Anda di halaman 1dari 6

TUGAS : INDIVIDU

MATA KULIAH : MANAJEMEN BENCANA


DOSEN : NURLINA, S.Kep.Ns.

“TAHAPAN DAN KEGIATAN DALAM  MANAJEMEN BENCANA


KESIAPSIAGAAN”

DISUSUN OLEH:

Nur Annisa
B2 OO2 17 004

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BARAMULI PINRANG
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

1
A. Definisi Kesiapsiagan
Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang
tepat guna dan berdaya guna (UU RI No.24 Tahun 2007). Sedangkan
Kesiapsiagaan menurut Carter (1991) adalah tindakan-tindakan yang
memungkinkan pemerintahan, organisasi, masyarakat, komunitas, dan individu
untuk mampu menanggapi suatu situasi bencana secara cepat dan tepat guna.
Termasuk kedalam tindakan kesiapsiagaan adalah penyusunan rencana
penanggulangan bencana, pemeliharan dan pelatihan personil.
Bila dilihaı dari istilahnya dan berdasar an pada jenis, waktu dan tujuan
aktivitasnya, kesiapsiagaan merupakan gabungan dari dua isfilah yang berbeda.
1. He-Siap-An (PreParedness)
Masa kesiapan terjadi saat kita menyadari adanya potensi ancaman
bahaya sampai masa tanda-tanda muncıılnya ancaman bahaya sudah nampak.
Lamanya masa ini berbeda pada tiap ancaman juga tergantung pada jelas
tidaknya tanda tanda munculnya bahaya. Fokus utama pada masa ini adalah
pembuatan “Rencana nutuk menghadapi Ancaman Bahaya (Bencana)”. Ada
dua rencana (Plan) yang dibuat pada masa ini, yaitu :
a. Rencana persiapan untuk menghadapi ancaman bahaya/bencana (PLAN
A)
b. Rencana SAAT ancaman bahaya/bencana terjadi (PLAN B)
2. Ke-Siaga-An (Readiness)
Kesiagaan adalah masa yang relatif pendek, dimulai ketlka muncul
tanda tanda awal akan adanya ancaman bahaya. Pada masa ini, rencana B
(PLAN B) mulai dijalankan dan semua orang diajak untuk siap sedia
melakukan peran yang sudah ditentukan sebelumnya.
3. Ke-Waspada-An ($lertness)
Kata ini lebih menunjuk ke sebuah momen/saat tertentu, yaitu ketika
sebuah ancaman bahaya pasti dan segera teŞadi. Pada masa inilah semua hal
yang berhubnngan dengan kesiapsiagaan akan diuji, apakah semua berjalan
sesuai dengan rencana ataukah ada hal-hal bam yang muncul dan perlu
ditangani dengan segera. Masa ini tidak bisa direncanakan, karena itu semua
yang terjadi pada masa ini sifatnya sangat darurat. Antisipasi kita akan
datangnya masa ioilah yang menennıkan rencana kesiapsiagaaıı Rita.

2
Berikut ini adalah contoh upaya kesiapan/kesiapsiagaan yang biasanya
dilakukan oleh pemerintah di tingkat lokal yaitu :
1. Memasang tanda ancaman pada jembatan yang rendah agar tidak dilalui
masyarakat pada
saat banjir.
2. Mempersiapkan keperluan darurat selama banjir, seperfi peralatan untuk
tindakan penyelamatan, misalnya perahu karet, kendaraan dan bahan
bakamya; persediaan bahan pokok yang diperlukan pada kondisi tanggap
darurat, seperti makanan pokok, obat-obatan, air bersih, selîruut,peralatan
memasak unıuk di tempat evakuasi, tempat evakuasi, roll (ADPC, 2005).
3. Melakukan perencanaan nutuk melakukan evakuasi. Hal ini terk.ait dengan
koordinasi antara satu dengan yang lainnya, siapa melakukan apa pada saat
keadaan darurat, serta bagaimana menyelamatkan diri menuju tempat yang
aman (menentukan jalur evakuasi dan tempat evakuasi) sera melakukan
latihan evakuasi.
4. Mengorganisasikan sistem keamanan pada keadaan darurat, khususnya rumah
hunian yang
ditinggal mengungsi.
Sementara tindakan kesiapan/kesiapsiagaan yang dapat dilakukan di tingkat
masyarakat (keluarga dan individu)
adalah :
1. Menempatkan barang barang elektronik (pemanas air, panel,meteran dan
peralatan listrik) serta barang berharga (ijasah, sertifikat tanah, dll) di tempat
yang tinggi (tidak terjangkau bencana banjir)
2. Menyiapkan alamat/no telp yang penting untuk dihubungi.
3. Menyediakan barang barang kebutuhan darurat saat memasuki musini
penghujan seperti radio, obat obatan, makanan, minuman, baju hangat dan
pakaian, senter, lilin, selimut, pelampung, ban dalam mobil atau barang-
barang yang bisa mengapung, tali dan korek api.
4. Pindahkan barang-barang rumah tangga seperti fumiture ke tempat yang lebih
tinggi
5. Menyimpan surat-surat penting di dalam tempat yang tinggi, kedap air dan
annan

3
B. Aktivitas Pokok Terkait Kesiapsiagaan
Aktivitas aktivitas pokok dalam kesiapsiagaan -- yang dapat menjadi syarat
dan harus ada dalam kegiatan Kesiapsiagaan -- dapat dikelompokan dalam 3
kelompok besar aktivitas sebagai berikut :
1. Adanya Rencana Untuk Menghadapi Bencana/BahayaBaik rencana
SEBELUM teŞadi bahaya/bencana maupun rencana SAAT terjadinya
bahaya). Termasuk aktivitas Kajian Risiko Bencana (Kajian Ancaman,
Kerentanan dan Kapasitas) yang akan menjadi dasar pembuatan rencana
kesiapsiagaan. Rencana saat ıerjadinya bahaya juga meliputi rencana
evakuasi, sistem peringatan dini, manajemen informasi dan komunikasi.
2. Adanya Pembagîan Peran Yang Jelas fKoordinasi, Te£zıis, Support) Untuk
MeIa£sanakan Rencana Tersebut Baik Untuk Sebelum Maupun Saat Bahaya/
Termasuk memastikan bahwa semua orang tahu/mampu mengeŞakan tugas
yang lain, sehingga dalam keadaan tertentu bisa saling menggantikan (sebagai
sebuah rencana kontinjensi), misalnya orang yang bertanggung jawab tidak
berada di tempat saat ancaman bahaya muncul, atau justru menjadi korban
saat bahaya muncııl. Dalam hal ini juga harus dipikirkan support untuk orang-
orang yang bertanggung jawab ini, termasuk di dalaınnya support secara
psikologis saat ancaman bahaya terjadi.
3. Adanya Upaya Penizıgkatan Kapasitas Berupa Pelatlhan Dan Simulasi.
Melakukan Kajian Kapasitas yang diperlukan untuk rencana kesiapsiagaan,
baik yang sudah dapat dilakukan maupun belum, juga latihan latihan untuk
mencapai kapasitas dan ketrampilan yang belum dimiliki serta melakukan
banyak simulasi bahaya. Tanpa latihan dan simıılasi, semua rencana yang
telah dibuat tidak akan berguna, melalui pelatihan dan simulasi yang terus
menerus dan ajeg kapasitas akan meningkat dan mengetahui apa saja yang
maslh perlu dan dapat ditingkatkan. Kita juga mungkin akan mendapatkan
masukan bam untuk hal hal yang belum terpilörkan dan direncanakan.

C. Maeam-Macam Aktivitas Kesiapsiagaan


Secara keseluruhan, Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana dapat
dikategorikan dalam beberapa aspek berupa sembilan aktivitas sebagai berikut
1. Pengukuran Awal
a. Melakukan pengukuran awal terhadap Risiko Bencana (bahaya dan
kerentanan)
b. Membuat sumber data yang fokus pada bahaya potensial yang mııngkn
memberikan pengaruh

4
2. Perencanaan
a. Mengidentifîkasi tugas-tugas maupun tanggungjawab secara lebih spesifik
baik oleh masyarakat ataupun lembaga dalam situasi darurat
b. Metibatkan organlsasi yang ada di masyarakat (grassroots), LSM,
pemerintahan lokal maupun nasional, lembaga donor yang memililö
komitmen jangka panjang di area yang rentan tersebut
3. Rencana Institusionat
a. Mengukur kekuatan dari komunitas dan snuktur yang tersedia
b. Mencerininkan tangung|awab terhadap keahlian yang ada
c. MempJelas tugas dan tanggungJawab secara lugas dan sesuai
4. Sistem Inforznasi

a. Mengkoordinaslkan peralatan yang dapat mengumpulkan sekaligus


menyebarkan peringatan awal mengenai bencana dan hasil pengukuran
terhadap kerentanan yang ada baik di dalam lembaga maupun antar
organisasiyang terlibatkepada masyarakat luas
5. Pusat Sumber Daya
Melakukan antisipasi terhadap bantuan dan pemulihan yang
dibutuhkan secara terbuka dan menggunakan pengaturan yang spesifik.
Peijanjian atau pencatatan tertulis sebaiknya dilakukan untuk
a. memastikan barang dan jasa yang dibutuhkan memang tersedia,
tennasuk :Dana bantuan bencana
b. Perencanaan dana bencana
c. Mekanisme kordinasi peralatan yang ada
d. Penyimpanan
6. Sistem Peringatan
Harus dikembangkan sebuah cara yang efektif dalam menyampaikan
peringatan kepada masyarakat luas meskipun fidak tersedia sistem
komunikasi yang memadai. Sebagai pelengkap, masyarakat internasional juga
harus diberlkan perîngatan mengenai bahaya yang akan terjadi yang
memungkinkan masuknya bantuan secara intemasional.
7. Mekanisme Respon
Respon yang akan muncul terhadap teıjadinya bencana akan sangat
banyak dan dating dari daerah yang luas cakupannya sehingga harus
dipertimbangkan serta disesuaikan dengan rencana kesiapsiagaan. Perlu juga

5
dikomunikasikan kepada masyarakat yang akan terlibat dalam koordinasi dan
berpartisipasi pada saat muncul bahaya.
8. Peïatïhan Dan Pendidlkan Terhadap Masyarakat
Dari berbagai jenis program pengetahuan mengenai bencana, mereka
yang terkena aneaman bencana seharusnya mempelajari dan mengetahui hal-
hal apa saja yang diharapkan dan apa yang harus dilakukan pada saat bencana
tiba. Sebaiknya fasilitator program pelatihan dan pendidikan sistem peringatan
ini juga mempelajari kebiasaan serta permasalahan yang ada di masyarakat
setempat serta kemungkinan munculnya perbedaan/pertentangan yang te adi
dalam penerapan bencana.

9. Praktek
Kegiatan mempraktikkan hal-hal yang sudah dipersiapkan dalam
rencana kesiapsiagaandalam menghadapi bencana dibutııhhan untuk
menekankan kembali instruksi-instruksi yang tercakup dalam program,
mengidentifıkasi kesenjangan yang munglön muncul dalam rencana
kesiapsiagaan tersebut. Selain itu, agar didapatkan informasi tambahan yang
berhubungan dengan perbaikan ıencana tersebnt.

Anda mungkin juga menyukai