KASUS II
DISUSUN OLEH :
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2020
Kasus tutorial 2 Mata Kuliah KDK 2
Tn.A usia 40 th,datang ke ruang poli umum Rs.x pada jam 10.00 wib diantar
oleh keluarganya dengan keluhan sakit perut . pada saat perawat B melakukan
anamnesa keperawatan didapatkan data Tn.A mengatakan perutnya terasa nyeri pada
daerah abdomen kiri atas, nyeri seperti ditusuk tusuk, dan nyeri yang dirasakan
hilang timbul. Nyeri sudah dialami selama 2 hari ini. Hasil pemeriksaan fisik
yang dilakukan perawat B diperoleh pada data inspeksi Tn.A tampak meringis,wajah
nya tampak pucat dan tampak sering memegang daerah abdomen yang mengalami
nyeri ,pada saat perawat B melakukan perkusi pada daerah tersebut terdengar bunyi
seperti gendang .TD 120/80 mmhg, RR 20x/I, N 80x/I, S 37◦
Learning objektif:
2.Jenis data apa sajakah yang telah dikmpulkan oleh perawat B pada Tn.A
tersebut?
STEP I
1. Ruangan poli
2. Pemeriksaan fisik
3. Anamnesa
4. Nyeri
5. Meringis
6. Wajah pucat
7. Data inspeksi
8. Perkusi
Jawab
1. Ruangan poli (poli umum ) merupakan salah satu layanan yang ada dirumah sakit
yang memberikan pelayanan kedokteran berupa pemeriksaan kesehatan,
pengobatan dan penyuluhan kepada pasien atau masyarakat agar tidak terjadi
penularan dan komplikasi penyakit, serta meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran masyarakat dalam bidang kesehatan .
2. Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis merupakan sebuah proses dari seorang
ahli media memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit.
Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam media . Pemeriksaan fisik dan rekam
medis akan membantu dalam penegakan diagnose dan perencanaan perawatan
pasien.
3. Anamnesa adalah suatu teknik pemeriksaan paling awal dalam melakukan
pelayanan kedokteran yang dilakukan leeway percakapan atau wawancara antara
dokter / tenaga kesehatan lainnya dengan pasien baik secara langsung atau
melalui orang lain yang paling mengetahui tentang kondisi kesehatan pasien.
4. Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat kerusakan jaringan , baik actual maupun potensial atau yang digambarkan
dalam bentuk kerusakan tersebut.
5. Meringis adalah suatu mimik wajah yang mengisyaratkan rasa tidak nyaman atau
sakit , biasanya meringis merupakan reaksi saat pasien merasakan nyeri dari suatu
penyakit .
6. Wajah pucat adalah ketika tubuh kita tidak mendapat cukup okseigen atau
kekurangan sel darah merah , kulit kita akan berubah warna menjadi pucat. Pucat
tidak hanya terlihat pada wajah , tapi juga tubuh lain seperti tangan dan lidah .
7. Data inspeksi adalah data yang didapat dari proses pemeriksaan dengan metode
pengamatan /observasi menggunakan pancaindra untuk mendeteksi masalah
kesehatan pasien yang sedang sakit
8. Perkusi adalah sebuah instrumen dari getaran suara dan nada yang berasal dari
suatu tubuh yang diketuk dan juga bertujuan untuk mengetahui bentuk lokasi, dan
struktur dibawah kulit. Perkusi bisa dilakukan secara langsung dan tidak langsung
. Perkusi secara langsung dilakukan dengan mengetukkan jari tangan langsung
pada permukaan tubuh.
9. Abdomen adalah sebuah rongga besar yang dilingkupi oleh otot-otot perut pada
bagian ventral dan lateral , serta adanya kolumna spinalis di sebelah dorsal.
STEP 2
1. Selain melakukan anamnesis apakah ada tindakan lain yang harus dilakukan oleh
perawat b terhadap pasien tn. A?
2. Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik kemungkinan penyakit apa yang
diderita oleh pasien atau lebih tepatnya diagnosa keperawatan yang didapatkan
berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik tersebut ?
3. Apa saja tahapan pemeriksaan anamnesa ?
4. Mengapa perawat melakukan anamnesa dan perkusi terhadap pasien ? apakah
tidak ada tindakan yang lain ?
5. Apa saja kriteria hasil yg harus dicapai pada kasus tersebut?
6. Intervensi keperawatan seperti apa yg dapat dilakukan perawat pada kasus
tersebut?
STEP 3
B. Tes tinja dan napas, untuk mendeteksi keberadaan bakteri Helicobacter pylori,
bakteri yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
C.Tes pencitraan. Beberapa jenis tes pencitraan yang mungkin dilakukan adalah:
Perut sebelah kiri bagian atas terdiri dari berbagai macam organ. Mulai
dari lambung, pankreas, limpa, hingga ginjal. Nah, berikut ini penyakit yang
bisa ditandai oleh sakit perut sebelah kiri bagian atas, yaitu:
Sakit perut sebelah kiri juga bisa menandai adanya masalah pada organ
pankreas. Peradangan pankreas terbagi dua, akut dan kronis. Meski
peradangan akut berlangsung singkat, tapi tetap bisa menyebabkan
kerusakan serius.
Selain dua kondisi di atas, sakit perut sebelah kiri bagian atas juga bisa
menandai masalah ginjal. Contohnya, infeksi ginjal atau batu ginjal. Hati-
hati, keduanya dapat menimbulkan masalah yang cukup serius. Infeksi
ginjal bisa menimbulkan komplikasi abses ginjal, sepsis, dan gagal ginjal.
4). Divertikulitis
Divertikulitis bisa ditandai dengan nyeri atau sakit perut sebelah kiri
bagian atas. Rasa nyeri ini biasanya muncul setelah makan atau bergerak.
Divertikulitis merupakan peradangan atau infeksi pada divertikula
(kantung-kantung yang terbentuk di saluran pencernaan, terutama usus
besar). Pada beberapa kasus, divertikulitis bisa menyebabkan buang air
besar berdarah.
Hal yang perlu digaris bawahi, sakit perut sebelah kiri bagian atas tidak
hanya mengindikasian empat penyakit di atas. Keluhan ini juga bisa menandai
adanya tinja yang mengeras, pneumonia, cedera, serangan jantung atau
kanker.( Reny 051 )
a. Pemeriksaan fisik
b. Tindakan Diagnostik
c. Tindakan Medis
MID MAPPING
Tahap pengkajian
keperawatan
STEP 5
Jawaban LO
Data subjektif
2. Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data-data yang diumpulkan dari orang
terdekat klien (keluarga), seperti orang tua, saudara, atau pihak lain yang
mengerti dan dekat dengan klien
3. Data Lainnya
Catatan klien (perawatan atau rekam medis klien) yang merupakan
riwayat penyakit dan perawatan klien di masa lalu.
2. Wawancara
Adalah metode pengumpulan data dimana pewawancara,perawat,
mendapatkan respon klien dengan tatap muka.
Fase wawancara
a. Persiapan
Perawat menyiapanya dengan melihat kemmbali informasi tentang
klien dalam catatan medik. Suatu saathal ini mungkin terbatas bila
perawat merupakan orang pertama yang menhadapi klien. Perawat
juga melihat kembali literarur yang berkenaan dengan masalah
kesehatan klien . Wawancara dilakukan dengan suasana yang
nyaman , situasi yang setenang mungkin.
b. Orientasi
Perawat menjalaskan tujuan wawancara dan mengenal klien dengan
dekat. Klien mempelajari tenrang jenis pertanyaan yang akan diajukan.
Klarifikasi diberikan sehubungan dengan kerahasiaan
informasi.Pendekatan profesional perwat membangkitkan kepercayaan
klien. Hal ini amatlah penting bila perawat ingin mempelajari tentang
motivasi, kekuatan dan sumber klien. Perawat membantu klien
mengatasi kecemasan, rasa tidak berdaya dan latar belakang pribadi
dan informasi yang hendak di diskusikan
c. Fase kerja
Perawat memusatkan wawancara pada dimensi kesehatan klien ,
menggunakan model yang membentuk data dasar untuk
mengidentifikasi diagnose keperawatan yang mungkin terjadi.Perawat
menggunakan keterampilan berwawancara untuk mengklarifikasi dan
memvalidasi informasi sehingga pemecahan masalah klinis yang tepat
dapat terlaksana. Data yang terkumpul nantinya akan diperkuat dengan
penemuan dari pemeriksaan fisik. Perawat dan klien bekerjasama
dalam mengidentifikasi masalah dan memilih tujuan asuhan.
d. Fase terminasi
Perawat mengakhiri wawancara dengan menyimpulkan data yang telah
terkumpu. Masalah atau diagnosa dan tujuan yang divalidasi bersama
klien. Perawat menjelaskan bagaimana kontak tambahan akan
dilaksanakan dengan klien, termasuk persiapan pemeriksaan fisik. Hal
ini membantu memberikan klien petunjuk kapan wawancara berakhir.
3. Konsultasi
Seorang spesialis diminta untuk mengidentifikasi cara-cara untuk
pengobatan dan menangani masalah – masalah klien.
4. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik klien untuk
menentukan masalah kesehatan klien. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan
dengan berbagai cara, diantaranya adalah
a. Inspeksi
Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian
tubuh yang diperiksa melalui pengamatan. Hasilnya seperti : Mata
kuning (icteric), terdapat struma di leher, kulit kebiruan (sianosis),
dll
b. Palpasi
Adlaah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui perabaan
terhadap bagian-bagian tubuh yang mengalami kelainan. Misalnya
adanya tumor, oedema, krepitasi (patah/retak tulang),
c. Auskultasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui pendengaran.
Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-
hal yang didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan
bising usus.
d. Perkusi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan mengetuk bagian
tubuh menggunakan tangan atau alat bantu seperti reflek hammer
untuk mengetahui reflek seseorang (dibicarakan khusus). Juga
dilakukan pemeriksaan lain yang berkaitan dengan kesehatan fisik
klien. Misalnya : kembung, batas-batas jantung, batas hepar-paru
(mengetahui pengembangan paru).
E. Klasifikasi Data
1. Data Subjektif
Data Subjektif menunjukan persepsi dan sensasi klien tentang masalah
kesehatan. Klien mengungkapkan persepsi dan perasaan subjektif seperti
jati diri atau nyeri. Data subjektif adalah informasi yang diucapkan klien
kepada perawat selama wawancara pengkajian keperawatan, yaitu
komentar yang di dengar oleh perawat. Data subjektif atau gejala adalah
fenomena yang dialami oleh klien dan mungkin suatu permulaan
kebiasaan dari sensasi normal klien.
2. Data Objektif
Data Objektif merupakan data yang diperoleh melalui indra perawat. Data
objektif adalah informasi dimana perawat dapat:
a. Melihat (Inspeksi)
b. Merasakan (Palpasi)
c. Mendengar (auskultasi)
d. Mengetuk (perkusi)
Contoh data objektif:
Observasi : Hidung mengembang
Wajah meringis
Pernapasan 30 , dangkal
Hemoglobin (Hb) 7,8g/dl
Kalium serum (K+) 2,5 eEq/L
Palpasi : Kandung kemih teraba, nyeri tekan di abdomen
kuadran kanan bawah.
Auskultasi : Bunyi di lobus kanan bawah paru.
Perkusi : Pekak di lobus kanan bawah paru.
Pekak di abdomen kuadran kanan bawah.
F. Validasi
Validasi data merupakan perbandingan data subjektif dengan data objektif
yang dikumpulkan dari sumber primer (klien) dan sekunder (misalnya catatan
kesehatan) dengan nilai dan standar norma yang diterima. Suatu standar nilai
merupakan aturan atau ukuran yang lazim dipakai.
Perawat membandingkan komentar klien, data subjektif dengan data objektif
klien yang dapat diukur. Perawat memeriksa apakah data objektif memvalidasi data
subjektif. Perawat memeriksa apakah nilai klien, subjektif, objektif terletak pada
rentang nilai dan standar normal yang lazim di pakai, seperti tanda – tanda vital yang
normal, nilai laboratorium, pemeriksaan diagnostik, kelompok makanan dasar,
pertumbuhan dan perkembangan yang normal.
G. Pencatatan dan pelaporan pengkajian keperawatan
Fokus dokumentasi pengkajian pada data klinik adalah perawat dapat
mengimplementasikan dan mengorganisasi data. Bentuk dokumentasi dapat berupa
data dasar, lembar alur (flow sheet) dan catatan perkembangan, yang semuanya
termasuk tipe pengkajian informasi. Untuk mencapai catatan pengkajian secara
aktual, maka perlu dipertimbangkan pedoman dalam pembuatan pencatatan
pengkajian, diantaranya :
Potter, Patricia A (2005). Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses, dan
praktik. yogyakarta: Buku kedokteran EGC.
http://www.google.co.id/
#hl=id&source=hp&biw=1024&bih=406&q=pengkajain+keperawatan&aq=f&aqi=&
aql=&oq=&gs_rfai=&fp=d3b3af5896ffdfd6
Rohman Nikma, S.Kep., Ns. Walia saiful S.Kep., Ns. 2009. Proses Keperawatan
Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:AR-RUZZ MEDIA