Anda di halaman 1dari 18

EPIDEMIOLOGI DIABETES MELITUS

(AKTIVITAS 1 NO 4-5)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Konsep Dasar Keperawatan I Diabetes Melitus


Dosen Pengajar Ibu Ns. Reny Sulistyowati, M.Kep

Oleh:

Kelompok : II (Dua)
Nama : Diah Ayu Mulyani NIM: 62.20.1.16.132
Eka Setya Pratama R NIM: 62.20.1.16.133
Farihatun Nisa NIM: 62.20.1.16.140
Krisdayanti NIM: 62.20.1.16.149
Vidya Eka Saputri NIM: 62.20.1.16.165
Yoga Deswantono NIM: 62.20.1.16.166

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA


PRODI DIV KEPERAWATAN REGULER III
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga
rangkuman ini dapat tersusun hingga selesai. Dan tidak lupa mengucapkan banyak terima
kasih, terutama kepada Ibu Ns. Reny Sulistyowati, M.Kep Selaku pembimbing dalam
penulisan rangkuman sederhana ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
baik secara moral maupun materil dan Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
pada karya rangkuman ini. Oleh sebab itu Penulis menantikan adanya kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca yang budiman demi perbaikan untuk penulisan yang akan
datang.
Dan harapan kami semoga rangkuman sederhana ini dapat memberikan manfaat
yang besar bagi para pembaca khususnya mahasiswa.

Palangka Raya, 19 Agustus 2019


Kelompok II

ii
DAFTAR PUSTAKA

Halaman......................................................................................................................................
Kata Pengantar. ................................................................................................................. ......ii
Daftar Isi .................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................1


A. Latar Belakang .............................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan ..........................................................................................................2
C. Manfaat Penulisan ........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................3


A. Definisi Epidemiologi ....................................................................................................3
B. Perkembangan dan Prevalensi DM Secara Global ......................................................4
C. Perkembangan dan Prevalensi DM di Indonesia ..........................................................7
D. Pengukuran Epidemiologi ...........................................................................................10
E. Pembahasan Soal Aktivias I No 4-5 ..........................................................................13

BAB III PENUTUP ...................................................................................................................14


A. Kesimpulan .................................................................................................................14
B. Saran ..........................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Meningkatnya prevalensi diabetes melitus di beberapa negara berkembang,
akibat peningkatan kemakmuran di negara bersangkutan, akhir-akhir ini banyak
disoroti. Peningkatan pendapatan per kapita dan perubahan gaya hidup terutama di
kota-kota besar, menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit degeneratif, seperti
penyakit jantunh koroner (PJK), hipertensi, hiperlipedemia, diabetes dan lain-lain.
Tetapi data epidemiologi di negara berkembang memang masih belum banya. Hal ini
disebabkan penelitian epidemiologi sangat mahal bianyanya. Oleh karena itu angka
prevalensi yang dapat ditelusuri terutama berasal dari negara maju.
Di Indonesia penyandang diabetes melitus (DM) tipe 1 sangat jarang.
Demikian pula di negara tropis lainn. Hal ini rupanya ada hubungannya dengan letak
geografis Indonesia yang terletas di daerah katulistiwa. Dari angka prevalensi
berbagai negara tampak bahwa makin jauh letaknya suatu negara dari katulistiwa
makin tinggi prevalensi Dm tipe 1-nya. Lain halnya pada DM tipe 2 yang meliputi lebih
90% dari semua populasi diabetes, faktor lingkungan sangat berperan.
Jumlah penyandang diabetes terutama diabetes tipe 2 makin meningkat di
seluruh dunia terutama di negara berkembang karena perubahan gaya hidup salah
yang menyebabkan obesitas. Faktor urbanisasi dan meningkatnya pelayanan
kesehatan merupakan faktor penting juga karena usia menjadi lebih panjang. Untuk
pertama kalinya sebesar 5,7%, berkat penelitian yang baru saja selesai dilakuakn oleh
Litbangkes Depkes.

1
2

B. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahuai perkembangan dan prevalensi DM secara Global dan
Indonesia.

