Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“------------------------------------------------”

Diajukan untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Dasar Ilmu Gizi

Dosen Pengampu:
Safira Chairani Dimarti, S.Si., M.Biomed.

Disusun Oleh:
Anugerah Devany Syafitri (6511422048)
Khalishah Dwi Amani Zahrah (6511422070)
Indriana Ari Susanti (6511422080)
Shinta Wahida Nurjannah (6511422141)
Diva Asafira (6511422144)

PROGRAM STUDI GIZI


JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat dan salam mudah
mudahan tetap tercurahkan kepada junjungan kita Baginda Nabi Muhammad SAW.
Diantara sekian banyak nikmat yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita semua dan
manfaat dari Rasulullah SAW yang salah satunya telah membawa kita dari zaman
kegelapan menuju zaman terang benderang yakni agama Islam yang suci dan mulia, oleh
karenanya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan tepat waktu.

Adapun maksud tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas akhir
yang diberikan oleh Dosen Pengampu mata kuliah Dasar Ilmu Gizi semester satu program
studi Gizi jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Ibu Safira Chairani Dimarti, S.Si.,
M.Biomed. Dalam penyusunan makalah ini penulis sedikit menjumpai hambatan, namun
berkat bantuan dan dukungan rekan-rekan seperjuangan dan berbagai pihak akhirnya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini secara tepat waktu.

Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal yang benar hanya
berasal dari Allah SWT. Tentu makalah ini masih jauh sekali dari kata sempurna, oleh
karena itu segala saran dan kritik yang membangun dari Ibu Dosen maupun teman-teman
sangat penulis harapkan demi perbaikan makalah ini. Harapan penulis semoga makalah ini
dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca.

Semarang, November 2022

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥…


2

DAFTAR ISI
‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥ ….3

BAB I PENDAHULUAN ‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥…


4

A. LATAR BELAKANG………………………………………………………………….4
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………………5
C. TUJUAN PENULISAN………………………………………………………………..5

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………….

A. PENGERTIAN PENYAKIT OBESITAS………………………………………………


B. FAKTOR PENYEBAB PENYAKIT OBESITAS……………………………………...
C. GEJALA PENYAKIT OBESITAS……………………………………………………..
D. CARA PENCEGAHAN………………………………………………………………..
E. PENGOBATAN………………………………………………………………………...

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………

KESIMPULAN…………………………………………………………………………………

SARAN…………………………………………………………………………………………

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obesitas telah menjadi masalah yang mengkhawatirkan bagi remaja. Kelebihan


berat badan dapat mengurangi rasa percaya diri masa dan dapat menyebabkan masalah
psikologis. Keinginan tampil sempurna yang kerap diartikan memiliki tubuh langsing
dan proporsional merupakan dambaan bagi setiap orang. Hal ini semakin diperparah
dengan berbagai iklan di televisi, surat kabar dan media massa lain yang selalu
menonjolkan figur-figur yang langsing dan iklan berbagai macam ramuan obat-obatan,
makanan dan minuman untuk merampingkan tubuh.. Akibatnya, jutaan rupiah
dihabiskan untuk diet ketat, obat-obatan, dan perawatan penurunan berat badan.
Obesitas remaja yang tidak diobati berdampak pada risiko penyakit kardiovaskular,
termasuk hipertensi, penyakit jantung dan metabolisme, penyakit ginjal, dan kanker,
mengganggu hubungan sosial, dan memengaruhi kesehatan mental dan emosional
remaja, serta dapat menyebabkan kemunduran perkembangan baik secara mental
maupun emosi.

Obesitas harus menjadi perhatian karena dapat menyebabkan penyakit


degeneratif dan penyakit berakibat kematian. Obesitas membunuh 2,8 juta orang di
seluruh dunia setiap tahun. Tingkat obesitas global lebih dari dua kali lipat antara
tahun 1980 dan 2014. Angka kejadian obesitas remaja terus meningkat. Hal ini
dibuktikan dengan peningkatan 0,8% dari tahun sebelumnya pada tingkat obesitas di
antara anak-anak usia 2-19 tahun pada tahun 2017. Angka obesitas pada anak usia 2-19
tahun sebesar 18,5% pada tahun 2015-2016 dan pada tahun 2017-2018 meningkat
menjadi 19,3% (Hales et al., 2020; The State of Obesity, 2018).

Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2018, kejadian obesitas pada orang
dewasa berusia 18 tahun ke atas adalah 13,6% kelebihan berat badan dan 21,8%
obesitas. Angka kejadian obesitas di Indonesia sebesar 31,0% dengan prevalensi
obesitas sentral pada orang dewasa berusia 15 tahun ke atas. Angka obesitas tertinggi
terdapat di Sulawesi Utara sebesar 42,5% dan terendah di Nusa Tenggara Timur
sebesar 19,3%.

Faktor penyebab obesitas sangat beragam. Kurang olahraga merupakan faktor


risiko utama terjadinya obesitas. Peningkatan konsumsi makanan cepat saji (fast food),
faktor genetik, pengaruh iklan, faktor psikologis, status sosial ekonomi, program diet,
usia dan jenis kelamin merupakan faktor yang berkontribusi terhadap perubahan
keseimbangan energi dan mengarah pada perkembangan obesitas

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan dalam


makalah ini, yaitu:

1. Apa definisi dari obesitas?


2. Apa faktor penyebab terjadinya penyakit obesitas?
3. Apa saja gejala yang ditimbulkan dari penyakit obesitas?
4. Bagaimana cara mencegah agar tubuh tidak mengalami obesitas?
5. Bagaimana cara pengobatan apabila tubuh terindikasi obesitas?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah, maka dapat ditentukan tujuan dari penulisan


makalah ini adalah:

1. Mengetahui pengertian obesitas


2. Memahami faktor apa saja yang dapat menimbulkan obesitas
3. Memahami gejala obesitas
4. Memahami cara pencegahan obesitas
5. Memahami bagaimana cara pengobatan penderita obesitas

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyakit Obesitas


Saat ini, Indonesia maupun dunia masih berjuang dalam memerangi berbagai
problematika yang berkaitan dengan gizi, salah satunya adalah obesitas. Dalam sepuluh
tahun terakhir, jumlah penderita obesitas di seluruh belahan bumi meningkat secara drastis.
Hal ini menyebabkan obesitas memerlukan perhatian yang serius dalam
penanggulangannya.
Di Indonesia sendiri, berdasarkan Riskesdas tahun 2018, prevalensi obesitas usia
18 tahun ke atas berada pada angka 21,8%. Dengan target prevalensi obesitas pada tahun
2024 adalah 21,8%. Angka yang stabil ini bukanlah akhir dari perjalanan kita bersama.
Berbagai upaya harus tetap dikeluarkan oleh pemerintah, tenaga kesehatan, dan juga
masyarakat agar angkanya tidak naik kembali; sehingga kualitas generasi penerus akan
tetap terjaga.
Obesitas, pada dasarnya, ia berasal dari bahasa latin, ob yang berarti 'akibat dari'
dan esum yang berarti 'makan'. Maka dapat disimpulkan bahwa obesitas adalah suatu
kondisi sebagai akibat dari makan yang berlebihan. Menurut WHO, diambil dari buku
berjudul 'Pola Makan dan Obesitas', obesitas adalah suatu keadaan terjadinya penimbunan
jaringan lemak tubuh secara berlebihan. Obesitas terjadi jika dalam suatu periode waktu
lebih banyak kalori yang masuk melalui makanan daripada yang digunakan untuk
menunjang kebutuhan energi tubuh, yang selanjutnya energi berlebih akan disimpan
sebagai trigliserida di jaringan lemak (Hastuti, 2019).

B. Faktor Penyebab Penyakit Obesitas


Terdapat 3 domain yang berhubungan dengan obesitas yaitu kebiasaan, lingkungan,
dan psiko-sosial. Ketiga domain ini saling berinteraksi satu sama lain yang berimplikasi
keseimbangan energi dan perubahan berat badan. Ketiga domain ini berperan tidak hanya
sebagai penentu obesitas pada orang dewasa, tetapi juga berlaku pada anak-anak dan
remaja.
Pertama adalah domain kebiasaan, hal ini meliputi gaya hidup serta komponen di
dalamnya seperti pengetahuan dan sikap individu, serta model atau panutan yang mereka
lihat. Contoh nyata yaitu disaat seseorang terbiasa makan makanan cepat saji karena
prespektif yang mereka tanamkan yaitu makan makanan cepat saji memiliki nilai sosial
yang baik.

