“------------------------------------------------”
Diajukan untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Dasar Ilmu Gizi
Dosen Pengampu:
Safira Chairani Dimarti, S.Si., M.Biomed.
Disusun Oleh:
Anugerah Devany Syafitri (6511422048)
Khalishah Dwi Amani Zahrah (6511422070)
Indriana Ari Susanti (6511422080)
Shinta Wahida Nurjannah (6511422141)
Diva Asafira (6511422144)
Adapun maksud tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas akhir
yang diberikan oleh Dosen Pengampu mata kuliah Dasar Ilmu Gizi semester satu program
studi Gizi jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Ibu Safira Chairani Dimarti, S.Si.,
M.Biomed. Dalam penyusunan makalah ini penulis sedikit menjumpai hambatan, namun
berkat bantuan dan dukungan rekan-rekan seperjuangan dan berbagai pihak akhirnya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini secara tepat waktu.
Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal yang benar hanya
berasal dari Allah SWT. Tentu makalah ini masih jauh sekali dari kata sempurna, oleh
karena itu segala saran dan kritik yang membangun dari Ibu Dosen maupun teman-teman
sangat penulis harapkan demi perbaikan makalah ini. Harapan penulis semoga makalah ini
dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥‥ ….3
A. LATAR BELAKANG………………………………………………………………….4
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………………5
C. TUJUAN PENULISAN………………………………………………………………..5
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………….
KESIMPULAN…………………………………………………………………………………
SARAN…………………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2018, kejadian obesitas pada orang
dewasa berusia 18 tahun ke atas adalah 13,6% kelebihan berat badan dan 21,8%
obesitas. Angka kejadian obesitas di Indonesia sebesar 31,0% dengan prevalensi
obesitas sentral pada orang dewasa berusia 15 tahun ke atas. Angka obesitas tertinggi
terdapat di Sulawesi Utara sebesar 42,5% dan terendah di Nusa Tenggara Timur
sebesar 19,3%.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
Domain kedua yaitu ekonomi sosial dan budaya. Salah satu contoh perspektif yang
salah mengenai faktor sosial ekonomi adalah ketika semakin gemuk seorang anak maka
menandakan bahwa keluarga tersebut memiliki kondisi ekonomi yang tinggi.. Padahal
evidence-nya tidak demikian, karena faktaya hasil penelitian beberapa studi menunjukkan
fakta yang sebaliknya. Besarnya kemungkinan seorang anak mengalami obesitas lebih
banyak dimiliki oleh anak-anak yang berasal dari keluarga dengan sosial ekonomi rendah.
Hal ini disebabkan karena anak dari keluarga dengan kemampuan ekonomi yang rendah
memiliki kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan makan tanpa memperhatikan kualitas
dari makanan tersebut, baik memenuhi kebutuhan zat-zat gizi ataupun variasi makanan.
Yang terpenting bagi mereka adalah asalkan bisa makan dan kenyang, akibatnya sumber
kaya karbohidrat menjadi satu-satunya pilihan. Sebagai dampaknya, mereka cenderung
akan memiliki sumber energy yang berlebih namun kurang dari sisi zat-zat gizi lainnya,
khususnya zat gizi mikro (vitamin dan mineral).
Domain yang terakhir adalah lingkungan. Faktor lingkungan ini berkaitan dengan
dampak dari lingkungan obesogenik di suatu wilayah. Lingkungan obesogenik merupakan
gaya hidup makanan yang tinggi kadar gulanya tanpa memperhatikan jumlah kalori yang
dan zat gizi yang tidak seimbang sehingga menyebabkan ketidakseimbangan energi.
Selain ketiga domain tersebut, Berikut adalah faktor-faktor lain yang juga berpengaruh
terhadap masalah obesitas pada remaja.
1. Pola dan Kebiasaan Makan
Konsumsi makanan cepat saji, sering jajan dan makan camilan, konsumsi
makanan dan minuman berpemanis, dan jarang sarapan pagi berkaitan dengan
kelebihan berat badan dan obesitas pada anak dan remaja.
2. Aktivitas Fisik dan Gaya Hidup
Anak dan remaja yang kurang melakukan aktivitas fisik, menggunakan
transportasi ke sekolah, dan kurang gerak (sedentary) memiliki risiko lebih besar
mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
3. Pola Asuh Orang Tua
Adanya ancaman yang dirasakan orang tua terhadap bahaya obesitas, persepsi
orang tua yang salah, dan tidak adanya aturan screen time yang diterapkan di rumah
merupakan beberapa faktor yang dapat menyebabkan peningkatan kejadian berat
badan berlebih serta obesitas pada anak dan remaja
4. Faktor Risiko Lainnya
Faktor-faktor lain yang berkaitan dengan kejadian berat badan berlebih/
obesitas yang dapat diidentifikasi di antaranya adalah berat badan lahir, riwayat obesitas
pada keluarga atau orang tua, lama menyusui (breastfeeding), riwayat penyakit pada orang
tua, riwayat kelahiran, kurang pengetahuan mengenai obesitas, dan lama tidur
D. Cara Pencegahan
Pola makan ini juga harus diimbangi dengan aktivitas fisik. Gerakan dalam aktivitas
fisik membantu menyeimbangkan energi dalam tubuh. Dengan adanya pola hidup aktif ini
energi yang masuk tidak akan menumpuk dan menyebabkan masalah obesitas. Aktifitas fisik
akak memebakar lemak dan menjaga berat badan agar tetap ideal.
Pola aktivitas ini sendiri dibagi menjadi 3 kategori. Yang direkomendasikan untuk
mencapai manfaat kesehatan yaitu 150 menit per minggu untuk aktivitas fisik sedang dan 75
menit untuk aktifitas berat. Adapun bahasan mengenai aktivitas-aktivitas tersebut antara lain;
(1) Aktivitas fisik ringan, aktivitas ini memerlukan sedikit tenaga dan tidak mengganggu
pernapasan, contohnya yaitu berbicara, berdiri dan menyanyi, (2) Aktivitas fisik sedang,
aktivitas ini menimbulkan sedikit keringat, serta denyut jantung dan pernapasan menjadi
cepat. Contohnya yaitu berjalan cepat, mengerjakan pekerjaan rumah, dan olahraga
rekreasional. (3) Aktivitas fisik berat, aktivitas ini menimbulkan banyak keringat, serta denyut
dan frekuensi napas meningkat hingga terasa kehabisan napas. Contohnya yaitu pekerjaan
mengangkut barang yang berat dan olahraga berat seperti perlombaan yang kompetitif.
Selain melakukan penyesuaian pada pola makan dan pola aktivitas fisik, dibutuhkan
pula pola istirahat yang cukup. Pada kondisi kurang tidur, akan memungkinkan pemicu
obesitas melalui hormon pada tubuh. Seperti peningkatan hormon ghrelin, dimana hormon ini
merupakan hormon yang mengontrol rasa lapar. Selain itu juga akan menurunkan hormon
leptin yang mengontrol rasa kenyang. Banyaknya waktu malam hari yag tersisa akan
memungkinan untuk memilih makanan instan yang tidak sehat
Adapun studi yang dilakukan oleh Niara dan Pertiwi mengenai kegiatan promosi
pencegahan obesitas. Media yang dapat dimanfaatkan adalah short message service (SMS)
atau booklet, namun hal ini dinilai kurang tepat untuk digunakan dalam menurunkan IMT.
Selanjutnya melalui media audio visual video dalam menyampaikan. Selain itu diadakan
program-program seperti program pemantauan fisik dan diet yang seimbang menggunakan
teknologi. Dalam sekolah, program yang dilakukan yaitu dengan peningkatan aktivitas fisik
seperti program bersepeda, pemanfaatan halaman sekolah untuk kegiatan fisik. Dan yang
terakhir program exergaming, di mana didefinisikan sebagai aktivitas fisik berbasis teknologi,
seperti bermain video game, yang mengharuskan peserta untuk aktif secara fisik atau
berolahraga untuk memainkan game.
E. Pengobatan
Tindakan yang dapat dilakukan untuk menangani obesitas yaitu dengan mengatasi
sumber permasalahannya. Diet sehat merupakan cara yang dapat ditempuh untuk mengatasi
obesitas. Diet sehat adalah diet yang dilakukan dengan tujuan memiliki tubuh ideal tanpa
menimbulkan efek berbahaya bagi tubuh (Ayunita & Sari, 2019). Adapun hal yang dilakukan
saat diet sehat antara lain; memerhatikan asupan nutrisi, mengurangi konsumsi garam karena
garam memperrsulit proses metabolisme lemak, membakar kalori dengan olahraga dan
istirahat yang cukup. Atau secara garis besar memperbaiki pola hidup menjadi lebih baik.