C. Manfaat Penulisan
Untuk meningkatkan pengetahuan dan gambaran mengenai perkembangan
dan prevalensi DM secara Global dan Indonesia.
BAB II
TINJAUN PUSTAKA

A. DEFINISI EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi secara terminologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari
tiga kata yaitu epi (di atas/di antara/ yang di antara), demos (populasi, orang,
masyarakat), dan logos (ilmu). Berdasarkan arti secara harfiah tersebut, dapat
dikatakan epidemiologi merupakan ilmu yang mempelajari suatu penyakit yang ada di
antara masyarakat/ pupulasi.
Epidemiologi merupakan salah satu ilmu yang digunakan dalam mencari
penyebab penyakit. Dewasa ini, epidemiologi selain sebagai ilmu dalam mencari
penyebab suatu penyakit, juga digunakan dalam pemilihan upaya pencegahan
penyakit.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa epidemiologi adalah ilmu yang
mempelajari distribusi dan determinan penyakit atau masalah kesehatan pada
kelompok manusia, serta mempelajari bagaimana suatu penyakit terjadi dan meneliti
upaya preventif maupun upaya mengatasi masalah tersebut.

B. PERKEMBANGAN DAN PREVALENSI DM SECARA GLOBAL


Data WHO menunjukkan bahwa angka kejadian penyakit tidak menular pada
tahun 2004 yang mencapai 48,30% sedikit lebih besar dari angka kejadian penyakit
menular, yaitu sebesar 47,50%. Bahkan penyakit tidak menular menjadi penyebab
kematian nomor satu di dunia (63,50%). (Faktor Risiko Diabetes Mellitus di Indonesia
(Analisis Data Sakerti 2007), Dita Garnita, FKM UI, 2012).
Sebagai bagian dari agenda untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030,
negara anggota telah menetapkan target untuk mengurangi angka kematian akibat
penyakit tidak menular (termasuk diabetes), menjadi sepertiganya, agar dapat
mencapai Universal Health Coverage (UHC) dan menyediakan akses terhadap obat-
obatan esensial yang terjangkau pada tahun 2030.

3
4

Secara global, diperkirakan 422 juta orang dewasa hidup dengan diabetes
pada tahun 2014, dibandingkan dengan 108 juta pada tahun 1980. Prevalensi
diabetes di dunia (dengan usia yang distandarisasi) telah meningkat hampir dua kali
lipat sejak tahun 1980, meningkat dari 4,7% menjadi 8,5% pada populasi orang
dewasa. Hal ini mencerminkan peningkatan faktor risiko terkait seperti kelebihan berat
badan atau obesitas. Selama beberapa dekade terakhir, prevalensi diabetes
meningkat lebih cepat di negara berpenghasilan rendah dan menengah daripada di
negara berpenghasilan tinggi.
Diabetes menyebabkan 1,5 juta kematian pada tahun 2012. Gula darah yang
lebih tinggi dari batas maksimum mengakibatkan tambahan 2,2 juta kematian, dengan
meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan lainnya. Empat puluh tiga persen
(43%) dari 3,7 juta kematian ini terjadi sebelum usia 70 tahun. Persentase kematian
yang disebabkan oleh diabetes yang terjadi sebelum usia 70 tahun lebih tinggi di
negaranegara berpenghasilan rendah dan menengah daripada di negara-negara
berpenghasilan tinggi. (WHO Global Report, 2016).
5

WHO memperkirakan bahwa, secara global, 422 juta orang dewasa berusia di
atas 18 tahun hidup dengan diabetes pada tahun 2014. Jumlah terbesar orang
dengan diabetes diperkirakan berasal dari Asia Tenggara dan Pasifik Barat, terhitung
sekitar setengah kasus diabetes di dunia. Di seluruh dunia, jumlah penderita diabetes
telah meningkat secara substansial antara tahun 1980 dan 2014, meningkat dari 108
juta menjadi 422 juta atau sekitar empat kali lipat.
6

Meskipun faktor risikonya sering dikaitkan dengan gaya hidup, namun jumlah
kematian akibat penyakit kardiovaskular dan diabetes cenderung lebih banyak terjadi
di negara berkembang dibandingkan dengan negara maju. Menurut data WHO tahun
2008, jumlah kematian yang disebabkan diabetes melitus dan penyakit kardiovaskular
di negara maju seperti Jepang, Inggris, Swedia, dan Amerika Serikat lebih sedikit
dibandingkan dengan di negara berkembang seperti di Laos, Kamboja, dan Myanmar.
Selengkapnya dapat dilihat di tabel berikut ini.
7

C. PERKEMBANGAN DAN PREVALENSI DM DI INDONESIA


Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995-2001 dan Riskesdas
2007 menunjukkan bahwa penyakit tidak menular seperti stroke, hipertensi, diabetes
melitus, tumor, dan penyakit jantung merupakan penyebab kematian utama di
Indonesia. Pada tahun 2007, sebesar 59,5% penyebab kematian di Indonesia
merupakan penyakit tidak menular. Selain itu, persentase kematian akibat penyakit
tidak menular juga meningkat dari tahun ke tahun, yaitu 41,7% pada tahun 1995,
49,9% pada tahun 2001, dan 59,5% pada tahun 2007.
8
9

Jika dibandingkan dengan tahun 2013, prevalensi DM berdasarkan diagnosis


dokter pada penduduk umur ≥ 15 tahun hasil Riskesdas 2018 meningkat menjadi 2%.
Prevalensi DM berdasarkan diagnosis dokter dan usia ≥ 15 tahun yang terendah
terdapat di Provinsi NTT, yaitu sebesar 0,9%, sedangkan prevalensi DM tertinggi di
Provinsi DKI Jakarta sebesar 3,4%.
Prevalensi DM semua umur di Indonesia pada Riskesdas 2018 sedikit lebih
rendah dibandingkan prevalensi DM pada usia ≥15 tahun, yaitu sebesar 1,5%.
Sedangkan provinsi dengan prevalensi DM tertinggi semua umur berdasarkan
diagnosis dokter juga masih di DKI Jakarta dan terendah di NTT.

Gambar di atas membandingkan prevalensi diabetes melitus pada semua


umur dengan rutin periksa kadar gula darah di Indonesia selama tahun 2018, dimana
dapat diketahui bahwa kesadaran untuk memeriksa kadar gula darah secara rutin
pada penderita diabetes sudah cukup baik, karena prevalensinya lebih tinggi
dibandingkan penderita DM semua umur.
10

D. PENGUKURAN EPIDEMIOLOGI
Pengukuran epidemiologi penyakit dibagi manjadi 2 yaitu:
1. Insiden
Insiden adalah gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit
yang ditemukan pada suatu waktu tertentu di dalam kelompok masyarakat. Untuk
dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit, sebelumnya harus diketahui
terlebih dahulu tentang :
a. Data tentang jumlah penderita baru.
b. Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru
Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam, yait
a. Incidence Rate
Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah
penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan
jangka waktu yang bersangkutan.
Rumus yang digunakan:
Jumlah Penderita Baru
Insiden rate = −−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−− x K
Jumlah penduduk yg mungkin terkena
Penyakit tersebut pada pertengahan tahun
K = Konstanta ( 100%, 1000 ‰) X K

Manfaat Incidence Rate adalah :


1) Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi
2) Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi
3) Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu
fasilitas pelayanan kesehatan.
11

b. Attack Rate
Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada
suatu saat dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena
penyakit tersebut pada saat yang sama.

Manfaat Attack Rate adalah :


1) Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit.
2) Makin tinggi nilai AR, maka makin tinggi pula kemampuan
Penularan penyakit tersebut.

Rumus yang digunakan :


Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat
Attack rate =−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−xK
Jumlah Penduduk yg. Mungkin terkena Penyakit
Tersebut pd. Saat yg. Sama.

c. Secondary Attack Rate


Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada serangan
kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi orang/penduduk
yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama.
Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu
populasi yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga ).
Rumus yang digunakan :
Jumlah Penderita Baru pd. Serangan Kedua
SAR = −−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−− x K
(Jml. Penddk – Pendd. Yg. Terkena Serangan Pertama )
12

2. Prevalen
Gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada
suatu jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu. Pada
perhitungan angka Prevalensi, digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa
memperhitungkan orang/penduduk yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko
(Population at Risk). Sehingga dapat dikatakan bahwa Angka Prevalensi
sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni, karena Penduduk yang tidak
mungkin terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan. Secara umum
nilai prevalen dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. Period Prevalen Rate
Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada
suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada
pertengahan jangka waktu yang bersangkutan Nilai Periode Prevalen
Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit diketahui saat
munculnya, misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan Jiwa.
Rumus yang digunakan :
Jumlah penderita lama & baru
Periode Prevalen Rate = −−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−x K
Jumlah penduduk pertengahan

b. Point Prevalen Rate


Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat
dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu. Dapat dimanfaatkan untuk
mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
Rumus :
Jumlah Individu yang sedang sakit pada
satu waktu tertentu
Prevalen Rate = ----------------------------------------------------------------xK
Jumlah Individu dalam populasi tersebut
pada waktu tertentu
13

