Anda di halaman 1dari 6

PROTOKOL PEMBERIAN TERAPI TEPID WATER SPONGE UNTUK

MENURUNKAN SUHU TUBUH PADA ANAK

Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Anak

Dosen : Dwi Retno W, M.Kep, Sp.Kep, An

Disusun oleh :
Devit Nasrudin Latif : C1AB23071

PROGRAM RPL STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI 2023
NARASI PERBANDINGAN

Demam merupakan suatu indikasi terjadinya infeksi virus, bakteri atau


penyakit serius lainnya. Ketidakmampuan mekanisme kehilangan panas untuk
mengimbangi produksi panas yang berlebih sehingga menyebabkan peningkatan
suhu tubuh. Penentuan demam juga ditentukan berdasarkan pembacaan suhu pada
waktu yang berbeda dalam satu hari kemudian dibandingkan dengan nilai suhu
normal individu. Jaringan dan sel tubuh akan berfungsi secara optimal jika suhu
tubuh dalam batas normal dimana berkisar dari 36,5–37,5°C.

Penanganan terhadap demam dapat dilakukan dengan tindakan farmakologis,


tindakan non farmakologis maupun kombinasi keduanya. Tindakan farmakologis
yaitu memberikan obat antipiretik (bisa obat oral ataupun melalui IV). Tindakan
non farmakologis yaitu tindakan tambahan dalam menurunkan panas yang
dilakukan setelah pemberian obat antipiretik. Kompres adalah salah satu tindakan
non farmakologis untuk menurunkan suhu tubuh bila anak mengalami demam.
Ada beberapa macam kompres yang bisa diberikan untuk menurunkan suhu tubuh
yaitu Tepid Water Sponge dan kompres air hangat.

Tepid water sponge suatu metode alternatif non farmakologis untuk


menurunkan suhu tubuh. Tepid water sponge adalah sebuah teknik kompres
hangat yang menggabungkan teknik kompres blok pada pembuluh darah
supervisial dengan teknik seka, pemberian tepid sponge memungkinkan aliran
udara lembab membantu pelepasan panas tubuh dengan cara konveksi. Suhu
tubuh lebih hangat daripada suhu udara atau suhu air memungkinkan panas akan
pindah ke molekul-molekul udara melalui kontak langsung dengan permukaan
kulit.

Metode kompres yang lebih baik adalah kompres tepid sponge bath. Tepid
sponge bath merupakan suatu prosedur untuk meningkatkan kontrol kehilangan
panas tubuh melalui evaporasi dan konduksi dengan mendilatasi pembuluh darah
superficial, yang biasanya dilakukan pada pasien yang mengalami demam tinggi.
Dari analisa yang saya lakukan dari kedua SOP pemberian terapi pemberian
tepid sponge bath terdapat perbedaan urutan dalam fase pelaksanaan dan fase
kerja, untuk yang bersumber dari youtube prosedur pelaksanaannya yaitu :

1. Cuci tangan

2. Jaga privasi pasien

3. Gunakan sarung tangan jika diperlukan

4. Ukur suhu, denyut nadi dan pernafasan

5. Pasang alas linen tahan air diatas tempat tidur

6. Buka pakaian klien

7. Selimuti pasien dengan selimut mandi / handuk

8. Periksa suhu air yang ada di baskom, pastikan suhunya tidak lebih tinggi dari
suhu klien atau sekitar 300 C

9. Siapkan washlap, celupkan kedalam air hangat, peras sebelum diletakkan di


klien.

10. Letakkan washlap pada daerah leher dan daerah lipat lutut atau popliteal
selama 5 menit atau washlap menjadi lebih kering / ganti setiap 5 menit.

11. Dilanjutkan kompres daerah ekstrimitas selama 5 menit

12. Lanjutkan dengan mengompres daerah abdomen, dada, dan punggung.

13. Keringkan area yang telah dikompres

14. Kaji ulang suhu, nadi dan pernafasan serta respon pasien apakah pasien
kedinginan, gemetar, pucat, cyanosis.

15. Jika tidak ada efek samping, tindakan dapat dilakukan selama 30 menit
sampai pasien kehilngan suhu 0,6 – 1 0 C

16. Awasi TTV setiap 10 menit, jika terjadi efek samping hentikan
tindakan,lapor dokter.

17. Jika tindakan selesai keringkan tubuh klien dengan cara mengusap
18. Kenakan kembali pakaian klien

19. Simpan handuk / selimut mandi yang kotor di keranjang pakaian kotor,
rapikan alat.

20. Evaluasi respon pasien, TTV Klien, dokumentasikan tindakan yang sudah
dilakukan,(tanggal, waktu, identitas klien, tindakan yang dilakukan, respon
klien, suhu sebelum dan sesudah tindakan).

Sedangkan untuk fase kerja yang bersumber dari dosen pengampu mata kuliah
keperawatan anak adalah sebagai berikut :

a. Menjaga privacy anak


b. Mencuci tangan
c. Memakai sarung tangan
d. Mengatur posisi anak supinasi
e. Melakukan pemeriksaan suhu tubuh anak dengan thermometer sesuai
kebutuhan
f. Memasang pengalas perlak atau letakkan bantal tahan air dibawah tubuh anak
dan lepaskan pakaian
g. Mempertahankan selimut mandi diatas bagian tubuh yg tidak dikompres.
Tutup jendela dan pintu untuk mencegah aliran udara ke dalam ruangan
h. Memeriksa suhu air seusuai suhu ruangan (37ºC) dengan thermometer air
i. Mencelupkan waslap dalam air dan letakkan waslap yg sudah basah dibawah
masing-masing aksila dan lipat paha. Bila menggunakan bak mandi, rendam
anak selama 2-3 menit
j. Mengompres daerah ekstremitas selama 5 menit. Periksa respon anak.
k. Mengeringkan ekstremitas dan kaji ulang nadi dan suhu tubuh anak.
Observasi respon klien terhadap terapi.
l. Lanjutkan mengkompres akstremitas lain, punggung dan bokong setiap 5
menit. Kaji ulang suhu dan nadi tiap 15 menit
m. Mengganti air dan lakukan kembali kompres pada aksila dan lipatan paha
sesuai kebutuhan
n. Bila suhu tubuh turun sedikit diatas normal (38˚C) hentikan prosedur
o. Mengeringkan ekstremitas dan bagian tubuh secara menyeluruh. Selimuti
anak dengan selimut mandi
p. Mengangkat perlak bantal tahan air, ganti linen tempat tidur bila basah
q. Mengukur suhu tubuh anak
r. Merapihkan alat , membuka sarung tangan
s. Mencuci tangan
Dalam tahapannya kedua SOP tersebut juga memiliki perbedaan diantaranya :
untuk yang bersumber dari video youtube terdiri dari 2 bagian yaitu prosedur
sebelum pelaksanna dan prosedur saat pelaksanaanya, sedangkan yang bersumber
dari dosen pengampu terdiri dari fase orientasi, fase kerja dan fase terminasi
namun keduanya tidak memiliki perbedaan yang signifikan.

Walaupun keduanya memiliki perbedaan dalam fase kerja dan pelaksanaannya


akan tetapi keduanya memiliki manfaat yang berbeda yaitu :Dapat menurunkan
0
suhu 0,6 – 1 C tepat untuk peningkatan suhu tubuh akibat virus, sistemik
inflamasi (shreekanth&sharif, 2015), Menurunkan panas 1-5 0 C dalam waktu 30-
40 menit, dapat dokolaborasi dengan pemberian antipiretik 1 jam sebelum
tindakan (AAP, 2015), dan Intervensi terapi antipiretik dan juga taping sponge
lebih cepat menurunkan panas dan menimbulkan rasa nyaman (Setiawati,
Rustiana & kuntanti, 2015).

Adapun persiapan alat yang harus disispkan dalam video yang bersumber dari
youtube adalah sebaga berikut :

1. Baskom berisi air hangat 26,7-33,9 0 C


2. Thermometer air
3. Thermometer tubuh
4. Selimut mandi
5. Alas linen tahan air
6. Handuk
7. Handuk kecil / wahlap 6 pc
8. Sarung tangan
Sedangkan untuk yang bersumber dari dosen pengampu tidak dijelaskan
persiapan alat yang harus disediakan sebelum tindakan.
Selanjutnya untuk kontra indikasi hanya dijelaskan yang bersumber dari
youtube, diantara nya adalah :

1. Neonatus (BBLR/BBLRS).
2. Luka dan iritasi di tempat sekitar kompres .

Anda mungkin juga menyukai