Domain kedua yaitu ekonomi sosial dan budaya. Salah satu contoh perspektif yang
salah mengenai faktor sosial ekonomi adalah ketika semakin gemuk seorang anak maka
menandakan bahwa keluarga tersebut memiliki kondisi ekonomi yang tinggi.. Padahal
evidence-nya tidak demikian, karena faktaya hasil penelitian beberapa studi menunjukkan
fakta yang sebaliknya. Besarnya kemungkinan seorang anak mengalami obesitas lebih
banyak dimiliki oleh anak-anak yang berasal dari keluarga dengan sosial ekonomi rendah.
Hal ini disebabkan karena anak dari keluarga dengan kemampuan ekonomi yang rendah
memiliki kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan makan tanpa memperhatikan kualitas
dari makanan tersebut, baik memenuhi kebutuhan zat-zat gizi ataupun variasi makanan.
Yang terpenting bagi mereka adalah asalkan bisa makan dan kenyang, akibatnya sumber
kaya karbohidrat menjadi satu-satunya pilihan. Sebagai dampaknya, mereka cenderung
akan memiliki sumber energy yang berlebih namun kurang dari sisi zat-zat gizi lainnya,
khususnya zat gizi mikro (vitamin dan mineral).

Domain yang terakhir adalah lingkungan. Faktor lingkungan ini berkaitan dengan
dampak dari lingkungan obesogenik di suatu wilayah. Lingkungan obesogenik merupakan
gaya hidup makanan yang tinggi kadar gulanya tanpa memperhatikan jumlah kalori yang
dan zat gizi yang tidak seimbang sehingga menyebabkan ketidakseimbangan energi.

Selain ketiga domain tersebut, Berikut adalah faktor-faktor lain yang juga berpengaruh
terhadap masalah obesitas pada remaja.
1. Pola dan Kebiasaan Makan
Konsumsi makanan cepat saji, sering jajan dan makan camilan, konsumsi
makanan dan minuman berpemanis, dan jarang sarapan pagi berkaitan dengan
kelebihan berat badan dan obesitas pada anak dan remaja.
2. Aktivitas Fisik dan Gaya Hidup
Anak dan remaja yang kurang melakukan aktivitas fisik, menggunakan
transportasi ke sekolah, dan kurang gerak (sedentary) memiliki risiko lebih besar
mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
3. Pola Asuh Orang Tua
Adanya ancaman yang dirasakan orang tua terhadap bahaya obesitas, persepsi
orang tua yang salah, dan tidak adanya aturan screen time yang diterapkan di rumah
merupakan beberapa faktor yang dapat menyebabkan peningkatan kejadian berat
badan berlebih serta obesitas pada anak dan remaja
4. Faktor Risiko Lainnya
Faktor-faktor lain yang berkaitan dengan kejadian berat badan berlebih/
obesitas yang dapat diidentifikasi di antaranya adalah berat badan lahir, riwayat obesitas
pada keluarga atau orang tua, lama menyusui (breastfeeding), riwayat penyakit pada orang
tua, riwayat kelahiran, kurang pengetahuan mengenai obesitas, dan lama tidur

C. Gejala Penyakit Obesitas

D. Cara Pencegahan

Dalam pencegahannnya pemerintah telah menggalakkan program Bernama GENTAS


(Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas). Menurut Kemenkes prinsip dari dari obesitas
sendiri adalah mengatur keseimbangan energi. Sehingga mengatur pola makan menjadi faktor
utama dalam pencegahan obesitas. Dalam hal ini dapat menggunakan piring makan model T
sebagai acuan. Yang dimaksud dengan piring model T ini adalah jumlah sayur 2 kali lipat dari
jumlah karbohidrat dan jumlah protein setara dengan jumlah karbohidrat serta sayuran dan
buah minimal harus dikonsumsi sama jumlahnya dengan protein ditambah karbohidrat.

Pola makan ini juga harus diimbangi dengan aktivitas fisik. Gerakan dalam aktivitas
fisik membantu menyeimbangkan energi dalam tubuh. Dengan adanya pola hidup aktif ini
energi yang masuk tidak akan menumpuk dan menyebabkan masalah obesitas. Aktifitas fisik
akak memebakar lemak dan menjaga berat badan agar tetap ideal.

Pola aktivitas ini sendiri dibagi menjadi 3 kategori. Yang direkomendasikan untuk
mencapai manfaat kesehatan yaitu 150 menit per minggu untuk aktivitas fisik sedang dan 75
menit untuk aktifitas berat. Adapun bahasan mengenai aktivitas-aktivitas tersebut antara lain;
(1) Aktivitas fisik ringan, aktivitas ini memerlukan sedikit tenaga dan tidak mengganggu
pernapasan, contohnya yaitu berbicara, berdiri dan menyanyi, (2) Aktivitas fisik sedang,
aktivitas ini menimbulkan sedikit keringat, serta denyut jantung dan pernapasan menjadi
cepat. Contohnya yaitu berjalan cepat, mengerjakan pekerjaan rumah, dan olahraga
rekreasional. (3) Aktivitas fisik berat, aktivitas ini menimbulkan banyak keringat, serta denyut
dan frekuensi napas meningkat hingga terasa kehabisan napas. Contohnya yaitu pekerjaan
mengangkut barang yang berat dan olahraga berat seperti perlombaan yang kompetitif.

Selain melakukan penyesuaian pada pola makan dan pola aktivitas fisik, dibutuhkan
pula pola istirahat yang cukup. Pada kondisi kurang tidur, akan memungkinkan pemicu
obesitas melalui hormon pada tubuh. Seperti peningkatan hormon ghrelin, dimana hormon ini
merupakan hormon yang mengontrol rasa lapar. Selain itu juga akan menurunkan hormon
leptin yang mengontrol rasa kenyang. Banyaknya waktu malam hari yag tersisa akan
memungkinan untuk memilih makanan instan yang tidak sehat

Adapun studi yang dilakukan oleh Niara dan Pertiwi mengenai kegiatan promosi
pencegahan obesitas. Media yang dapat dimanfaatkan adalah short message service (SMS)
atau booklet, namun hal ini dinilai kurang tepat untuk digunakan dalam menurunkan IMT.
Selanjutnya melalui media audio visual video dalam menyampaikan. Selain itu diadakan
program-program seperti program pemantauan fisik dan diet yang seimbang menggunakan
teknologi. Dalam sekolah, program yang dilakukan yaitu dengan peningkatan aktivitas fisik
seperti program bersepeda, pemanfaatan halaman sekolah untuk kegiatan fisik. Dan yang
terakhir program exergaming, di mana didefinisikan sebagai aktivitas fisik berbasis teknologi,
seperti bermain video game, yang mengharuskan peserta untuk aktif secara fisik atau
berolahraga untuk memainkan game.
E. Pengobatan

Tindakan yang dapat dilakukan untuk menangani obesitas yaitu dengan mengatasi
sumber permasalahannya. Diet sehat merupakan cara yang dapat ditempuh untuk mengatasi
obesitas. Diet sehat adalah diet yang dilakukan dengan tujuan memiliki tubuh ideal tanpa
menimbulkan efek berbahaya bagi tubuh (Ayunita & Sari, 2019). Adapun hal yang dilakukan
saat diet sehat antara lain; memerhatikan asupan nutrisi, mengurangi konsumsi garam karena
garam memperrsulit proses metabolisme lemak, membakar kalori dengan olahraga dan
istirahat yang cukup. Atau secara garis besar memperbaiki pola hidup menjadi lebih baik.

Selain itu, menurut studi yang dilakukan oleh Rini, Hardika & Suryani, hypnoterapi
memiliki pengaruh terhadap penurunan berat badan pada anak obesitas. Hipnoterapi sendiri
merupakan pemberian sugesti positif yang bersifat permanen sehingga mampu menjaga pola
makan remaja. Sugesti tersebut berdampak megurangi porsi asi dan camilan, dengan begitu
daapat mempertahankan pola makan yang sehat dan berat badan. Hypnoterapi ini tanpa
menggunakan obat-obatan dan diet yang menyiksa sehingga sangat aman dan tidak
menimbulkan dampak yang negatif. Keberhasilan terapi ini sangat bergantung pada kondisi
serta tingkat sugestibilitas individu yang diintervensi. Selain itu juga dipengaruhi oleh pola
hidup, sehingga perlu dimodifikasi dengan beberapa cara, baik dengan memperhatikan
kebiasaan makan, waktu tidur dan aktivitas fisik yang dibutuhkan harus sesuai usia dan jenis
kelamin

Dalam self hypnosis anak diminta berada dalam kondisi rileks, memejamkan mata dan
membayangkan bentuk tubuh ideal yang diharapkan anak setiap sebelum tidur dan saat
bangun tidur. Selanjutnya anak diminta melakukan hipnosis terhadap diri sendiri dengan
sering sering mengucapkan pada diri sendiri: 1. Makan sayur dan buah membuat tubuh sehat
dan kuat 2. Kebanyakan makan yang manis dan berminyak adalah racun bagi tubuh saya, 3.
Saya akan beraktivitas sampai berkeringat agar sehat (Darmawati, 2017).
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Adapun saran yang diberikan penyusun pada penelitian ini yaitu sebagai berikut.

1. Bagi penyusun, manfaatkan semaksimal mungkin waktu yang diberikan oleh Dosen
Pengampu, agar bisa tepat waktu dalam mengerjakan makalah.
2. Gunakan informasi yang terpercaya dan teratur sesuai dengan tugas makalah,
kemudian dalam informasi yang telah didapat dijadikan sebagai acuan dalam
menulis makalah dengan seksama.
3. Makalah yang dibuat seharusnya di rencanakan dan dibuat bertahap sehari setelah
diberikan tugas oleh Dosen Pengampu.
4. Apabila terdapat materi ataupun informasi yang kurang dipahami, tanyakan kepada
Dosen Pengampu untuk mendapatkan jawaban yang benar.
DAFTAR PUSTAKA

Hafid, W., & Hanafi, S. (2019). Hubungan Aktivitas Fisik dan Konsumsi Fast Food
Dengan Kejadian Obesitas Pada Remaja. Kampurui Jurnal Kesehatan Masyarakat, 1(1),
6-10.

Christianto, D. A. (2018). Hubungan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Obesitas


Berdasarkan Indeks Massa Tubuh Di Desa Banjaroyo. Berkala Ilmiah Kedokteran Duta
Wacana, 3(2), 78.

Rini, M. T., Hardika, B. D., & Suryani, K. (2020). Penurunan Berat Badan pada Remaja
Obesitas Menggunakan Hipnoterapi. Jurnal Keperawatan Silampari, 4(1), 135-141.

Hales, C. M., Carroll, M. D., Fryar, C. D., & Ogden, C. L. (2020). Prevalence of Obesity
and Severe Obesity among Adults: United States, 2017–2018. NCHS Data Brief, no
360. In National Center for Health Statistics (Issue 360).
https://www.cdc.gov/nchs/products/index.htm

The State of Obesity. (2018). Childhood Obesity Trends. Robert Wood Johnson
Foundation (RWJF). https://www.stateofobesity.org/childhood-obesity-trends/

Departemen Kesehatan RI. 2018. Hasil Riskesdas 2018. Jakarta : Depkes RI

Hastuti, P. (2019). Genetika obesitas. UGM PRESS.

Sudargo, T., Freitag, H., Kusmayanti, N. A., & Rosiyani, F. (2018). Pola makan dan
obesitas. UGM press.

Kemenkes RI. (2022, Januari 18). Upaya ibu cegah anak stunting dan obesitas. Diakses
pada 26 November, 2022, dari https://www.kemkes.go.id

Ayunita, N., & Sari, N. K. (2019). Pengaruh Diet Sehat Bagi Penderita Berat Badan
Lebih atau Obesitas pada Remaja. Repository STIKes Surya Mitra Husada Kediri, 1-8.

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. (2017). PANDUAN


PELAKSANAAN Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas (GENTAS) . Jakarta:
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA.

Niara, S. I., & Pertiwi, Y. (2022). Pencegahan Obesitas pada Remaja Melalui Intervensi
Promosi Kesehatan: Studi Literatur . Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Volume 14
Edisi 2, 2022, 96-104.

Rini, M. T., Hardika, B. D., & Suryani, K. (2020). PENURUNAN BERAT BADAN
PADA REMAJA OBESITAS MENGGUNAKAN HIPNOTERAPI. Jurnal
Keperawatan Silampari Volume 4, Nomor 1, Desember 2020, 135-141.

Anda mungkin juga menyukai