E. PEMBAHASAN SOAL AKTIVITAS 1 NO 4-5


1. SOAL NO 4
Pada tahun 2008, jumlah penduduk Indonesia adalah 228.523.342 orang.
Apabila prevalensi DM mencapai 5,7% berapa orang indonesia pada tahun
2008 yang menderita DM?
Permbahasan :
RUMUS:
Jumlah individu yang sakit = Jumlah Populasi X Prevalensi Rate
Diketahui : Jumlah Populasi : 228.523.342
Prevalensi : 5,7%
Ditanya : Jumlah Orang Penderita DM?
Jawab :
Jumlah Orang Penderita DM = 228.523.342 X 5,7% = 13.025.830 Orang

2. SOAL NO 5
Pada tahun 2008 penduduk Jawa Timur berjumah 37.071.731 orang.
Penderita DM diperkirakan mencapai 2.520.878 orang. Berapa prevalensi DM
di Jawa Timur pada tahun 2008?
Pembahasan :
RUMUS:
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑰𝒏𝒅𝒊𝒗𝒊𝒅𝒖 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒅𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒌𝒊𝒕
𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒔𝒂𝒕𝒖 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒕𝒆𝒓𝒕𝒆𝒏𝒕𝒖
𝑷𝒓𝒆𝒗𝒂𝒍𝒆𝒏𝒔𝒊 𝒓𝒂𝒕𝒆 = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑰𝒏𝒅𝒊𝒗𝒊𝒅𝒖 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒑𝒐𝒑𝒖𝒍𝒂𝒔𝒊 𝒕𝒆𝒓𝒔𝒆𝒃𝒖𝒕 𝒙𝑲
𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒕𝒆𝒓𝒕𝒆𝒏𝒕𝒖

Diketahui : Jumlah Orang Penderita DM : 2.520.878 Orang


Jumlah Populasi : 37.071.731 Orang
Ditanya : Prevalensi DM?
Jawab :
2.520.878
𝑃𝑟𝑒𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑅𝑎𝑡𝑒 = 𝑥 100
37.071.731
= 6,8 %
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat kita simbulkan bahwa epidemiologi adalah
ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan penyakit atau masalah kesehatan
pada kelompok manusia, serta mempelajari bagaimana suatu penyakit terjadi dan
meneliti upaya preventif maupun upaya mengatasi masalah tersebut.
Dari data WHO secara global menunjukkan bahwa Estimasi Negara Indonesia
menduduki posisi peringkat ke empat dari 10 negara pada tahun 2030 dengan jumlah
21,3 juta penduduk .Sedangkan di Indonesia sendiri untuk daerah yang paling tinggi
angkat penyakit Diabetes Melitus adalah kota DKI Jakarta sebanyak 2,6%.
Dalam menghitung prevalensi dapat digunakan rumus :

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑰𝒏𝒅𝒊𝒗𝒊𝒅𝒖 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒅𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒌𝒊𝒕


𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒔𝒂𝒕𝒖 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒕𝒆𝒓𝒕𝒆𝒏𝒕𝒖
𝑷𝒓𝒆𝒗𝒂𝒍𝒆𝒏𝒔𝒊 = 𝒙𝑲
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑰𝒏𝒅𝒊𝒗𝒊𝒅𝒖 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒑𝒐𝒑𝒖𝒍𝒂𝒔𝒊 𝒕𝒆𝒓𝒔𝒆𝒃𝒖𝒕
𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒕𝒆𝒓𝒕𝒆𝒏𝒕𝒖

B. SARAN
Saran kami sebagai mahasiswa keperawatan agar dapat meningkatkan
pemahamannya terhadap epidemiologi khususnya Diabetes Melitua dan dapat
dikembangkan dalam tatanan layanan keperawatan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Hasil Riskesdas
2018.

Badan Pusat Statistik. 2017. Statistik Kesejahteraan Rakyat 2017. Jakarta. INFODATIN

Budiarto, Eko dan Dewi Anggraeni. 2013 Pengantar Epidemiologi. Jakarta: EGC

Dita Garnita, Faktor Risiko Diabetes Melitus di Indonesia (Analisis Data Sakerti 2007), FKM
UI, 2012 .

Lapau, Buchari dan Alib Birwin. 2017. Prinsip dan Metode Epidemiologi. Jakarta: KENCANA.

Nangi, Moh Guntur, dkk. 2019. Dasar Epidemiologi. Yogyakarta: CV Budi Utama.

Rajab, Wahyudin. 2009. Buku Ajar Epidemiologi Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: EGC.

Suyono, Slamet. 2018. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarata: FKUI

15

Anda mungkin juga menyukai