Anda di halaman 1dari 26

PEMBUATAN PREPARAT WHOLEMOUNT EMBRIO AYAM

Oleh :
Nama : Lu’luk Fuadah
NIM : B1J010018
Rombongan : IV
Kelompok :2
Asisten : Muhimatul Umami

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN II

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2011
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu teknik dalam pembuatan preparat adalah menggunakan metode

wholemount. Wholemount ( Sedian Utuh ) yaitu penyiapan sediaan yang terdiri atas

keseluruhan organ tubuh organisme secara utuh. Pada praktikum kali ini

menggunakan embrio ayam umur 72 jam inkubasi. Wholemount merupakan metode

pembuatan preparat yang nantinya akan diamati dengan mikroskop tanpa didahului

adanya proses pemotongan. Jadi pada metode ini, preparat yang diamati adalah

preparat yang utuh baik itu berupa sel, jaringan, organ maupun individu. Gambar

yang dihasilkan oleh preparat wholemount ini terlihat dalam wujud utuhnya seperti

ketika organisme tersebut masih hidup sehingga pengamatan yang dapat dilakukan

hanya terbatas terhadap morfologi secara umum. Metode wholemount mempunyai

kelebihan dan kelemahan masing-masing. Kelebihan metode ini adalah dapat

mengamati seluruh bagian tubuh hewan dengan jelas tiap bagian-bagiannya.

Sedangkan kelemahannya adalah metode ini hanya bisa dilakukan pada hewan

dengan ukuran yang kecil saja tidak bisa hewan yang besar.

Preparat praktikum wholemount ini menggunakan telur ayam kampung

yang sudah diinkubasi selama 1-3 hari. Namun, apabila waktu inkubasi kurang, maka

embrio tidak dapat terlihat dengan jelas. Wholemount digunakan untuk mengamati

perkembangan embrio ayam umur 1-3 hari. Alasan digunakannya telur berumur 1-3

hari yaitu, karena pada umur ini masih dapat dibedakan dengan jelas antara albumen,

membrane cangkang, yolk putih, yolk kuning, rongga udara, blastoderma, dan

membran viteline. Selain itu, pada umur 1-3 hari merupakan titik awal
perkembangan embrio ayam sebelum terbentuknya pembeda yang jelas antara

kepala, leher, badan dan kaki.

Wholemount merupakan metode untuk melihat struktur-struktur yang

berhubungan dengan organ embrio seluruhnya, tingkat kesukaran dalam metode ini

yaitu menemukan lokasi pemotongan yang tepat. Ayam sering digunakan dalam

mempelajari embriologi di dalam laboratorium. Hal ini karena proses diferensiasi

awal dari sistem organ dan proses dasar pembentukan tubuh mudah dimengerti.

Telur ayam mewakili karakteristik pembelahan telur dengan yolk banyak. Prosesnya

merupakan bentuk intermediet antara pisces dan amfibia. Selain telur ayam, aplikasi

lain yang dapat diterapkan untuk wholemount yaitu hewan cacing pipih, sagita,

lucifer, semut, Tribolium confusum lebih dikenal dengan nama Kumbang bunga,

lumut, sori paku, daun dengan trikoma dan daun dengan stomata.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah dapat membuat preparat wholemount

embrio ayam dan mengamati perkembangan embrio ayam hingga umur 72 jam

inkubasi.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Tipe telur burung adalah telolesital, tetapi karena detoplasmanya banyak

sekali maka dinamakan megalesital. Bagian-bagian yang aktif pada pembelahan sel

telur burung adalah keping lembaganya (blastodiscnya). Pembelahan sudah dimulai

sewaktu telur melalui oviduk, di sini telur mendapat albumen dan selaput-selaput

lainnya. Albumen kental yang terputar karena telur yang melalui oviduk jalannya

berputar-putar sehingga albumennya turut berputar disebut khalaza yang fungsinya

untuk menjaga agar supaya sel telur tetap terletak sentral di dalam albumen dan

keping lembaganya selalu menghadap ke atas (Djuhanda, 1981).

