapeutik
(Stuart, G. W, 2009). Tahap kerja merupakan tahap yang terpanjang dalam
komunikasi terapeutik karena didalamnya perawat dituntut untuk membantu dan
mendukung klien untuk menyampaikan perasaan dan pikirannya dan kemudian
menganalisa respons ataupun pesan komunikasi verbal dan non verbal yang
disampaikan oleh klien. Dalam tahap ini pula perawat mendengarkan secara aktif dan
dengan penuh perhatian sehingga mampu membantu klien untuk mendefinisikan
masalah yang sedang dihadapi oleh klien, mencari penyelesaian masalah dan
mengevaluasinya.

7
Dibagian akhir tahap ini, perawat diharapkan mampu menyimpulkan
percakapannya dengan klien. Teknik menyimpulkan ini merupakan usaha untuk
memadukan dan menegaskan hal-hal penting dalam percakapan, dan membantu
perawat dan klien memiliki pikiran dan ide yang sama (Murray, B. & Judith, P, 2011
dalam Suryani, 2010). Dengan dilakukannya penarikan kesimpulan oleh perawat
maka klien dapat merasakan bahwa keseluruhan pesan atau perasaan yang telah
disampaikannya diterima dengan baik dan benar-benar dipahami oleh perawat.

4. Tahap Terminasi
Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat dan klien. Tahap terminasi
dibagi dua yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir (Stuart, G. W, 2009).
Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan perawat dan klien, setelah hal
ini dilakukan perawat dan klien masih akan bertemu kembali pada waktu yang
berbeda sesuai dengan kontrak waktu yang telah disepakati bersama. Sedangkan
terminasi akhir dilakukan oleh perawat setelah menyelesaikan seluruh proses
keperawatan. Tugas perawat dalam tahap ini adalah:
a. Mengevaluasi pencapaian tujuan dari interaksi yang telah dilaksanakan
(evaluasi objektif). Brammer dan McDonald (2009) menyatakan bahwa
meminta klien untuk menyimpulkan tentang apa yang telah didiskusikan
merupakan sesuatu yang sangat berguna pada tahap ini.
b. Melakukan evaluasi subjektif dengan cara menanyakan perasaan klien setelah
berinteraksi dengan perawat.
c. Menyepakati tindak lanjut terhadap interaksi yang telah dilakukan. Tindak
lanjut yang disepakati harus relevan dengan interaksi yang baru saja dilakukan
atau dengan interaksi yang akan dilakukan selanjutnya. Tindak lanjut
dievaluasi dalam tahap orientasi pada pertemuan berikutnya.

C. Definisi evaluasi dalam proses Asuhan Keperawatan


Evaluasi adalah tindakan untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa diagnose keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaannya
sudah berhasil dicapai (Setiawan, 2016). Evaluasi didasarkan pada bagian efektifnya

8
intervensi/tindakan yang dilakukan oleh keluarga, perawat dan lainnya. Keefektipan
diteentukan dengan melihat respon keluarga dan hasil, bukan intervensi-intervensi yang
di implementasikan.

D. Komponen Evaluasi
Komponen evaluasi dapat dibagi menjadi 5 komponen (Pinnell danMeneses, 1986, hlm.
229-230) .
1. Menentukan kriteria, standar praktik, dan pertanyaan evaluatif.
a. Kriteria
Kriteria digunakan sebagai pedoman observasi untuk pengumpuln data
dansebagai penentuan kebenaran data yang terkumpul. Semua kriteria yangdigunakan
pada tahap evaluasi ditulis sebagai kriteria hasil. Kriteria hasilmenandakan hasil akhir
asuhan keperawatan. Sedangkan standar keperawatandigunakan sebagai dasar untuk
evaluasi praktik keperawatan secara luas. Kriteriahasil didefinisikan sebagai standar
untuk menjelaskan respons atau hasil darirencana asuhan keperawatan. Hasil tersebut
akan menjelaskan bagaimana keadaanklien setelah dilakukan observasi.Kriteria hasil
dinyatakan dalam istilah prilaku (behaviour ), supaya dapatdiobservasi atau diukur
dan kemudian dijelaskan dalam istilah yang mudahdipahami. Idealnya, setiap hasil
dapat dimengerti oleh setiap orang yang terlibatdalam evaluasi.
b. Standar Praktik
Standar asuhan keperawatan dapat digunakan untuk mengevaluasi
praktikkeperawatan secara luas. Standar tersebut menyatakan hal yang
harusdilaksanakan dan dapat digunakan sebagai suatu model untuk kualitas
pelayanan.Standar harus berdasarkan hasil penelitian, konsep teori, dan dapat
diterima oleh praktik klinik keperawatan saat ini. Standar harus secara cermat disusun
dan diujiuntuk menentukan kesesuaian dalam penggunaannya. Contoh pemakaian
standardapat dilihat pada Standar praktik Keperawatan yang disusun oleh ANA.
c. Pertanyaan Evaluatif
Untuk menentukan suatu kriteria dan standar, perlu digunakan
pertanyaanevaluative (evaluative questions) sebagai dasar mengevaluasi kualitas

9
asuhankeperawatan dan respons klien terhadap intervensi. Pertanyaan-pertanyaan
yangdapat digunakan untuk mengevaluasi :
1) Pengkajian : apakah dapat dilakukan pengkajian pada klien?
2) Diagnosis : apakah diagnosis disusun bersama dengan klien?
3) Perencanan : apakah tujuan telah diidentifikasi dalam perencanaan?
4) Implementas : apakah klien mengetahui tentang intervensi yang akandiberikan?
5) Evaluasi : apakah modifikasi asuhan keperawatan diperlukan?
2. Mengumpukan data mengenai status kesehatan klien yang baru terjadi.
Pada tahap ini kita perlu mempertimbangkan beberapa pertanyaan. Siapayang
bertanggung jawab dalam pengumpulan data? Kapan data tersebutdiperoleh? Dan sarana
apa yang akan digunakan untuk memperoleh data?Perawat professional yang pertama
kali mengkaji data klien dan menyusun perencanaan adalah orang yang bertanggung
jawab dalam mengevaluasi responklien terhadap intervensi yang diberikan. Perawat lain
yang membantumemberikan intervensi kepada klien harus berpartisipasi dalam proses
evaluasi.Validitas informasi meningkat jika lebih dari satu orang yang ikut
melakukanevaluasi.
3. Menganalisis dan membandingkan data terhadap kriteria dan standar.
Perawat memerlukan keterampilan dalam berfikir kritis,
kemampuanmenyelesaikan masalah, dan kemampuan mengambil keputusan
klinik.Kemampuan ini diperlukan untuk menentukan kesesuaian dan pentingnya
suatudata dengan cara membandingkan data evaluasi dengan kriteria serta standar
danmenyesuaikan asuhan keperawatan yang diberikan dengan kriteria dan standaryang
sudah ada. Pada tahap ini perawat dituntut untuk dapat mengidentifikasifaktor-faktor
yang mungkin dapat memengaruhi efektifitas asuhan keperawatan.
4. Merangkum hasil dan membuat kesimpulan.
Pertama kali yang perlu dilaksanakan oleh perawat pada tahap ini
adalahmenyimpulkan efektivitas semua intervensi yang telah dilaksanakan.
Kemudianmenentukan kesimpulan pada setiap diagnosis yang telah dilakukan
intervensi.Yang perlu diingat disini adalah tidak mungkin membuat suatu perencanaan
100% berhasil oleh karena itu memerlukan suatu perbaikan dan perubahan-
perubahan,sebaliknya tidak mungkin perencanaan yang telah disusun 100% gagal. Untuk

10
itudiperlukan kejelian dalam menyusun perencanaan, intervensi yang tepat, danmenilai
respon klien setelah diintervensi seobjektif mungkin.
5. Melaksanakan intervensi yang sesuai berdasarkan kesimpulan.
Pada tahap ini perawat melakukan intervensi berdasarkan hasil kesimpulanyang sudah
diperbaiki dari perencanaan ulang, tujuan, kriteria hasil, dan rencanaasuhan keperawatan.
Meskipun pengkajian dilaksanakan secara rutin dan berkesinambungan, aspek-aspek
khusus perlu dikaji ulang dan penambahan datauntuk akurasi suatu asuhan keperawatan.

E. Proses Evaluasi
Proses evaluasi terdiri dari 2 tahap :
1. Mengukur pencapaian tujuan klien
a. KOGNITIF (pengetahuan)
 Mengidentifikasi pengetahuan spesifik, yang diperlukan setelah klien
diajarkan tentang tekhnik tertentu.
 Lingkup evaluasi : pengetahuan terhadap penyakit, mengontrol gelaja-gejala,
pengobatan, diet, aktifitas, resiko komplikasi, pencegahan, pengukuran, dll.
 Evaluasi kognitif bisa diperoleh dari melalui interview atau test tertulis.
INTERVIEW
 Cara terbaik mengevaluasi pengetahuan adalah dengan interview.
 Dapat menggunakan beberapa strategi, Misalnya : recall, knowledge,
komprehensif, dan aplikasi fakta.
TES TESTULIS
 Menggunakan pulpen dan kertas untuk mengevaluasi pengetahuan yang telah
diajarkan.
b. Affektif (status emosional)
 Cenderung penilaianya subjektif dan sukar dievaluasi.
 Hasik penilaian emosi ditulis dalam bentuk perilaku. Misalnya : cemas yang
berkurang, klien ada kemauan berkomunikasi.
 Didapatkan melalui observasi langsung, feddback dari staff kesehatan lain
c. Psikomotor

11
 Penilaian dilakukan dengan observasi langsung pada perilaku sesuai dengan
tujuan/ kriteria hasil.
 Misalnya : Evaluasi cara menginjeksi insulin denga benar.

d. Perubahan fungsi tubuh dan gejala


 Evaluasi mencakup observasi terhadap aspek status kesehatan klien.
 Evaluasi bisa dilakukan dengan cara observasi secara langsung, interview
dan pemfis.
 Misalnya : tidak ada tanda gejala adanya wheesing dalam waktu 48 jam,
untuk evaluasi hasilnya maka perawat mengauskultasi suara paru pada
bagian anterior atau posterior dada.

F. Penentuan Keputusan dalam Proses Evaluasi


Ada 3 kemungkinan keputusan :
1. Klien telah mencapai hasil yang ditentukan dalam tujuan. (Perawat mengkaji
masalah klien lebih lanjut atau mengevaluasi outcomes yang lain).
2. Klien masih dalam proses mencapai hasil yang ditentukan. (Perlu penambahan
waktu resources, dan intervensi mungkin diperlukan sebelum tujuan tercapai)
3. Klien tidak dapat mencapai hasil yang ditentukan. (Identifikasi alasan mengapa
masalah timbul).

G. Tujuan Evaluasi Dalam Asuhan Keperawatan


Tujuan umum :
1. Menjamin asuhan keperawatan secara optimal
2. Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.

Tujuan khusus :
1. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan
2. Menyatakan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum
3. Meneruskan rencana tindakan keperawatan

12
4. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan
5. Dapat menentukan penyebab apabila tujuan asuhan keperawatan belum tercapai

H. Manafaat Evaluasi Dalam Asuhan Keperawatan


1. Untuk menentukan perkembangan kesehatan klien
2. Untuk menilai efektifitas, efisiensi dan produktifitas asuhan keperawatan yang
diberikan
3. Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
4. Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun siklus baru dalam proses
keperawatan
5. Menunjang tanggung gugat dan tanggung jawab dalam pelaksanaan keperawatan

I. Komunikasi Terapeutik Dalam Tahapan Evaluasi


Pada tahap ini perawat menilai keberhasilan dari asuhan dan tindakan keperawatan
yang telah dilakukan. Semua hasil dicatat dalam buku catatan perkembangan perawatan
Klien, mendiskusikan hasil dengan klien, meminta tanggapan klien atas keberhasilan atau
ketidakberhasilan tindakan yang dilakukan, dan bersama klien merencanakan tindak
lanjut asuhan keperawatannya. Jika belum berhasil maka perawat dapat mendisuksikan
kembali dengan klien apa yang diharapkan dan bagaimana peran serta / keterlibatan klien
atau keluarga dalam mencapai tujuan dan rencana baru asuhan keperawatan klien.
Pada setiap fase dalam proses keperawatan, perawat harus menggunakan teknik-
teknik komunikasi terapeutik dan menggunakan fase-fase berhubungan intim Perawat-
Klien mulai fase orientasi, fase kerja dan terminasi.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada proses keperawatan terdapat proses akhir yang disebut proses evaluasi,
dimana proses ini sangat penting dan berpengaruh pada hasil dari proses keperawatan,
sehingga kita sebagai mahasiswa keperawatan menyadari akan urutan-urutan dari
tahapan evaluasi. Tahapan evaluasi dititik beratkan pada tujuan dari evaluasi itu
sendiri yaitu menjamin asuhan keperawatan secara optimal dan meningkatkan asuhan
keperawatan sehingga para mahasiswa setelah membaca makalah ini diharapkan
dapat meningkatkan dan mengetahui dari tahapan evalusi itu sendiri. Evalusi adalah
proses penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian ulang rencana keperawatan./
Evaluasi adalah kegiatan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,rencana tindakan pelaksanaannya
sudah berhasil sudah berhasil dicapai. Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses
keperawatan, namun tidak berhenti sampai disini. Evaluasi hanya menunjukan
masalah mana yang telah dapat dipecahkan dan mana yang perlu dikaji ulang,
direncanakan kembali, dilaksanakan dan dievalusi kembali,jadi proses keperawatan
merupakan siklus yang dinamis bekelanjutan.
B. Saran
Setelah membaca makalah ini,diharapkan ada kritik dan saran yang dapat
membangun sehinggakami dapat menyempurnakan makalah kami.

14
Daftar Pustaka

Nurjanah, Intansari.2010.Proses Keperawatan NANDA, NOC & NIC.Jogjakarta: MocoMedia


https://www.academia.edu/8425510/Komunikasi_Terapeutik

https://www.nsnita.com/2012/01/evaluasi-dalam-keperawatan.html?m=1

http://dr-suparyanto.blogspot.com/2014/01/tahapan-komunikasi-terapeutik.html?m=1

https://yenibeth.wordpress.com/2008/06/19/evaluasi-keperawatan/

http://Pustakakomunikasi.blogspot.com

http://www.slideshare.net

https://www.slideshare.net/mobile/barkah1933/evaluasi-keperawatan-50258400

15
DIALOG PADA TAHAP EVALUASI

1. Dialog evaluasi setelah selesai melakukan tindakan keperawatan.


Contoh Dialog :
Perawat : “ Alhamdulillah bu tindakan sudah selesai dilakukan, ibu bagaimana sekarang
perasaannya setelah dilakukan tindakan ? “
Pasien : “ Alhamdulillah merasa lebih enakan. “
Perawat : “ alhamdulillah kalau begitu bu. Ibu apakah masih ada yang ingin ditanyakan
?“
Pasien : “ Tidak .”
Perawat : “ baik kalau begitu saya akan kembali lagi ke ruang perawat, nanti bila ibu
memerlukan bantuan saya, ibu bisa menghubungi saya di ruang perawat
melalui keluarga ibu atau menekan tombol merah di disamping ibu ya bu. “
Pasien : “ Baik. “
Perawat : “ baik saya tinggal ya bu, selamat beristirahat dan semoga lekas sembuh. “
Pasien : “ iya, terima kasih.”

16

Anda mungkin juga menyukai