Anda di halaman 1dari 15

DASAR-DASAR PENULISAN KARYA ILMIAH

MIKHA (MIE BERKHASIAT) SEBAGAI ALTERNATIF PANGAN BAGI


PENDERITA DIABETES

( Dosen : Murni Ramli, S.P., M.Si, Ed.D )

Nama : Fida Alya Noor Rahmah

NIM : K4316031

Kelas :A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2016

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, nikmat, dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penulisan karya
ilmiah yang berjudul Miekha (Mie Berkhasiat) sebagai alternatif pangan bagi
penderita diabetes ini dengan baik sebagai tugas ujian akhir semester mata kuliah
dasar-dasar penulisan karya ilmiah. Salawat dan salam penulis haturkan kepada
junjungan Nabiyullah Muhammad SAW karena telah membawa kita dari
gelapnya zaman jahiliyah menuju zaman yang terang benerang.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Murni Ramli, S.P., M.Si,
Ed.D dosen pengampu mata kuliah dasar-dasar penulisan karya ilmiah atas
bantuannya dalam membimbing pembuatan proposal. Penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada pihak lain yang telah terlibat dalam pembuatan proposal karya
ilmiah ini.
Penulis menyadari selama pembuatan proposal PKM ini masih banyak
kekurangan yang terdapat di dalamnya. Semoga dalam penulisan ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi penelitian.

Surakarta, 24 Desember 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER .................................................................. Error! Bookmark not defined.


KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 6
1. 1 Latar Belakang ............................................................................................. 6
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 7
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 8
2.1 Diabetes Mellitus (DM)................................................................................. 8
2.2 Eceng Gondok .............................................................................................. 9
2.3 Mie Instan .................................................................................................... 10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 12
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan .................................................................. 12
3.2 Subjek / Objek Penelitian ............................................................................ 12
3.3 Data dan Sumber Data ................................................................................. 12
3.4 Pengumpulan Data ...................................................................................... 12
3.5 Prosedur Penelitian ...................................................................................... 12
3.5.2 Variable terikat ......................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.2 Komposisi Gizi Mie per 100 gram Bahan ........................... 11

iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.2 ................................................................................................... 9

v
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Kemajuan teknologi yang sekarang ini terjadi berpengaruh terhadap
perubahan gaya hidup masyarakat modern, terutama yang tinggal di daerah
perkotaan. Masyarakat modern lebih memilih segala sesuatunya serba praktis,
misalnya dalam pola makan mereka lebih memilih untuk mengonsumsi makanan
cepat saji karena diaggap lebih praktis dalam penyajiannya. Dari segi rasa,
makanan cepat saji lebih banyak diminati oleh kebanyaan masyarakat modern.
Disisi lain makanan cepat saji mengandung karbohidrat dan lemak yang tinggi
tetapi mengandung sedikit nutrisi.
Gaya hidup modern dengan mengonsumsi makanan cepat saji
menyebabkan munculnya beberapa penyakit degeneratif yang diderita oleh
masyarakat. Penyakit-penyakit tersebut menjadi faktor meningkatnya angka
kematian yang terjadi pada saat ini. Salah satu penyakit degeneratif itu adalah
diabetes mellitus.
Diabetes mellitus adalah penyakit yang dimana kadar gula dalam darah
diatas batas normal. Peyakit ini terjadi karena hormon insulin yang dihasilkan
oleh tubuh tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh, sehingga kadar gula
dalam darah tidak dapat dikontrol.
Penderita penyakit ini cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Data
global menunjukkan pada tahun 1987 jumlah penderita diabetes mencapai 37 juta
jiwa dan meningkat pada tahun 1993 menjadi 100 juta jiwa. Bahkan diperkirakan
pada tahun 2020 jumlah penduduk Indonesia di atas 20 tahun adalah 178 juta jiwa
yang berarti perkiraan penderita diabetes di Indonesia adalah sebesar 5% atau 9
juta jiwa (Sutjiatmo et al., 2011) .
Prinsip dari pengobatan diabetes mellitus adalah dengan menjaga kadar
gula dalam darah tetap dalam batas normal yaitu berkisar antara 80-120 mg/dl.
Pegobatan diabetes yang sudah dikenal di Indonesia dengan cara tradisional dan
modern. Pengobatan secara tradisional sendiri memanfaatkan tanaman-tanaman
herbal yang mengandung zat tertentu yang dapat menurunkan kadar gula dalam
darah. Salah satu tanaman yang belum banyak diketahui dapat menjadi obat bagi
penderita diabetes adalah eceng gondok.
Eceng gondok ( Eichornia Crassipes) merupakan tumbuhan air yang biasa
hidup di perairan seperti danau ataupun rawa. Pertumbuhan tanaman ini tergolong
mudah dan sangat cepat. Hal ini disebabkan karena limbah-limbah organik yang
terakumulasi di dalam perairan, sehingga perairan kaya akan unsur hara.
Pertumbuhan yang cepat membuat eceng gondok menutupi sebagian permukaan
air, sehingga sinar matahari tidak dapat masuk kedalam dasar perairan. Hal ini
tentunya menimbulkan masalah baru jika pertumbuhan eceng gondok tidak dapat
dikendalikan.
Disamping itu eceng gondok juga memiliki banyak manfaat dari segi
lingkungan, ekonomi, dan lainnya. Dari segi lingkungan misalnya sebagai
pembersih air yang tercemar karena sifatnya yang dapat menyerap limbah yang
ada pada perairan. Dari segi ekonomi, eceng gondok dapat dimanfaatkan untuk
dibuat kerajinan tangan seperti meja, kursi, dan sebagainya. Eceng gondok juga

6
dapat dimafaatkan sebagai pakan ternak, karena kandungan serat pada daun eceng
gondok sangat baik untuk pertumbuhan hewan ternak.
Selain tiga manfaat yang sudah dijelaskan sebelumnya, eceng gondok juga
dapat dimanfaatkan sebagai obat bagi penderita diabetes. Di dalam bunga eceng
gondok terkandung delphinidin-3 glukosida. Delphinidin-3 glukosida merupakan
pigmen antosianin yang biasa terdapat pada bagian tanaman berwarna biru sampai
merah (Saito et al., 2012) . Pigmen antosianin banyak terdapat pada buah seperti
anggur, strawberi, dan bluberi. Pigmen tersebut mengandung antioksidan yang
berperan menurunkan kadar gula dalam darah.
Dari latar belakang diatas, peneliti berinovasi untuk membuat produk
makanan bagi penderita diabetes mellitus. Pemilihan mie sebagai pembuatan
makanan alternatif bagi penderita diabetes mellitus disebabkan karena kegemaran
masyarakat Indonesia mengonsumsi mie.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah mikha dapat menjadi solusi makanan bagi penderita diabetes?
2. Apakah mikha diminati oleh masyarakat dari berbagai kalangan?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui apakah mikha dapat menjadi solusi makanan bagi penderita
diabetes
2. Mengetahui apakah mikha diminati oleh masyarakat dari berbagai
kalangan

7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Diabetes Mellitus (DM)
2.1.1 Pengertian Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus merupakan penyakit dimana kadar gula dalam darah
diatas batas normal. Penyakit ini disebabkan produksi insulin yang dihasilkan
tidak mencukupi kebutuhan tubuh. Insulin merupakan hormon yang digunakan
untuk mengontrol kadar gula dalam darah (Babu, Liu, & Gilbert, 2013) . hormone
yang mengubah gula menjadi energi ini dihasilkan oleh sel beta pankreas.
Pada penyakit diabetes mellitus terjadi cacat pada sekresi insulin, aksi
insulin, atau keduanya dan terjadi perubahan progresif terhadap struktur sel beta
pancreas (Prameswari & Widjanarko, 2014) . Menurut Budiyanto dalam
(Witasari, Rahmawaty, & Zulaekah, 2009) . Penyakit ini ditandai dengan
hiperglikemia dan glikosuria. Hiperglikemia yaitu penumpukan kadar glukosa di
dalam darah yang kemudian dilanjutkan glikosuria yaitu ekskresi lewat urin tanpa
digunakan.
2.1.2 Peningkatan Jumlah Penderita Diabetes
Penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit degeneratif yang selama
ini menjadi masalah bagi kesehatan masyarakat. Penderita penyakit gangguan
metabolisme ini cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Data global
menunjukkan penderita diabetes mengalami peningkatan dari 37 juta orang pada
tahun 1987 menjadi 100 juta orang pada tahun 1993. Diperkirakan jumlah
penduduk Indonesia yang berusia 20 tahun pada tahun 2020 sebesar 178 juta
orang, perkiraan prevelensi diabetes mellitus (DM) adalah 5% sehingga perkiraan
jumlah penderita diabetes mellitus di indoneisa mencapai 9 juta orang.(Sutjiatmo
et al., 2011) Prevelensi penyakit diabetes mellitus pada tahun 2030 diperkirakan
mengalami peningkatan dua kali lipat dibandingkan pada tahun 2007 (Prameswari
& Widjanarko, 2014) .
2.1.3 Pengobatan Diabetes Mellitus
Penyakit diabetes mellitus tidak dapat disembuhkan, pengobatan yang
selama ini dilakukan sekedar menjaga kadar gula dalam darah agar tetap dalam
ambang batas normal yaitu sekitar 80-120 mg/dl (Pujiyanto & Ferniah, 2010) .
Salah satu cara kerja obat diabetes yaitu dengan cara menghambat pencernaan
amilum (karbohidrat kompleks) menjadi glukosa sehingga asupan glukosa dapat
dikurangi.
Masyarakat Indonesia telah mengenal pengobatan diabetes mellitus
dengan cara modern dan tradisional. Pengobatan tradisional yaitu pengobatan
memanfaatkan tanaman-tanaman herbal yang mengandung zat penurun kadar gula
darah. Tanaman herbal yang sudah diteliti dapat menurunkan kadar gula darah
yaitu antara lain pare (momordica charantia), daun padan wangi, ciplukan
sambiloto (Andrographis paniculata Ness.), johar (Cassia siamea Lamk), dandang
gendis (Clinicanthus nutans Lindau), bawang putih (Allium sativum L.), cecendet
(Physalis minima L.) (Prameswari & Widjanarko, 2014; Pujiyanto & Ferniah,
2010; Sutjiatmo et al., 2011) dan masih banyak lagi.

8
2.2 Eceng Gondok
2.2.1 Klasifikasi Eceng Gondok
Eceng gondok merupakan tumbuhan yang biasa hidup diperairan.
Tumbuhan ini berasal dari genus Eichornia.

Gambar 1.2
Sumber : http://fullserviceaquatics.com/aquatic-plants/water-hyacinth-in-and-out-
of-your-water-garden/

Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Alismatales
Famili : Butomaceae
Genus : Eichornia
Spesies : Eichornia crassipes-solms
2.2.2 Morfologi Eceng Gondok
Eceng gondok merupakan tubuhan yang hidupnya mengambang di
perairan seperti danau atau sungai. Tumbuhan yang memiliki nama latin
Eichornia crassipes ini memiliki daun yang berbentuk bulat dengan ujung runcing
dan berwarna hijau mengkilat. Karena daunnya yang lebar dan permukaannya
yang licin menyebabkan tingginya evaporasi. Tumbuhan ini juga memiliki
gelembung yang membuatnya terapung di air. Gelembung ini merupakan pangkal
dari daun eceng gondok yang berisi udara di dalamnya. Akarnya merupakan akar
serabut berwarna hitam dengan permukaan ungu. Bunga eceng ngondok berwarna
ungu muda (lilia), berbentuk bulir, dan termasuk bunga majemuk. Eceng gondok
juga mempunyai biji yang berwarna hitam.
2.2.3 Peran Eceng Gondok
Eceng gondok merupakan gulma air yang banyak ditemukan di perairan
seperti danau dan rawa. Disebut gulma pada perairan karena pertumbuhan eceng
gondok yang sangat cepat dapat menutupi permukaan air sehingga cahaya
matahari tidak dapat masuk ke dalam air. Akibatnya kandungan oksigen yang
terlarut dalam air dapat berkurang dan berdampak pada ikan yang ada di dalam air
dapat mati kekurangan oksigen. Gangguan lain yang disebabkan tumbuhan ini
yaitu pendangkalan air yang disebabkan eceng gondok yang mati mengendap di
dasar perairan (Rorong & Suryanto, 2010) .

9
Eceng gondok juga memiliki manfaat di samping kerugian bagi
lingkungan. Manfaat tersebut diantaranya secara tidak langsung berperan dalam
mengatasi bahan pencemar perairan karena dapat bertahan hidup membentuk
rumpun (Haryanti, Setiari, Hastuti, Hastuti, & Nurchayati, 2009). Eceng gondok
dapat menurunkan kadar logam plumbum dan cadmium (Tosepu, 2012). Di
bidang pertanian, eceng gondok berperan sebagai sentilizer alami dalam
fotoreduksi Fe3+ menjadi Fe2+ yang dapat berguna bagi tanaman (Rorong &
Suryanto, 2010)
Selain manfaat untuk lingkungan, eceng gondok juga dapat digunakan
sebagai obat penurun kadar gula darah bagi pederita diabetes meliitus. Di dalam
bunga eceng gondok terdapat kandungan flavonoid yang merupakan ikatan kimia
kompleks dari pigmen antosianin. Pigmen antosianin merupakan pigmen yang
terdapat pada bagian tanaman berwarna ungu, salah satunya bunga eceng gondok
(Saito et al., 2012)
Flavonoid diketahui dapat menurunkan kadar gula darah. Beberapa
flavonoid diketahui sebanding dalam fungsi obat diabetes. Efek anti-diabetes dari
flavonoid disebabkan karena antioksidan, enzim penghambatan, dan agonis
reseptor (Babu et al., 2013) .
2.3 Mie Instan
2.3.1 Definisi Mie Instan
Mie adalah makanan pokok selain beras yang bentuknya kecil dan
panjang. Pada umumnya mie terbuat dari tepung terigu namun ada juga mie yang
terbuat dari tepung lain seperti tepung beras, tepung tapioka, dan tepung dari
umbi-umbian (Putra Jatmiko et al., 2014) . Sedangkan mie instan menurut
Standard Nasional Indonesia (SNI) nomor 3551-1994 adalah produk makanan
kering dengan kadar air mencapai 5-8 % berbahan dasar tepung terigu dengan
tambahan bahan lain yang diperbolehkan ataupun tanpa tambahan bahan lain
(Lala, Susilo, & Komar, 2013) .
2.3.2 Kandungan Mie
Menurut (Putra Jatmiko et al., 2014) terdapat beberapa kandungan yang
ada pada berbagai jenis mie. Kandungan tersebut meliputi energi, protein, lemak,
karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, vitamin B1, vitamin C, dan air,
penjelasan lebih lengkap dapat dilihat pada berikut :

10
Tabel 1.2 Komposisi Gizi Mie per 100 gram Bahan
Zat Gizi Mie Basah Mie Kering Mie instan
Energi (kal) 8600 337 360
Protein (g) 0.60 7.90 4.70
Lemak (g) 3.30 11.80 0.10
Karbohidrat (g) 14 50 82.10
Kalsium (mg) 14 49 6
Fosfor (mg) 13 47 35
Besi (mg) 0.80 2.80 1.80
Vitamin A (SI) 0 0 0
Vitamin B1 (mg) 0 0.01 0
Vitamin C (mg) 0 0 0
Air (mg) 80 28.60 12.90

11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Pengambilan sampel dilakukan di Waduk Cengklik, Boyolali, sedangkan
proses pembuatan produk dilakukan di rumah salah satu tim peneliti, yaitu di
Desa Pandeyan, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali. Untuk pengujian
sampel sendiri, dilakukan di gedung D FKIP UNS. Waktu penelitian dilaksanakan
pada Bulan Februari 2017.
3.2 Subjek / Objek Penelitian
3.2.1 Subjek penelitian
Subjek dalam penelitian ini ialah mahasiswa UNS yang ada di gedung D
FKIP UNS.
3.2.2 Objek penelitian
Objek yang diteliti dalam hal ini ialah MIKHA (Mie Berkhasiat ) yang
dikembangkan oleh peneliti.
3.3 Data dan Sumber Data
3.3.1 Data penelitian
a. Data primer
Diperoleh setelah melakukan observasi di lapangan.
b. Data sekunder
Pada tahap awal pembuatan mie yaitu membuat adonan dengan
mencampur bahan-bahan yang sudah disesuaikan dengan komposisi mie.
Pengadukan berlangsung selama 10-15 menit dengan suhu 32-38oC. Tahap
selanjutnya yaitu pembuatan lembaran, proses ini harus diulang berkali-kali
agar lembaran halus dan homogen dengan ketebalan 3 mm. Setelah itu
lembaran dimasukkan kedalam alat pemotong dan waving unit agar mie
memiliki bentuk yang khas. Lembaran mie yang sudah berbentuk khas
kemudian dipotong untuk disesuaikan panjangnya. (Putra Jatmiko et al.,
2014)
3.3.2 Sumber Data
a. Data Primer
Data primer berupa observasi yang dilakukan di area kampus FKIP gedung D
UNS
b. Data Sekunder
Literature yang diperoleh melalui internet
3.4 Pengumpulan Data
Peneliti memeroleh data dengan cara mengujikan MIKHA pada partisipan
penelitian untuk mengetahui rasa, tekstur, warna dan tampilan mie.
3.5 Prosedur Penelitian
3.5.1 Perlakuan terhadap MIKHA
a. Po = tidak ada kandungan eceng gondok dalam MIKHA
b. P1 = kandungan eceng gondok dalam MIKHA sebesar 10%
c. P2 = kandungan eceng gondok dalam MIKHA sebesar 20%
d. P3 = kandungan eceng gondok dalam MIKHA sebesar 30%

12
e. P4 = kandungan eceng gondok dalam MIKHA sebesar 40%
f. P5 = kandungan eceng gondok dalam MIKHA sebesar 50%
3.5.2 Variable terikat
a. Respon
b. Tes organoleptik, meliputi:
1) Warna
2) Rasa
3) Kekenyalan
4) Tekstur
5) Tampilan
3.5.3 Subjek / Objek Penelitian
a. Objek penelitian yang diujikan berupa MIKHA (Mie Berkhasiat)
b. Subjek penelitian yaitu mahasiwa UNS yag berada di gedung D FKIP UNS

13
DAFTAR PUSTAKA
Babu, P. V. A., Liu, D., & Gilbert, E. R. (2013). Recent advances in
understanding the anti-diabetic actions of dietary flavonoids. Journal of
Nutritional Biochemistry, 24(11), 17771789.
https://doi.org/10.1016/j.jnutbio.2013.06.003
Haryanti, S., Setiari, N., Hastuti, R. B., Hastuti, E. D., & Nurchayati, Y. (2009).
Respon Fisiologi Dan Anatomi Eceng Gondok Di Berbagai Perairan
Tercemar. Jurnal Penelitian Sains Dan Teknologi, 10(1), 3040.
Lala, F. H., Susilo, B., & Komar, N. (2013). Uji Karakteristik Mie Instan
Berbahan-Baku Tepung Terigu dengan Substitusi Mocaf Characteristics Test
of Instant Noodles Made from Wheat Flour with Mocaf Substitution
MOCAF sendiri merupakan singkatan dari Modified Cassava Flour yang
berarti tepung singko. Jurnal Bioproses Komoditas Tropis, 1(2), 1120.
Prameswari, O. M., & Widjanarko, S. B. (2014). UJI EFEK EKSTRAK AIR
DAUN PANDAN WANGI TERHADAP PENURUNAN KADAR
GLUKOSA DARAH DAN HISTOPATOLOGI TIKUS DIABETES
MELLITUS The Effect of Water Extract of Pandan Wangi Leaf to Decrease
Blood Glucose Levels and Pancreas Histopathology at Diabetes Mellitus
Rats. Jurnal Pangan Dan Agroindustri, 2(2), 1627.
Pujiyanto, S., & Ferniah, R. S. (2010). Aktifitas Inhibitor Alpha-Glukosidase
Bakteri Endofit PR-3 yang Diisolasi dari Tanaman Pare (momordica
charantia), 12(1), 14108801.
Putra Jatmiko, G., Estiasih, T., Kunci: Gluten, K., Kimpul, M., Bioaktif, S.,
Kimpul, T., & Kimpul, U. (2014). MIE DARI UMBI KIMPUL (Xanthosoma
Sagittifolium): KAJIAN PUSTAKA Noodles from Cocoyam (Xanthosoma
sagittifolium): A Review. Jurnal Pangan Dan Agroindustri, 2(2), 127134.
Rorong, J. A., & Suryanto, E. (2010). Analisis Fitokimia Enceng Gondok (
Eichhornia crassipes) dan Efeknya Sebagai Agen Photoreduksi Fe 3+. Chem.
Prog, 3(1), 3341. Retrieved from
http://sulutiptek.com/documents/rorong.pdf
Saito, N., Nakamura, M., Shinoda, K., Murata, N., Kanazawa, T., Kato, K.,
Tatsuzawa, F. (2012). Covalent anthocyanin-flavonol complexes from the
violet-blue flowers of Allium Blue Perfume. Phytochemistry, 80, 99108.
https://doi.org/10.1016/j.phytochem.2012.04.011
Sutjiatmo, A. B., Sukandar, E. Y., Ratnawati, Y., Kusmaningati, S., Wulandari,
A., Narvikasari, S., Yani, A. (2011). EFEK ANTIDIABETES HERBA
CIPLUKAN ( Physalis angulata LINN .) PADA MENCIT. Jurnal Farmasi
Indonesia, 5(4), 166171.
Tosepu, R. (2012). LAJU PENURUNAN LOGAM BERAT PLUMBUM ( Pb )
DAN CADMIUM ( Cd ) OLEH EICHORNIA CRASSIPES DAN
CYPERUS PAPYRUS ( The Diminution Rate Of Heavy Metals , Plumbum
And Cadmium By Eichornia Crassipes And Cyperus Papyrus ) Ramadhan

14
Tosepu Program Studi Ilmu Kesehatan. Jurnal Manusia Dan Lingkungan,
19(1), 3745.
Witasari, U., Rahmawaty, S., & Zulaekah, S. (2009). Hubungan Tingkat
Pengetahuan, Asupan Karbohidrat dan Serat dengan Pengendalian Kadar
Glukosa Darah pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2. Jurnal Penelitian
Dan Sains, 10(2), 130138.

15

Anda mungkin juga menyukai