Amnion merupakan organ evolusi reptil ke aves dan berfungsi untuk

menyesuaikan dengan tempat hidupnya yang baru dari habitat air ke habitat darat

(terrestrial) dan udara. Membran fetal yang lain, serosa disamakan dengan korion

pada ikan. Ikan dan ampfibi belum memiliki alantois sebagai membrana fetal. Hal ini

disebabkan pada embrio ikan dan amfibi, pertukaran gas dan pembuangan sisa

metabolisme terjadi langsung melalui transmembran dari embrio ke medium air di

sekitarnya (Rugh, 1962).

Telur Aves memiliki yolk yang banyak. Kandungan yolk berfungsi untuk

menyediakan cadangan makanan bagi perkembangan embrio kecuali udara.

Kebutuhan mineral seperti Ca pada embrio dapat di serap dari cangkang telur

(Huettner, 1961). Ovum pada Aves merupakan bulatan yolk dengan bioplasma dan

intinya, sedangkan telur yang terdiri dari cangkang telur, albumen (putih telur) dan

yolk (kuning telur). Ovum merupakan suatu sel yang berukuran sangat besar. Hal ini

disebabkan kandungan yolk yang besar pula (Djuanda, 1981).


Proses gastrulasi embrio ayam mengalami proses-proses dasar yang sama

dengan gastrulasi embrio amfibi. Perbedaan paling penting adalah dalam telur

burung atau ayam memiliki yolk sangat banyak sehingga walaupun pada embrio

burung atau ayam terbentuk juga blastopor, tetapi tidak sebagai blastopor yang bulat

dan berlubang seperti pada amfibi. Adanya hambatan yolk yang banyak,

menyebabkan blastopor embrio ayam hanya berupa satu sayatan membujur ke arah

cranio-caudal (Syahrum, 1994). Embrio di dalam telur dapat berkembang karena

adanya nutrisi dan energi panas yang diperoleh dari induknya. Nutrisi yang di

butuhkan oleh embrio ayam sudah disediakan di dalam telur. Embrio tersebut dapat

berkembang dan membelah, dan energi panas yang digunakan untuk tumbuh di dapat

dari lingkungan luar, dengan meningkatnya panas pada telur mengakibatkan

perkembangan sel telur berlanjut. Kekurangan nutrisi pada embrio ayam dapat

menyebabkan lambatnya perkembangan embrio dan dapat menyebabkan kematian

pada embrio (Vieira, 2007). Dalam melakukan wholemount harus sesuai prosedur

yang ada (Yatim, 1984).

Telur amfibi pada umumnya dilindungi oleh selubung agar-agar dan

bercangkang. Pada saat menetas dihasilkan kecebong yang melangsungkan

kehidupan di air. Kecebong merupakan larpa akuatik berinsang dan akan

bermetamorfosis menjadi dewasa. Hewan dewasa keluar dari perairan dan bernafas

dengan paru-paru. Selain di air, beberapa jenis amfibi mampu bereproduksi di darat.

Amfibi mempunyai lidah untuk menangkap mangsa, kelopak mata untuk menjaga

kelembaban mata, telinga untuk menangkap gelombang suara, dan laring yang dapat

mengeluarkan suara. Otak amfibi lebih luas dibandingkan otak ikan. Alat pernafasan

utama amfibi dewasa biasanya berupa paru-paru yang dibantu oleh poripori

kulit. Telur reptil merupakan telur yang dihasilkan adalah telur amneotik. Karena
mengandung amnion. Amnion merupakan membran embrionik penyelubung embrio

yang bermanfaat untuk melindungi embrio dan mengeluarkan limbah nitrogen.

Selain itu, membrane tersebut dapat juga berperan dalam menyediakan O2, makanan,

dan air untuk embrio. Sedangkan pada telur pisces seluruh anggota kelompok ikan

hidup didalam air dan bereproduksi secara ovipar. Biasanya sel telur dan sperma

disebarkan didalam air atau sarang.

