gastrointestinal
(stomatitis, esofagitis dan gastritis )
OLEH:
Dewinta paraede
Lily Marlina Leo
Windi Lenggu
KELAS: KEPERWATAN A/III
GASTRITIS AKUT adalah peradangan sementara yang dapat disebabkan oleh sejumlah
faktor: alkohol, aspirin, obat antiinflamasi dan kortikosteroid, gangguan metabolisme
(misalnya uremia), stres fisiologis (misalnya trauma), refluks garam empedu, diet yang
sembrono (makan terlalu banyak atau sedikit), atau terapi radiasi..
GASTRITIS KRONIS adalah suatu kondisi progesive dan menahun. Dapat sebagai tipe A
gastritis (fundus) atau tipe B (antral) gastritis. Gastritis fundus A juga dikenal sebagai
gastritis atrhophic adalah jenis yang paling parah ditandai degenerasi dari mukosa baik di
tubuh dan fundus dari lambung dengan perubahan subsequen pada gastrik function.
Penyebab faktor intrinsik dalam serum penderita banyak (60%) dengan atrhopic gastristis
dan kondisi autoimun lain seperti penyakit tiroid, diabetes melitus, dan gastritis
insuffiency, sering pula dikaitkan dengan anemia pernisiosa. Tipe B (antral) gastritis
adalah jauh lebih umum dan kurang parah dari gastritis fundus. Antral gastritis terbatas
pada daerah antral perut dan ditandai oleh peradangan mukosa, namun tidak seperti
gastritis fundus, jarang menyebabkan atrofi mukosa atau hilangnya fungsi lambung.
Parietal antibodi sel tidak terlihat, dan tidak ada hubungan dengan anemia pernisiosa atau
carsinoma lambung. Pada beberapa dekade terakhir diketahui penyebabnya adalah
kolonisasi helicobacter pylori, organisme ini sering dikaitkan dengan gastritis antral dan
ulkus duodenum.
Gastritis kronis Fundus (tipe A) dapat akibat gastritis akut beulang ditandai dengan
kerusakan dari mukosa lambung, dan atrofi lapisan otot, fungsi lambung berkurang ;
kehilangan sel parietal dan chief cell. Akibatnya produksi asam klorida, pepsin dan faktor
intrinsik menurun. Dinding mukosa lambung menjadi tipis dan mukosa mempunyai
permukaan yang rata. Hasil pada sekresi berkurang dari pepsinogen, asam klorida dan
faktor intrisic (IF), Anemia pernisiosa sering mengembangkan model karena faktor
intrinsik tidak cukup untuk menyediakan transportasi dan penyerapan vitamin B12.
Antral gastritis kronis ditandai oleh peradangan kronis dari wilayah antral dari perut, tapi
perubahan atrohopic jarang terjadi. Ini dihubungkan dengan bakteri helicobacter pylori,
alcohol, refluks garam empedu, merokok,diet yang sembrono. Hal-hal ini menyediakan
sarana untuk peningkatan asam lambung.
1.5 KOMPLIKASI
Bledding/ Perdarahan SCBA : hemaemesis melena → syok hemoragik
Ulkus bahkan perforasi
Gangguan penyerapan vit B12
Karsinoma Lambung (risiko meningkat pada gastristis atrhopic).
1 PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1.1 Identitas (Data Biografi)
Nama
Umur, lebih cenderung lansia.
Jenis kelamin, cenderung pada wanita
Agama
Pendidikan, mempengaruhi pengetahuan tentang penyakit
Pekerjaan, menentukan kemungkinan terpapar pada faktor penyebab.
Suku/ ras, dsb
1.2 Riwayat sakit dan Kesehatan.
1. Keluhan : nyeri epigastrium, kembung, rasa tidak nyaman pada abdomen/ rasa
penuh, mual dan muntah, pusing/pandangan berkunang-kunang, kelemahan, dan
bledding.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Gastritis bisa terjadi pada seseorang karena sejumlah faktor: alkohol, aspirin,
obat- obatan, gangguan metabolisme (misalnya uremia), stres fisiologis (misalnya
trauma), refluks garam empedu, diet yang sembrono (makan terlalu banyak atau
sedikit), atau terapi radiasi.
3. Riwayat penyakit dahulu
Pasien dengan gastritis kronis awalnya memiliki riwayat gastritis akut, dan penyebab
faktor intrinsik autoimun dan kolonisasi helicobacter pylori juga dapat ditemukan.
Mungkin memiliki riwayat penyakit tiroid, diabetes mellitus, insufisiensi adrenal, atau
anemia pernisiosa.
5. Pengkajian psikososial : sterss, gaya hidup (alkohol, perokok)
6. Riwayat nutrisi : kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin B12,
serta pola makan yang buruk (makan terlalu banyak atau sedikit)
7. Riwayat pengobatan sebelumnya : aspirin, obat antiinflamasi dan kortikosteroid
8. Riwayat pertumbuhan perkembangan : Pasien yang menderita gastritis akan
lebih lama sembuhnya dikarenakan kondisi fisik yang lemah sebagai akibat intake
nutrisi yang kurang, - penurunan berat badan karena intake nutrisi yang kurang.
ANALISA DATA
NO MASALAH PENYEBAB DATA SUBJEKTIF DAN
OBJEKTIF
1. Perubahan perfusi bledding S : laporan bledding atau kotoran
ginjal cerebral, berwarna, pusing, sesak napas
kardiopulmoner, O : mungkin hematemesis, melena,
gastrointestinal, takikardi dan hipotensi,
jaringan perifer kelemahan / nadi perifer lemah,
pengisian kapiler lambat /
perlahan (vasokonstriksi),
Warna kulit : pucat, sianosis
disritmia (hipovolemia /
hipoksemia), penurunan kadar
vit B12
Kolaborasi
1) Berikan cairan / darah sesuai indikasi
Rasional : Penggantian cairan tergantung pada derajat hipovolemia dan lamanya
perdarahan (akut atau kronis)
2) Berikan obat sesuai indikasi :
Ranitidin (zantac), nizatidin (acid).
Rasional : Penghambat histamin H2 menurunkan produksi asam gaster.
Antasida (misal : Amphojel, Maalox, Mylanta, Riopan)
Rasional : Dapat dighunakan untuk mempertahankan pH gaster pada tingkat 4,5
atau lebih tinggi untuk menurunkan risiko perdarahan ulang.
Antiemetik (misal : metoklopramid / reglan, proklorperazine / campazine)
Rasional : menghilangkan mual dan mencegah muntah.
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah
dan anoreksia sekunder akibat peningkatan produksi HCl (asam lambung).
Goal : klien akan menunjukkan perbaikan nutrisi yang adequat
Objektif : klien tidak akan mengalami mual, muntah dan anoreksia sekunder akibat
peningkatan produksi HCl (asam lambung) selama dalam perawatan.
Outcomes : dalam waktu ….. jam perawatan, klien :
Mengatakan tidak ada gejala anoreksia dan gastric fullness
tidak mual, muntah
tidak ada kelemahan
bising usus 5-35 kali
BB normal
2. Umur:11 thn
5. Pendidikan : SD
6. Pekerjaan : -
9. Alamat: Fatukoa
B1 (Breath) : -
B2 (Blood) : nadi 110x/m, TD 100/70 mmHg Warna kulit : pucat, sianosis,
B3 (Brain) : -
B4 (Bladder) : -
B5 (Bowel) : mual, muntah, tidak menghabiskan porsi makan, bising usus 3x/m, BB
22 kg, TB 130. cm
B6 (Bone) : Kondisi fisik yang lemah sebagai akibat intake nutrisi yang kurang
D. Pemeriksaan penunjang
ANALISA DATA
NO MASALAH PENYEBAB DATA SUBJEKTIF DAN
OBJEKTIF
1. Perubahan perfusi Penurunan Hb S : laporan merasa lemah
jaringan O : nadi 110x/m, TD 100/70
mmHg Warna kulit : pucat,
sianosis, Hb 8,0 g/dl
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan perfusi jaringan b.d Penurunan Hb
S : laporan merasa lemah
O : nadi 110x/m, TD 100/70 mmHg Warna kulit : pucat, sianosis, Hb 8,0 g/dl
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah dan anoreksia
S : laporan penurunan berat badan anoreksiaha
O : mual, muntah, tidak menghabiskan porsi makan, kelemahan, bising usus
3x/m, BB 22 kg, TB 130. cm
3. Intoleransi akivitas b.d kelemahan
S : mengeluh letih setelah ke kamar mandi aau banyak bergerak
O : KU lemah, mual, muntah, tidak menghabiskan porsi makan,
PERENCANAAN KEPERAWATAN
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah dan anoreksia
Goal : klien akan menunjukkan perbaikan nutrisi yang adequat
Objektif : klien tidak akan mengalami mual, muntah dan anoreksia selama dalam
perawatan.
Outcomes :
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2. Edisi 8. Jakarta:
EGC
Carpenito, Lynda Jual. 2002. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 10.
Jakarta : EGC
Doenges, E. Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta:
EGC
Mansjoer, Arif. Et al. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Edisi 3. Jakarta :
Media Aesculapius FKUI
Guyton, Arthur C., dkk. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta:
EGC
Ngastiyah, 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC