(AKTIVITAS 1 NO 4-5)
Oleh:
Kelompok : II (Dua)
Nama : Diah Ayu Mulyani NIM: 62.20.1.16.132
Eka Setya Pratama R NIM: 62.20.1.16.133
Farihatun Nisa NIM: 62.20.1.16.140
Krisdayanti NIM: 62.20.1.16.149
Vidya Eka Saputri NIM: 62.20.1.16.165
Yoga Deswantono NIM: 62.20.1.16.166
Puji syukur kehadirat kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga
rangkuman ini dapat tersusun hingga selesai. Dan tidak lupa mengucapkan banyak terima
kasih, terutama kepada Ibu Ns. Reny Sulistyowati, M.Kep Selaku pembimbing dalam
penulisan rangkuman sederhana ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
baik secara moral maupun materil dan Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
pada karya rangkuman ini. Oleh sebab itu Penulis menantikan adanya kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca yang budiman demi perbaikan untuk penulisan yang akan
datang.
Dan harapan kami semoga rangkuman sederhana ini dapat memberikan manfaat
yang besar bagi para pembaca khususnya mahasiswa.
ii
DAFTAR PUSTAKA
Halaman......................................................................................................................................
Kata Pengantar. ................................................................................................................. ......ii
Daftar Isi .................................................................................................................................. iii
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meningkatnya prevalensi diabetes melitus di beberapa negara berkembang,
akibat peningkatan kemakmuran di negara bersangkutan, akhir-akhir ini banyak
disoroti. Peningkatan pendapatan per kapita dan perubahan gaya hidup terutama di
kota-kota besar, menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit degeneratif, seperti
penyakit jantunh koroner (PJK), hipertensi, hiperlipedemia, diabetes dan lain-lain.
Tetapi data epidemiologi di negara berkembang memang masih belum banya. Hal ini
disebabkan penelitian epidemiologi sangat mahal bianyanya. Oleh karena itu angka
prevalensi yang dapat ditelusuri terutama berasal dari negara maju.
Di Indonesia penyandang diabetes melitus (DM) tipe 1 sangat jarang.
Demikian pula di negara tropis lainn. Hal ini rupanya ada hubungannya dengan letak
geografis Indonesia yang terletas di daerah katulistiwa. Dari angka prevalensi
berbagai negara tampak bahwa makin jauh letaknya suatu negara dari katulistiwa
makin tinggi prevalensi Dm tipe 1-nya. Lain halnya pada DM tipe 2 yang meliputi lebih
90% dari semua populasi diabetes, faktor lingkungan sangat berperan.
Jumlah penyandang diabetes terutama diabetes tipe 2 makin meningkat di
seluruh dunia terutama di negara berkembang karena perubahan gaya hidup salah
yang menyebabkan obesitas. Faktor urbanisasi dan meningkatnya pelayanan
kesehatan merupakan faktor penting juga karena usia menjadi lebih panjang. Untuk
pertama kalinya sebesar 5,7%, berkat penelitian yang baru saja selesai dilakuakn oleh
Litbangkes Depkes.
1
2
B. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahuai perkembangan dan prevalensi DM secara Global dan
Indonesia.
C. Manfaat Penulisan
Untuk meningkatkan pengetahuan dan gambaran mengenai perkembangan
dan prevalensi DM secara Global dan Indonesia.
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
A. DEFINISI EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi secara terminologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari
tiga kata yaitu epi (di atas/di antara/ yang di antara), demos (populasi, orang,
masyarakat), dan logos (ilmu). Berdasarkan arti secara harfiah tersebut, dapat
dikatakan epidemiologi merupakan ilmu yang mempelajari suatu penyakit yang ada di
antara masyarakat/ pupulasi.
Epidemiologi merupakan salah satu ilmu yang digunakan dalam mencari
penyebab penyakit. Dewasa ini, epidemiologi selain sebagai ilmu dalam mencari
penyebab suatu penyakit, juga digunakan dalam pemilihan upaya pencegahan
penyakit.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa epidemiologi adalah ilmu yang
mempelajari distribusi dan determinan penyakit atau masalah kesehatan pada
kelompok manusia, serta mempelajari bagaimana suatu penyakit terjadi dan meneliti
upaya preventif maupun upaya mengatasi masalah tersebut.
3
4
Secara global, diperkirakan 422 juta orang dewasa hidup dengan diabetes
pada tahun 2014, dibandingkan dengan 108 juta pada tahun 1980. Prevalensi
diabetes di dunia (dengan usia yang distandarisasi) telah meningkat hampir dua kali
lipat sejak tahun 1980, meningkat dari 4,7% menjadi 8,5% pada populasi orang
dewasa. Hal ini mencerminkan peningkatan faktor risiko terkait seperti kelebihan berat
badan atau obesitas. Selama beberapa dekade terakhir, prevalensi diabetes
meningkat lebih cepat di negara berpenghasilan rendah dan menengah daripada di
negara berpenghasilan tinggi.
Diabetes menyebabkan 1,5 juta kematian pada tahun 2012. Gula darah yang
lebih tinggi dari batas maksimum mengakibatkan tambahan 2,2 juta kematian, dengan
meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan lainnya. Empat puluh tiga persen
(43%) dari 3,7 juta kematian ini terjadi sebelum usia 70 tahun. Persentase kematian
yang disebabkan oleh diabetes yang terjadi sebelum usia 70 tahun lebih tinggi di
negaranegara berpenghasilan rendah dan menengah daripada di negara-negara
berpenghasilan tinggi. (WHO Global Report, 2016).
5
WHO memperkirakan bahwa, secara global, 422 juta orang dewasa berusia di
atas 18 tahun hidup dengan diabetes pada tahun 2014. Jumlah terbesar orang
dengan diabetes diperkirakan berasal dari Asia Tenggara dan Pasifik Barat, terhitung
sekitar setengah kasus diabetes di dunia. Di seluruh dunia, jumlah penderita diabetes
telah meningkat secara substansial antara tahun 1980 dan 2014, meningkat dari 108
juta menjadi 422 juta atau sekitar empat kali lipat.
6
Meskipun faktor risikonya sering dikaitkan dengan gaya hidup, namun jumlah
kematian akibat penyakit kardiovaskular dan diabetes cenderung lebih banyak terjadi
di negara berkembang dibandingkan dengan negara maju. Menurut data WHO tahun
2008, jumlah kematian yang disebabkan diabetes melitus dan penyakit kardiovaskular
di negara maju seperti Jepang, Inggris, Swedia, dan Amerika Serikat lebih sedikit
dibandingkan dengan di negara berkembang seperti di Laos, Kamboja, dan Myanmar.
Selengkapnya dapat dilihat di tabel berikut ini.
7
D. PENGUKURAN EPIDEMIOLOGI
Pengukuran epidemiologi penyakit dibagi manjadi 2 yaitu:
1. Insiden
Insiden adalah gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit
yang ditemukan pada suatu waktu tertentu di dalam kelompok masyarakat. Untuk
dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit, sebelumnya harus diketahui
terlebih dahulu tentang :
a. Data tentang jumlah penderita baru.
b. Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru
Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam, yait
a. Incidence Rate
Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah
penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan
jangka waktu yang bersangkutan.
Rumus yang digunakan:
Jumlah Penderita Baru
Insiden rate = −−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−− x K
Jumlah penduduk yg mungkin terkena
Penyakit tersebut pada pertengahan tahun
K = Konstanta ( 100%, 1000 ‰) X K
b. Attack Rate
Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada
suatu saat dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena
penyakit tersebut pada saat yang sama.
2. Prevalen
Gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada
suatu jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu. Pada
perhitungan angka Prevalensi, digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa
memperhitungkan orang/penduduk yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko
(Population at Risk). Sehingga dapat dikatakan bahwa Angka Prevalensi
sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni, karena Penduduk yang tidak
mungkin terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan. Secara umum
nilai prevalen dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. Period Prevalen Rate
Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada
suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada
pertengahan jangka waktu yang bersangkutan Nilai Periode Prevalen
Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit diketahui saat
munculnya, misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan Jiwa.
Rumus yang digunakan :
Jumlah penderita lama & baru
Periode Prevalen Rate = −−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−x K
Jumlah penduduk pertengahan
2. SOAL NO 5
Pada tahun 2008 penduduk Jawa Timur berjumah 37.071.731 orang.
Penderita DM diperkirakan mencapai 2.520.878 orang. Berapa prevalensi DM
di Jawa Timur pada tahun 2008?
Pembahasan :
RUMUS:
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑰𝒏𝒅𝒊𝒗𝒊𝒅𝒖 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒅𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒌𝒊𝒕
𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒔𝒂𝒕𝒖 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒕𝒆𝒓𝒕𝒆𝒏𝒕𝒖
𝑷𝒓𝒆𝒗𝒂𝒍𝒆𝒏𝒔𝒊 𝒓𝒂𝒕𝒆 = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑰𝒏𝒅𝒊𝒗𝒊𝒅𝒖 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒑𝒐𝒑𝒖𝒍𝒂𝒔𝒊 𝒕𝒆𝒓𝒔𝒆𝒃𝒖𝒕 𝒙𝑲
𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒕𝒆𝒓𝒕𝒆𝒏𝒕𝒖
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat kita simbulkan bahwa epidemiologi adalah
ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan penyakit atau masalah kesehatan
pada kelompok manusia, serta mempelajari bagaimana suatu penyakit terjadi dan
meneliti upaya preventif maupun upaya mengatasi masalah tersebut.
Dari data WHO secara global menunjukkan bahwa Estimasi Negara Indonesia
menduduki posisi peringkat ke empat dari 10 negara pada tahun 2030 dengan jumlah
21,3 juta penduduk .Sedangkan di Indonesia sendiri untuk daerah yang paling tinggi
angkat penyakit Diabetes Melitus adalah kota DKI Jakarta sebanyak 2,6%.
Dalam menghitung prevalensi dapat digunakan rumus :
B. SARAN
Saran kami sebagai mahasiswa keperawatan agar dapat meningkatkan
pemahamannya terhadap epidemiologi khususnya Diabetes Melitua dan dapat
dikembangkan dalam tatanan layanan keperawatan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Hasil Riskesdas
2018.
Badan Pusat Statistik. 2017. Statistik Kesejahteraan Rakyat 2017. Jakarta. INFODATIN
Budiarto, Eko dan Dewi Anggraeni. 2013 Pengantar Epidemiologi. Jakarta: EGC
Dita Garnita, Faktor Risiko Diabetes Melitus di Indonesia (Analisis Data Sakerti 2007), FKM
UI, 2012 .
Lapau, Buchari dan Alib Birwin. 2017. Prinsip dan Metode Epidemiologi. Jakarta: KENCANA.
Nangi, Moh Guntur, dkk. 2019. Dasar Epidemiologi. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Rajab, Wahyudin. 2009. Buku Ajar Epidemiologi Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: EGC.
15