Tanda khas gastrula ayam adalah pembentukan stria primitiva yang jelas

terlihat pada masa inkubasi ke-16 jam dan dapat dikatakan sebagai stria primitiva

paling panjang. Stria primitiva embrio ayam jantan adalah suatu daerah pembelahan

sel yang sangat aktif. Daerah anterior stria primitif terdapat suatu sentrum dari masa

mesodermal yang aktif berpolimerasi sehingga daerah ini meninggi, disebut nodus

hensen. Badan ini hanya terdapat sementara dan kepentingannya belum diketahui.

Setelah terbentuk stria primitiva, blastoderma bertambah panjang dan daerah ini

adalah daerah ekstra embrional yang akan membentuk alat-alat dan stuktur-struktur

embrio sementara yang pada waktu menetas sebagian besar akan hilang (Sagi, 1981).

Permulaan pembentukan daerah embrio yaitu dengan terbentuknya keping

neural. dari keping ini terjadi lipatan neural. Embrio yang umurnya ± 24 jam

pengeraman, khorda timbul di bawah lipatan neural pada sumbu tengah embrio.

Khorda ini timbul dari sel-sel yang tidak mengalami diferensiasi di antara kedua

lapisan mesoderm. Mesoderma tumbuh kesamping, kebelakang dari stria primitiva

dan juga tumbuh ke muka kiri kanan notochord. Bersamaan melebar ke daerah ekstra

embrional ke semua jurusan, sehingga pada tingkat-tingkat pengeraman 48 jam ke

atas, kedua lapisan mesoderma lateral itu akan bertemu di bagian anterior daerah

kepala, kemudian bersatu (Djuhanda, 1981).


Jantung terjadi dari penebalan-penebalan mesoderma splankhnis. Mula-mula

jantung berubah suatu bumbung yang letaknya dibawah rhombensephalon. Bagian

anterior bercabang, nantinya menjadi akar-akar aorta ventral. Bagian posterior

berhubungan dengan vena omphalomesentrikus yang datang dari yolk. Karena di

muka dan di belakang berhubungan dengan pembuluh-pembuluh darah tersebut,

jantung menjadi seolah-olah diikat letaknya, maka ketika jantung tidak lagi

memanjang bebas, tetapi akan membengkok ke kanan akan menjadi ventrikel. Ujung

anterior dimana kedua akar aorta ventral meninggalkan jantung, dibentuk bulbus

anteriosus dibelakang truncus anteriosus (Patten, 1971).

Hari Ke- Tahap Perkembangan

1 Sejumlah proses pembentukan sel permulaan mulai terjadi. Sel

permulaan untuk sistem pencernaan mulai terbentuk pada jam ke-18.

pada jam-jam berikutnya, secara berturut-turut sampai dengan jam

ke-24, mulai juga terbentuk sel permulaan untuk jaringan otak, sel

permulaan untuk jaringan tulang belakang, formasi hubungan antara

jaringan otak dan jaringan syaraf ,formasi bagian kepala, sel

permulaan untuk darah, dan formasi awal syaraf mata.

2 Embrio mulai bergeser ke sisi kiri, dan saluran darah mulai terlihat

pada bagian kuning telur. Perkembangan sel dari jam ke-25 sampai

jam ke-48secara berurutan adalah pembentukan formasi pembuluh

darah halus dan jantung, seluruh jaringan otak mulai terbentuk,

selaput cairan mulai terlihat,dan mulai juga terbentuk formasi

tenggorokan.

3 Dimulainya pembentukan formasi hidung, sayap, kaki, dan jaringan

pernafasan. Pada masa ini, selaput cairan juga sudah menutup


seluruh bagian embrio.

4 Sel permulaan untuk lidah mulai terbentuk. Pada masa ini, embrio

terpisah seluruhnya dari kuning telur dan berputar ke kiri. Sementara

itu, jaringan saluran pernafasan terlihat mulai menembus selaput

cairan.

5 Saluran pencernaan dan tembolok mulai terbentuk. Pada masa ini

terbentukpula jaringan reproduksi. Karenanya sudah mulai dapat juga

ditentukan jeniskelaminnya.

6 Pembentukan paruh dimulai. Begitu juga dengan kaki dan sayap.

Selain itu,embrio mulai melakukan gerakan-gerakan.

7,8, dan 9 Jari kaki dan sayap terlihat mulai terbentuk. Selain itu, perut mulai

menonjol karena jeroannya mulai berkembang. Pembentukan bulu

juga dimulai. Pada masa-masa ini, embrio sudah seperti burung, dan

mulutnya terlihat mulaimembuka.

10 dan 11 Paruh mulai mengeras, jari-jari kaki sudah mulai sepenuhnya

terpisah, danpori-pori kulit tubuh mulai tampak.

12 Jari-jari kaki sudah terbentuk sepenuhnya dan bulu pertama mulai

muncul.

13 dan 14 Sisik dan kuku jari kaki mulai terbentuk. Tubuh pun sudah

sepenuhnyaditumbuhi bulu. Pada hari ke-14, embrio berputar

sehingga kepalanya tepatberada di bagian tumpulnya telur.

15 Jaringan usus mulai terbentuk di dalam badan embrio.

16 dan 17 Sisik kaki, kuku, dan paruh semakin mengeras. Tubuh embrio sudah

sepenuhnya tertutupi bulu yang tumbuh. Putih telur sudah tidak ada

lagi, dan kuning telur meningkat fungsinya sebagai bahan makanan


yang sangat pentingbagi embrio. Selain itu, paruh sudah mengarah ke

rongga kantung udara, selaput cairan mulai berkurang, dan embrio

mulai melakukan persiapan untukbernafas.

18 dan 19 Pertumbuhan embrio sudah mendekati sempurna. Kuning telur mulai

masukke dalam rongga perut melalui saluran tali pusat. Embrio juga

semakin besar sehingga sudah memenuhi seluruh rongga telur

kecuali rongga kantung udara.

20 Kuning telur sudah masuk sepenuhnya ke dalam tubuh embrio.

Embrio yanghampir menjadi anak ayam ini menembus selaput

cairan, dan mulai bernafas menggunakan udara di kantung udara.

Saluran pernafasan mulai berfungsi dan bekerja sempurna.

21 Anak ayam menembus lapisan kulit telur dan menetas.

kutipan artikel dari infovet dan UKP/YR.

Setiap pembelahan telur pada masing-masing spesies memiliki urutan

pembelahan berbeda-beda. Urutan alur pembelahan segmentasi pada telur ayam

yaitu: meridional, meridional tegak lurus alur pembelahan pertama, latitudinal,

meridional, dan latitudinal. Tahap gastrulasi meliputi epiboli, involusi, dan

delaminasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan embrio ayam adalah suhu,

keberhasilan gastrulasi dan kondisi lungkungan, semakin tinggi suhu maka semakin

cepat proses perkembangan embrio. Akan tetapi, perkembangan emrio ayam

memiliki suhu optimal inkubasi. Apabila suhu terlalu tinggi maka akan merusak

embrio tersebut. Keberhasilan pada gastrulasi menentukan keberhasilan

perkembangan embrio selanjutnya karena gastrulasi merupakan proses yang palipng


menentukan dalam perkembangan embrio. Kondisi lingkungan yang buruk

mengganggu perkembangan embrio ayam (Patten, 1971).


III. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mangkuk plastik, scalpel

beserta blade, gunting, alat peneropong telur (candler), gelas arloji, kertas saring,

pipet tetes, objek glass, cover glass dan pensil.

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah telur ayam fertile yang

telah diinkubasi (dieramkan) dalam incubator atau oleh induk ayam, selama 24, 33,

48 dan 72 jam, larutan garam fisiologis (0,9%), alkohol 70%, kapas steril dan larutan

Bouin.

B. Metode

1. Telur fertile ayam kampung (ayam bukan ras = buras) disediakan.

2. Larutan garam fisiologi hangat disediakan di dalam mangkuk secukupnya.

3. Telur dimasukkan ke dalam larutan garam fisiologis, kemudian bagian yang

menghadap ke permukaan air ditandai dengan pensil, setelah itu bagian yang

tumpul ditusuk dengan jarum sehingga udara di dalamnya keluar.