Selain itu, menurut studi yang dilakukan oleh Rini, Hardika & Suryani, hypnoterapi
memiliki pengaruh terhadap penurunan berat badan pada anak obesitas. Hipnoterapi sendiri
merupakan pemberian sugesti positif yang bersifat permanen sehingga mampu menjaga pola
makan remaja. Sugesti tersebut berdampak megurangi porsi asi dan camilan, dengan begitu
daapat mempertahankan pola makan yang sehat dan berat badan. Hypnoterapi ini tanpa
menggunakan obat-obatan dan diet yang menyiksa sehingga sangat aman dan tidak
menimbulkan dampak yang negatif. Keberhasilan terapi ini sangat bergantung pada kondisi
serta tingkat sugestibilitas individu yang diintervensi. Selain itu juga dipengaruhi oleh pola
hidup, sehingga perlu dimodifikasi dengan beberapa cara, baik dengan memperhatikan
kebiasaan makan, waktu tidur dan aktivitas fisik yang dibutuhkan harus sesuai usia dan jenis
kelamin
Dalam self hypnosis anak diminta berada dalam kondisi rileks, memejamkan mata dan
membayangkan bentuk tubuh ideal yang diharapkan anak setiap sebelum tidur dan saat
bangun tidur. Selanjutnya anak diminta melakukan hipnosis terhadap diri sendiri dengan
sering sering mengucapkan pada diri sendiri: 1. Makan sayur dan buah membuat tubuh sehat
dan kuat 2. Kebanyakan makan yang manis dan berminyak adalah racun bagi tubuh saya, 3.
Saya akan beraktivitas sampai berkeringat agar sehat (Darmawati, 2017).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Adapun saran yang diberikan penyusun pada penelitian ini yaitu sebagai berikut.
1. Bagi penyusun, manfaatkan semaksimal mungkin waktu yang diberikan oleh Dosen
Pengampu, agar bisa tepat waktu dalam mengerjakan makalah.
2. Gunakan informasi yang terpercaya dan teratur sesuai dengan tugas makalah,
kemudian dalam informasi yang telah didapat dijadikan sebagai acuan dalam
menulis makalah dengan seksama.
3. Makalah yang dibuat seharusnya di rencanakan dan dibuat bertahap sehari setelah
diberikan tugas oleh Dosen Pengampu.
4. Apabila terdapat materi ataupun informasi yang kurang dipahami, tanyakan kepada
Dosen Pengampu untuk mendapatkan jawaban yang benar.
DAFTAR PUSTAKA
Hafid, W., & Hanafi, S. (2019). Hubungan Aktivitas Fisik dan Konsumsi Fast Food
Dengan Kejadian Obesitas Pada Remaja. Kampurui Jurnal Kesehatan Masyarakat, 1(1),
6-10.
Rini, M. T., Hardika, B. D., & Suryani, K. (2020). Penurunan Berat Badan pada Remaja
Obesitas Menggunakan Hipnoterapi. Jurnal Keperawatan Silampari, 4(1), 135-141.
Hales, C. M., Carroll, M. D., Fryar, C. D., & Ogden, C. L. (2020). Prevalence of Obesity
and Severe Obesity among Adults: United States, 2017–2018. NCHS Data Brief, no
360. In National Center for Health Statistics (Issue 360).
https://www.cdc.gov/nchs/products/index.htm
The State of Obesity. (2018). Childhood Obesity Trends. Robert Wood Johnson
Foundation (RWJF). https://www.stateofobesity.org/childhood-obesity-trends/
Sudargo, T., Freitag, H., Kusmayanti, N. A., & Rosiyani, F. (2018). Pola makan dan
obesitas. UGM press.
Kemenkes RI. (2022, Januari 18). Upaya ibu cegah anak stunting dan obesitas. Diakses
pada 26 November, 2022, dari https://www.kemkes.go.id
Ayunita, N., & Sari, N. K. (2019). Pengaruh Diet Sehat Bagi Penderita Berat Badan
Lebih atau Obesitas pada Remaja. Repository STIKes Surya Mitra Husada Kediri, 1-8.
Niara, S. I., & Pertiwi, Y. (2022). Pencegahan Obesitas pada Remaja Melalui Intervensi
Promosi Kesehatan: Studi Literatur . Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Volume 14
Edisi 2, 2022, 96-104.
Rini, M. T., Hardika, B. D., & Suryani, K. (2020). PENURUNAN BERAT BADAN
PADA REMAJA OBESITAS MENGGUNAKAN HIPNOTERAPI. Jurnal
Keperawatan Silampari Volume 4, Nomor 1, Desember 2020, 135-141.