TALIPES
AQUINOVARUS
(CTEV)
PADA ANAK
KELOMPOK 12
Nama anggota :
01 02
Pengertian CTEV Klasifikasi CTEV
03 04
Etiologi CTEV Pathway
05 06 07
Patofisiologi Manifestasi klinis Pemeriksaan
penunjang
08 09 10
Penatalaksanaan Komplikasi Asuhan
Keperawatan CTEV
Pengertian CTEV
4. Kaki bagian depan dan tengah inversi dan adduksi. Ibu jari kaki terlihat
relatif memendek.
Tanda dan gejala
5. Bagian lateral kaki cembung, bagian medial kaki cekung dengan alur atau
cekungan pada bagian medial plantar kaki. Kaki bagian belakang equinus.
Tumit tertarik dan mengalami inversi, terdapat lipatan kulit transversal
yang dalam pada bagian atas belakang sendi pergelangan kaki. Atrofi otot
betis, betis terlihat tipis, tumit terlihat kecil dan sulit dipalpasi.
6. Tulang belakang harus diperiksa untuk melihat kemungkinan adanya spina
bifidia. Sendi lain seperti sendi panggul, lutut, siku dan bahu harus
diperiksa untuk melihat adanya subluksasi atau dislokasi.
Tanda
Tanda dan
dan gejala
gejala
7. Pada manipulasi akan terasa kaki kaku, kaki depan tidak dapat diabduksikan dan
dieversikan, kaki belakang tidak dapat dieversikan dari posisi varus. Kaki yang kaku ini yang
membedakan dengan kaki equinovarus paralisis dan postural atau positional karena posisi
intra uterin yang dapat dengan mudah dikembalikan ke posisi normal. Luas gerak sendi
pergelangan kaki terbatas. Kaki tidak dapat didorsofleksikan ke posisi netral, bila
disorsofleksikan akan menyebabkan terjadinya deformitas rocker-bottom dengan posisi tumit
equinus dan dorsofleksi pada sendi tarsometatarsal. Maleolus lateralis akan terlambat pada
kalkaneus, pada plantar fleksi dan dorsofleksi pergelangan kaki tidak terjadi pergerakan
maleoulus lateralis terlihat tipis dan terdapat penonjolan korpus talus pada bagian bawahnya.
Tanda dan gejala
USG kehamilan
Skor
Skorpirani
pirani
Rontgen
USG Kehamilan
USG dapat dilakukan untuk skrining clubfoot pada
masa kehamilan. Pemeriksaan bisa dilakukan pada usia
gestasi di atas 13 minggu, karena karakteristik plantar fleksi
dan adduksi pada janin di bawah usia gestasi 13 minggu dapat
berubah.
Diagnosis USG didasarkan pada visualisasi
permukaan plantar kaki janin pada bidang sagital yang sama
dengan kedua tulang ekstremitas bawah. Posisi abnormal
yang ditemukan haruslah persisten dan tidak dipengaruhi oleh
gerakan kaki janin. Selain itu, kaki harus divisualisasikan
jauh dari dinding rahim. USG tiga dimensi dapat memberikan
gambaran yang lebih jelas.
Rontgen
Pemeriksaan rontgen tidak dilakukan secara rutin
pada bayi baru lahir karena tulang di kaki yang telah
mengalami osifikasi masih sedikit. Akan tetapi, jika terdapat
etiologi teratogenik pada riwayat pasien, seperti konsumsi
sodium aminopterin, pemeriksaan rontgen perlu dilakukan,
terutama posisi AP-lateral kaki dan tibia.
Pemeriksaan rontgen juga diperlukan sebagai alat
evaluasi, yaitu baseline sebelum dan setelah dilakukan
koreksi. Pemeriksaan rontgen pada kasus clubfoot dapat
dilakukan pada bayi usia 3-4 bulan, dengan dua sisi yaitu sisi
anteroposterior (AP) dan posisi lateral dalam posisi stress
dorsiflexion.
Skor pirani
1. Pemasangan Gips
Pemasangan gips secara berkala
yang dilakukan setiap minggu selama kurang
lebih 6 minggu. Penggantian gips umumnya
dilakukan diantara interval 7 hari, gips dapat
dibuka di rumah dengan mencelupkan ke air
hangat. Namun, pada umumnya setelah 5-6x
repetisi akan dilakukan evaluasi ulang apakah
pasien sudah cukup dengan tatalaksana gips
saja ataukah perlu ditambahkan pemanjangan
tendon Achilles di tumit dengan cara bedah
minimal invasif.
NON OPERATIF
2. Pemakaian Sepatu Dennis-Brown
Setelah pemasangan gips dinilai sudah cukup
berhasil, maka akan dilanjutkan dengan
pemakaian sepatu Dennis-Brown. Sepatu ini
adalah sepatu khusus untuk penderita kaki
pengkor yang dihubungkan dengan bar selebar
bahu. Sepatu ini berguna untuk
mempertahankan posisi kaki paska koreksi.
Pemakaian sepatu ini dipakai selama kurang
lebih 3 bulan pertama setelah gips terakhir
dilepas. Setelah itu anak harus memakai sepatu
ini selama 12 jam pada malam hari dan 2-4 jam
pada siang hari. Sehingga total pemakaian 14-16
jam dalam sehari sampai anak berusia 3-4
tahun.
NON OPERATIF
3. Perawatan Gips di Rumah
• Cek peredaran darah kaki
Setiap jam selama 6 jam pertama setelah gips dan selanjutnya 4
kali sehari. Tekan jari-jari secara lembut dan perhatikan kembalinya aliran
darah. Jari-jari akan menjadi pucat dan jika aliran darah ke kaki masih baik,
secara cepat kembali menjadi merah muda. Ini dinamakan “terisi“. Jika jari-
jari gelap, dingin dan tidak terisi (dari putih ke merah muda), gips mungkin
terlalu ketat. Jika hal ini terjadi, kembali ke dokter anda atau ke UGD
setempat dan minta mereka untuk mengecek gipsnya. Jika anak anda
memakai gips fiberglass, lepaskan gipsnya.
• Perhatikan level ujung jari-jari dan ujung gips.
Jika jari-jari kelihatan “melesak masuk“ ke dalam gips, kembali ke
dokter anda atau klinik untuk dievaluasi.
NON OPERATIF
• Jaga gips supaya tetap bersih dan kering.
Jika gips jadi kotor sebaiknya dilap dengan kain yang sedikit basah.
Hindari paparan air dan jaga tetap kering.
• Gips sebaiknya diletakkan di atas bantal (atau bantalan lembut) sampai kering
dan keras.
Dengan posisi bayi terlentang, letakkan bantal dibawah gips untuk
elevasi tungkai sehingga bagian tumitnya keluar sedikit dari bantal. Hal ini
mencegah tekanan di tumit yang dapat menyebabkan luka.
• Cegah gips kotor
Dengan sering mengganti popoknya. Jaga ujung atas gips di luar
popok untuk mencegah urin/feses masuk ke dalam gips. Popok sekali pakai
dan popok dengan karet pinggang yang elastik sangat ideal.
OPERATIF
Operasi dilakukan dengan melepaskan jaringan lunak yang mengalami
kontraktur maupun dengan osteotomy. Osteotomy biasanya dilakukan pada kasus
club foot yang neglected/ tidak ditangani dengan tepat. Kasus yang resisten paling
baik dioperasi pada umur 8 minggu, tindakan ini dimulai dengan pemanjangan
tendo Achiles ; kalau masih ada equinus, dilakukan posterior release dengan
memisahkan seluruh lebar kapsul pergelangan kaki posterior, dan kalau perlu,
kapsul talokalkaneus. Varus kemudian diperbaiki dengan melakukan release
talonavikularis medial dan pemanjangan tendon tibialis posterior. Pada umur > 5
tahun dilakukan bone procedure osteotomy.
Diatas umur 10 tahun atau kalau tulang kaki sudah mature, dilakukan
tindakanartrodesis triple yang terdiri atas reseksi dan koreksi letak pada tiga
persendian, yaitu : art. talokalkaneus, art. talonavikularis, dan art. kalkaneokuboid.
Komplikasi
Dekubitus