4. Bagian cangkang telur yang telah ditandai digunting secara hati-hati, setelah itu

cangkang diangkat maka akan terlihat blastodiskus atau embrioblas.

5. Blastodiskus dipotong dengan gunting dan dipindahkan pada gelas arloji. Dengan

hati-hati tusukkan ujung runcing embrioblas, kemudian potong bagian tadi secara

keseluruhan dan pindahkan pada gelas arloji.

6. Posisi embrioblast dibalikkan untuk membersihkan yolk yang menempel dengan

larutan garam fisiologis.


7. Sediakan kertas saring ukuran 3,5 x 3,5 cm. Kertas dilipat di tengahnya, pelipatan

diulang tegak lurus pelipatan pertama, kemudian dilipat diagonal dan dipotong

ujung-ujungnya. Usahakan lubangnya sesuai dengan ukuran embrio.

8. Kertas saring ditempelkan pada sehingga embrio tepat berada di tengah-tengah

lubang dan embrio menempel pada tepi lubang kertas saring.

9. Masukkan embrio ayam tersebut ke dalam larutan fiksatif (Bourin).


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar 1. Cangkang Embrio Ayam

Gambar 2. Embrio Ayam Umur 24 Jam

Gambar 3. Embrio Ayam Umur 33 Jam


Gambar 4. Embrio Ayam Umur 48 Jam

Gambar 5. Embrio Ayam Umur 72 Jam


B. Pembahasan

Praktikum wholemount kali ini menggunakan telur ayam khususnya telur

ayam jawa karena tekstur daripada telur ayam jawa itu sudah komplek untuk

mewaliki bangsa burung, selain itu juga telur ayam jawa tidak mengandung bahan

kimia seperti halnya telur ayam boiller yang sudah terkontaminasi dengan berbagai

bahan kimia untuk mempercepat pertumbuhannya selain itu juga mudah dijumpai di

masyarakat. Telur ayam yang digunakan adalah telur ayam yang berumur 1-3 hari,

karena pada umur tersebut perkembangan embrionya mudah untuk diamati dan

diikuti, selain itu berubah yang terjadi juga belum begitu kompleks. Praktikum

pembuatan preparat wholemount kali ini dinyatakan tidak berhasil, hal ini

dikarenakan telur yang digunakan sebagai preparat sudah dalam kondisi rusak.

Kuning telur yang terlihat setelah cangkang dibuka menunjukkan warna kuning

pekat dengan sebagian yolknya membeku. Oleh karena itu, praktikum ini tidak

dilakukan sampai selesai.

Gambar 1. Embrio Ayam Umur 18 Jam (Anonim, 2009).


Gambar 2. Embrio Ayam Umur 20 Jam (Anonim, 2009).

Gambar 3. Embrio Ayam Umur 24 Jam (Anonim, 2009).


Gambar 4. Embrio Ayam Umur 33 Jam (Anonim, 2009).

Gambar 5. Embrio Ayam Umur 48 Jam (Anonim, 2009).

Gambar 6. Embrio Ayam Umur 72 Jam (Anonim, 2009).

Anonim (2009), menjelaskan bahwa selama inkubasi:

Hari pertama

1. 16 jam : tanda-tanda perkembangan embrio sudah dapat diketahui

2. 18 jam : pembentukan tractus alimentarus

3. 20 jam : pemolaan kolumna vertebralis

4. 21 jam : pembentukan sistem saraf

5. 22 jam : pembentukan kepala

6. 24 jam : pembentukan mata

Hari Kedua
1. 25 jam : pembentukan jantung

2. 35 jam : pembentukan telinga

3. 42 jam : jantung mulai berdetak

Hari Ketiga

1. 60 jam : pembentukan hidung

2. 62 jam : pembentukan kaki

3. 64 jam : pembentukan sayap

Berdasarkan referensi lain yaitu menurut Djuhanda (1981), gambar embrio

pada telur ayam yag berumur 24 jam sebagai berikut:

Gambar 1. Embrio Ayam Umur 24 Jam

Berdasarkan hasil praktikum diketahui bahwa gambar tersebut adalah embrio

pada inkubasi umur 24 jam. Embrio tersebut memiliki bagian-bagian tubuh atau

organ yang belum kompleks. Menurut Yatim (1984), semakin lama umur inkubasi

embrio, organ-organnya semakin kompleks. Embrio ayam pada umur 0 hari inkubasi

berada dalam stadium gastrula, diawali dengan pembentukan keping germa dan lapis,

kemudian dilanjutkan dengan organogenesis. Parameter perkembangan awal sistem

kardiovaskular embrio ayam yang merupakan turunan dari mesoderm adalah proses

pembentukan organ dan jaringan darah yang diawali dengan terbentuknya pembuluh
primitif embrio yang disebut pulau-pulau darah. Secara bertahap dibentuk organ dan

jaringan lain seperti jantung, pembuluh darah dan jaringan darah.

Urutan alur pembelahan segmentasi pada ayam sama seperti pada amphioxus

dan katak. Alur pembelahan pertama yaitu meridional, kedua meridional tegak lurus

pembelahan pertama, ketiga latitudinal, keempat meridional dan kelima latitudinal.

Pembelahan kelima menghasilkan embrio yang tersusun dari 32 blastomer dan

dicapai stadium morula. Blastulasi ayam sama seperti blastulasi pada telur ikan yaitu

terbentuknya rongga segmentasi diantara sel-sel blastomer di permukaan dengan

yolk yang ada di bawahnya. Blastosol atap terdiri dari sel-sel blastomer hasil

segmentasi sebelumnya dengan lantai permukaan yolk dan bagian lateralnya berupa

zona penghubung yang terdiri dari blastomer yang berlekatan di bawahnya. Tahap

selanjutnya, melalui epiboli sel-sel permukaan, involusi dan delaminasi (Soeminto,

2002).

Telur membelah setelah zigot terbentuk, dengan tipe pembelahan

merobalstik. Sel-sel yang membelah membentuk suatu cakram yang disebut

blastodiskus atau blastoderma yang letaknya di daerah kutub animal. Blastodiskus

dari atas tampak bening karena blastomer-blastomer sentral melepaskan diri dari

sitoplasma di bawahnya dan terbentuk rongga sempit yang merupakan blastosol

(Shoston, 1988). Menurut Huettner (1961), embrio ayam pada stadium 24 jam bagian

yang terbentuk masih sederhana. Struktur embrio yang telah terbentuk yaitu stria

primitiva, mesoderma, proamnion, mesenkim, pulau-pulau darah, somit, usus depan,

notochord, lipatan neural dan vesikula amnio-kardiak. Bagian yang aktif pada

pembelahan sel telur ayam adalah keping lembaganya (blastodiskus). Pembelahan

sudah dimulai ketika telur melalui oviduk yang jalannya berputar-putar sehingga

albuminnya turut berputar disebut kalaza dengan fungsi kalaza untuk menjaga agar
sel telur tetap terletak sentral di dalam albumin dan keping lembaganya selalu

menghadap ke atas (Nelson, 1953). Notochord tumbuh ke bagian depan nodus

hensen, segaris dengan stria primitiva yang menghilang. Permukaan pembentukan

daerah embrio yaitu dengan terbentuknya keping neural. Keping neural akan

membentuk lipatan neural. Lapisan anterior dari keping neural membentuk suatu

peninggian dan tumbuh kebagian depan di atas ectoderm. Kemudian lipatan kepala

yang terbentuk akan berdiferensiasi menjadi kepala. Daerah antara lipatan kepala dan

ectoderm, sebelah bawahnya terbentuk suatu struktur yang mempunyai kantong yang

disebut kantong subsefalik (Yatim, 1984).

Embrio yang telah berumur 24 jam, lipatan neuralnya mendekat satu sama

lain. Persatuan lipatan neural pertama-tama terjadi di bagian depan somit pertama.

Embrio umur 33 jam, bumbung neural yang telah terbentuk dapat dibedakan menjadi

bagian anterior yang agak lebar, bagian tengah, serta posterior yang menyerupai

bumbung. Persatuan lipatan neural yang paling akhir, terjadi di bagian depan dan di

belakang, sehingga terbentuk lubang-lubang neuroporus-anterior dan posterior.

Belakang somit terakhir terdapat lipatan neural yang mengembang dan menghilang

dalam ectoderm (Yatim, 1984).

Bagian belakang lipatan neural membatasi suatu daerah dangkal pada

ectoderm yang disebut sinus phromboidalis. Primitif streak terus makin menghilang.

Daerah diantara kedua lapisan ectoderm dari tiap lipatan neural yang menyatu

terlepas sel-sel yangakan menjadi dua batang neural kres di kiri-kanan bumbung

neural. Neural kres ini bersegmen dan merupakan primordial dari akar dorsal saraf

spinal dan juga ganglia dari sistem saraf otonom (Yatim, 1984).
Gambar 2. Embrio Ayam Umur 33 Jam

Menurut Djuhanda (1981), embrio utuh akan membentuk 12 somit pada umur

inkubasi 22 jam. Embrio ayam yang diinkubasi selama 33 jam akan memperlihatkan

tahap-tahap pokok perkembangan dan pembentukan sistem syaraf pusat dan sistem

sirkulasi. Selama periode inkubasi 33 jam menunjukan adanya perubahan pada

daerah usus depan dan somit sert diferensiasi pada mesoderm luser media yang

menandai pembentukan organ urinaria. Vesikula optika tersusun sebagai sepasang

pertumbuhan kolateral prosencephalon. Vesikula ini secara meluas dan menduduki

seluruh luas kepala. Rongga vesikula optika (optisol), mulanya mempunyai

hubungan yang luas dengan rongga prosencephalon.


Gambar 3. Embrio ayam Umur 48 Jam

Organ-organ yang terbentuk pada inkubasi umur 48 jam yaitu otak dan

sumsum tulang belakang. Ketiga bagian otak mengalami deferensiasi, prosensefalon

menjadi telensefalon dan diensefalon. Vesikula optik menyempit dan memanjang

kemudian terbentuk tangkai optik yang tumbuh ke arah lateral menuju ke ektoderma

luar dan menginduksi primordial lensa pada ektoderma yang merupakan suatu

penebalan ekstra. Embrio nampak jalur pertama pada blastoderm, diantara ekstra

embrionik annexis nampak membran vitelin yang memiliki peran utama dalam

nutrisi embrio (Djuhanda, 1981). Kemudian embrio ayam juga akan terbentuk

khorda di bawah lipatan neural pada sumbu embrio tengah. Khorda ini tidak timbul

karena delaminasi mesoderm seperti pada embrio katak, tetapi berasal dari sel-sel

yang tidak mengalami diferensiasi diantara kedua lapisan mesoderm, ini disebabkan

karena perbanyakan sel-sel muka pada daerah nodus hensen. Mesoderm tumbuh

kesamping, ke bagian belakang stria primitiva dan juga tumbuh ke bagian kiri kanan
dari keping neural.sesudah terbentuk lipatan kepala, mesoderm tumbuh pada bagian

kanan dan kiri notochorda (Shoston, 1988).

Gambar 4. Embrio Ayam Umur 72 Jam

Embrio ayam yang telah diinkubasi selama 72 jam berada disisi kiri,

dikelilingi oleh sistem peredaran darah, membrane vitelin menyebar diatas

permukaan kuning telur. Kepala dan badan mulai dapat dibedakan, demikian juga

otak. Struktur jantung juga sudah mulai berdenyut (kosasih, 1975). Penetasan pada

embrio ayam pada umur 72 jam pada kedua sisi embrio ayam terbentuk dua bubung

yang menandakan pembentukan kaki. Perkembangan selanjutnya membentuk tunas

kaki yang jelas, kemudian berangsur-angsur dideferensiasi dari bagian-bagian kaki

belakang dan depan, tulang rawan, tulang dan otot. Penempatan yang tepat dari tunas

kaki, diferensiasi beberapa sel tunas kaki menjadi tulang rawan, dan sel lain menjadi

otot. Pembentukan tunas depan menjadi sayap dan tunas kaki belakang menadi kaki,
dan pencerminan perkembangan semua sruktur ini dibgian tubuh yang berlawanan,

semuanya terpusat pada regulasi morfogenesis dan diferensisi dalam perkembangan

embrio (Huettner, 1961).

Perlakuan pada embrio ayam dalam metode wholemount, telur dimasukkan

dalam larutan garam fisiologis maka berat jenis telur sama dengan berat jenis air

garam, sehingga telur melayang. Larutan yang digunakan untuk memfiksasi embrio

adalah larutan bouin, sedangkan tujuan dari fiksasi adalah untuk meningkatkan

afinitas (daya gabung) sel terhadap zat warna menjadi lebih besar atau zat warna

lebih melekat pada objek glass tanpa merusak struktur selnya. Penggunaan dari

kertas saring adalah untuk menyerap larutan bouin (Huettner, 1961). Kantung yolk

saccus vitelinus yang berfungsi untuk memberikan nutrisi pada embrio. Alantois

mulai terdapat pada janin ayam umur 27 jam pengerama, merupakan jaringan yang

dapat melakukan fungsi respirasi, fungsi sekresi (membebaskan sisa sisa

metabolisme) dan fungsi nutritif oleh membran khorialantois yaitu menyerap kalsium

yang diperlukan untuk perkembangan embrio dari cangkang telur. Amnion sebgai

pembungkus embrio langsung terbentuk pada masa inkubasi kurang lebih 30 jam.

Fungsi amnion diantaranya untuk membantu menjaga kelembapan embrio dan

mencegah kerusakan embrio (Huettner, 1961).


V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Sediaan embrio ayam (wholemount) dibuat dengan beberapa tahap, antara lain

peneropongan, dimasukkan ke dalam larutan garam fisiologis, pembukaan

cangkang, pengguntingan blastodiskus, pembersihan dari yolk, pengambilan dari

kertas saring, fiksasi dan pewarnaan.

2. Tahap perkembangan embrio ayam diantaranya cleavage, blastula, gastrula,

neurulasi, morfogenesis dan organogenesis.

B. Saran

Praktikum wholemount ini membutuhkan ketelitian dan kesabaran luar

biasa, karena begitu sulit untuk memisahkan antara embrio dengan yolk kuning.

Pemisahan antara embrio dan yolk kuning apabila dilakukan secara terburu-buru,

bisa jadi embrionya yang akan terpotong. Selain itu, telur yang didapat pada

kelompok kami merupakan telur produk gagal, dikatakan begitu karena telur

memiliki yolk yang telah membeku terlebih dahulu, sehingga tidak didapat hasil

pengamatan. Seharusnya, laboratorium menyediakan telur ayam lebih untuk

cadangan telur yang gagal.


DAFTAR REFERENSI

Anonim. 2009. Stages in Chick Embryo Development. http://msucares.com.html


Djuhanda, T. 1981. Embiologi Perbandingan. Armico, Bandung.

Huettner, A.F. 1961. Fundamentals of Comparative Embryology of The Vertebrates.


The Mc Millan Company, New York.
Kosasih, G. 1975. Embriologi Kedokteran. CV EGC, Jakarta.

Nelson, O. R. 1953. Comparative Embryology of The Vertebrates. The Blankston


Co. Inc, New York.

Patten, B.M. 1971. Foundations of Embriology. Mc Graw-Hill Inc., New Delhi.


Rugh, R. 1962. Experimental Embryology. Burgess Publishing Company,
Minnesota.
Sagi, M. 1981. Embriologi Perbandingan Vertebrata. Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta.

Shoston, S. 1988. Embryologi. Harper Collins Publisher, New York.

Soeminto. 2002. Viabilitas Telur Ikan Nilem (Osteochilus hasselti C. V.) yang
Ditunda Oviposisinya Setelah Menunjukan Gejala Mijah. Laporan Penelitian
Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.

Syahrum, M.H. 1994. Repriduksi dan Embriologi. Fakultas kedokteran UI, Jakarta.

Yatim, W. 1984. Biologi Reproduksi Untuk Mahasiswa Kedokteran dan Biologi.


Tarsito, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai