Anda di halaman 1dari 8

Percobaan Uji Amilum

Pada Daun Hibiscus rosa-sinensis dengan Uji Sachs

Disusun oleh :
1. Alfirosyidi Hasanah (K4316005)
2. Avis Alfara (K4316015)
3. Cindy Nofita Primasari (K4316018)
4. Linda Putri Cahyani (K4316039)
5. Siti Siwi Wulandari (K4316061)

Kelompok :8
Asisten Praktikum : Laksmita Dewi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET
SURAKARTA
2018
I. Judul
Percobaan Uji Amilum Pada Daun Hibiscus rosasinensis dengan Uji Sachs

II. Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara melakukan percobaan sachs?
2. Bagaimana perbandingan amilum yang terdapat pada daun Hibiscus rosasinensis di
waktu yang berbeda?
3. Apa saja faktor-faktor yang berperan dalam fotosintesis?

III. Tujuan
1. Mahasiswa mampu melakukan percobaan sachs
2. Mahasiswa dapat mengukur dan membandingkan amilum yang terdapat pada daun
Hibiscus rosasinensis di waktu yang berbeda
3. Mahasiswa dapat menyebutkan faktor-faktor yang berperan dalam fotosintesis

IV. Dasar Teori


Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti
penyusunan. Fotosintesis merupakan aktifitas fisiologis yang khusus dilakukan oleh
organism fotosintetik, terutama kelompok tumbuhan. Fotosintesis dapat diartikan suatu
proses penyusunan zat karbohidrat dengan cahaya sebagai energinya. Hanya organisme
yang mempunyai pigmen fotosintetik yang mampu melakukan fotosintesis, karena
pigmen itulah yang mampu menangkap energi dari cahaya (Kimball, 2002). Zat organik
yang disusun dalam fotosintesis ini adalah karbohidrat (Cn(H2O)n) yang berasal dari
molekul CO2 dan H2O. Sebagai hasil sampingan adalah molekul O2. Proses
fotosintesis dapat dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut :
cahaya
6CO2 + 12H2O C6H12O6 + 6O2 + 6H2O
pigmen. f.s

Cahaya yang dapat dipergunakan dalam fotosintesis ini mempunyai syarat kualitas
(jenis gelombang) dan kuantitas (intensitas cahaya) tertentu. Dalam kondisinormal,
cahaya matahari memenuhi semua syarat itu, sehingga secara alami, cahaya matahari
merupakan sumber energi bagi fotosintesis. Pigmen fotosintetik,sebagai penangkap
energi cahaya matahari, berupa klorofil dan atau karotenoid. CO2 dan H2O sebagai
substrat fotosintesis dapat berasal dari sisa oksidasi dalam jaringan fotosintetik. Selain
itu, CO2 dapat pula diambil dari atmosfir melalui proses difusi melalui
stomata, sedangkan H2O diambil dari lingkungan melalui proses absorbsi di akar atau
bagian penyerapan lainnya.
Glukosa sebagai hasil utama fotosintesis segera ditranslokasikan ke bagian
tubuh tumbuhan yang lain atau ditranslokasikan ke dalam jeringan penimbun dan
diubah menjadi 40 amilum. Bila laju fotosintesis tinggi, sebagian dari karbohidrat yang
terbentuk dalam fotosintesis ini diendapkan dalam kloroplas sebagai amilum. Oksigen
sebagai hasil sampingan fotosintesis, dilepaskan ke atmosfer sebagai gas atau sebagian
dimanfaatkan pada respirasi dalam sel di mana fotosintesis itu terjadi.
Proses fotosintesis begitu komplek karena banyak faktor (internal
maupun eksternal) berpengaruh. Misalnya struktur daun, struktur perakaran, kondisi
cahaya,kondisi air tanah (untuk tumbuhan yang hidup dengan medium tanah), kondisi
atmosfer,dan sebagainya.
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan
sebagai kebutuhan pokoknya harus melakukan suatu proses yang dinamakan
proses sintesis karbohidrat yang terjadi di bagian daun satu tumbuhan yang memiliki
klorofil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber
energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari
tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan kloropil
yang berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena klorofil
hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwidjoseputro, 1986)
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai
molekul yang kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya
seperti sukrosa, monosakarida,dan polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat
yang paling sederhana.
Pada tahun 1860, Sach membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum.
Dalam percobaannya tersebut ia mengguanakan daun segar yang sebagian dibungkus
dengan kertas timah kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan kedalam alkohol dan
ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang
tidak ditutupi kertas timah menandakan adanya amilum (Malcome, 1990)
Pada uji Sachs ini bertujuan melakukan uji apakah tanpa cahaya daun tidak
berfotosintesis.Percobaan ini berdasar pada ciri hidup yang hanya dimiliki oleh
tumbuhan hijau yaitu kemampuan dalam menggunakan karbon dioksida dari udara
untuk diubah menjadi bahan organik serta direspirasikan/desimilasi bahan organik
dalam tubuhnya sehingga zat organik itu bisa digunakan untuk aktivitas makhluk
hidup (Malcome, 1990).

V. Hipotesis
1. Uji Sachs dilakukan untuk membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum.
2. Tanaman yang terkena cahaya matahari dapat melakukan fotosintesis dengan hasil
utama berupa amilum, sedangkan tanaman yang tidak terkena cahaya matahari
tidak dapat melakukan fotosintesis sehingga tidak dapat menghasilkan amilum.
3. Faktor yang berperan dalam proses fotosintesis, yaitu intensitas cahaya, konsentrasi
karbondioksida, suhu, kadar air, kadar fotosintat, dan tahap pertumbuhan.

VI. Rangkaian Percobaan


A. Fungsi alat dan bahan
1. Bunsen, sebagai sumber api untuk mendidihkan air dan alcohol dalam beker
glass.
2. Kaki tiga, sebagai Penopang beker glass di atas Bunsen.
3. Kawat, penyangga bagiab bulat di kaki tiga sehingga bisa digunakan untuk
meletakkan beker glass.
4. Kasa, sebagai perantara antara api Bunsen dengan beker glass.
5. Beker glass, sebagai tempat untuk menampung air dan alcohol yang dididihkan.
6. Kaca arloji, digunakan untuk meniriskan daun yang telah direbus dengan air dan
alcohol untuk selanjutnya diuji dengan lugol.
7. Korek api, untuk menyalakan Bunsen.
8. Pinset, untuk memasukkan dan mengambil daun dari air kemudian ke alcohol.
9. lugol, untuk membuktikan bahwa fotosintesis itu menghasilkan amilum.
10. Aluminium foil, digunakan untuk menutup bagian daun sebagai perlakuan
terjadinya fotosintesis.
11. Gunting, untuk memotong aluminium foil menjadi bagian yang lebih kecil
dengan keadaan yang rapi.
12. Solatip atau klip kertas , untuk merekatkan aluminium sehingga bisa menutup
sempurna pada daun yang ditutup.
B. Langkah Kerja
 Tahap Persiapan
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk penutupan daun,
meliputi alumunium foil, gunting dan selotip bening.
2. Menutup daun (biasanya pada bagian tengah) dengan menggunakan
aluminium foil. Daun yang dipilih haruslah daun sejati, memiliki lebar yang
cukup (tidak terlalu sempit), tidak terlalu tua maupun terlalu muda,
memiliki warna yang sama pada permukaan daunnya dan tidak memiliki
getah.
3. Merekatkan alumunium foil dengan selotip agar tertutup dengan rapi.
4. Penutupan daun dilakukan pada hari Kamis, 15 Maret 2018 pukul 6 WIB.
Daun yang ditutup adalah Hibiscus rosa-sinensis yang terleak di kawasan
halaman pure UNS Kampus Kentingan.
 Tahap Percobaan
1. Mempersiapkan alat dan bahan.
2. Melepas aluminium foil dari daun (pemetikan daun dilakukan kira-kira 1
jam sebelum percobaan)
3. Mempersiapkan Bunsen, kaki tiga, kawat, kaca beker glass yang diisi air
dan korek api.
4. Menyalakan Bunsen, kemudian memanaskan air di atas api bunsen kurang
lebih 10-15 menit.
5. Memasukkan daun yang telah di tutup aluminium foil ke dalam air yang
telah panas mendidih.
6. Mengangkat dan meniriskan daun yang telah layu.
7. Memersiapkan beker berisi alkohol, kemudian di panaskan di Bunsen.
8. Merebus daun dalam beker glass yang berisi alkohol hingga klorofilnya
larut kurang lebih 5-10menit.
9. Meniriskan daun pada kaca arloji dan kemudian daun direntangkan.
10. Menetesi dengan lugol .
11. Mengamati perubahan warna yang terjadi. (bagian daun yang tidak di tutupi
aluminium foil memiliki warna lebih gelap, hal ini membuktikan adanya
kandungan amilum)
12. Mencatat hasil percobaan dan mendokumentasikannya.
C. Skema Langkah Kerja
VII. Data Pengamatan

Kelompok 7

Warna daun
NO. Daun
Di rebus aquades Direbus alkohol Setelah di tetesi

1. Tidak ditutup

2. Ditutup
Kelompok 8

Warna daun
NO. Daun
Di rebus aquades Direbus alkohol Setelah di tetesi

1. Tidak Ditutup

2. Ditutup

VIII. Daftar Pustaka

Dwidjoseputro. (1986). Biologi. Jakarta: Erlangga.


Kimball, J. W. (2002). Biologi. Jakarta: Erlangga.
Malcome, B. W. (1990). Fisiologi Tanaman. Bandung: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai